Anda di halaman 1dari 3

Nama : Alpha Amdra Pragoga

NIM : B1033171035

Mata Kuliah : Pengauditan 2

Latar Belakang Kasus Bank Century

Hiruk pikuk seputar kasus Bank Century, yang kini telah berganti nama menjadi Bank
Mutiara, menyita perhatian banyak elemen masyarakat. Tema besar kasus tersebut
adalah korupsi.Lakon para legislator/Dewan Perwakilan Rakyat/DPR (baca: Panitia
Khusus /Pansus Hak Angket Bank Century) dalam upaya pembongkaran kasus Bank
Century, di simak secara luas oleh masyarakat melalui pemberitaan berbagai media massa,
baik cetak maupun elektronik. Bahkan masyarakat sendiri dapat melihat jalannya persidangan
Pansus Hak Angket Bank Century melalui program Breaking News yang disiarkan secara
langsung (Live Streaming) oleh beberapa televisi swasta.Pemerintah (DEPKEU) dan Bank
Indonesia (BI) yang sementara ini dituduh sebagai pihak-pihak yang paling bertanggung
jawab atas pengucuran dana talangan (bailout) kepada Bank Century yang dinilai telah
merugikan Negara sekitar Rp6,76 Trilyun melakukan pembelaan diri, seolah tidak ada yang
keliru dengan mekanisme dan keputusan yang telah diambilnya.

Para politisi di luar parlemen saling adu argumen. Di satu pihak partai politik tertentu
mempertanyakan komitmen partai lain atas koalisi politik yang telah mereka bangun
bersama, sedangkan di pihak lain partai yang dituduh “berkhianat” membela dirinya atas
nama kebenaran dan keberpihakan kepad arakyat. Rakyat yang tidak puas dengan kinerja
parlemen dan pemerintah melakukan unjuk rasa di mana – mana menuntut tegaknya
kebenaran dan keadilan.

 Secara kronologi kasus Bank Century dimulai pada tahun 1989 oleh Robert Tantular yang
mendirikan Bank Century Intervest Corporation (Bank CIC).Tahun 1999 pada bulan Maret
Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas pertama dan Robert  Tantular dinyatakan
tidak lolos uji kelayakan dan kepatutan oleh Bank Indonesia.

Pada tahun 2002 Auditor Bank Indonesia menemukan rasio modal Bank CIC amblas hingga
minus 83,06% dan CIC kekurangan modal sebesarRp 2,67 triliun. Tahun 2003 bulan Maret
Bank CIC melakukan penawaran umum terbatas ketiga. Bulan Juni Bank CIC melakukan
penawaran umum terbatas keempat. Pada tahun 2003 pun Bank CIC diketahui terdapat
masalah yang diindikasikan dengan adanya surat – surat berharga valuta asing sekitar Rp 2
triliun yang tidak memiliki peringkat, berjangka panjang, berbunga rendah, dan sulit dijual.

BI menyarankan merger untuk mengatasi ketidakberesan pada bank ini. Tahun 2004, 22
Oktober dileburlah Bank Danpac dan Bank Piccoke Bank CIC.Setelah penggabungan nama
tiga bank itumenjadi PT Bank Century Tbk, dan Bank Century memiliki 25 kantorcabang, 31
kantor cabangpembantu, 7 kantor kas, dan 9 ATM. Tahun 2005 pada bulan Juni Budi
Sampoerna menjadi salah satu nasabah terbesar Bank Century Cabang Kertajaya Surabaya.

Pembuatan makalah ini bertujuan untuk mengetahui tentang masalah korupsi Bank Century
dan menganalisanya dengan meninjau permasalahan ini dari pengertian korupsi menurut
pendapat ahli, Jenis – jenis korupsi, tipe korupsinya dan dari aspek lainnya yang berkaitan
erat dengan tindak pidana korupsi. Dan memenuhi tugas Pendidikan Anti Korupsi.

