Anda di halaman 1dari 7

PANCASILA SEBAGAI SOLUSI BAGI PERAWAT DALAM MELAKUKAN AKTIVITAS

“ AKSENTUASI CARING SEBAGAI CERMINAN PANCASILA


DALAM PRAKTIK ASUHAN KEPERAWATAN ”

Dosen : Asnat J. Luturmas, SH, MH

Nama : Andarias Y. Kobawon


Npm : 12114201190014
Kelas :C

FAKULTAS KESEHATAN PROGRAM STUDI S-1 ILMU KEPERAWATAN


UNIVERSITAS KRISTEN INDONESIA MALUKU
AMBON 2019
DAFTAR ISI
BAB I..............................................................................................................................................1

PENDAHULUAN..........................................................................................................................1

I.I Latar Belakang.....................................................................................................................1

I.II Masalah..............................................................................................................................1

I.III Kajian Teori........................................................................................................................1

BAB II.............................................................................................................................................3

PEMBAHASAN.............................................................................................................................3

II.I Peranan Caring dalam Praktik Asuhan Keperawatan.........................................................3

BAB III...........................................................................................................................................5

PENUTUP.......................................................................................................................................5

III.I KESIMPULAN.................................................................................................................5

III. II SARAN.............................................................................................................................5

i
BAB I
PENDAHULUAN

I.I Latar Belakang

Asuhan keperawatan adalah faktor penting dalam survival pasien dan dalam aspek-aspek
pemeliharaan, rehabilitatif dan prefentif perawatan kesehatan. Untuk sampai pada hal ini, profesi
keperawatan telah mengidentifikasi proses pemecahan masalah yang menggabungkan elemen
yang paling di ingingkan dari seni keperawatan dengan elemen yang paling relevan dari sistem
teori, dengan menggunakan metode ilmiah. (Shore, 998)
Elemen penting untuk memberikan asuhan keperawatan terencana yang efektif adalah
relevansinya sebagai pengidentifikasi dalam pengkajian pasien. Sesuai dengan American Nurses
Association of Clinical Nursing Practice (ANA, 1991), pengkajian pasien dibutuhkan pada area
berikut; fisik, psikologis, sosial kultural, spiritual, kognitif, kemampuan fungsional,
perkembangan, ekonomi, dan gaya hidup pengkajian ini digabung dengan temuan-temuan medis
serta pemeriksaan diagnostik, dicatat dalam data dasar pasien dan membentuk dasar yang kuat
untuk mengembangkan rencana keperawatan pasien.

I.II Masalah
1. Bagaimana peranan caring dalam praktik asuhan keperawatan

I.III Kajian Teori


A. Deskrisi Teori
1. Pengertian Caring

K.M.SWANSON ( 1991,dalam Tomey dan Alligood,2006 ) mendefinisikan caring sebagai


cara perawat memelihara hubungan yang bernilai dengan pasien agar mereka merasakan
komitmen dan tanggung jawab terhadap dirinya sendiri. Swanson dalam Midle Theori Of Caring
mendeskripsikan lima/5 komponen proses caring yaitu:
1) Mengetahui ( Knowing )
Mengetahui berarti berusaha untuk memahami arti suatu kejadian dalam kehidupan
pasien, mencegah adanya asumsi, berfokus pada perawatan untuk pasien, mencari tanda-
tanda, melakukan pengkajian secara cermat dan melibatkan diri dengan pasien.
2) Kehadiran atau Keberadaan ( Being With )
Kehadiran berarti menghadirkan emosi saat bersama pasien. Hal ini berarti hadir secara
fisik, menyampaikan keberadaan dan berbagai perasaan dengan pasien tanpa membebani
pasien.
3) Melakukan ( Doing For )
Melakukan pelayanan keperawatan untuk membantu pasien dalam perawatan total atau
mendukung pasien untuk melakukan perawatan mandiri.
4) Memungkinkan ( Enabing )
Enabing berarti membantu pasien dan memfasilitasi pasien agar dapat merawat dirinya
sendiri. Enabing juga berarti membantu pasien untuk melalui masa transisi dalam
kehidupan atau melalui peristiwa yang tidak biasa dengan cara berfokus padanya.
5) Mempertahankan Kepercayaan ( Maintaining Belief )
Proses ini merupakan fondasi caring dan di tunjukkan pada keyakinan terhadap kapasitas
seseorang melalui bekerja besama-sama.

