Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH

Tentang

IMAN

DI SUSUN OLEH :

ISMAN DANIEL
NIM. 3204201317

Dosen Pengampu : Zulfan Ikram, MA

PRODI D-IV TEKNIK LISTRIK


POLITEKNIK NEGERI BENGKALIS
TAHUN AJARAN 2020 / 2021

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Yang Maha Esa yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah dan inayah-Nya sehingga kami dapat  menyelesaikan makalah
bertema “Iman”
Dalam menyelesaikan makalah ini, kami mendapatkan begitu banyak bimbingan dari
berbagai pihak, untuk itu saya mengucapkan banyak terimakasih kepada siapa saja yang
membantu dalam menyelesaikan makalah ini.
Mudah-mudahan makalah ini dapat memberikan manfaat dalam segala bentuk belajar
mengajar, Sehingga dapat mempermudah pencapaian tujuan pendidikan nasional. Namun
makalah ini masih belum sempurna, oleh karena itu saya mengharap kritik dan sarannya yang
akan menjadikan makalah ini lebih baik.

Bengkalis, 05 Januari 2021

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.......................................................................................................i
DAFTAR ISI.....................................................................................................................ii
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang......................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.................................................................................................1
C. Tujuan Pembuatan Makalah..................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Iman.....................................................................................................2
B. Unsur-Unsur Iman.................................................................................................2
C. Karakteristik Iman.................................................................................................4
D. Tingkatan Iman......................................................................................................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................6
B. Saran......................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................................7

ii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tak diragukan lagi bahwa siapapun ingin hidup bahagia. Masing-masing dalam hidup
ini mendambakan ketenangan kedamaian kerukunan dan kesejahteraan.
Sesungguhnya menurut ajaran Islam hanya iman yg disertai dgn amal shaleh yg dapat
menghantarkan kita baik sebagai individu maupun masyarakat ke arah itu.
“Barangsiapa yg mengerjakan amal shaleh baik laki-laki-laki-laki maupun perempuan dalam
keadaan beriman maka sesungguhnya akan Kami berikan kepadanya kehidupan yg baik dan
sesungguhnya akan Kami beri balasan kepada mereka dgn pahala yg lbh baik dari apa yg
telah mereka kerjakan.”
Dengan iman umat Islam generasi pendahulu mencapai kejayaan berhasil merubah
keadaan duni dari kegelapan menjadi terang benderang. Dengan iman masyarakat mereka
menjadi masyarakat adil dan makmur. Para umara’ melaksanakan perintah Allah para ulama
beramar ma’ruf dan nahi mungkar dan rakyat saling tolong-menolong atas kebajikan dan
kebaikan. Kalimatul Haq mereka junjung tinggi tiada yg mengikat antar mereka selain tali
persaudaraan iman.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini yakni:
1. Apa pengertian iman?
2. Bagaimana karakteristik iman?
3. Apa saja tingkatan iman?

C. Tujuan dan Manfaat Penulisan


Adapun tujuan pembuatan makalah ini yakni untuk memenuhi kewajiban sebagai
mahasiswa yakni membuat tugas yang diberikan oleh dosen, akan pemenuhan dari kewajiban
itupula tidak lepas ari banyaknya manfaat yang bisa didapatkan. Yaitu kita dapat mengetahui
apa pengertian dari iman, karakteristik iman, dan segala sesuatu tentang iman.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Iman
Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak
orientasi pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”.
Hati merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia
terdapat dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang
atau salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk
yang bernama manusia.
Iman menurut bahasa adalah membenarkan dengan hati atau percaya, sedangkan
menurut syara’ iman itu bukanlah suatu angan-angan akan tetapi apa yang telah mantap
dalam hati dan dibuktikan lewat amal perbuatan. Hal ini tercermin dalam salah satu hadis
Nabi yang berikut ini:
Terjemahnya:
“Iman itu bukanlah dengan angan-angan tetapi apa yang telah mentap di dalam hatimu
dan dibuktikan kebenarannya dengan amal”.
Dari definisi bahasa dan istilah diatas. Maka dipahami bahwa para pakar sepakat bahwa
iman adalah pembenaran dengan hati. Adapaun mengenai ucapan dan pengamalan anggota
badan, maka sebagian ulama memasukkannya sebagian dari pada iman sedang lainnya
menempatkan sebagai kelengkapan saja.

