Anda di halaman 1dari 20

MAKALAH

INOVASI KURIKULUM TINGKAT SATUAN PEMBELAJARAN (KTSP)


DAN KURIKULUM 2013

Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah


Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran

Dosen Pengampu: Dr. Husni Idris, M.Pd

Penyusun :

Muhammad Rizki (1920100005)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS PROGRAM PASCASARJANA
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SAMARINDA
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warahmatullah Wabarakatuh

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah Swt. yang telah memberikan

rahmat, karunia, serta taufik dan hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan

makalah tentang “Inovasi Kurikulum” ini dengan baik meskipun banyak

kekurangan di dalamnya. Tak lupa shalawat serta salam kita haturkan kepada

junjungan Nabi Muhammad Saw. Dan juga kami berterima kasih pada Bapak Dr.

Husni Idris, M.Pd selaku dosen mata kuliah Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran

yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah

wawasan serta pengetahuan kita mengenai Inovasi Pendidikan dan Pembelajaran.

Kami juga menyadari sepenuhnya bahwa dalam makalah ini terdapat kekurangan

yang jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu, kami berharap adanya kritik, saran

dan usulan demi perbaikan makalah di masa yang akan datang.

Semoga makalah sederhana ini dapat dipahami bagi siapapun yang

membacanya.

Wassalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Samarinda, 19 November 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI
HALAMAN SAMPUL ................................................................................ i
KATA PENGANTAR ................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN ................................................................ 1
A. Latar Belakang .................................................................. 1
B. Rumusan Masalah ............................................................. 2
C. Tujuan Masalah.................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN ................................................................... 3
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) ................ 3
B. Kurikulum 2013 ................................................................. 8
C. Kelebihan dan Kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013... 12
BAB III PENUTUP ............................................................................. 15
A. Simpulan ........................................................................... 15
B. Saran ................................................................................. 15
DAFTAR PUSTAKA .................................................................................. 17

iii
I.PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah

Dinamika yang terjadi dalam kurikulum merupakan suatu hal yang wajar

karena dengan adanya perubahan memunculkan suatu inovasi yang bertujuan untuk

meningkatkan kualitas pendidikan dari kurikulum yang sebelumnya. Jika ditelaah

ada tiga faktor yang membuat kurikulum harus selalu mengalami pembaharuan.

Pertama, karena adanya perubahan filosofi tentang manusia dan pendidikan,

khususnya mengenai hakikat kebutuhan peserta didik terhadap Pendidikan atau

pembelajaran. Kedua, cara penyampaian, karena cepatnya perkembangan ilmu dan

teknologi, sehingga subjek masalah yang harus disampaikan kepada peserta didik

semakin banyak dan beragam. Ketiga, adanya perubahan masyarakat, baik secara

sosial, politik, ekonomi, maupun daya dukung lingkungan alam, baik pada tingkat

lokal maupun global.

Berdasarkan dari beberapa faktor tersebut, maka salah satu kriteria

menentukan baik buruknya sebuah kurikulum dapat dilihat pada fleksibilitas dan
relevansinya terhadap perubahan. Selain itu dapat dilihat dari segi kemampuan

mengakomodasikan isu-isu bermuatan lokal dan isu-isu global. Hal ini didasarkan

pada kenyataan bahwa pendidikan harus mampu mengantarkan peserta didik untuk

hidup pada zaman mereka, serta memiliki wawasan global dan mampu bertindak

sesuai dengan kebutuhan lokal.

Berdasarkan dari hal tersebut maka pemerintah selalu memperbaharui

kurikulum sebagai persiapan peserta didik untuk menghadapi masa depan yang
memiliki daya saing tinggi. Sebagai contoh, inovasi dari pemerintah memunculkan

1
2

kurikulm KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan) sebagai penyempurna

kurikum berbasis kompetensi (KBK), dan beberapa tahun terakhir kurikulum

KTSP disempurnakan lagi dengan adanya kurikulum 2013, sehingga penting untuk

mengetahui dan menganalisis inovasi apa saja yang ada dalam kedua kurikulum

tersebut.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari latar belakang di atas dapat ditarik rumusan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimana pengertian, landasan, dan prinsip pengembangan KTSP?
2. Bagaimana pengertian, landasan, dan prinsip pengembangan Kurikulum 2013?
3. Bagaimana kelebihan dan kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013?
C. Tujuan Masalah

Adapun tujuan dari rumusan masalah di atas adalah sebagai berikut:

1. Mengetahui pengertian, landasan, dan prinsip pengembangan KTSP.

2. Mengetahui pengertian, landasan, dan prinsip pengembangan Kurikulum

2013.

