Anda di halaman 1dari 9

PERJANJIAN BORONGAN

No: 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Perjanjian borongan ini (selanjutnya disebut sebagai “Perjanjian”) dibuat dan


ditandatangani Pada hari ini, Rabu tanggal Dua Puluh bulan Januari tahun Dua Ribu Dua
Puluh Satu (20-1-2021), oleh dan antara :
I. FAJAR DEWANTO, Kuasa Presiden Direktur PT SUZUKI INDOMOBIL MOTOR, bertempat
tinggal di Jakarta, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama Perseroan Terbatas
SUZUKI INDOMOBIL MOTOR yang berkedudukan di Jl. Raya Bekasi KM. 19 Rawa Terate,
Cakung – Jakarta Timur 13920.
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK PERTAMA.

II. WAHYU ADI SUTRISNO, Direktur Utama PT Adiguna Manunggal Konstruksi,


bertempat tinggal di Bekasi, dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT Adiguna
Manunggal Konstruksi yang berkedudukan di Perum KSB Blok H2 Nomor 12, Gang Agus
Salim 1, Kel. Wibawamulya, Kec. Cibarusah, Kab. Bekasi, Prov. Jawa Barat
Selanjutnya dalam Perjanjian ini disebut PIHAK KEDUA.

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA secara sendiri-sendiri disebut sebagai ”PIHAK” dan
secara bersama-sama disebut sebagai ”PARA PIHAK”
PARA PIHAK dengan ini menyatakan sepakat untuk mengadakan Perjanjian dengan syarat-
syarat sebagai berikut :
PASAL 1
TUGAS PEKERJAAN

PIHAK PERTAMA menyerahkan pekerjaan borongan kepada PIHAK KEDUA dan PIHAK
KEDUA menerima pekerjaan borongan tersebut dari PIHAK PERTAMA, yaitu Pekerjaan
Perbaikan Valve Hydrant Butterfly di Assembling Body Tambun 2 PT Suzuki Indomobil
Motor yang pekerjaannya sesuai dengan penawaran harga dan rencana kerja dan teknis yang
telah disepakati (selanjutnya disebut sebagai “Pekerjaan”). Surat Perintah Kerja (“SPK”),
gambar dan spesifikasi penambahan yang telah disepakati berlaku mengikat dan menjadi
lampiran yang tidak terpisahkan dari Perjanjian ini.

PASAL 2
DASAR PELAKSANAAN PEKERJAAN

Pekerjaan tersebut dalam Pasal 1 dilaksanakan menurut:


1. Gambar-gambar termasuk gambar-gambar detail dan rencana syarat-syarat
pelaksanaan Pekerjaan (Bestek en Voowaarde) dengan semua perubahan sesuai
Berita Acara penjelasan, sebagaimana menjadi lampiran dan tidak terpisahkan dari
Perjanjian ini.
2. Semua ketentuan-ketentuan / Peraturan administrasi dan teknik yang tercantum dalam :
a. Peraturan Pembangunan Pemerintah Daerah setempat.
b. Peraturan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan.
c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia yang berlaku.
d. Petunjuk-petunjuk dan peringatan-peringatan lisan maupun tertulis yang
diberikan Pengawas Pekerjaan dalam Pasal 7 untuk mencapai tujuan dan
maksud Perjanjian ini.
Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 1 dari 9
PASAL 3
MATERIAL, ALAT-ALAT DAN TENAGA KERJA