B. Unsur-Unsur Iman
Unsur-unsur iman atau disebut juga sebagai rukun iman. Rukun iman itu ada enam,
yaitu: iman kepada Allah, malaikatmalaikat Allah, kitab-kitab Allah, Rasul-Rasul Allah, hari
kiamat dan takdir baik buruk itu dari Allah.
1. Iman kepada Allah
Yang dimaksud iman kepada Alah adalah membenarkan adanya Allah swt, dengan cara
meyakini dan mengetahui bahwa Allah swt wajib adanya karena dzatnya sendiri (Wajib Al-
wujud li Dzathi), Tunggal dan Esa, Raja yang Maha kuasa, yang hidup dan berdiri sendiri,
yang Qadim dan Azali untuk selamanya. Dia Maha mengetahui dan Maha kuasa terhadap
segala sesuatu, berbuat apa yang ia kehendaki, menentukan apa yang ia inginkan, tiada
sesuatupun yang sama dengan-Nya, dan dia Maha mengetahui.

2
2. Iman kepada Para Malaikat
Syaikh Hafizh bin Ahmad Hakami mengatakan, yang di maksud iman kepada malaikat
adalah meyakini adanya malaikat, sebagai hamba Allah yang selalu tunduk dan beribadah.
Beriman dengan para malaikat adalah salah satu rukun iman. Mereka adalah sejenis makhluk
Allah yang selalu taat kepada-nya, tidak akan menentang perintahnya dan tidak makan atau
minum. Mereka juga senantiasa jaga dan tidak pernah tidur sekejappun, baik siang maupun
malam.
3. Iman kepada Kitab-Kitab Allah
Makna beriman kepada kitab-kitab ilahi yang merupakan bagian dari akidah mukmin
ialah membenarkan secara pasti kalam khusus Allah yang Dia Wahyukan kepada Rasul
pilihan-Nya, kemudian disatukan dan dsusun menjadi lembaran-lembaran atau kitab-kitab
suci. Yang dimaksud dengan iman kepada kitab-kitab Allah adalah membenarkan bahwa
kitab-kitab tersebut telah diturunkan oleh Allah. Kitab tersebut diturunkan melalui firman-
firman-Nya. Ada yang disampaikan secara langsung kepaa para Rasul tanpa perantara, ada
yang disampaikan melalui perantara malaikat, dan ada yang dia tulis sendiri.
4. Iman kepada Para Rasul
Iman kepada Rasul adalah percaya dan yakin bahwa Allah swt telah mengutus para
Rasul kepada manusi untuk memberi petunjuk kepada manusia, dan Nabi yang wajib kita
percayai itu ada dua puluh lima.
5. Iman kepada Hari Akhir
Hari akhir ialah Hari kiamat, termasuk kebangkitan (alba’ts), yaitu keluarnya manusia dari
kubur mereka dalam keadaan hidup, sesudah jazad mereka dikembalikan dengan seluruh
bagiannya seperti dulu kala di dunia.
6. Iman kepada Taqdir (Qadha dan Qadhar)
Iman kepada Qadha dan Qadhar adalah percaya bahwa segala hak, keputusan, perintah,
ciptaan Allah swt yang berlaku pada makhluknya termasuk dari kita (manusia) tidaklah
terlepas (selalu berlandaskan pada) kadar, ukuran, aturan dan kekuasaan Allah swt.

Jadi sebagai seorang mu’min kita wajib percaya kepada rukun-rukun iman yang akan
menjadi benteng yang kokoh dalam kehidupan kita di sunia. Dan kita memang harus yakin
bahwa Alah swt lah Tuhan kita, Islam sebagai agama, Muhammad sebagai Rasul, al-Qur’an
sebagai kitabullah dan petunjuk, serta kita berpegang teguh kepada agama islam, beriman
kepada semua yang telah diciptakan Allah swt.