3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013.


3

II.PEMBAHASAN
A. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
1. Pengertian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Menurut pasal 1 ayat (9) Undang-Undang Sisdiknas pengertian

kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,

dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman

penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan

tertentu. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) merupakan

penyempurnaan dari kurikulum 2004 atau disebut dengan kurikulum berbasis

kompetensi (KBK). Dalam pasal 1 ayat (15) Peraturan Pemerintahan No 19

tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan dinyatakan bawa KTSP

adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-

masing satuan pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan

pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus serta rencana pelaksanaan

pembelajaran.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah suatu ide tentang

pengembangan kurikulum yang diletakan pada posisi yang paling dekat dengan

pembelajaran yakni sekolah dan satuan pendidikan. KTSP merupakan

paradigma baru pengembangan kurikulum, yang memberikan otonomi luas

pada setiap satuan pendidikan, dan pelibatan masyarakat dalam rangka

mengefektifkan proses belajar mengajar di sekolah. Otonomi diberikan agar

setiap satuan pendidikan dan sekolah memiliki keleluasaan dalam mengelola

sumber daya, sumber dana, sumber belajar dan mengalokasikannya sesuai

prioritas kebutuhan, serta lebih tanggap terhadap kebutuhan setempat.


4

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang dikembangkan

sesuai dengan satuan pendidikan, potensi sekolah/daerah, karakteristik

sekolah/daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan karakteristik peserta

didik. Sekolah dan Komite Sekolah, atau Madrasah dan Komite Madrasah

mengembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dan silabus

berdasarkan kerangka dasar kurikulum dan standar kompetensi kelulusan.

KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun, dikembangkan dan


dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan yang sudah siap dan mampu

mengembangkannya dengan memperhatikan UU No. 20 Tahun 2003 Tentang

Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36.

2. Landasan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

KTSP dilandasi oleh undang-undang dan peraturan pemerintah sebagai

berikut:

a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Dalam Undang-Undang Sisdiknas pasal 35

dikemukakan bahwa Standar Nasional Pendidikan (SNP) terdiri atas standar


isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan yang harus ditingkatkan

secara berencana dan berkala. SNP digunakan sebagai acuan

pengembangan kurikulum, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana,

pengelolaan, dan pembiayaan. Pengembangan SNP serta pemantauan dan

pelaporan pencapaiaannya secara nasional dilaksanakan oleh suatu badan

standarisasi, penjaminan, dan pengendalian mutu pendidikan.


5

b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan. Peraturan Pemerinatah tersebut merupakan

peraturan tentang Standar Nasional Pendidikan. SNP merupakan kriteria

mininal tentang sistem pendidikan di seluruh wilayah negara kesatuan

republik indonesia. Dalam PP tersebut dikemukakan bahwa kurikulum

adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan

pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan


kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

c. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang

Standar Isi. Standar isi mencakup lingkup materi minimal dan tingkat

kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis

pendidikan tertentu. Termasuk dalam SI adalah : kerangka dasar dan

struktur kurikulum, Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD)

setiap mata pelajaran pada setiap semester dari setiap jenis dan jenjang

pendidikan dasar dan menengah. SI ditetapkan dengan Kepmendiknas No.

22 Tahun 2006.

d. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang


Standar Kompetensi Lulusan. Peraturan Menteri tersebut mengatur Standar

Kompetensi Lulusan untuk satuan pendidikan dasar dan menengah yang

digunakan sebagai pedoman penilaian dalam menentukan kelulusan peserta

didik. Standar kompetensi lulusan meliputi standar kompetensi lulusan

minimal satuan pendidikan dasar dan menengah, standar kompetensi

lulusan minimal kelompok mata pelajaran dan standar kompetensi lulusan

minimal mata pelajaran. Standar Kompetensi Lulusan merupakan


6

kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan dan

keterampilan sebagaimana yang ditetapkan dengan Kepmendiknas No. 23

Tahun 2006.

e. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2006. Mengatur

tentang pelaksanaan standar kompetensi lulusan dan standart isi. Dalam

peraturan ini dikemukakan bahwa satuan pendidikan dasar dan menengah

mengembangkan dan menetapkan kurikulum tingkat satuan pendidikan


dasar dan menengah sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan yang

bersangkutan berdasarkan pada: Undang-Undang No 20 Tahun 2003

tentang Sisdiknas pasal 36 sampai pasal 38, PP No. 19 Tahun 2005 tentang

Standar Nasional Pendidikan pasal 5 sampai pasal 18, dan pasal 25 sampai

pasal 27, Permendiknas No. 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk

tingkat satuan pendidikan dasar dan menengah, Permendiknas No. 23

Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk tingkat satuan

pendidikan dasar dan menengah.

3. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang pendidikan

dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan komite sekolah dengan

berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta

panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh Badan Standar Nasional

Pendidikan (BSNP), dengan memperhatikan prinsip-prinsip sebagai berikut:

a. Berpusat pada potensi, perkembangan, serta kebutuhan peserta didik dan

lingkungannya. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa


peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
7

agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang

Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan

menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk

mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta

didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan

kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral

berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.


b. Beragam dan terpadu, kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan

keragaman karakteristik peserta didik, kondisi lingkungan, jenjang, dan

jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap

perbedaan agama, suku, status sosial, dan gender. Kurikulum meliputi

substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan

pengembangan diri secara terpadu serta disusun dalam keterkaitan dan

kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni,

Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu,
semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik

untuk mengikuti dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan,

teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan hidup, Pengembangan kurikulum dilakukan

dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin

relevansi pendidikan dengan kebutuhan hidup dan dunia kerja. Oleh karena

itu, pengembangan kurikulum harus mempertimbangkan dan


8

memperhatikan pengembangan integritas pribadi, kecerdasan spiritual,

keterampilan berpikir, kreatifitas sosial, kemampuan akademik, dan

keterampilan vokasional.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan, Substansi kurikulum mencakup

keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian kurikulum dan mata

pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan

antarsemua jenjang Pendidikan.


f. Belajar sepanjang hayat, Kurikulum diarahkan kepada proses

pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang

berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara

unsur-unsur pendidikan formal, non-formal, dan informal dengan

memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang

serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

g. Seimbang antar kepentingan nasional dan kepentingan daerah, Kurikulum

dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional, dan

lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan

bernegara. Kepentingan global, nasional, dan lokal harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan perkembangan era globalisasi dengan tetap

berpegang pada motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara

Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

B. Kurikulum 2013 (K13)


1. Pengertian Kurikulum 2013

Kurikulum 2013 merupakan kurikulum terbaru, hasil penyempurnaan

kurikulum sebelumnya, Kurikulum KTSP atau Kurikulum tingkat satuan


9

pendidikan. Perubahan mendasar adalah dihilangkannya sistem penjurusan

pada jejang atau tingkat satuan pendidikan SMA.

Kurikulum 2013 yaitu kurikulum yang terintegrasi, maksudnya model

kurikulum yang dapat mengintegrasikan skill, themes, concept, dan topics baik

dalam bentuk within single disciplines, across several disciplines dan within

across learners.1 Dengan kata lain bahwa kurikulum terpadu sebagai sebuah
konsep adalah sebuah sistem dan pendekatan pembelajaran yang melibatkan

beberapa disiplin ilmu atau mata pelajaran untuk memberikan pengalaman yang

bermakna dan luas kepada peserta didik.

Bermakna di atas dalam arti konsep kurikulum tersebut terpadu, peserta

didik akan memahami konsep-konsep yang mereka pelajari itu secara utuh dan

realistis. Selanjutnya, dikatakan luas karena yang diolah tidak hanya dalam satu

ruang lingkup saja melainkan semua listas disiplin yang dipandang berkaitan

antar satu sama lain.2

2. Landasan Kurikulum 2013

Pengembangan Kurikulum 2013 dilandasi secara filosofis, yuridis, dan

konseptual sebagai berikut:

a. Landasan Filosofis

1) Filosofi Pancasila yang memberikan berbagai prinsip dasar dalam

pembangunan pendidikan.

1
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013, (Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013), h. 28.
2
Loeloek Endah Poerwati, Sofan Amri, Panduan Memahami Kurikulum 2013..., h. 29.
10

2) Filosofi pendidikan yang berbasis pada nilai-nilai luhur, nilai akademik,

kebutuhan peserta didik, dan masyarakat.

b. Landasan Yuridis

1) RPJMM 2010-2014 sektor pendidikan, tentang perubahan

metodologi pembelajaran dan penataan kurikulum.

2) PP No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan.