1
Watson (1985) merawat dengan cinta, menyusun jiwa merupakan inti sifat perikemanusiaan.
Menurut Simon Roach (1995, dalam Blais ddk, 2007), ada lima komponen caring. Componen
caring tersebut adalah:
1. Compassion (Kasih Sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orag lain dapat berupa
membantu seseorng untuk bertahan, memberikan kesempatan untuk berbagi dan
membagi ruang bagi orng lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan dukungan
secara penuh.
2. Competence (Kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, energi dan
motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.
3. Confidence (Kepercayaan Diri)
Confidnce adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia dengan
penuh percaya diri.
4. Concience (Suara Hati)
Concience adalah bagian dari perawat. Perawat memiliki standar moral yang tumbuh
dari sistem nilai humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan
direfleksikan pada tingkah lakunya.
5. Commitment (komitmen)
Commitment artinya, melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas,
orang, karir yang dipilih

2
BAB II
PEMBAHASAN

II.I Peranan Caring dalam Praktik Asuhan Keperawatan

Asuhan keperawatan tidak terlepas dari intervensi keperawatan terhadap pasien. Intervensi
keperawatan adalah preskripsi untuk perilaku spesifik yang diharapkan dari pasien dan atau
tindakan yang harus dilakukan oleh perawat. Tindakan atau intervensi keperawatan dipilih untuk
membantu pasien dalam mencapai hasil pasien yang diharapkan dan tujuan pemulangan.
Harapanya adalah bahwa perilaku yang dipreskripsikan akan menguntungkan pasien dan
keluarga dalam cara yang dapat diprediksi, yang berhubungan dengan masalah yang
diidentifikasi dan tujuan yang telah dipilih. (Marilynn E. Doenger, Mary F. Mooshaused & Alice
C. Geissler, 1993; dalam I Made Karisa & Ni Made Sumarwati, 1999). Ketika pasien berada
difasilitas pelayanan kesehatan dan menderita penyakit yang mengancam kehidupan, muncul
kecemasan, kegelisahan, ketakutan bahkan stres dan bukan hanya pasien saja yang meraskan
tetapi juga keluarga, teman dan sahabat sehingga mereka perlu ditenangkan. Perawat yang
mengerti perilaku manusia akan memberi keleluasaan pada keadaan tersebut dan menyadari
bahwa orang yang sakit, rekan kerja, dan keluarga yang sedang stres tidak selalu dalam perilaku
terbaiknya dan sensitif. (Barbara R. Hegner & Ester Caldwell, 1992; dalam Sari Kurnianingsih &
Endan Pakaryaningsih, 1994)
Leininger (1991, dalam blais ddk, 2007) menyatakan bahwa caring penting untuk tumbuh
kembang dan kelangsungan hidup manusia. Caring berfungsi untuk memperbaiki dan
meningkatkan kondisi dan cara hidup manusia yang menekankan pada aktifitas yang sehat dan
memampukan individu dan kelompok berdasarkan budaya. Perilaku caring mencakup memberi
kenyamanan, kasih sayang, perhatian, memfasilitasi koping, empati, memandirikan, fasilitasi,
minat, perilaku membantu, cinta, pengasuhan, perilaku protektif, perilaku restoratif, berbagi,
perilaku menstimulasi, pertolongan, dukungan, pengawasan, kelembutan, tindakan konsultasi
kesehatan, tindakan instruksi kesehatan dan pemeliharaan kesehatan. Perilaku caring juga
meliputi menghormati klien, memberikan sentuhan kepada klien, kehadiran dan membina
kedekatan dengan klien (Creasia & Parker, 2001).
Dalam praktik asuhan keperawatan, pendekatan teori caring turut berpengaruh terhadap
jalannya proses asuhan keperawatan. Caring merupakan cara perawat dalam membangun
hubungan atau pendekatan dengan pasien sehingga memudahkan perawat dalam memberikan
interensi keperawatan. Caring menentukan kontribusi dalam keperawatan memanusiakan
manusia (Watson dalam De Laune & Ladner, 2002). Penerapan caring yang didasarkan dengan
pengetahuan biofisikal, keahlian dalam praktik keperaawatan dan pengetahuan mengenai
kehidupan manusia akan dapat meningkatkan kesehatan pasien atau seseorang atau individu.
Watson (1979, dalam Tomey & Alligood, 2006) mengatakan bahwa, caring yang dilakukan
dengan efektif dapat mendorong kesehatan dan pertumbuhan individu. Watson (1988, dalam
George, 1990) mendefinisikan caring lebih dari sebuah eksistensial philosophy dasar spiritual.
Caring adalah ideal moral keperawatan. Hal ini tentu saja menunjukan bahwa caring adalah
merupakan seni bagi perawat dalam membangun suatu hubungan yang akrab dengan klien atau
pasien. Hubungan-hubungan tersebut merupakan hubungan yang menunjuk pada suatu hubungan
yang baik dan didasari pada perasaan saling menerima. Watson (1999, dalam cara 2003),
hubungan perawatan transpersonal mencirikan jenis hubungan perawatan yang spesial yang
tergantung pada;
1. Komitmen moral perawat dalam melindungi dan meningkatkan harga diri manusia yang
setinggi-tingginya.
2. Kesadaran perawat dalam berkomunikasi untuk memelihara dan menghargai jiwa
seseorang sehingga tidak menyamakan status seseorang tersbut dengan objek
3. Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan berpotensi menyembuhkan,
sehubungan dengan pengalaman, profesi dan hubungan yang intensif.

