Anda di halaman 1dari 13

Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum

Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

KEPEMILIKAN HAK ATAS TANAH BAGI ORANG ASING DI INDONESIA

Mira Novana Ardani


Fakultas Hukum Universitas Diponegoro
miranovana@yahoo.com

ABSTRAK

Orang asing yang berkedudukan di Indonesia memerlukan tanah yang akan dijadikan tempat
tinggal mereka selama berada di Indonesia. Penelitian ini menggunakan pendekatan yuridis
empiris/sosiologis. Pengaturan kepemilikan hak atas tanah bagi orang asing di Indonesia, mulai dari
mendapat izin tinggal berada di Indonesia sampai dengan memperoleh hak atas tanah untuk tempat
tinggalnya perlu mendapat perhatian. Pelaksanaan dari aturan yang telah ada harus dilaksanakan secara
konsisten.

Kata kunci: Hak Atas Tanah; Kepemilikan; Orang Asing

A. PENDAHULUAN dapat mempertahankan, menjaga, serta


1. Latar Belakang mengelolanya supaya dapat memberikan manfaat
Seluruh wilayah Indonesia adalah kesatuan terutama kepada rakyat Indonesia itu sendiri. Hal ini
tanah air dari seluruh rakyat Indonesia, yang terdapat dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang
bersatu sebagai bangsa Indonesia. Selama rakyat Dasar 1945 yang menyatakan bahwa bumi, air dan
Indonesia yang bersatu sebagai bangsa Indonesia kekayaan alam yang terkandung di dalamnya
masih ada dan selama bumi, air dan ruang angkasa dikuasai oleh negara, dan dipergunakan untuk
Indonesia itu masih ada pula dalam keadaan yang sebesar-besar kemakmuran rakyat.
bagaimanapun tidak ada sesuatu kekuasaan yang
Penduduk yang menempati wilayah
akan dapat memutuskan atau meniadakan
Indonesia tidak hanya Warga Negara Indonesia,
hubungan tersebut.1
akan tetapi juga orang asing yang bertempat tinggal
Wilayah Indonesia sangat luas, karena di Indonesia. Dalam perkembangannya, orang
Indonesia terdiri dari berbagai pulau-pulau serta asing yang berada di Indonesia makin lama
wilayahnya berada dari Sabang sampai Merauke. semakin banyak jumlahnya. Salah satu sebabnya
Oleh karena itu Pemerintah memiliki tugas untuk dikarenakan adanya kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi, serta keterbukaan antar negara
1A.P.Parlindungan, 1990, Komentar Atas Undang-Undang
Pokok Agraria, Bandung: Alumni, halaman 25

204
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dalam hubungan internasional. Misalnya untuk Dasar 1945 tetap dapat terlaksana dengan baik.
orang asing yang bekerja di Indonesia, baik itu Bahwa bumi, air, dan kekayaan alam yang
melalui saham yang mereka tanamkan pada terkandung didalamya dipergunakan untuk
sebuah perusahaan di Indonesia, maupun mewujudkan kemakmuran seluruh rakyat
perusahaan mereka yang berada di Indonesia. Indonesia. Berdasarkan latar belakang tersebut di
Walaupun untuk perusahaan berbadan hukum atas, maka akan dilihat bagaimana pengaturan
asing tidak banyak memiliki kesempatan untuk kepemilikan hak atas tanah bagi orang asing di
berbisnis di Indonesia. Namun, ada bidang-bidang Indonesia.
tertentu yang terbuka untuk dimasuki perusahaan
2. Metode Penelitian
asing melakukan kegiatan bisnis. Bidang-bidang
tersebut antara lain bidang pertambangan minyak Metode penelitian yang digunakan
dan gas bumi, bidang angkatan laut dan angkatan menggunakan metode pendekatan yuridis
udara khususnya untuk angkutan luar negeri. empiris/sosiologis terhadap hukum. Pendekatan
Selain itu juga di bidang perbankan, perusahaan yuridis empiris/sosiologis ini adalah untuk
asing hanya dapat mendirikan kantor cabangnya di memperdalam dan memperluas obyek yang diteliti,
Indonesia. 2 karena dalam penelitian ini akan dilihat bagaimana
Orang asing tersebut, selama tinggal di bekerjanya hukum dalam masyarakat dan
Indonesia tentunya memerlukan tempat tinggal bagaimana hukum berinteraksi dengan masyarakat,
untuk bertahan hidup selama berada di Indonesia. hukum tidak hanya dilihat sebagai suatu entitas
Tempat tinggal dapat melindungi dari panasnya normatif yang mandiri atau isoterik, melainkan
sinar matahari, dapat melindungi dari hujan, serta justru harus dilihat sebagai bagian riil dari sistim
bahaya-bahaya lain yang ada. Tentunya tempat sosial yang berkaitan dengan variable social yang
tinggal tersebut memerlukan tanah sebagai tempat lain,3 sehingga kepemilikan hak atas tanah bagi
berdirinya bangunan yang akan didirikan tersebut. Warga Negara Asing di Indonesia dalam
implementasinya di samping perlu diteliti dari aspek
Negara dalam hal ini Pemerintah harus
hukumnya juga realitas empiriknya dalam
memiliki pengaturan mengenai kepemilikan hak
masyarakat.
atas tanah khususnya untuk orang asing yang
berkedudukan di Indonesia supaya amanat yang Spesifikasi penelitian ini adalah
terdapat dalam Pasal 33 ayat 3 Undang-Undang penelitian deskriptif analitis, yaitu berupaya