1. Penyediaan semua Material, alat-alat kerja dan Tenaga Kerja menjadi tanggung jawab PIHAK
KEDUA dan sudah termasuk dalam harga pada Pasal 5 Perjanjian ini.
2. PERBURUHAN:
a. PIHAK KEDUA harus menjaga keselamatan para Pekerja pada tempat Pekerjaan.
b. PIHAK KEDUA diwajibkan mencegah bahaya yang mungkin timbul atas diri Pekerja dalam
hal ini melakukan Pekerjaan, bila terjadi kecelakaan, PIHAK KEDUA diwajibkan memberi
pertolongan kepada korban dan segala biaya yang dikeluarkan sebagai akibatnya menjadi
tanggungan (beban) PIHAK KEDUA.
c. Segala persoalan dan tuntutan para Pekerja maupun Sub Kontraktor menjadi beban dan
tanggung jawab sepenuhnya PIHAK KEDUA dan PIHAK KEDUA membebaskan PIHAK
PERTAMA dari segala tuntutan-tuntutan PIHAK KETIGA berkenaan dengan pelaksanaan
Pekerjaan ini oleh PIHAK KEDUA, baik di dalam maupun di luar.
d. PIHAK KEDUA mengakui sudah memenuhi kewajiban formal berdasarkan Peraturan
Pemerintah Pusat maupun Daerah yang menyangkut Bidang Tenaga Kerja dan Perburuhan
pada khususnya selanjutnya akan senantiasa mentaati ketentuan-ketentuan material atas
dan tanggung jawab sendiri maupun Hukum.

PASAL 4
JANGKA WAKTU PELAKSANAAN PEKERJAAN
Seluruh Pekerjaan borongan ini harus sudah selesai dan diserahkan oleh PIHAK KEDUA dan
diterima dengan baik oleh PIHAK PERTAMA selambat-lambatnya dalam jangka waktu 7
(tujuh) hari kalender terhitung setelah SPK diterima dan hanya dapat diperpanjang atas
pertimbangan serta persetujuan PIHAK PERTAMA.

PASAL 5
TOTAL HARGA BORONGAN

Total Harga Borongan untuk pelaksanaan Pekerjaan dalam Pasal 1 disetujui kedua belah pihak
adalah sebesar Rp19.223.600,- (Sembilan Belas Juta Dua Ratus Dua Puluh Tiga Ribu
Enam Ratus Rupiah) belum termasuk PPN10%. Harga tersebut adalah tetap dan pasti,
kecuali dalam keadaan darurat atau bila disebabkan persetujuan / negosiasi bersama PIHAK
PERTAMA.

PASAL 6
CARA PEMBAYARAN

1. ANGSURAN PERTAMA Rp5.767.080,-


Sebesar 30% dari harga borongan. Dibayar setelah SPK
dan Perjanjian ini ditandatangani dan dilaksanakan
selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak diterimanya
kwitansi tagihan.

2. ANGSURAN KEDUA Rp13.456.520,-


Sebesar 70% dari harga borongan setelah Pekerjaan
mencapai Prestasi 100% (terpasang) selesai, sesuai
Berita Acara yang ditandatangani.

Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 2 dari 9
Yang dimaksud dengan terpasang, adalah jumlah
persentase (%) prestasi fisik Pekerjaan di lapangan yang
sudah diselesaikan oleh kontraktor (tidak termasuk
material ‘on site’).
Pembayaran yang diatur dalam ayat 2 Pasal ini
dilaksanakan selambat-lambatnya 2 (dua) minggu sejak
diterimanya kwitansi tagihan dan kelengkapannya
dengan benar.

PASAL 7
PENGAWASAN PEKERJAAN

1. Masing-masing PIHAK akan menunjuk Pengawas Pekerjaan yang bertindak untuk


mengawasi Pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA (selanjutnya disebut sebagai
“Pengawas Pekerjaan”).
2. Penunjukan Pengawas Pekerjaan dilakukan secara tertulis dengan surat penunjukan.

PASAL 8
PIMPINAN PEKERJAAN

PIHAK KEDUA diharuskan menempatkan sekurang-kurangnya seorang Tenaga Ahli yang


selalu berada di tempat Pekerjaan, serta yang berkuasa penuh untuk mengambil tindakan
/keputusan mengenai Pekerjaan sebagai wakil PIHAK KEDUA, sehingga semua keinginan,
semua instruksi dari PIHAK PERTAMA dalam pengawasan Pekerjaan dapat dilaksanakan
dengan baik.