3
C. Karakteristik Iman
Adapun karakteristik iman sebagai berikut.
1. Mereka menjadikan Allah dan Rasul-Nya lebih mereka cintai daripada anak,isteri,harta
benda dan segalanya.
“Katakanlah: “jika bapa-bapa , anak-anak , saudara-saudara, isteri-isteri, kaum
keluargamu, harta kekayaan yang kamu usahakan, perniagaan yang kamu khawatiri
kerugiannya, dan tempat tinggal yang kamu sukai, adalah lebih kamu cintai dari Allah dan
Rasul-Nya dan dari berjihad di jalan Nya, maka tunggulah sampai Allah mendatangkan
keputusan Nya”. Dan Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang
fasik.”(QS.9:24)
2. Orang yang beriman tidak akan izin untuk tidak ikut berjihad.
Orang-orang yang beriman kepada Allah dan hari kemudian, tidak akan meminta izin
kepadamu untuk tidak ikut berjihad dengan harta dan diri mereka. Dan Allah mengetahui
orang-orang yang bertakwa.Sesungguhnya yang akan meminta izin kepadamu, hanyalah
orang-orang yang tidak beriman kepada Allah dan hari kemudian, dan hati mereka ragu-ragu,
karena itu mereka selalu bimbang dalam keraguannya. (QS.9:44-45)
3. Mereka selalu mendengar dan taat jika Allah dan rasul-Nya memanggil mereka untuk
melaksanakan suatu perbuatan.
“Sesungguhnya jawaban orang-orang mukmin, bila mereka dipanggil kepada Allah dan
rasul-Nya agar rasul menghukum (mengadili) di antara mereka ialah ucapan. “Kami
mendengar, dan kami patuh”. Dan mereka itulah orang-orang yang beruntung.”(QS.24:51)
4. Mereka menjadikan Rasul sebagai hakim dlm setiap persoalan/permasalahannya.
“Maka demi Rabbmu, mereka (pada hakekatnya) tidak beriman hingga mereka
menjadikan kamu hakim terhadap perkara yang mereka perselisihkan, kemudian mereka
tidak merasa dalam hati mereka sesuatu keberatan terhadap putusan yang kamu berikan, dan
mereka menerima dengan sepenuhnya.”(QS.4:65)
5. Mereka memiliki iman yg mantap, tidak dicampuri dgn keragu-raguan sedikitpun dan
keimanannya dibuktikan dengan berjihad di jalan Allah dgn harta & jiwanya.
“Sesungguhnya orang-orang yang beriman itu hanyalah orang-orang yang
yakin(beriman) kepada Allah dan Rasul-Nya, kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka
berjuang (berjihad) dengan harta dan jiwa mereka pada jalan Allah. Mereka itulah orang-
orang yang benar. (QS.49:15)
6. Mereka taat kepada Allah,rasul-Nya, dan ulil amri serta mengembalikan seluruh
persoalan yg mereka perselisihkan kepada Al-Qur’an dan Sunnah rasulullah.

4
“Hai orang-orang yang beriman, taatilah Allah dan taatilah Rasul-Nya,dan ulil amri di
antara kamu. Kemudian jika kamu berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah
ia kepada Allah(Al-Quran) dan Rasul (sunnahnya), jika kamu benar-benar beriman kepada
Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama(bagimu) dan lebih baik akibatnya.”
(QS.4;59)