2Gatot Supramono, 2012, Hukum Orang Asing di Indonesia, 3Soerjono Soekanto, Pendekatan Sosiologi Terhadap
Banjarmasin, Sinar Grafika, halaman 3 Hukum, Bina Aksara, Jakarta, 1988, hal.9

205
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

menggambarkan secara rinci bagaimana penjelasan bahan hukum primer dan sekunder,
implementasi dari peraturan-peraturan yang seperti kamus bahasa Indonesia, ejaan yang
berhubungan dengan kebijakan mengenai disempurnakan, dan kamus bahasa Inggris.
kepemilikan hak atas tanah bagi Warga Negara
Setelah data penelitian lapangan dan
Asing di Indonesia, tanpa melakukan hipotesa dan
penelitian kepustakaan terkumpul, kemudian
perhitungan secara statistik.
dilakukan suatu analisa yang dihubungkan dengan
Jenis data yang dipergunakan dalam masalah-masalah yang ada untuk kemudian ditarik
penelitian ini menggunakan data sekunder, yaitu kesimpulan yang dapat dipertanggung jawabkan
data yang mendukung data primer yang diperoleh secara obyektip, sehingga diketahui bagaimana
melalui studi kepustakaan, studi dokumenter kepemilikan hak atas tanah bagi Warga Negara
maupun aturan-aturan hukum dalam peraturan Asing di Indonesia telah sesuai dengan ketentuan
perundang-undangan yang berfungsi untuk peraturan per Undang-Undangan yang berlaku.
menunjang kelengkapan data primer.4 Selain itu, 3. Kerangka Teori
digunakan juga data primer, yaitu data yang a. Hak Atas Tanah Dalam Hukum Tanah
diperoleh di lapangan sebagai data utama.5 Nasional
Sesuai dengan isi yang terdapat dalam Pasal
Sedangkan metode pengambilan data
33 ayat (3) Undang-Undang Dasar 1945, bahwa
menggunakan bahan hukum primer, merupakan
ruang lingkup bumi menurut Undang-Undang
bahan hukum yang mengikat, yaitu peraturan
Pokok Agraria adalah permukaan bumi, dan tubuh
perundang-undangan, terutama yang berhubungan
bumi di bawahnya serta yang berada di bawah air.
dengan kepemilikan hak atas tanah bagi Warga
Permukaan bumi sebagai bagian dari bumi juga
Negara Asing di Indonesia, bahan hukum sekunder
disebut tanah. Tanah yang dimaksudkan di sini
yang memberikan penjelasan mengenai bahan
bukan mengatur tanah dalam segala aspeknya,
hukum primer antara lain pendapat para sarjana,
melainkan hanya mengatur salah satu aspeknya,
majalah-majalah berita tanah buku-buku karya
yaitu tanah dalam pengertian yuridis yang disebut
ilmiah para sarjana, dan hasil-hasil penelitian yang
hak penguasaan atas tanah.6
membahas mengenai hal-hal yang berhubungan
dengan pokok bahasan penelitian ini, serta bahan Hak penguasaan atas tanah berisi
hukum tertier yang mendukung dan memberikan wewenang, kewajiban, dan/atau larangan bagi

4Ibid
5Ronny Hanitijo Soemitro, Metodologi Penelitian Dan 6Urip Santoso, Hukum Agraria Kajian Komprehensif,
Jurimetri, Ghalia, Jakarta, 1992, hal.52 Kencana, Jakarta, 2012, halaman 75

206
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pemegang haknya untuk berbuat sesuatu a. Mengatur dan menyelenggarakan peruntukan,