PASAL 9
PEMUTUSAN PERJANJIAN

1. Menyimpang dari ketentuan Pasal 4 mengenai Jangka Waktu Perjanjian PIHAK


PERTAMA dapat melakukan Pemutusan Perjanjian secara sepihak dengan terlebih
dahulu melakukan pemberitahuan tertulis 30 (tiga puluh) hari kalender sebelumnya
kepada PIHAK KEDUA dengan sebab apapun, termasuk namun tidak terbatas pada
perbuatan tindak pidana dari PIHAK KEDUA dan/atau pelanggaran hukum atau hal-hal
lain yang merugikan PIHAK PERTAMA, Penipuan, serta tindakan yang bertentangan
dengan Peraturan Perundang-Undangan.

2. Bila terjadi pemutusan Perjanjian secara sepihak oleh PIHAK PERTAMA sebagaimana
dimaksudkan dalam ayat 1 Pasal ini PIHAK PERTAMA berhak menunjuk Pemborong
lain atas kehendak dan berdasarkan pilihannya sendiri untuk menyelesaikan Pekerjaan
Borongan ini dan bila ada selisih harga, maka selisih harga tersebut menjadi beban
kewajiban PIHAK KEDUA.

3. Dalam hal dilakukan pemutusan Perjanjian sebagaimana dimaksud dalam ayat 1 Pasal ini,
maka PIHAK KEDUA :
a. tidak akan meminta pembayaran atas biaya sisa angsuran;
b. tidak akan menuntut ganti rugi dalam bentuk apapun;
c. tidak akan menggugat PIHAK PERTAMA dalam bentuk apapun.

Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 3 dari 9
4. Dalam hal demikian PIHAK KEDUA dengan ini mengikat dirinya untuk menyerahkan
kepada PIHAK PERTAMA segala arsip, gambar-gambar kerja yang dilaksanakan,
perhitungan-perhitungan dan ketentuan-ketentuan lain yang berhubungan dengan
Perjanjian ini.
5. Hal-hal yang tidak disebut dalam gambar Bestek maupun rencana kerja tetapi merupakan
bagian dari Pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Pemborong.
6 Para Pihak sepakat untuk mengesampingkan ketentuan Pasal 1266 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata yang berlaku di Indonesia.

PASAL 10
DENDA

1. Apabila terjadi keterlambatan penyerahan Pekerjaan sehingga melampaui jangka waktu


termasuk dalam Pasal 4 di atas, maka untuk tiap hari keterlambatan PIHAK KEDUA
diwajibkan membayar denda sebesar 1/1000 (satu per seribu) untuk setiap hari
keterlambatan dari Harga Borongan, sampai sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari
Harga Borongan dan denda masih dapat diperhitungkan dengan kewajiban pembayaran
PIHAK PERTAMA kepada PIHAK KEDUA.
2. Apabila PIHAK PERTAMA tidak melakukan pembayaran sesuai waktu yang telah
disebutkan pada Pasal 6, maka PIHAK KEDUA berhak mendapatkan ganti rugi atas
keterlambatan tersebut sebesar 1/1000 (satu per seribu) dari Harga Borongan, sampai
sebanyak-banyaknya 5% (lima persen) dari Harga Borongan.
PASAL 11
KENAIKAN HARGA

1. Kenaikan harga bahan-bahan, alat-alat dan upah selama masa pelaksanaan Pekerjaan
pemborongan ini ditanggung sepenuhnya oleh PIHAK KEDUA.
2. Pada dasarnya PIHAK KEDUA tidak dapat mengajukan tuntutan / claim atas kenaikan
harga bahan-bahan, alat-alat dan upah terkecuali apabila terjadi perubahan peraturan /
kebijaksanaan pemerintah dalam bidang perpajakan dan atau moneter serta perubahan
politik.
PASAL 12
PAJAK DAN PUNGUTAN LAINNYA

1. Semua Pajak, Bea Material dan iuran lainnya yang timbul / dipungut sehubungan dengan
pelaksanaan Perjanjian ini adalah menjadi beban masing-masing pihak sesuai ketentuan
yang berlaku.
2. PPN ditanggung oleh PIHAK PERTAMA.
3. PPh ditanggung oleh PIHAK KEDUA dan dipotong oleh PIHAK PERTAMA dan bukti
pemotongannya akan diberikan kepada PIHAK KEDUA.