3) INPRES Nomor 1 Tahun 2010, tentang percepatan pelaksanaan


prioritas pembangunan nasional, penyempurnaan kurikulum, dan

metode pembelajaran aktif berdasarkan nilai-nilai budaya bangsa untuk

membentuk daya saing dan karakter bangsa.

c. Landasan Konseptual

1) Relevansi pendidikan.

2) Kurikulum berbasis kompetensi dan karakter.

3) Pembelajaran kontekstual.

4) Pembelajaran aktif.

5) Penilaian yang valid, utuh, dan menyeluruh.3

3. Prinsip Pengembangan Kurikulum 2013

Sesuai dengan kondisi negara, kebutuhan masyarakat, dan berbagai

perkembangan serta perubahan yang sedang berlangsung saat ini, dalam

pengembangan Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi perlu

memperhatikan dan mempertimbangkan prinsip-prinsip sebagai berikut:

3
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013,(Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya, 2013), h. 65.
11

a. Pengembangan kurikulum dilakukan mengacu pada standar nasional

pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.

b. Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan

prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan

peserta didik.

c. Mata pelajaran merupakan wahana untuk mewujudkan ketercapaian

kompetensi.
d. Standar kompetensi lulusan dijabarkan dari tujuan pendidikan nasional dan

kebutuhan masyarakat, negara, serta perkembangan global.

e. Standar isi dijabarkan dari standar kompetensi lulusan.

f. Standar proses dijabarkan dari standar isi.

g. Standar penilaian dijabarkan dari standar kompetensi lulusan, standar isi,

dan standar proses.

h. Standar kompetensi lulusan dijabarkan ke dalam kompetensi inti.

i. Kompetensi inti dijabarkan ke dalam kompetensi dasar yang

dikontekstualisasikan dalam suatu mata pelajaran.

j. Kurikulum satuan pendidikan dibagi menjadi kurikulum tingkat nasional,


daerah, dan satuan pendidikan; Tingkat nasional dikembangkan oleh

pemerintah; tingkat daerah dikembangkan oleh pemerintah daerah; tingkat

satuan pendidikan dikembangkan oleh satuan pendidikan.

k. Proses pembelajaran diselenggarakan secara interaktif, inspiratif,

menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi

aktif, serta memberi ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas dan
12

kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta

psikologis peserta didik.

l. Penilaian hasil belajar berbasis proses dan produk.

m. Proses belajar dengan pendekatan ilmiah.4

C. Kelebihan dan Kekurangan KTSP dan Kurikulum 2013

Pembahasan kelebihan dan kekurangan kedua kurikulum dipisahkan

dengan sub-bab dikarenakan substansi pada pembahasan ini lebih cenderung

kepada pendapat penulis sedangkan kedua sub-bab sebelum ini merupakan hasil

dari pengembangan atau inovasi kurikulum.

1. Kelebihan dan kekurangan KTSP

a. Kelebihan

1) Mendorong terwujudnya otonomi sekolah dalam penyelenggaraan

pendidikan.

2) Mendorong para guru, kepala sekolah, dan pihak manajemen sekolah

untuk semakin meningkatkan kreativitasnya dalam penyelenggaraan

program-program pendidikan.

3) KTSP sangat memungkinkan bagi setiap sekolah untuk menitikberatkan

dan mengembangkan mata pelajaran tertentu yang akseptabel bagi

kebutuhan siswa. Sesuai dengan kebijakan Departemen Pendidikan

Nasional yang tertuang dalam Peraturan Mendiknas No. 22 Tahun 2006

tentang Standar Isi (SI) dan Peraturan Mendiknas No. 23 tahun 2006

tentang Standar Kompetensi Lulusan (SKL), sekolah diwajibkan

menyusun kurikulumnya sendiri.

4
E. Mulyasa, Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013... h. 82.
13

4) KTSP memberikan peluang yang lebih luas kepada sekolah-sekolah

plus untuk mengembangkan kurikulum yang sesuai dengan kebutuhan.

b. Kekurangan

1) Kurangnya ketersediaan sarana dan prasarana pendukung sebagai

kelengkapan dari pelaksanaan KTSP.

2) Masih banyak guru yang belum memahami KTSP secara komprehensif

baik konsepnya, penyusunannya maupun prakteknya di lapangan.


2. Kelebihan dan kekurangan Kurikulum 2013

a. Kelebihan

1) Kurikulum 2013 menggunakan pendekatan yang bersifat alamiah

(kontekstual) karena berfokus dan bermuara pada hakikat peserta

didik untuk mengembangkan berbagai kompetensi sesuai dengan

kompetensinya masing-masing. Dalam hal ini peserta didik merupakan

subjek belajar dan proses belajar berlangsung secara alamiah dalam

bentuk bekerja dan mengalami berdasarkan kompetensi tertentu, bukan

transfer pengetahuan.