mengenai tanah yang dihaki. Sesuatu yang boleh, penggunaan, persediaan, dan pemeliharaan
wajib, atau dilarang untuk diperbuat, yang bumi, air, dan ruang angkasa tersebut;
merupakan isi hak penguasaan itulah yang menjadi
b. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
kriterium atau tolok ukur pembeda di antara hak-
hukum antara orang-orang dengan bumi, air,
hak penguasaan atas tanah yang diatur dalam
dan ruang angkasa;
Hukum Tanah.7
c. Menentukan dan mengatur hubungan-hubungan
Hak atas tanah termasuk salah satu hak hukum antara orang-orang dan perbuatan-
perseorangan atas tanah. Hak perseorangan atas perbuatan hukum yang mengenai bumi, air, dan
tanah adalah hak yang memberi wewenang kepada ruang angkasa.
pemegang haknya (perseorangan, sekelompok
Wewenang yang bersumber pada hak menguasai
orang secara bersama-sama, badan hukum) untuk
dari Negara tersebut digunakan untuk tujuan
memakai, dalam arti menguasai, menggunakan,
mencapai sebesar-besar kemakmuran rakyat.
dan/atau mengambil manfaat dari tanah tertentu.
Atas dasar hak menguasai dari Negara
Hak atas tanah adalah hak yang memberikan
tersebut, ditentukan adanya macam-macam hak
wewenang untuk mempergunakan permukaan bumi
atas permukaan bumi, yang disebut tanah, yang
atau tanah yang bersangkutan demikian pula tubuh
dapat diberikan kepada dan dipunyai oleh orang-
bumi dan air serta ruang angkasa yang ada di
orang, baik sendiri maupun bersama-sama dengan
atasnya, sekedar diperlukan untuk keperluan yang
orang lain serta badan-badan hukum. Hal itu yang
langsung berhubungan dengan penggunaan tanah
disebutkan dalam Pasal 4 ayat 1 Undang-Undang
itu, dalam batas-batas menurut Undang-Undang ini
Pokok Agraria.
dan peraturan hukum lain yang lebih tinggi.8
Hak-hak atas tanah yang dimaksudkan
Negara sebagai organisasi kekuasaan
dalam Pasal 4 Undang-Undang Pokok Agraria
tertinggi seluruh rakyat, mempunyai wewenang
diatas ditentukan macamnya dalam Pasal 16 ayat 1
berdasar hak menguasai dari Negara sesuai Pasal
Undang-Undang Pokok Agraria, yaitu:
2 ayat 2 Undang-Undang Pokok Agraria, yaitu:
a. Hak milik;
7 Boedi Harsono, Hukum Agraria Indonesia, Sejarah
Pembentukan Undang-Undang Pokok Agraria Isi Dan b. Hak guna usaha;
Pelaksanaannya, Djambatan, Jakarta, 2008,halaman 24
8 Samun Ismaya, Pengantar Hukum Agraria, Graha Ilmu,

Yogyakarta, 2011, halaman 61 c. Hak guna bangunan;

207
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

d. Hak pakai; Untuk pengaturan mengenai Hak Milik, diatur


dalam Pasal 20 sampai dengan Pasal 27 Undang-
e. Hak sewa;
Undang Nomor 5 Tahun 1960. Hak Milik adalah hak
f. Hak membuka tanah; yang turun temurun, terkuat, dan terpenuh yang
g. Hak memungut hasil hutan; dapat dipunyai orang atas tanah dengan mengingat
fungsi sosial tanah. Hal tersebut dijelaskan oleh
h. Hak-hak lain yang tidak termasuk dalam hak-hak
Pasal 20 Undang-Undang Pokok Agraria.
tersebut di atas yang akan ditetapkan dengan
Undang-Undang serta hak-hak yang sifatnya Subyek dari hak milik diatur dalam Pasal 21
sementara sebagai yang disebutkan dalam Pasal Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, yaitu hanya
53. Warga Negara Indonesia dapat mempunyai hak
milik. Sedangkan untuk suatu badan hukum pada
Hak-hak atas tanah yang sifatnya
dasarnya tidak diperkenankan memiliki tanah
sementara tersebut diatur dalam Pasal 53 Undang-
dengan status hak milik. Namun, dalam Pasal 21
Undang Pokok Agraria yaitu hak gadai, hak usaha
ayat 2 Undang-Undang Pokok Agraria disebutkan
bagi hasil, hak menumpang, dan hak sewa tanah
bahwa oleh Pemerintah ditetapkan badan-badan
pertanian. Hak-hak atas tanah tersebut diatur untuk
hukum yang dapat mempunyai hak milik dan
membatasi sifat-sifatnya yang bertentangan dengan
syarat-syaratnya.
Undang-Undang Pokok Agraria dan hak-hak
tersebut diusahakan hapusnya di dalam waktu yang Selain Warga Negara Indonesia dan badan
singkat. hukum yang telah dijelaskan diatas, untuk orang
asing apabila kita melihat Pasal 21 ayat 1 Undang-
b. Subyek Hak Atas Tanah
Undang Pokok Agraria, tidak diperbolehkan untuk
Ketentuan yang mengatur mengenai hak atas memiliki hak milik, karena hanya Warga Negara
tanah, termasuk di dalamnya siapa saja yang dapat Indonesia yang dapat mempunyai hak milik.
memiliki hak atas tanah tertentu terdapat dalam Namun, ada beberapa hal yang dapat
Undang-Undang Pokok Agraria, yaitu Undang- menyebabkan orang asing tersebut dapat
Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang Peraturan memperoleh tanah dengan status hak milik.
Dasar Pokok-Pokok Agraria serta Peraturan Ketentuan tersebut terdapat dalam Pasal 21 ayat 3
Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996 tentang Hak Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960, yaitu orang
Guna Usaha, Hak Guna Bangunan dan Hak Pakai asing yang sesudah berlakunya Undang-Undang
Atas Tanah. Pokok Agraria memperoleh hak milik karena