D. Tingkatan Iman
1. Iman yang terbit daripada “Taklid”
2. Hasil daripada mengikut fahaman orang lain,contohnya mengikut apa yang dikatakan
dan diajarkan oleh para Guru. Iman ini sangat lemah kerana tiada bukti dan hujah dapat
dikemukakan oleh seseorang itu apabila timbul keraguan.Hanya berpandukan
penerangan sesorang itu sahaja.
3. Iman yang tebit daripada “Ilmu”.
4. Hasil daripada pembelajaran mengenai dalil-dalil dan hujah-hujah yang berpandukan
Al-Quran,hadis dan para Ulama. Sesiapa yang telah mencapai tingkatan iman
ini,mereka akan berasa yakin dan mampu untuk menerangkan dan menghayati hakikat
iman itu sendiri.
5. Iman yang terbit daripada “Ayan”(ainun-mata).
6. Hasil daripada “muraqabatullah” iaitu rasa sentiasa diperhatikan oleh Allah dalam apa
jua keadaan sekalipun. Tingkatan ini dikurniakan oleh Allah kepada insan yang terpilih
sahaja
7. Iman yang terbit daripada “Hak”.
8. Hasil daripada “musyahadatullah” iaitu dapat melihat Allah dengan mata hati. Juga
dikurniakan kepada insane terpilih sahaja
9. Iman yang terbit daripada “Hakikat”.
10. Hasil daripada “fana’unfillah” iaitu tiada melihat selain dari Allah SWT. Para Wali
Allah hanya dapat mencapai sehingga ke tingkatan iman ini. Dimana mereka menjadi
fana’ kepada Allah dan tidak dapat menyedari dan mengawalnya.
11. Iman yang terbit daripada “Hakikatul hakikat”.
12. Juga hasil daripada “fana’unfillah” tetapi tingkatan ini hanya dikurniakan oleh Allah
kepada para Anbia sahaja. Dimana para nabi dan Rasul fana’ kepada Allah dengan
dapat melihat zat Allah itu tetapi masih mampu untuk mengawalnya dan hidup seperti
manusia biasa. Seperti Rasulullah dapat melihat syurga dan neraka ketika Isra’ dan
Mi’raj, tetapi masih turun kebumi dan dapat hidup seperti manusia biasa.

5
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Perkataan iman yang berarti ‘membenarkan’ itu disebutkan dalam al-Quran, di
antaranya dalam Surah At-Taubah ayat 62 yang bermaksud: “Dia (Muhammad) itu
membenarkan (mempercayai) kepada Allah dan membenarkan kepada para orang yang
beriman.” Iman itu ditujukan kepada Allah , kitab kitab dan Rasul. Iman itu ada dua Iman
Hak dan Iman Batil.
Definisi Iman berdasarkan hadist merupakan tambatan hati yang diucapkan dan
dilakukan merupakan satu kesatuan. Iman memiliki prinsip dasar segala isi hati, ucapan dan
perbuatan sama dalam satu keyakinan, maka orang – orang beriman adalah mereka yang di
dalam hatinya, disetiap ucapannya dan segala tindakanya sama, maka orang beriman dapat
juga disebut dengan orang yang jujur atau orang yang memiliki prinsip. atau juga pandangan
dan sikap hidup.
Berbicara tentang iman, tentu berbicara tentang keyakinan. Maka secara mutlak
orientasi pembahasan dititik beratkan pada jiwa seseorang atau lazimnya di sebut “qalbu”.
Hati merupakan pusat dari satu keyakinan, kita semua sepakat bahwa dalam diri manusia
terdapat dua unsur pokok kejadian, terbentuknya jazad dan rohani, apabila keduanya pincang
atau salah satu di antaranya kurang, maka secara mutlak tidak mungkin terbentuk makhluk
yang bernama manusia.

B. Saran
Dalam penulisan ini tentu terjadi banyak kesalahan. Saran dan kritikan tentu akan di
tampung guna untuk meperbaiki kesalahan tersebut. Penulis menyadari bahwa dalam
pembuatan makalah ini belum semua penulis jelaskan dalam pembahasan diatas, masih
terdapat banyak kekurangan dari itu penulis akan menerima segala saran dan masukan yang
membangun.

6
DAFTAR PUSTAKA

Abbas, Nurul Atifah. 2013. Iman. Link: https://nhurelnuyyuabbass.


wordpress.com/2013/04/18/makalah-iman/

Habib Zain bin Ibrahim bin Sumarth, Hidayatuth Thalibin Fi Bayan Muhimmatid Din,
Terj. Afif Muhammad, Mengenal Mudah Rukun Islam, Rukun Iman, Rukun Ikhsan secara
Terpadu, (A. Bayan, 1998), hlm. 113.

Anda mungkin juga menyukai