Pantun tergolong puisi rakyat (puisi lama).

Kenapa? Karena pantun terikat syarat dan aturan (yang lama-lama, yang jadul-jadul selalu
demikian, ada syaratnya ada aturannya).
Apa saja syarat dan aturannya?
1) Terdiri atas empat baris.
2) Bersajak a-b-a-b.
3) Tiap baris terdiri atas 8--12 suku kata.
4) Baris pertama dan kedua adalah sampiran, baris ketiga dan keempat adalah isi.

1) Kalau tidak empat baris bukan pantun? Bukan, tapi ada yang mirip dengan pantun yang
hanya terdiri atas dua baris, namanya jula juli (berasal dari jawa timur, biasanya terdapat
pada pementasan ludruk).

2) Bersajak a-b-a-b bukan berarti huruf akhirnya harus sama, tapi bunyi akhirnya yang harus
sama. Misal, "nyonya" berima dengan "punya" , "nyonya" tidak berima dengan "pala" . Jadi,
meskipun huruf akhirnya sama, tidak menjamin mereka berima (jangan terkecoh).

3) Jumlah suku katanya harus sesuai. Kalau lebih atau kurang, dia tidak bisa digolongkan
menjadi pantun. Cara menghitung suku kata: ca(1)-ra(2)-meng(3)-hi(4)-tung(5)-su(6)-ku(7)-
ka(8)-ta(9) (sembilan suku kata).

4) Baris satu dan dua selalu sampiran (bukan sampiran tempat menjemur pakaian, tapi
susunan kalimat yang membentuk bunyi yang disesuaikan dengan isi) bagian sampiran ini
biasanya tidak memiliki hubungan dengan isi, tapi antarsampiran atau baris satu dan baris
dua selalu berhubungan. Misal "siang terik membuat dahaga. dahaga hilang disiram es
jeruk". Baris tiga dan empat adalah isi. Pesan yang dihela oleh pantun selalu terletak di baris
ini. Jadi, kalau ada yang bertanya tentang makna pantun, maka perhatikan dan cermati baik-
baik baris tiga dan empat. Dalam menulis pantun pun lebih mudah jika Ananda menulis
bagian isi terlebih dahulu. Misal: Bingung beta menulis pantun (9 suku kata). Pantun tugas
bahasa indonesia (12 suku kata).

Bapak sudah punya dua baris isi pantun, kira-kira apa maknanya? dan, kira-kira sampiran
apa yang cocok untuk mengantarkan baris isi tersebut? Silakan tulis jawaban ananda pada
bagian tugas di pertemuan hari ini.