208
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pewarisan tanpa wasiat atau percampuran harta Hak Guna Bangunan dapat kita temukan
karena perkawinan, demikian pula Warga Negara pengertiannya dalam Pasal 35 Undang-Undang
Indonesia yang mempunyai hak milik dan setelah Pokok Agraria, yaitu hak untuk mendirikan dan
berlakunya Undang-Undang Pokok Agraria mempunyai bangunan-bangunan atas tanah yang
kehilangan kewarganegaraannya wajib melepaskan bukan miliknya sendiri dengan jangka waktu
hak itu dalam jangka waktu satu tahun sejak tertentu. Siapa saja yang dapat memiliki hak atas
diperolehnya hak tersebut atau hilangnya tanah dengan status Hak Guna Bangunan
kewarganegaraan itu. Jika sesudah jangka waktu dijelaskan dalam Pasal 19 Peraturan Pemerintah
tersebut lampau hak milik itu tidak dilepaskan, Nomor 40 Tahun 1996 diantaranya adalah Warga
maka hak tersebut hapus karena hukum dan Negara Indonesia dan badan hukum yang didirikan
tanahnya jatuh kepada negara, dengan ketentuan menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
bahwa hak-hak pihak lain yang membebaninya Indonesia.
tetap berlangsung.
Selain Hak Milik, Hak Guna Usaha, dan Hak
Setelah kita mengetahui siapa saja yang Guna Bangunan yang telah dijelaskan diatas, ada
dapat memiliki hak milik, untuk seseorang maupun juga Hak Pakai, yang mana pengertiannya
badan usaha yang ingin mengusahakan tanah yang dijelaskan dalam Pasal 41 Undang-Undang Pokok
langsung dikuasai oleh Negara dapat memiliki hak Agraria, yaitu hak untuk menggunakan dan atau
atas tanah dengan Hak Guna Usaha. Sesuai memungut hasil dari tanah yang dikuasai langsung
dengan penjelasan yang diberikan pada Pasal 28 oleh Negara atau tanah milik orang lain, yang
Undang-Undang Pokok Agraria, Hak Guna Usaha memberi wewenang atau kewajiban yang
adalah hak untuk mengusahakan tanah yang ditentukan dalam keputusan pemberiannya oleh
dikuasai langsung oleh Negara dalam jangka waktu pejabat yang berwenang memberikannya atau
tertentu guna perusahaan pertanian, perikanan, dalam perjanjian dengan pemilik tanahnya, yang
atau peternakan. Pemberian Hak Guna Usaha bukan perjanjian sewa-menyewa atau perjanjian
sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 40 pengolahan tanah, segala sesuatu asal tidak
Tahun 1996 Pasal 2, dapat diberikan kepada bertentangan dengan Undang-Undang Pokok
Warga Negara Indonesia dan badan hukum yang Agraria.
didirikan menurut hukum Indonesia dan
Hak Pakai dapat diberikan selama jangka
berkedudukan di Indonesia.
waktu tertentu atau selama tanahnya dipergunakan
untuk keperluan tertentu, dan dapat dengan cuma-

209
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

cuma, dengan pembayaran atau pemberian jasa B. HASIL DAN PEMBAHASAN


berupa apapun. Serta, pemberian Hak Pakai tidak
1. Pengaturan kepemilikan hak atas tanah
boleh disertai syarat-syarat yang mengandung
bagi orang asing di Indonesia
unsur-unsur pemerasan. Hal ini dijelaskan dalam
Pasal 41 ayat 2 dan ayat 3 Undang-Undang Pokok Di Indonesia terkena imbas positif dalam era
Agraria. globalisasi, karena para investor asing yang ingin
menanamkan investasinya di Indonesia semakin
Mengenai pihak-pihak yang dapat memiliki
bertambah banyak. Namun, tidak semua orang
tanah dengan status tanah Hak Pakai disebutkan
asing yang mempunyai uang dapat memiliki hak
dalam Pasal 39 Peraturan Pemerintah Nomor 40
atas tanah di Indonesia, sebab ada ketentuan yang
Tahun 1996 antara lain:
membatasi pemilikan tanah dan bangunan bagi
a. Warga Negara Indonesia; orang asing dan badan hukum asing dalam
Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang
b. Badan hukum yang didirikan menurut hukum
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria (UUPA) dan
Indonesia dan berkedudukan di Indonesia;
berbagai peraturan pelaksananya.9
c. Departemen, Lembaga Pemerintah Non Pengertian orang asing di sini dapat dilihat
Departemen, dan Pemerintah Daerah; dari Pasal 1 Undang-Undang Nomor 24 Tahun