PASAL 13
MASA PEMELIHARAAN

1. Masa pemeliharaan atas hasil Pekerjaan dalam Perjanjian ini adalah 90 (Sembilan Puluh)
hari kalender terhitung dari penyerahan terakhir oleh PIHAK KEDUA (selanjutnya
disebut sebagai “Masa Pemeliharaan”).
Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 4 dari 9
2. Semua biaya-biaya sehubungan dengan Masa Pemeliharaan ini ditanggung sepenuhnya
oleh PIHAK KEDUA, kecuali kerusakan yang disebabkan oleh PIHAK PERTAMA
sendiri.
3. Dengan selesainya Masa Pemeliharaan, PIHAK PERTAMA membebaskan PIHAK KEDUA
dari segala tuntutan / claim berupa apapun yang datang dari pihak lain.

PASAL 14
JAMINAN

1. PIHAK KEDUA menjamin bahwa terhadap pelaksanaan Pekerjaan yang diatur dalam
Perjanjian ini dilaksanakan sesuai dengan standar yang ditetapkan PIHAK PERTAMA.
2. Sebagai pelaksanaan dari jaminan yang diberikan oleh PIHAK KEDUA sesuai ayat 1
Pasal ini, maka PIHAK KEDUA memberikan jaminan selama proses Pekerjaan hingga
Masa Pemeliharaan berakhir (selanjutnya disebut “Masa Jaminan”).
3. Selama Masa Jaminan, PIHAK KEDUA akan bertanggungjawab terhadap hal-hal di
bawah ini, termasuk namun tidak terbatas pada :
a. Kerusakan pada bangunan yang sedang dan/atau telah dikerjakan oleh PIHAK
KEDUA.
b. Kerusakan yang terjadi pada bangunan dan/atau fasilitas lain milik PIHAK
PERTAMA yang terletak di lokasi sekitar Pekerjaan PIHAK KEDUA.
c. Timbulnya kerugian bagi PIHAK PERTAMA yang disebabkan oleh kesalahan
dan/atau kelalaian PIHAK KEDUA.
d. Gugatan dan/atau tuntutan yang ditujukan bagi PIHAK PERTAMA oleh pihak
manapun terkait dengan pelaksanaan Pekerjaan sesuai Perjanjian ini.
4. Apabila terjadi hal-hal sebagaimana dimaksud pada ayat 3 Pasal ini, maka seluruh
biaya-biaya yang harus dibayarkan oleh PIHAK PERTAMA dan/atau seluruh kerugian
yang dialami oleh PIHAK PERTAMA dan/atau pihak ketiga lain yang terkait dengan
pelaksanaan Pekerjaan sesuai Perjanjian ini menjadi tanggung jawab PIHAK KEDUA,
kecuali kerusakan dan/atau kerugian tersebut disebabkan oleh kesalahan dan/atau
kelalaian PIHAK PERTAMA sendiri.

PASAL 15
PERATURAN / KETENTUAN

Dalam melaksanakan Pekerjaan menurut Perjanjian ini PIHAK KEDUA wajib mentaati
Peraturan-Peraturan / Ketentuan-Ketentuan yang berlaku di tempat di mana PIHAK KEDUA
melaksanakan Pekerjaannya.

PASAL 16
SUB KONTRAKTOR

1. Apabila ada suatu bagian Pekerjaan yang akan diserahkan kepada Sub Kontraktor maka
PIHAK KEDUA harus memberitahukan hal tersebut secara tertulis kepada Pengawas
Pekerjaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 7 dan mendapatkan persetujuan tertulis
dari Pengawas Pekerjaan.
2. PIHAK KEDUA bertanggung jawab penuh atas Pekerjaan Sub Kontraktor dan segala
sesuatu yang menyangkut segala hubungan antara PIHAK KEDUA dan Sub Kontraktor.

Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 5 dari 9
PASAL 17
PEKERJAAN TAMBAH KURANG

Apabila dalam melaksanakan Pekerjaan terjadi penambahan dan atau pengurangan dari
Pekerjaan tersebut, maka PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA diharuskan untuk
membicarakan terlebih dahulu, serta dibuatkan SPK-SPB tambah / kurang secara terpisah,
berita acara atas Pekerjaan, perubahan waktu dan sistem pembayaran yang berdiri sendiri
sesuai dengan Pekerjaan tambah / kurang.