Permasalahan kasus Bank Century

Tahun 2008, Bank Century mengalami kesulitan likuiditas karena beberapa nasabah besar
Bank Century menarik dananya seperti Budi Sampoerna akan menarik uangnya yang
mencapai Rp 2 triliun. Sedangkan dana yang ada di bank tidak ada sehingga tidak mampu
mengembalikan uang nasabah dan tanggal 30 Oktober dan 3 November sebanyak US$ 56
juta surat-surat berharga valuta asing jatuh tempo dan gagal bayar

Keadaan ini semakin parah pada tanggal 17 November, Antaboga Delta Sekuritas yang
dimiliki Robert Tantular mulai tak sanggup membayar kewajiban atas produk discreationary
fund yang dijual Bank Century sejak akhir 2007.

Pada 20 November 2008, BI melalui Rapat Dewan Gubernur menetapkan Bank Century
sebagai bank gagal berdampak sistemik. Keputusan itu kemudian disampaikan kepada
Menteri Keuangan Sri Mulyani selaku Ketua Komite Stabilitas Sistem Keuangan
(KSSK).Kemudian KSSK mengadakan rapat pada 21 November 2008.

Berdasarkan audit BPK, rapat tertutup itu dihadiri oleh Menteri Keuangan Sri Mulyani
sebagai ketua KSSK, Raden Pardede selaku Sekretaris KSSK, Ketua Unit Kerja Presiden
untuk Pengelolaan Program Reformasi (UKP3R) Marsilam Simanjuntak, dan Gubernur BI
Boediono sebagai anggota KSSK.

Rapat itu kemudian ditindaklanjuti dengan rapat Komite Koordinasi yang dihadiri oleh Ketua
KSSK, Gubernur BI, dan Dewan Komisioner Lembaga Penjamin Simpanan (LPS). Peserta
rapat sepakat menyatakan Bank Century sebagai bank gagal berdampak sistemik dan
menerima aliran dana penanganan Bank Century melalui LPS.

Saat rapat Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) yang dipimpin oleh Menteri
Keuangan Sri Mulyani untuk memutuskan nasib Bank Century, Marsilam masih menjabat
sebagai Ketua UKP3R.Akan tetapi keikutsertaanya dalam kapasitas sebagai penasihat
Menteri Keuangan RI dan seagai narasumber.

Dari rapat tersebut diputuskan menyuntikkan dana ke Bank Century sebesar Rp 632 miliar
untuk menambah modal sehingga dapat menaikkan CAR menjadi 8%. Enam hari dari
pengambilalihan LPS mengucurkan dana Rp 2,776 triliun pada Bank Century untuk
menambah CAR menjadi 10%. Karena permasalahan tak kunjung selesai Bank Century
mulai menghadapi tuntutan ribuan investor Antaboga atas penggelapan dana investasi senilai
Rp 1,38 triliun yang mengalir ke Robert Tantular.

Bank yang tampak mendapat perlakuan istimewa dari Bank Indonesia ini masih tetap
diberikan kucuran dana sebesar Rp 1,55 triliun pada tanggal 3 Februari 2009. Padahal bank
ini terbukti lumpuh.

Pada 5 Desember 2008 LPS menyuntikkan dana kembali sebesar Rp 2,2 triliun untuk
memenuhi tingkat kesehatan bank. Akhir bulan Desember 2008 Bank Century mencatat
kerugian sebesar Rp 7,8 triliun.

Pada Bulan Juni 2009 Bank Century mencairkan dana yang telah diselewengkan Robert
sebesar Rp 180 miliar pada Budi Sampoerna. Namun, dibantah oleh Budi yang merasa tidak
menerima sedikit pun uang dari Bank Century. Atas pernyataan itu LPS mengucurkan dana
lagi kepada Bank Century sebesar Rp 630 miliar untuk menutupi CAR. Sehingga, total dana
yang dikucurkan kepada Bank Century sebesar Rp 6,762 triliun.

Anda mungkin juga menyukai