d. Badan-badan keagamaan dan sosial; 2013 tentang perubahan atas Undang-Undang


Nomor 23 Tahun 2006 tentang administrasi
e. Orang asing yang berkedudukan di Indonesia;
kependudukan, bahwa orang asing adalah orang
f. Badan hukum asing yang mempunyai perwakilan bukan Warga Negara Indonesia. Begitu pula
di Indonesia; pengertian orang asing yang terdapat dalam
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang
g. Perwakilan negara asing dan perwakilan badan
keimigrasian, orang asing adalah orang yang bukan
Internasional.
Warga Negara Indonesia.
Untuk Orang asing yang dianggap berkedudukan di
Adrian Sutadi mengatakan bahwa
Indonesia sesuai penjelasan yang terdapat dalam
berkedudukan di Indonesia adalah orang asing
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
yang melaksanakan kegiatan ekonomi di Indonesia
adalah orang asing yang kehadirannya di Indonesia
memberikan manfaat bagi pembangunan nasional. 9
Listyowati Sumanto, Pembatasan Pemilikan Hak Atas Tanah
Oleh Orang Asing dan Badan Hukum Asing (Studi
Perbandingan Indonesia-Turki), Jurnal Hukum Prioris, Vol.3
No.3, Tahun 2013

210
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

dan pada waktu melakukan kegiatannya di dipandang sebagai penduduk dengan dasar
Indonesia yang dilakukan secara berkala atau menetap atau gevestegd.11
sewaktu-waktu, ia membutuhkan untuk mempunyai
Sedangkan bila kita lihat dalam ketentuan
rumah tempat tinggal atau hunian di Indonesia.10
yang terdapat dalam Undang-Undang Pokok
Arti kata orang asing yang berkedudukan di
Agraria Pasal 42, disebutkan bahwa selain Warga
Indonesia yakni orang asing yang memiliki izin
Negara Indonesia, badan hukum yang didirikan
tinggal di Indonesia. Selain itu, izin tinggal bagi
menurut hukum Indonesia dan berkedudukan di
orang asing ini diperlukan bagi orang asing yang
Indonesia, badan hukum asing yang mempunyai
ingin memiliki rumah tempat tinggal atau hunian
perwakilan di Indonesia, juga terdapat orang asing
berupa rumah tunggal atau satuan rumah susun.
yang berkedudukan di Indonesia yang dapat
Hal ini diatur dalam Peraturan Menteri Agraria dan
mempunyai hak atas tanah dengan hak pakai di
Tata Ruang atau Kepala Badan Pertanahan
Indonesia. Berbeda dengan Peraturan Pemerintah
Nasional Nomor 13 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan Rumah
Pemberian, pelepasan, atau pengalihan hak atas
Tempat Tinggal atau Hunian Oleh Orang Asing
pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian oleh
yang Berkedudukan di Indonesia memberikan
orang asing yang berkedudukan di Indonesia. Izin
pengertian yang lebih luas, yaitu orang yang bukan
tinggal ini dibagi menjadi lima izin tinggal, yakni izin
Warga Negara Indonesia yang keberadaannya
tinggal diplomatik, izin tinggal dinas, izin tinggal
memberikan manfaat, melakukan usaha, bekerja,
kujungan, izin tinggal terbatas, dan izin tinggal
atau berinvestasi di Indonesia. Pengertian orang
tetap.
asing yang terdapat dalam Peraturan Pemerintah
Selain itu, kita dapat juga melihat di dalam Nomor 103 Tahun 2015 tersebut memberikan
Undang-Undang Darurat Nomor 9 Tahun 1955 pesan bahwa orang asing yang berkedudukan di
tentang Kependudukan Orang Asing yang Indonesia harus memiliki pekerjaan, serta dapat
dibolehkan tinggal di Indonesia dibagi menjadi dua memberikan manfaat di Indonesia, hal ini tentunya
golongan, yaitu yang pertama, mereka yang supaya dapat mencegah orang asing tersebut
memperoleh izin masuk (admission) dengan justru menjadi beban untuk Indonesia kalau ia tidak
memperoleh hak untuk tinggal di Indonesia untuk memiliki penghasilan selama berada di Indonesia.
jangka waktu tertentu, yang kedua, mereka yang
dibolehkan untuk tinggal di Indonesia dan
11Maria S.W.Sumardjono (Selanjutnya disebut Maria
10Adrian Sutadi, Tinjauan Hukum Pertanahan, Pradnya S.W.Sumardjono-3), Kebijakan Pertanahan Antara Regulasi
Paramita, Jakarta, 2009, halaman 268 dan Implementasi, Kompas, Jakarta, 2001, halaman 134