3
Watson (1985) merawat dengan cinta, menyusun jiwa merupakan inti sifat perikemanusiaan.
Menurut Simon Roach (1995, dalam Blais ddk, 2007), ada lima komponen caring. Componen
caring tersebut adalah:
1. Compassion (Kasih Sayang)
Compassion adalah kepekaan terhadap kesulitan dan kepedihan orag lain dapat berupa
membantu seseorng untuk bertahan, memberikan kesempatan untuk berbagi dan
membagi ruang bagi orng lain untuk berbagi perasaan, serta memberikan dukungan
secara penuh.
2. Competence (Kemampuan)
Competence adalah memiliki ilmu pengetahuan, ketrampilan, pengalaman, energi dan
motivasi sebagai rasa tanggung jawab terhadap profesi.
3. Confidence (Kepercayaan Diri)
Confidnce adalah suatu keadaan untuk memelihara hubungan antar manusia dengan
penuh percaya diri.
4. Concience (Suara Hati)
Concience adalah bagian dari perawat. Perawat memiliki standar moral yang tumbuh
dari sistem nilai humanistik altruistik (peduli kesejahteraan orang lain) yang dianut dan
direfleksikan pada tingkah lakunya.
5. Commitment (komitmen)
Commitment artinya, melakukan tugas secara konsekuen dan berkualitas terhadap tugas,
orang, karir yang dipilih

4
BAB III
PENUTUP

III.I KESIMPULAN
Caring sebagai cerminan dari nilai-nilai pancasila yang ditunjukan perawat dalam memberikan
intervensi terhadap asuhan keperawatan sangat bermanfaat dan berpengaruh terhadap proses asuhan
keperawatan maupun intervensi terhadap pasien dimana caring bukan saja merujuk pada sifat simpati
tetapi lebih dari itu, yakni adanya ikatan-ikatan atau hubungan-hubungan yang terbentuk dan terjadi
didalam suatu proses kehidupan yang berkepanjangan atau berkelanjutan sehingga menimbulkan banyak
perasaan yang melibatkan emosional dan pikiran.

III. II SARAN
Dalam penulisan ini saya menyadari dengan sungguh bahwa apa yang saya tulis ini masih jauh dari
kata sempurna. Untuk itu, saya sangat mengharapkan masukan dari kalian semua untuk penulisan ini
kedepannya bisa lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai