Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
7
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum wr.wb.
Dengan menyebutkan nama Allah SWT yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang
serta memanjatkan puji syukur kehadirat Nya yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah
Nya kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan pembuatan makalah berjudul tentang
“Mengoperasikan Peralatan Ekstraksi Padat Cair”. Penulisan makalah ini bertujuan untuk
memenuhi tugas dengan mata pelajaran Operasi Teknik Kimia.
Terlepas dari segala hal tersebut, saya sadar sepenuhnya bahwa masih ada kekurangan
baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karenanya saya dengan lapang
dada menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar saya dapat memperbaiki makalah
ini.
Akhir kata, saya sebagai penyusun sangat berharap semoga saja dengan adanya
penulisan Mengoperasikan Peralatan Ekstraksi Padat Cair ini bisa memberikan manfaat
maupun inspirasi untuk pembaca.
7
DAFTAR ISI
JUDUL................................................................................................................... i
KATA PENGANTAR...........................................................................................ii
DAFRAR ISI.........................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Tujuan.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Penjelasan Umum Ekstraksi Padat-Cair..................................................2
B. Kelebihan dan Kekurangan Ekstraksi Padat-Cair..................................3
C. Pengoperasian Peralatan Ekstraksi Padat-Cair......................................3
D. Kelebihan dan Kekurangan Peralatan Ekstraksi Padat-Cair................5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan.................................................................................................7
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................8
7
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Salah satu teknik pemisahan yang sering digunakan adalah ekstraksi. Ekstraksi
merupakan suatu proses pemisahan dimana komponen mengalami perpindahan massa dari
suatu padatan ke cairan atau dari cairan ke cairan lain yang bertindak sebagai pelarut.
Ekstraksi digunakan untuk memisahkan unsur unsur yang terdapat pada sampel. Proses
pemisahan ini dapat dilakukan dengan ekstraksi padat cair. Ekstraksi padat cair adalah proses
ekstraksi suatu konstituen yang dapat larut (solute) pada suatu campuran solid dengan
menggunakan pelarut. Proses ini sering disebut Leaching.
Proses ini biasanya digunakan untuk mengolah suatu larutan pekat dari suatu solute
(konstituen) dalam solid (leaching) atau untuk membersihkan suatu solute inert dari
kontaminannya dengan bahan (konstituen) yang dapatlarut (washing). Jadi, prinsip ini dapat
digunakan untuk menganalisis kandungan suatu bahan secara spesifik. Pemisahan ini dalam
penentuan unsur-unsur suatu sampel sangat efektif dan baik.
Proses ekstraksi padat cair, dari padatan ke cairan berlangsung melalui dua tahapan
proses yaitu difusi dari dalam padatan ke permukaan padatan ke cairan karena butiran
padatan cukup kecil, maka diambil asumsi bahwa konsentrasi solut dalam padatan selalu
homogen atau serba sama, jadi dalam hal ini tidak ada gradient konsentrasi dalam padatan .
Potensi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak bercampur untuk pemisahan
analitis. Ekstraksi pelarut merupakan suatu langkah penting dalam urutan menuju ke suatu
produk murni dalam laboratorium organik, anorganik atau biokimia seringkali suatu
pemisahan ekstraksi pelarut dapat diselesaikan, dalam beberapa menit.
B. TUJUAN
1. Mengetahui pengertian ekstraktor padat-cair.
2. Memahami apa itu ekstraktor padat-cair.
3. Mengetahui kelebihan dan kekurangan esktraktor padat-cair.
4. Mengetahui peralatan apa yang digunakan pada ekstraktor padat-cair beserta
kelebihan dan kekurangannya.
7
BAB II
PEMBAHASAN
Leaching ialah ekstraksi padat-cair dengan perantara suatu zat pelarut. Proses ini
dimaksudkan untuk mengeluarkan zat terlarut dari suatu padatan atau untuk memurnikan
padatan dari cairan yang membuat padatan terkontaminasi, seperti pigmen.
Metode yang digunakan untuk ekstraksi akan ditentukan oleh banyaknya zat yang
larut, penyebarannya dalam padatan, sifat padatan dan besarnya partikel. Jika zat terlarut
menyebar merata di dalam padatan, material yang dekat permukaan akan pertama kali larut
terlebih dahulu. Pelarut, kemudian akan menangkap bagian pada lapisan luar sebelum
mencapai zat terlarut selanjutnya, dan proses akan menjadi lebih sulit dan laju ekstraksi
menjadi turun.
Faktor-faktor yang berpengaruh pada proses leaching adalah: jumlah konstituen
(solute) dan distribusinya dalam padatan, sifat padatan, dan ukuran partikel. Mekanisme
proses leaching dimulai dari perpindahan solven dari larutan ke permukaan solid (adsorpsi),
diikuti dengan difusi solven ke dalam solid dan pelarutan solut oleh solven, kemudian difusi
ikatan solut-solven ke permukaan solid, dan desorpsi campuran solut-solven dari permukaan
solid kedalam badan pelarut. Pada umumnya perpindahan solven ke permukaan terjadi sangat
cepat di mana berlangsung pada saat terjadi kontak antara solid dan solvent, sehingga
kecepatan difusi campuran solut-solven ke permukaan solid merupakan tahapan yang
mengontrol keseluruhan proses leaching. Kecepatan difusi ini tergantung pada beberapa
faktor yaitu : temperatur, luas permukaan partikel, pelarut, perbandingan solut dan solven,
kecepatan dan lama pengadukan. Untuk memisahkan minyak dari pelarutnya, dilakukan
dengan cara distilasi (Pramudono dkk, 2008).
Prinsip ekstraksi padat-cair adalah adanya kemampuan senyawa dalam suatu matriks
yang kompleks dari suatu padatan, yang dapat larut oleh suatu pelarut tertentu. Beberapa hal
yang harus diperhatikan untuk tercapainya kondisi optimum ekstraksi antara lain: senyawa
dapat terlarut dalam pelarut dengan waktu yang singkat, pelarut harus selektif melarutkan
senyawa yang dikehendaki, senyawa analit memiliki konsentrasi yang tinggi untuk
7
memudahkan ekstraksi, serta tersedia metode memisahkan kembali senyawa analit dari
pelarut pengekstraksi (Fajriati dkk, 2011).
Ekstraksi padat cair banyak digunakan dalam dunia usaha untuk mengisolasi substansi
berkhasiat di alam, dimana ekstraksi padat cair dalam laboratorium akan lebih mudah dengan
menggunakan alat ekstraksi yang dikenal dengan ekstraktor soxhlet.
7
Ekstraktor soxhlet adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk mengekstrak
suatu senyawa. Dan umumnya metode yang digunakan dalam instrumen ini adalah untuk
mengekstrak senyawa yang kelarutannya terbatas dalam suatu pelarut namun jika suatu
senyawa mempunyai kelarutan yang tinggi dalam suatu pelarut tertentu, maka biasanya
metode filtrasi (penyaringan/pemisahan) biasa dapat digunakan untuk memisahkan senyawa
tersebut dari suatu sampel. Adapun demikian, prinsip kerja dari ekstraktor soxhlet adalah
salah satu model ekstraksi (pemisahan/pengambilan) yang menggunakan pelarut selalu baru
dalam mengekstraknya sehingga terjadi ektraksi yang kontinyu dengan adanya jumlah pelarut
konstan yang juga dibantu dengan pendingin balik (kondensor).
Untuk cara kerjanya (mekanisme kerja), hal yang pertama yang harus dilakukan yaitu
dengan menghaluskan sampel (untuk mempercepat proses ekstraksi, karena luas
permukaannya lebih besar, jadi laju reaksi libih cepat berjalan) kemudian sampelnya
dibungkus dengan kertas saring (agar sampelnya tidak ikut kedalam labu alas bulat ketika
diekstraksi), setelah itu dimasukkan batu didih (untuk meratakan pemanasan agar tidak terjadi
peledakan) ke dalam labu alas bulat. Kemudian kertas saring dan sampel dimasukkan
kedalam timbal, dan timbalnya dimasukkan kedalam lubang ekstraktor. Setelah itu pelarut
dituangkan kedalam timbal dan disana akan langsung menuju ke labu alas bulat. Kemudian
dilakukan pemanasan pada pelarut dengan acuan pada titik didihnya (agar pelarut bisa
menguap), uapnya akan menguap melalui pipa F dan akan menabrak dinding-dinding
kondensor hingga akan terjadi proses kondensasi (pengembunan), dengan kata lain terjadi
perubahan fasa dari fasa gas ke fasa cair. Kemudian pelarut akan bercampur dengan sampel
dan mengekstrak (memisahkan/mengambil)senyawa yang kita inginkan dari suatu sampel.
Setelah itu maka pelarutnya akan memenuhi sifon, dan ketika pada sifon penuh kemudian
akan dislurkan kembali kepada labu alas bulat. Proses ini dinamakan 1 siklus, semakin
banyak jumlah siklus maka bisa di asumsikan bahwa senyawa yang larut dalam pelarut juga
akan semakin maksimal.
1. Titik didih pelarut harus lebih rendah dari pada senyawa yang kita ambil dari sampelnya
karena akan berpengaruh pada struktur senyawanya (ditakutkan strukturnya akan rusak oleh
pemanasan).
2. Pelarut harus inert (tidak mudah bereaksi dengan senyawa yang kita ekstrak)
3. Posisi sifon harus lebih tinggi dari pada sampelnya (karena ditakutkan, nanti pada sampel
yang berada diposisi atas tidak terendam oleh pelarut)
7
Nama-nama instrumen dan fungsinya :
7
BAB III
PENUTUP
KESIMPULAN
7
Maka dapat disimpulan dari makalah ini bahwa Ekstraksi adalah suatu proses
pemisahan dari bahan padat maupun cair dengan bantuan pelarut. Ekstraksi yang kami
gunakan dalam makalah ini yaitu ekstraksi padat cair. Ekstraksi padat-cair atau leaching
adalah transfer difusi komponen terlarut dari padatan inert ke dalam pelarutnya. Proses ini
merupakan proses yang bersifat fisik karena komponenter larutkemudian dikembalikan lagi
keadaan semula tanpa mengalami perubahan kimiawi. Ekstrak dari bahan padat dapat
dilakukan jika bahan yang diinginkan dapat larut dalam pelarut pengekstraksi.
Metode yang diperlukan untuk ekstraksi padat cair biasanya ditentukan oleh jumlah
konstituen yang akan dilarutkan, distribusi konstituen di dalam solid, sifat solid,
dan ukuran partikelnya. Bila konstituen yang akan larut ke dalam solvent lebih dahulu,
akibatnya sisa solid akan berpori-pori. Selanjutnya pelarut harus menembus lapisan larutan
dipermukaan solid untuk mencapai konstituen yang ada dibawahnya, akibatnya
kecepatan ekstraksi akan menurun dengan tajam karena sulitnya lapisan larutan tersebut
ditembus. Tetapi bila konstituen yang akan dilarutkan merupakan sebagian besar dari
solid, maka sisa solid yang berpori-pori akan segera pecah menjadi solid halus dan
tidak akan menghalangi perembesan pelarut ke lapisan yang lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Agemian H & ASY Chau. 1977. A study of Different Anayltical Extraction Methods for Nondetrital
Heavy Metal in Aquatic Sediment, Centre for Inland Waters, Waters Quality Branch, Canada.
Anonim. 1992. Polusi Air dan Udara, Penerbit Kanisius, Yogyakarta
7
Armstrong, Stephanye Dawn, 1999,” Microwave-Assisted Extraction for the Isolation of Trace
Systemic Fungicides from Woody Plant Material”,Doctor Dissertation, Virginia Polytechnic
Institute and State University.
Harborne JB. 1996. Metode Fitokimia. Ed ke-2. Padmawinata K, Soediro I, penerjemah. Bandung:
Penerbit ITB. Terjemahan dari: Phytochemical Methods.
Hargiyanto., 1987. Study Re-ekstraksi zirkon oksiklorid dengan asam sulfat dan penetapan kadarnya
secara spektrometer pendar sinar-X, IKIP, Yogyakarta. Gamse T. 2002. Liquid-Liquid
Extraction and Solid-Liquid Extraction. Graz University of Technology
Purwanto A, C Supriyanto & Samin P. 2007, Validasi Metode Pengujian Cr, Cu, dan Pb dengan
Metode Spektrometri Serapan Atom. Prosiding PPI-PDIPTN, Pustek Akselerator dan Proses
Bahan BATAN, Yogyakarta.
Robinson T. 1995. Kandungan Organik Tumbuhan Tinggi. Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Underwood AL, Day RA. 1999. Analisis Kimia Kuantitatif. (Alih Bahasa Sopyan), Edisi ke-6.
Erlangga. Jakarta.
Vogel. 1990. Buku Teks Analisis Anorganik Kualitatif Makro dan Semimikro Bagian I (Alih Bahasa L.
Setiono dan A. Hadyana Pudjaatmaka). Penerbit Kalman Media Pusaka. Jakarta.
Wahyudi, 2000. Berbagai Teknologi Proses Pemisahan. Prosiding Presentasi Ilmiah Daur Bahan Bakar
Nuklir V. P2TBDU dan P2BGN-BA TAN Jakarta.
Wassil,K. Jan, 1955,”Unit Operation”, Chapman&Hall,London.