211
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

Pengertian berkedudukan di Indonesia tidak memiliki izin tinggal. Izin tinggal ini diberikan
harus diartikan sama dengan tempat kediaman kepada orang asing sesuai dengan visa yang
atau domisili, akan tetapi orang asing tersebut dimilikinya.
melaksanakan kegiatan ekonomi di Indonesia dan Orang asing yang berkedudukan di
pada waktu kegiatan tersebut dilakukan secara Indonesia, sudah memiliki izin tinggal di Indonesia,
berkala atau sewaktu-waktu. Di bidang ekonomi, sesuai dengan ketentuan Peraturan Pemerintah
orang dapat memiliki kepentingan yang harus Nomor 103 Tahun 2015, yakni juga memiliki
dipelihara tanpa harus menunggunya secara fisik pekerjaan di Indonesia, dalam hal ini bekerja
apalagi untuk waktu yang cukup panjang dan maupun investasi, berdasarkan hasil wawancara
secara terus-menerus. Dengan kemajuan di bidang yang peneliti lakukan di Kantor imigrasi Semarang
teknologi transportasi dan komunikasi dengan bapak Irfan13, beliau menjabat sebagai
memungkinkan orang memelihara kepentingan kepala bagian umum, bahwa sebelum orang asing
yang dimilikinya di negara lain tanpa harus tersebut masuk ke Indonesia, untuk bekerja di
menunggui sendiri. Kadang kala, mereka cukup Indonesia, haruslah melalui persyaratan yang
hadir secara berkala. Dalam keadaan seperti itu, diajukan oleh Dinas Tenaga kerja dan
yang mereka perlukan adalah fasilitas tempat Transmigrasi.
tinggal atau hunian bila secara berkala tetapi teratur Awal dari seorang tenaga kerja asing yang
harus datang untuk mengurus atau memelihara akan masuk ke wilayah Indonesia, dikarenakan
kepentingannya.12 adanya sebuah perusahaan yang memerlukan
tenaga ahli, sehingga ia harus mendatangkan dari
Pengertian dari izin tinggal itu sendiri
luar negeri. Berdasarkan hasil wawancara yang
menurut menurut Undang-Undang Nomor 6 Tahun
peneliti lakukan di Dinas Tenaga Kerja dan
2011 tentang Keimigrasian, adalah izin yang
Transmigrasi dengan ibu Arum Dwi Rahayu14,
diberikan kepada orang asing oleh pejabat imigrasi
beliau di bagian perijinan tenaga kerja asing Dinas
atau pejabat dinas luar negeri untuk berada di
Tenaga Kerja dan Transmigrasi kota Semarang,
wilayah Indonesia. Serta, dalam Peraturan
Perusahaan yang akan mendatangkan tenaga kerja
Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013 tentang
asing ke Indonesia disebut “pengguna”, atau
pelaksanaan Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011
tentang Keimigrasian, mengatur bahwa setiap
13 Wawancara dengan Irfan, Kepala Bagian Umum Kantor
orang asing yang berada di wilayah Indonesia wajib Imigrasi semarang
14 Wawancara dengan Arum Dwi Rahayu, bagian Perijinan
12Urip Santoso, Hukum Perumahan, Kencana, Surabaya, tenaga kerja asing, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
2014, halaman 355 Kota Semarang

212
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

pemberi kerja tenaga kerja asing. Untuk izin yang Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata cara
pertama kali, dilakukan untuk memasukkan tenaga penggunaan tenaga kerja asing, dalam Pasal 39
kerja asing di Indonesia melalui Kementrian ayat (2) ialah satu tahun, dan dapat diperpanjang
Ketenagakerjaan Republik Indonesia. Setelah dengan keputusan Menteri. Sedangkan di dalam
disetujui, maka Kementrian Ketenagakerjaan Pasal 39 ayat (5), Izin Mempekerjakan Tenaga
menerbitkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Kerja Asing, yang mana tenaga kerja asing tersebut
Asing, yang mana Rencana Penggunaan Tenaga sebagai anggota direksi, sebagai anggota dewan
Kerja Asing ini melekat pada “pengguna” tenaga komisaris, sebagai anggota pembina, sebagai
kerja asing tersebut. anggota pengurus, sebagai anggota pengawas,
Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Asing maka izin tersebut dapat diberikan dua tahun, serta
ini berlaku paling lama lima tahun dan dapat dapat diperpanjang.
diperpanjang dengan mempertimbangkan kondisi Perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga
pasar kerja dalam negeri. Selanjutnya setelah Kerja Asing ini berdasarkan Peraturan Menteri
mendapatkan Rencana Penggunaan Tenaga Kerja Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015 tentang
Asing tersebut, Kementrian Ketenagakerjaan Tata cara penggunaan tenaga kerja asing, yang
Republik Indonesia memberikan Izin telah dirubah dengan Peraturan Menteri
Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing kepada Ketenagakerjaan Nomor 35 Tahun 2015 tentang
pemberi kerja tenaga kerja asing tersebut. Perubahan atas peraturan menteri ketenagakerjaan
Ibu Arum Dwi Rahayu15 juga Nomor 16 Tahun 2015 tentang Tata cara
mengemukakan bahwa Izin Mempekerjakan penggunaan tenaga kerja asing, dalam Pasal 43,
Tenaga Kerja Asing ini melekat pada tenaga kerja dapat diajukan paling lambat 30 hari kerja sebelum
asing tersebut. Jangka waktu yang diberikan untuk jangka waktu berlakunya Izin Mempekerjakan
Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja Asing Tenaga Kerja Asing berakhir, serta dalam Pasal 42,
berdasarkan Menurut Peraturan Menteri perpanjangan Izin Mempekerjakan Tenaga Kerja
Ketenagakerjaan Nomor 16 Tahun 2015 tentang Asing diterbitkan oleh:
Tata cara penggunaan tenaga kerja asing, yang a. Direktur untuk tenaga kerja asing yang lokasi
telah dirubah dengan Peraturan Menteri kerjanya lebih dari satu wilayah propinsi.
Ketenagakerjaan Nomor 35 Tahun 2015 tentang b. Kepala Dinas Propinsi, untuk tenaga kerja asing
Perubahan atas peraturan menteri ketenagakerjaan yang lokasi kerjanya lintas kabupaten atau kota
15Wawancara dengan Arum Dwi Rahayu, bagian Perijinan
dalam satu propinsi.
tenaga kerja asing, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi
Kota Semarang