PASAL 18
KEADAAN DARURAT /FORCE MAJEURE

1. Salah satu pihak tidak dapat dituntut karena suatu keadaan yang merupakan keadaan
darurat.
2. Yang dimaksud dengan Force Majeure adalah Gempa Bumi, Epidemi, Kebakaran,
Perang /Perang Saudara, Pemogokan, Huru-hara dan Peraturan Pemerintah yang akan
muncul setelah adanya Perjanjian yang berdampak langsung dengan Pekerjaan ini
dan/atau keadaan lain yang tidak dapat diperkirakan sebelumnya dan tidak dapat diatasi
dengan segera.
3. Dalam hal ini timbul Force Majeure PIHAK KEDUA wajib memberitahukan kepada PIHAK
PERTAMA secara tertulis selambat-lambatnya dalam waktu 3 x 24 jam.
4. Atas pemberitahuan PIHAK KEDUA, PIHAK PERTAMA akan menyetujui atau menolak
secara tertulis keadaan Force Majeure itu dalam jangka waktu 3 x 24 jam.
5. Bilamana keadaan waktu Force Majeure ditolak oleh PIHAK PERTAMA, akan berlaku
ketentuan sanksi Denda sebagaimana dimaksud dalam Pasal 10 Perjanjian ini.

PASAL 19
PENERAPAN KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA (K3)

Untuk mengantisipasi terjadinya keadaan darurat /Force Majeure sebagaimana dimaksud pada
Pasal 18 yang dapat berdampak langsung maupun tidak langsung pada PIHAK PERTAMA,
maka PIHAK KEDUA wajib menerapkan standar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3) di
lingkungan Pekerjaannya sesuai dengan peraturan termasuk namun tidak terbatas pada
ketentuan penanggulangan kebakaran di tempat kerja sebagaimana diatur dalam peraturan
perundang-undangan yang berlaku.

PASAL 20
PILIHAN HUKUM
PARA PIHAK setuju dan sepakat untuk tunduk pada ketentuan hukum yang berlaku di Negara
Republik Indonesia.

PASAL 21
HAK ATAS KEKAYAAN INTELEKTUAL

1. Hak milik intelektual atas setiap hasil pelaksanaan Pekerjaan yang dilakukan oleh PIHAK
KEDUA,akan sepenuhnya menjadi hak milik eksklusif PIHAK PERTAMA.

2. Semua hasil pelaksanaan Pekerjaan, yang dikembangkan atau diimplementasikan oleh


PIHAK KEDUA,dianggap sebagai ciptaan yang dibuat berdasarkan pesanan, dan dimiliki
Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 6 dari 9
sepenuhnya oleh PIHAK PERTAMA, dan PIHAK PERTAMA merupakan, atau dianggap
sebagai pencipta dan pemiliknya secara eksklusif.

3. PIHAK KEDUA dilarang untuk melakukan suatu tindakan yang dapat mengakibatkan hasil
pelaksanaan Pekerjaan menjadi tersebar-luas tanpa adanya peringatan hak cipta yang
layak atau mengakibatkan hak PIHAK PERTAMA menjadi berkurang atau hilang.

4. PIHAK KEDUA akan bertanggungjawab atas timbulnya gugatan dari pihak lain terkait hak
atas kekayaan intelektual termasuk gugatan terhadap pelanggaran hak milik intelektual
pihak lain yang dilakukan oleh PIHAK KEDUA.

PASAL 22
KERAHASIAAN

1. Informasi Rahasia adalah informasi yang PIHAK KEDUA peroleh dari PIHAK PERTAMA
atau diperoleh dari pihak manapun tentang PIHAK PERTAMA yang disediakan, diberikan
ataupun diterima secara lisan, tertulis, elektronik atau media lainnya, namun tidak terbatas
pada isi Perjanjian ini, informasi data, produk, layout, grafik, spesifikasi, deskripsi, rencana
bisnis dan marketing, material, komponen, alat dan informasi model baru, kecuali :
a. Informasi dan atau data tersebut menjadi tersedia untuk masyarakat umum.
b. Informasi dan atau data tersebut diperintahkan untuk dibuka untuk memenuhi
perintah pengadilan atau badan pemerintahan lain yang berwenang.
c. Informasi dan atau data tersebut diberikan sesuai ketentuan hukum yang
berlaku.
(selanjutnya disebut sebagai “Informasi Rahasia”).