2) Kurikulum 2013 yang berbasis karakter dan kompetensi boleh jadi


mendasari pengembangan kemampuan-kemampuan lain. Penguasaan

pengetahuan dan keahlian tertentu dalam suatu pekerjaan,

kemampuan memecahkan masalah dalam kehidupan sehari-hari,

serta pengembangan aspek-aspek kepribadian dapat dilakukan secara

optimal berdasarkan standar kompetensi tertentu.


14

3) Ada bidang-bidang studi atau mata pelajaran tertentu yang dalam

pengembangannya lebih cepat menggunakan pendekatan kompetensi,

terutama yang berkaitan dengan keterampilan.

4) Lebih menekankan pada pendidikan karakter. Selain kreatif dan

inovatif, pendidikan karakter juga penting yang nantinya terintegrasi

menjadi satu. Misalnya, pendidikan budi pekerti luhur dan karakter

harus diintegrasikan kesemua bidang studi.


5) Asumsi dari kurikulum 2013 adalah tidak ada perbedaan antara anak

desa atau kota. Seringkali anak di desa cenderung tidak diberi

kesempatan untuk memaksimalkan potensi mereka.

6) Kesiapan terletak pada guru. Guru juga harus terus dipacu

kemampuannya melalui pelatihan-pelatihan dan pendidikan calon guru

untuk meningkatkan kecakapan profesionalisme secara terus menerus.

b. Kekurangan

1) Pemerintah seolah melihat semua guru dan siswa memiliki kapasitas

yang sama dalam kurikulum 2013. Guru juga tidak pernah

dilibatkan langsung dalam proses pengembangan kurikulum 2013.


2) Pengintegrasian mata pelajaran IPA dan IPS dalam mata pelajaran

Bahasa Indonesia untuk jenjang pendidikan dasar tidak tepat, karena

rumpun ilmu pelajaran-pelajaran tersebut berbeda.5

5
Safarin, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, (Jakarta: PT. Rajagrafindo Persada,
2014), h. 157.
15

III.PENUTUP
A. Simpulan

Adapun simpulan yang dapat penulis tarik dari pembahasan di atas adalah

sebagai berikut:

1. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah penyempurna dari

kurikulum 2004 atau lebih dikenal dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi

(KBK). KTSP berlandaskan undang-undang dan peraturan pemerintah serta

berpegang pada beberapa prinsip yang mengacu pada Standar Kompetensi

Lulusan dan Standar Isi.

2. Kurikulum 2013 (K13) adalah penyempurna dari kurikulum sebelumnya yaitu

KTSP, dengan perubahan yang paling mencolok adalah menghilangkan sistem

penjurusan pada tingkat SMA, serta lebih mengutamakan pada pendidikan

karakter. Kurikulum 2013 dilandasi oleh 3 hal yaitu fiolosofis, yuridis, dan

konseptual. Dengan prinsip yang memperhatikan kebutuhan masyarakat dan

perkembangan termutakhir yang ada pada saat ini.

3. Kelebihan dan kekurangan yang dimiliki dari kedua kurikulum tersebut terlihat

sangat mencolok pada hak otonomi pengembangan kurikulum pada KTSP dan
perubahan sistem pembelajaran pada Kurikulum 2013

B. Saran

Adapun saran yang dapat diberikan penulis dalam pembahasan makalah ini

adalah pengembangan inovasi dua kurikulum di atas adalah usaha terbaik yang

dilakukan oleh administator pendidikan dengan memegang prinsip-prinsip yang sesuai

dengan perkembangan zaman, sehingga untuk masa yang mendatang sudah semestinya
16

para administrator pendidikan terus berinovasi agar kurikulum selalu beradaptasi

dengan dinamika yang ada.


17

DAFTAR PUSTAKA
Amri, S. Loeloek Endah Poerwati, Panduan Memahami Kurikulum 2013, Jakarta: PT
Prestasi Pustakarya, 2013.
Mulyasa, E., Pengembangan dan Implementasi Kurikulum 2013, Bandung: PT.
Remaja Rosdakarya, 2013.
Safarin, Pengembangan Kurikulum Teori dan Praktik, Jakarta: PT. Rajagrafindo
Persada, 2014.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 19 Tahun 2005 Tentang Standar
Nasional Pendidikan.
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional.

Anda mungkin juga menyukai