213
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

c. Kepala Dinas Kabupaten atau kota, untuk tenaga 2. Hak pakai di atas Hak Milik yang dikuasai
kerja asing yang lokasi kerjanya dalam satu wilayah berdasarkan perjanjian pemberian Hak Pakai
kabupaten atau kota. di atas Hak Milik dengan akta Pejabat
Setelah orang asing tersebut memenuhi syarat Pembuat Akta Tanah.
untuk bekerja ataupun berinvestasi di Indonesia, b. Sarusun yang dibangun di atas bidang tanah Hak
dalam hal ia memerlukan tempat tinggal atau Pakai.
hunian, berdasarkan Pasal 2 Peraturan Pemerintah Mengenai jangka waktu orang asing dapat
Nomor 103 Tahun 2015 tentang Pemilikan rumah memiliki rumah tunggal ini diatur dalam Pasal 6
tempat tinggal atau hunian oleh orang asing yang Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015
berkedudukan di Indonesia, orang asing pemegang tentang Pemilikan rumah tempat tinggal atau
izin tinggal di Indonesia dapat memiliki rumah atau hunian oleh orang asing yang berkedudukan di
tempat tinggal atau hunian dengan Hak Pakai. Indonesia, yaitu untuk rumah tunggal yang
Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan oleh diberikan di atas tanah Hak Pakai diberikan jangka
peneliti kepada Bapak Suroso16, bagian Penetapan waktu 30 tahun, kemudian Hak Pakai tersebut
Hak Tanah, Kantor Pertanahan Semarang, bahwa dapat diperpanjang untuk jangka waktu 20 tahun,
orang asing yang dapat memiliki rumah tinggal, serta setelah perpanjangan tersebut berakhir, Hak
hunian di Indonesia yaitu orang asing yang Pakai dapat diperbaharui untuk jangka waktu 30
berkedudukan di Indonesia. Berkedudukan disini tahun. Ketentuan mengenai jangka waktu tersebut
menurut beliau, memiliki arti orang asing yang sama dengan rumah tunggal di atas tanah Hak
mempunyai izin tinggal di Indonesia, sehingga Pakai di atas Hak Milik yang dikuasai berdasarkan
keberadaannya di Indonesia sifatnya tidak untuk perjanjian, sebagaimana yang diatur dalam Pasal 7
sementara. Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015
Selain itu, ketentuan yang terdapat dalam tentang Pemilikan rumah tempat tinggal atau
Pasal 4 nya mengatakan bahwa rumah tempat hunian oleh orang asing yang berkedudukan di
tinggal atau hunian yang dapat dimiliki oleh orang Indonesia.
asing yaitu:
a. Rumah tinggal di atas tanah: C. SIMPULAN DAN SARAN
1. Hak pakai; atau Berdasarkan uraian di atas, maka dapat
disimpulkan sebagai berikut:
Pengaturan kepemilikan hak atas tanah bagi Warga
16Wawancara dengan Suroso, Bagian Penetapan hak tanah, Negara Asing di Indonesia aturan yang mengatur
Kantor Pertanahan Semarang