2. PIHAK KEDUA tidak akan mengungkapkan segala Informasi Rahasia dan/atau


membiarkan Informasi Rahasia diketahui oleh Pihak manapun atau media apapun tanpa
persetujuan tertulis sebelumnya dari PIHAK PERTAMA.

3. Bila PIHAK KEDUA melakukan pelanggaran terhadap ketentuan ini, PIHAK PERTAMA
memiliki hak, untuk mendapatkan segala bentuk ganti rugi yang sesuai dengan putusan
pengadilan atau hukum maupun yurisdiksi kompeten lainnya yang setara dan PIHAK
KEDUA akan sepenuhnya bertanggung jawab atas semua kerusakan maupun kerugian
terhadap PIHAK PERTAMA.

4. Kewajiban untuk menjaga kerahasiaan dari Informasi Rahasia ini akan tetap berlaku dan
mengikat bagi masing-masing Pihak meskipun Perjanjian ini telah berakhir atau diakhiri
karena alasan apapun.

PASAL 23
KETENTUAN ANTI KORUPSI, ANTI SUAP DAN ANTI PENCUCIAN UANG

1. PIHAK KEDUA, direktur, manajer, karyawan, pegawai dan subkontraktornya akan


sepenuhnya mematuhi peraturan perundangan-undangan yang berlaku di Indonesia
maupun di luar Indonesia di bidang anti korupsi, anti suap, anti pencucian uang, termasuk
namun tidak terbatas pada Undang-undang Tindak Pidana Korupsi, Undang-Undang
Tindak Pidana Suap, Undang-undang Pencucian Uang, Foreign Corrupt Practices Act
(FCPA), serta ketentuan dan kebijakan serupa yang diberlakukan oleh PIHAK PERTAMA
dari waktu ke waktu, termasuk namun tidak terbatas pada kode etik serta panduan anti-
korupsi PIHAK PERTAMA dan Aturan Penerimaan Entertainment (Hadiah, Bingkisan,

Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 7 dari 9
Uang dan lainnya) dari Vendor sebagaimana diuraikan dalam Surat PT Suzuki Indomobil
Motor Nomor 008/SIM/HRD-IR/I/2020 tertanggal 27 Januari 2020.

2. PIHAK KEDUA juga menjamin dan berjanji tidak akan melakukan, mengambil tindakan
yang dapat melanggar, atau membiarkan dilakukannya tindakan yang dapat melanggar
peraturan-peraturan atau ketentuan-ketentuan tersebut di atas, atau keputusan yang
berlaku di Indonesia dan/atau membayar, memberi, atau menjanjikan sesuatu yang
berharga, secara langsung ataupun tidak langsung, kepada pejabat pemerintah, pejabat
publik, partai politik, atau pejabat daripadanya, setiap kandidat untuk jabatan politik, atau
pejabat lainnya atau agen pemerintah atau perangkat pemerintahan apapun, untuk tujuan
mempengaruhi setiap tindakan pihak, dinas, kandidat, pejabat, pegawai atau agen terkait,
dalam kapasitas jabatannya, atau untuk tujuan mendorong pihak, dinas, kandidat, pejabat,
pegawai atau agen tersebut untuk menggunakan pengaruhnya membantu PIHAK KEDUA
melaksanakan kewajibannya dalam Perjanjian ini, ataupun perbuatan-perbuatan lainnya
yang menyebabkan PIHAK PERTAMA dapat dikenakan sanksi berdasarkan peraturan-
peraturan atau ketentuan-ketentuan tersebut di atas.

3. PIHAK KEDUA, direktur, komisaris, manajer, karyawan, pegawai, agen dan


subkontraktornya dilarang mengirimkan, memberikan bingkisan, hadiah, komisi, uang,
imbalan, atau gratifikasi dalam bentuk lainnya kepada karyawan maupun pegawai PIHAK
PERTAMA terkait dengan pelaksanaan Perjanjian ini. dalam hal terdapat keraguan atas
pemenuhan ketentuan Pasal ini, PIHAK KEDUA akan segera menghubungi manajemen
PIHAK PERTAMA untuk konfirmasi.

4. Dalam hal PIHAK KEDUA mengetahui atau menduga bahwa pegawai atau karyawan
PIHAK PERTAMA terlibat dalam pelanggaran ketentuan anti korupsi, anti suap serta anti
pencucian uang sebagaimana diatur dalam Pasal ini, PIHAK KEDUA akan segera tanpa
penundaan melaporkan pelanggaran atau dugaan pelanggaran tersebut kepada
manajemen PIHAK PERTAMA. Kelalaian untuk melaksanakan pelaporan tersebut akan
berimbas pada timbulnya hak PIHAK PERTAMA untuk mengakhiri atau menghentikan
sementara aktivitas transaksi yang sedang ataupun akan berjalan dengan PIHAK KEDUA,
secara segera dan tanpa syarat.

5. Pelanggaran atau Dugaan pelanggaran atas ketentuan Pasal ini wajib dilaporkan kepada:
Nama : Ign. Lothar Tri Hendrosaksono
Jabatan : HRD Department Head
E-mail : tri.hendro@suzuki.co.id

PASAL 24
PENGALIHAN

PIHAK KEDUA dilarang mengalihkan Perjanjian ini kepada pihak lainnya tanpa Persetujuan
tertulis dari PIHAK PERTAMA.

PASAL 25
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Dalam hal terjadi sengketa mengenai ketentuan dalam Perjanjian ini, maka PARA PIHAK
setuju dan sepakat untuk menyelesaikan perselisihan dengan cara musyawarah.

Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 8 dari 9
2. Dalam hal perselisihan tidak dapat diselesaikan dengan musyawarah, maka PARA PIHAK
pihak setuju untuk menyelesaikan perselisihan di Badan Arbitrase Nasional Indonesia
(BANI).
3. Dalam hal terjadi perselisihan antara PARA PIHAK yang tidak dapat diselesaikan dengan
cara musyawarah, sebagaimana ditentukan pada ayat 2 Pasal ini, maka PIHAK KEDUA
berkewajiban untuk membayarkan dan/atau menanggung seluruh biaya yang dikeluarkan
oleh PIHAK PERTAMA yang termasuk namun tidak terbatas pada biaya pengacara, biaya-
biaya yang PIHAK PERTAMA keluarkan di lembaga arbitrase sampai dengan adanya
putusan arbitrase yang berkekuatan hukum tetap, dan biaya untuk pelaksanaan eksekusi
putusan tersebut.

PASAL 26
PENUTUP

1. Perjanjian ini mempunyai Lampiran yang merupakan kesatuan yang tidak terpisahkan
dengan Perjanjian ini.
2. Hal - hal lain yang belum diatur dalam Perjanjian ini atau apabila ada hal-hal yang akan
diatur lain dari Perjanjian ini, maka PARA PIHAK sepakat untuk mengaturnya kemudian
dalam Perjanjian Tambahan (addendum) dan merupakan satu kesatuan yang tidak
terpisahkan dari Perjanjian ini.
3. Jika ada ketentuan atau bagian dari Perjanjian ini yang dinyatakan sebagai ilegal, tidak sah
atau tidak dapat dilaksanakan, maka ketentuan atau bagian tersebut harus dipisahkan dari
Perjanjian ini tanpa mempengaruhi legalitas, validitas dan keberlakuan dari ketentuan lain
dari Perjanjian ini.

Demikian Perjanjian ini dibuat dalam rangkap 2 (dua) dan memiliki kekuatan hukum yang sama
dan ditandatangani di atas meterai oleh kedua belah pihak di Jakarta.

PT Suzuki Indomobil Motor PT Adiguna Manunggal Konstruksi


PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

FAJAR DEWANTO WAHYU ADI SUTRISNO


Kuasa Presiden Direktur Direktur Utama

Ref. No. 287 / SPB / BCF / SIM / Project / I / 2021

Halaman 9 dari 9

Anda mungkin juga menyukai