214
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

sudah sangat jelas. Mulai dari Undang-Undang jangka waktu yang sedemikian panjangnya untuk
Dasar Negara Republik Indonesia, dalam Pasal 33 orang asing dapat memiliki hak atas tanah di
ayat (3), kemudian Undang-Undang Nomor 5 Indonesia.
Tahun 1960 tentang Undang-Undang Pokok
Agraria, serta dalam Peraturan Pelaksananya, yaitu DAFTAR PUSTAKA
Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015 A. Buku
tentang pemilikan rumah tempat tinggal atau hunian
oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia Hanitijo, Ronny, Soemitro, 1992, Metodologi
pun sudah diatur mengenai pengaturan kepemilikan Penelitian Dan Jurimetri, Jakarta : Ghalia
hak atas tanah bagi Warga Negara Asing di Harsono, Boedi, 2008, Hukum Agraria Indonesia,
Indonesia. Selain itu, aturan-aturan tersebut juga Sejarah Pembentukan Undang-Undang
sangat berkaitan dengan aturan yang terdapat Pokok Agraria Isi Dan Pelaksanaannya,
dalam keimigrasian, dan aturan yang terdapat Jakarta: Djambatan
dalam Dinas Ketenagakerjaan. Ada aturan-aturan Ismaya, Samun, 2011, Pengantar Hukum Agraria,
lainnya yang terkait, seperti aturan yang mengatur Yogyakarta : Graha Ilmu
mengenai perumahan, serta aturan mengenai Parlindungan,A,P, 1990, Komentar Atas Undang-
Badan Hukum, khususnya Perseroan Terbatas. Undang Pokok Agraria, Bandung: Alumni
Berdasarkan kesimpulan tersebut, maka Santoso, Urip, 2012, Hukum Agraria Kajian
disarankan: Komprehensif, Jakarta : Kencana
Perlu dilakukannya evaluasi terhadap aturan yang -------, Hukum Perumahan, 2014, Surabaya:
saat ini sudah berlaku, apakah sudah sesuai Kencana
dengan kebutuhan bangsa Indonesia, apakah Soekanto, Soerjono, 1988, Pendekatan Sosiologi
sudah dijalankan dengan tujuan untuk sebesar- Terhadap Hukum, Jakarta : Bina Aksara
besar rakyat Indonesia. Aturan yang terdapat dalam Sumardjono, S.W, Maria , 2001, Kebijakan
Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015, Pertanahan Antara Regulasi dan
disana dikatakan bahwa kepemilikan Hak Pakai Implementasi, Jakarta: Kompas
oleh orang asing yang berkedudukan di Indonesia Supramono, Gatot, 2012, Hukum Orang Asing di
diberikan sampai dengan jangka waktu 30 tahun Indonesia, Banjarmasin: Sinar Grafika
lamanya, itupun dapat diperpanjang 20 tahun, serta Sutadi, Adrian, 2009, Tinjauan Hukum Pertanahan,
dapat diperbaharui selama 30 tahun lamanya. Hal Jakarta: Pradnya Paramita
ini perlu dikaji ulang, apakah memang diperlukan

215
Jurnal Law Reform Program Studi Magister Ilmu Hukum
Volume 13, Nomor 2, Tahun 2017 Fakultas Hukum Universitas Diponegoro

B. Undang-Undang atas pemilikan rumah tempat tinggal atau


Undang-Undang Nomor 5 Tahun 1960 tentang hunian oleh orang asing yang berkedudukan
Peraturan Dasar Pokok-Pokok Agraria di Indonesia
Undang-Undang Nomor 24 Tahun 2013 tentang
Peraturan Menteri Ketenagakerjaan Nomor 35
perubahan atas Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2015 tentang Perubahan atas
Tahun 2006 tentang administrasi
peraturan menteri ketenagakerjaan Nomor
kependudukan
16 Tahun 2015 tentang Tata cara
Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2011 tentang penggunaan tenaga kerja asing
keimigrasian
E. Jurnal
Undang-Undang Darurat Nomor 9 Tahun 1955
Sumanto, Listyowati, 2013, Pembatasan Pemilikan
tentang Kependudukan Orang Asing
Hak Atas Tanah Oleh Orang Asing dan
C. Peraturan Pemerintah Badan Hukum Asing (Studi Perbandingan
Indonesia-Turki), Jurnal Hukum Prioris, Vol.3
Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1996
No.3
tentang Hak Guna Usaha, Hak Guna
Bangunan dan Hak Pakai Atas Tanah

Peraturan Pemerintah Nomor 103 Tahun 2015


tentang Pemilikan Rumah Tempat Tinggal
atau Hunian Oleh Orang Asing yang
Berkedudukan di Indonesia

Peraturan Pemerintah Nomor 31 Tahun 2013


tentang pelaksanaan Undang-Undang
Nomor 6 Tahun 2011 tentang Keimigrasian

D. Peraturan Menteri

Peraturan Menteri Agraria dan Tata Ruang atau


Kepala Badan Pertanahan Nasional Nomor
13 Tahun 2016 tentang Tata Cara
Pemberian, pelepasan, atau pengalihan hak

216

Anda mungkin juga menyukai