Anda di halaman 1dari 58

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Aparatur Sipil Negara (ASN) adalah profesi bagi pegawai negeri


sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah dan merupakan penyelenggara roda pemerintahan.

Sebagai tindak lanjut pemerintah dalam pengembangan sumber


daya manusia aparatur Negara untuk meningkatkan profesionalitas
kinerja, Pemerintah mengeluarkan UU No. 5 Tahun 2014 tentang Aparatur
Sipil Negeri. Undang– undang ini juga mengedepankan tentang kualifikasi,
dan kompetensi yang harus dimiliki Aparatur Sipil Negeri untuk
melaksanakan tugas dan fungsi pemerintahan dan pembangunan selaras
dengan berbagai tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia. Aparatur
Sipil Negeri yang umum disebut sebagai birokrat saat ini merujuk kepada
sebuah profesi pelayanan publik yang harus memiliki kualifikasi dan
kompetensi guna melaksanakan tugas pemerintahan dan pembangunan
yang lebih baik sesuai dengan perundangan tentang ASN.
Dalam rangka membentuk sosok PNS yang mampu
menginternalisasi dan mengamalkan nilai-nilai ANEKA, perlu dilaksanakan
pembaharuan dalam pembinaan Calon PNS berupa Pelatihan Dasar
(Latsar) yang inovatif dan terintegrasi untuk membangun integritas moral,
kejujuran, karakter kepribadian yang unggul serta memperkuat
profesionalisme. Melalui metode terbaru ini, diharapkan peserta juga
mampu untuk mengaktualisasikan substansi mata pelatihan ke instansi
kerja melalui agenda habituasi yang ada dalam Pelatihan Dasar tersebut.

Nilai-nilai Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik, Komitmen


Mutu, dan Anti korupsi (ANEKA) merupakan nilai-nilai dasar profesi PNS
yang perlu diterapkan dan dimaknai dalam setiap kegiatan yang dilakukan
PNS sesuai dengan Tugas Pokok dan Fungsi (Tupoksi). Oleh karena itu

1
2

dalam diklat pra Jabatan yang wajib diikuti setiap CPNS diberikan materi
yang berkaitan dengan ANEKA untuk selanjutnya dilakukan dan dimaknai
dalam kegiatan aktualisasi yang dilakukan pada tahap kedua di instansi
masing-masing. Diharapkan setelah selesai rangkaian diklat pra jabatan,
setiap PNS dapat melaksanakan tugas dengan dilandasi nilai-nilai
ANEKA.
Berdasarkan Peraturan Kepala Lembaga Administrasi Negara
Nomor 12 Tahun 2018 tentang pedoman penyelenggaraan Pelatihan
Dasar Calon PNS, untuk dapat menerapkan nilai-nilai tersebut pada diri
ASN, maka diperlukan adanya penyelenggaraan pelatihan yang
memadukan antara pembelajaran klasikal atau yang dikenal dengan
metode on campus dengan jumlah 21 hari ditempat pelatihan dan non
klasikal atau yang dikenal dengan metode off campus dengan jumlah ± 30
hari ditempat kerja serta 3 hari tambahan on campus untuk memaparkan
hasil aktualisasi nilai-nilai tersebut selama off campus. Kegiatan klasikal
ini memungkinkan ASN mampu menginternalisasi, menerapkan,
mengaktualisasikan serta menjadikan kebiasaan atau yang dikenal
dengan istilah habituasi dan merasakan manfaatnya sehingga tertanam di
dalam diri sebagai ASN yang professional sebagai wujud nyata Bela
Negara.
Sistem Manajemen atau Management System adalah suatu
kerangka Proses dan Prosedur  yang digunakan untuk memastikan
apakah suatu perusahaan atau organisasi dapat memenuhi standard dan
menjalankan tugasnya untuk mencapai tujuan organisasi. Tujuan dari
suatu perusahaan atau organisasi dapat berupa memenuhi persyaratan
kualitas pelanggan, mematuhi peraturan baik peraturan pemerintah, 
undang-undang Negara ataupun peraturan dari pelanggan dan mencapai
tujuan/tanggung jawab terhadap aspek lingkungan hidup (IPQI, 2018).
Dalam rumah sakit tentu ada sistem manajemen tersendiri.
menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
1204/Menkes/SK/X/2004 tentang Persyaratan Kesehatan Lingkungan
3

Rumah Sakit, dinyatakan bahwa : rumah sakit merupakan sarana


pelayanan kesehatan, tempat berkumpulnya orang sakit maupun orang
sehat, atau dapat menjadi tempat penularan penyakit serta
memungkinkan terjadinya pencemaran lingkungan dan gangguan
kesehatan.
Dari pengertian diatas, rumah sakit melakukan beberapa jenis
pelayanan diantaranya pelayanan medik, pelayanan penunjang medik,
pelayanan perawatan, pelayanan rehabilitasi, pencegahan dan
peningkatan kesehatan, sebagai tempat pendidikan dan atau pelatihan
medik dan para medik, sebagai tempat penelitian dan pengembangan
ilmu dan teknologi bidang kesehatan serta untuk menghindari risiko dan
gangguan kesehatan sebagaimana yang dimaksud, sehingga perlu
adanya penyelenggaan kesehatan lingkungan rumah sakit sesuai dengan
persyaratan kesehatan.
Dalam hal ini untuk optimalnya pelayanan di rumah sakit tentu
harus ada penunjang pelayanan medik salah satunya inventarisasi alat.
Pengelolaan alat inventaris rumah sakit adalah suatu tatanan yang harus
tertib administrasi yang bertujuan untuk penghematan keuangan,
penghitungan kekayaan dan mutu pengendalian rumah sakit yang
meliputi: perencanaan dan penentuan kebutuhan, penganggaran,
pengadaan, penyimpanan dan penyaluran, penggunaan dan
pemeliharaan serta penghapusan (FKM-UI,2002)
Rumah sakit menyadari bahwa upaya inventarisasi alat selama ini
dianggap tidak optimal karena memerlukan banyak waktu dan tenaga
yang tidak sedikit. Disamping itu sering muncul permasalahan ketika pihak
manajemen ingin mengetahui jumlah aset bedasarkan kategori, harga
beli, tanggal pembelian, kondisi barang, penambahan barang serta masa
berlaku dari alat tersebut.
4

B. Tujuan dan Manfaat Aktualisasi


a. Tujuan Aktualisasi
Penyusunan rancangan aktualisasi ini bertujuan untuk :
1. Meningkatkan pengetahuan, keahlian, keterampilan, dan sikap
untuk dapat melaksanakan tugas sebagai ASN secara
profesional dengan dilandasi kepribadian dan etika ASN.
2. Menciptakan ASN yang mampu berperan sebagai pemberi
pelayanan kepada masyarakat dengan profesional dan bermutu.

b. Manfaat Aktualisasi
Adapun manfaat kegiatan aktualisasi adalah sebagai berikut :
1. Bagi peserta CPNS
Diharapkan dapat menambah pemahaman terhadap nilai ANEKA,
meningkatkan kualitas kinerja dalam melaksanakan tugas.
2. Bagi Rumah Sakit
a) Diharapkan dapat memberikan manfaat pengetahuan, kemauan,
dan kemampuan tenaga kesehatan dalam memberikan pelayan
kesehatan yang profesional yang dapat dipertanggung jawabkan.
b) Sebagai bahan masukan bagi Rumah Sakit untuk bahan
pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan khususnya di
bidang pelayanan keperawatan
3. Bagi Masyarakat
Diharapkan dapat memberikan dan meningkatkan pelayanan ASN
yang bermutu bagi masyarakat.

C. Ruang Lingkup

Aktualisasi peran dan kedudukan Aparatur Sipil Negara (ASN)


dalam NKRI sebagai unsur dalam melakukan pelayanan yang prima di
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumsel. Ruang lingkup
5

rancangan aktualisasi meliputi poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Provinsi Sumsel dan kegiatan lintas sektor dengan menerapkan
nilai-nilai dasar profesi yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika Publik,
Komitmen Mutu dan Anti Korupsi.
1. Tempat
a. BPSDMD Provinsi Sumatera Selatan (On Class)
b. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan
(Off Class)

2. Waktu
27 Juli 2020 s.d. 26 September 2020
a. On Class 27 Juli 2020 s.d. 18 Agustus 2020
b. Off Class (Habituasi) 19 Agustus 2020 s.d. 23 September 2020
c. On Class 24 September 2020 s.d. 26 September 2020
6

BAB II
RANCANGAN AKTUALISASI

A. Deskripsi Organisasi

1. Profil Organisasi

Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut (RSKGM) Provinsi Sumatera


Selatan terletak di jalan Kol. H. Burlian Km.6 Palembang yang
beroperasional mulai bulan Februari tahun 2013. Rumah Sakit Khusus
Gigi dan Mulut merupakan Unit Pelaksana teknis Dinas Provinsi Sumatera
Selatan yang melayani kebutuhan pelayanan kesehatan gigi dan mulut
dengan kapasitas 12 tempat tidur.

Gambar 2.1 Tampak depan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut

Pada tahun 2018 Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan telah terakreditasi dengan lulus tingkat PERDANA
yang disahkan pada tanggal 17 Januari 2018 berlaku sampai dengan 4
Desember 2020. Berdasarkan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 61
Tahun 2007 tentang Pedoman Teknis Pengelolaan Keuangan Badan

5
7

Layanan Umum Daerah, maka Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
Provinsi Sumatera Selatan berdasarkan keputusan Gubernur Sumatera
8

Selatan Nomor 435/KPTS/BPKAD/2016 tanggal 18 Juli 2016 telah


ditetapkan sebagai Rumah Sakit Khusus yang menerapkan Status Pola
Pengelolaan Keuangan Badan Layanan Umum Daerah.
Berikut ini merupakan profil RS Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan
Nama Rumah Sakit : RS Khusus Gigi dan Mulut Prov. Sumsel
Pemilik : Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan
Alamat : Jl. Kol. H.Burlian KM 6 Palembang
Telepon/ Fax : 0711-5610491 / 0711- 5610494
Kelas :C
Email : rskgm.provsumsel@yahoo.com

2. Visi, Misi dan Nilai Organisasi

a. Visi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumsel

“ Menjadi Rumah Sakit Rujukan Gigi dan Mulut terdepan di


Indonesia, sebagai pusat pendidikan, pelatihan dan pelayanan gigi dan
mulut yang professional dan berstandar internasional.”

b. Misi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumsel

1) Memberikan pelayanan kesehatan yang prima, bermutu


danprofessional kepada pelanggan dengan kondisi pelayanan
kesehatan yang nyaman, aman dan ramah lingkungan.
2) Mempersiapkan tenaga kesehatan yang handal, professional,
kompeten dan berdedikasi tinggi.
3) Menjalin kerja sama dengan instansi terkait dan lintas sector
maupun pihak swasta untuk meningkatkan peran aktif
masyarakat dalam upaya pencegahan penyakit gigi dan mulut.
4) Mempasilitasi tercapainya tujuan pendidikan profesi kedokteran
gigi dan tenaga kesehatan lainnya.
9

5) Menjadikan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Prov.


Sumatera Selatan sebagai pusat rujukan pelayanan kesehatan
gigi.
c. Nilai – nilai Organisasi Kementerian Kesehatan

1) Pro Rakyat

a) Dalam penyelenggaraan pembangunan kesehatan,


Kemenkes selalu mendahulukan kepentingan rakyat dan
harus menghasilkan yang terbaik untuk rakyat.
b) Diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi – tingginya
bagi setiap orang adalah salah satu hak asasi manusia tanpa
membedakan suku, golongan, agama, dan status sosial
ekonomi.

2) Inklusif

a) Semua program pembangunan kesehatan harus melibatkan


semua pihak, karena pembangunan kesehatan tidak
mungkin hanya dilaksanaka oleh Kemenkes saja.
b) Seluruh komponen masyarakat harus berpartisipasi aktif,
yang meliputi lintas sektor, organisasi profesi, organisasi
masyarakat, pengusaha, masyarakat madani, dan
masyarakat akar rumput.

3) Responsif

a) Program kesehatan harus sesuai dengan kebutuhan dan


keinginan rakyat, serta tanggap dalam mengatasi
permasalahan di daerah, situasi kondisi setempat, sosial
budaya dan kondisi geografis.
b) Faktor-faktor tersebut menjadi dasar dalam mengatasi
permasalahan kesehatan yang berbeda – beda, sehingga
diperlukan penanganan yang berbeda pula.
10

4) Efektif

Program kesehatan harus mencapai hasil yang signifikan


sesuai target yang telag ditetapkan dan bersifat efisien.

5) Bersih

Penyelenggaraan pembangunan kesehatan harus bebas dari


korupsi, kolusi dan nepotisme (KKN), transparan dan
akuntabel.

3. Motto dan Tujuan Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi

Sumatera Selatan

a. Motto
“Kenyamanan dan kepuasan anda (pasien) merupakan kebahagiaan
kami.”
b. Tujuan
1) Meningkatkan pemenuhan kebutuhan akan pelayanan
kesehatan gigi dan mulut yang sesuai standar profesi serta
bermutu dan memuaskan masyarakat.
2) Meningkatkan kebutuhan SDM yang berkualitas dalam upaya
memberikan pelayanan yang professional.
3) Meningkatkan pelayanan kesehatan gigi dan mulut yang
bermutu sesuai standar dan terakreditasi.
4) Menyediakan sarana prasarana Rumah Sakit sesuai
persyaratan dan standar yang berlaku.
5) Mendukung program study kedokteran gigi di Fakultas UNSRI
menjadi Fakultas Gigi dan Mulut UNSRI di Universitas Sriwijaya
Provinsi Sumatera Selatan.
11

4. Janji Pelayanan RSK. Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan

a. Memberikan pelayanan yang profesional dan bermutu yang sesuai


dengan ilmu pengetahuan kedokteran gigi.
b. Menjaga nama baik dan rahasia Rumah Sakit.
c. Membangun prinsip kerjasama dalam pelayanan kesehatan.

5. Keunggulan Dan Kompetensi Rumah Sakit

a. Keunggulan Rumah Sakit

1) Memiliki 90 Dental Unit.


2) Mempunyai laboratorium tekniker gigi sederhana.
b. Mempunyai alat rongent gigi yang canggih, antara lain :
1) Dental Panoramik
2) Cepalometri
c. Mempunyai alat kedokteran gigi yang canggih.
d. Mempunyai klinik mahasiswa co-ass kedokteran gigi untuk praktek.
e. Mempunyai ruangan CSSD yang memadai.
f. Mempunyai ruangan rawat inap.
g. Memiliki poli klinik umum dan poli klinik VIP.
h. Memiliki counter farmasi.
i. Lokasi rumah sakit yang strategis dan bisa dilewati oleh kendaraan
beroda dua maupun kendaraan yang beroda empat.

6. Kompetensi Rumah Sakit


a. Sebagai tempat praktek mahasiswa coass Fakultas Kedokteran
Gigi Universitas Sriwijaya.
b. Sebagai tempat penelitian dan pelatihan.
c. Telah menjadi rumah sakit rujukan bagi pasien BPJS Kesehatan
dan BPJS Ketenagakerjaan.
d. Telah memiliki MoU dengan berbagai puskesmas di Palembang.
12

e. Memiliki tenaga kesehatan yang kompetenantara laindokter gigi


spesialis, perawat dan perawat gigi yang handal.
f. Sumber Daya Manusia dokter spesialis dan dokter gigi spesialis
antara lain:
1) Dokter Spesialis Penyakit Dalam
2) Dokter Spesialis Pedodonti
3) Dokter Spesialis Konservasi
g. Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut menjalin kerjasama dengan
dokter spesialis dari Program Studi Kedokteran Gigi UNSRI, antara
Lain: Prostodonsi dan Bedah Mulut

7. Pelayanan di RSK. Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan


a. Pelayanan medik gigi dasar,
b. Pelayanan medik gigi spesialistik (Bedah Mulut, Orthodonti,
Periodonti, Prosthodonti, Konservasi Gigi, Oral Medicine,
Pedodonti),
c. Pelayanan gawat darurat kesehatan gigi dan mulut,
d. Pelayanan bedah dan rawat inap
e. Pelayanan penunjang klinik
1) Pelayanan kefarmasian
2) Pelayanan Laboratorium : Laboratorium Klinik dan
Laboratorium Teknik Gigi
3) Pelayanan Radiologi Gigi
a) Dental Panoramik
b) Cepalometri
13

8. Struktur Organisasi
Struktur organisasi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan dapat dilihat pada gambar berikut ini :

Gambar 2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
Provinsi Sumatera Selatan

9. Tugas Pokok dan Fungsi Perawat Gigi


a. Upaya peningkatan kesehatan gigi dan mulut
1) Mampu menyuluh dalam upaya meningkatkan derajat
kesehatan gigi dan mulut.
2) Mampu melakukan pelatihan kader kesehatan gigi.
3) Mampu membuat dan menggunakan media komunikasi.
b. Kegiatan mendiagnosa penyakit gigi
1) Mampu mengidentifikasi tanda – tanda penyakit gigi dan
mulut.
2) Mampu mendiagnosa penyakit gigi dan mulut.
3) Mampu melakukan komunikasi terapeutik.
4) Mampu mengelola pasien mulai dari tahap orientasi
pelaksanaan sampai terminasi.
14

c. Mampu melakukan higiene kesehatan gigi


1) Mampu melakukan hygiene petugas kesehatan gigi dan
mulut.
2) Sterilisasi alat – alat kesehatan gigi.
3) Mampu memelihara alat – alat kesehatan gigi.
4) Mampu melakukan hygiene lingkungan kerja.

B. Deskripsi Isu / Situasi Problematik

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, ISU adalah masalah yg


dikedepankan untuk ditanggapi; kabar yang tidak jelas asal usulnya dan
tidak terjamin kebenarannya; kabar angin; desas desus.
Terdapat 3 (tiga) faktor yang mempengaruhi dan perlu
mendapatkan perhatian dalam menetapkan isu yang akan diangkat, yaitu
kemampuan melakukan:
1. Enviromental Scanning, yaitu peduli terhadap masalah dalam
organisasi dan mampu memetakan hubungan kausalitas.
2. Problem Solving, mampu mengembangkan dan memilih alternatif, dan
mampu memetakan aktor terkait dan perannya masing-masing.
3. Analysis, mampu berpikir konseptual (mengkaitkan dengan substansi
Mata Pelatihan), mampu mengidentifikasi implikasi/dampak/manfaat
dari sebuah pilihan kebijakan/program/kegiatan/ tahapan kegiatan.

Berdasarkan pengamatan di lapangan, terdapat beberapa masalah


yang ditemukan di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut, yaitu
sebagai berikut :
1. Belum optimalnya sistem manajemen inventarisasi alat-alat di poli
umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan
2. Belum optimalnya penggunaan alat perlindungan diri dalam tindakan
scalling di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan
15

3. Belum optimalnya dekontaminasi alat di ruang spoelhook poli umum


Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan
4. Kurang lengkapnya bahan medikasi untuk melakukan perawatan gigi
yang ideal di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan
5. Kurangnya informasi kepada pasien mengenai cara menyikat gigi
yang baik dan benar di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Provinsi Sumatera Selatan.
Isu-isu tersebut akan dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel 1. Deskripsi Isu

Identifikasi Isu/ Keterkaitan Identifikasi akar


No. Kondisi Ideal
kondisi sekarang dengan Materi permasalahan
1. Belum optimalnya Melakukan Manajemen Masih belum
sistem manajemen inventarisasi ASN lengkap data- data
alat-alat inventarisasi alat-
inventarisasi alat-
secara berkala alat
alat di poli umum dengan data
Rumah Sakit yang ada

Khusus Gigi dan


Mulut Provinsi
Sumatera Selatan

2. Belum optimalnya Petugas Pelayanan Kurangnya


penggunaan alat kesehatan Publik kesadaran petugas
seharusnya kesehatan
perlindungan diri
selalu pentingnya
(APD) dalam memakai APD memakai APD pada
tindakan scalling di pada saat saat tindakan untuk
melakukan menghindari infeksi
poli umum Rumah
tindakan silang
Sakit Khusus Gigi
dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan

3. Belum optimalnya Petugas Pelayanan Kurangnya


16

dekontaminasi alat melakukan publik kesadaran petugas


di ruang spoelhook dekontaminasi dalam melakukan
alat dengan dekontaminasi alat
poli umum Rumah
benar sesuai di ruang spoelhook
Sakit Khusus Gigi SOP
dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan.
4. Kurang lengkapnya Petugas tidak Pelayanan Kurangnya
bahan medikasi kesulitan publik persiapan dan
mencari bahan perencanaan dalam
untuk melakukan
medikasi gigi pengadaan bahan
perawatan gigi yang saat tindakan medikasi gigi
ideal di poli umum
Rumah Sakit
Khusus Gigi dan
Mulut Provinsi
Sumatera Selatan
5. Kurangnya Sebaiknya Manajemen Terkendalanya
informasi kepada setiap pasien ASN masalah waktu dan
yang datang banyaknya antrian
pasien mengenai
ke Poli Umum pasien yang berobat
cara menyikat gigi RSKGM sehingga jarang
yang baik dan benar diberikan sekali hal tersebut
edukasi cara dilakukan.
di poli umum
menyikat gigi
Rumah Sakit yang baik dan
Khusus Gigi dan benar.
Mulut Provinsi
Sumatera Selatan.

C. Analisis Isu
17

Analisis isu dilakukan untuk menetapkan kriteria isu dan kualitas


isu. Analisis ini dilakukan untuk mendapatkan kualitas isu tertinggi.
Disamping itu tidak semua isu bisa dikategorikan menjadi isu aktual, oleh
karena itu perlu dilakukan analisis kriteria isu, alat analisis kriteria isu
dengan menggunakan alat analisis AKPK (Aktual, Kekhalayakan,
Problematika, Kelayakan).

Alat analisa dengan menggunakan AKPK (kriteria isu)


1. Aktual : Benar-benar terjadi, sedang hangat dibicarakan di
masyarakat.
2. Kekhalayakan : Isu menyangkut hajat hidup orang banyak
3. Problematik : Isu memiliki dimensi masalah yang kompleks
sehingga
Perlu dicarikan solusinya sesegera mungkin.
4. Kelayakan : Masuk akal, realisitis, relevan untuk dimunculkan
inisiatif
pemecahan masalahnya.

Pembobotan dan analisis AKPK :


Tabel 2. Bobot Penetapan Kriteria Kualitas ISU AKPK
Bobot Keterangan
5 Sangat kuat pengaruhnya
4 Kuat pengaruhnya
3 Sedang pengaruhnya
2 Kurang pengaruhnya
1 Sangat kurang pengaruhnya

Analisis Kriteria Isu dengan Alat Analisis AKPK :

Tabel 3. Tabel Analisis Isu Menggunakan AKPK


No. Isu A K P K Jumlah Peringka
18

(1- (1- (1- (1-


t
5) 5) 5) 5)
1. Belum optimalnya 4 4 4 3 15 I
sistem manajemen
inventarisasi alat-alat
di poli umum Rumah
Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Provinsi
Sumatera Selatan

2. Belum optimalnya 4 2 2 2 10 II
penggunaan alat
perlindungan diri
(APD) dalam tindakan
scalling di poli umum
Rumah Sakit Khusus
Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan.
3. Belum optimalnya 3 1 1 2 7 V
dekontaminasi alat di
ruang spoelhook poli
umum Rumah Sakit
Khusus Gigi dan Mulut
Provinsi Sumatera
Selatan.
4. Kurang lengkapnya 3 2 3 3 11 III
bahan medikasi untuk
melakukan perawatan
gigi yang ideal di poli
umum Rumah Sakit
Khusus Gigi dan Mulut
Provinsi Sumatera
19

Selatan
5 Kurangnya informasi 3 2 2 3 10 IV
kepada pasien
mengenai cara
menyikat gigi yang
baik dan benar di poli
umum Rumah Sakit
Khusus Gigi dan Mulut
Provinsi Sumatera
Selatan.

D. Argumen Terhadap Core Isu


Berdasarkan analisis isu dengan metode AKPK yang telah
dilakukan, maka terpilih core isu “Belum optimalnya sistem manajemen
inventarisasi alat-alat di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut
Provinsi Sumatera Selatan” Dengan terpilihnya core isu tersebut, maka
penulis akan menguraikan gagasan pemecahan masalah dalam Matriks
Rancangan Kegiatan.

E. Nilai-nilai Dasar Profesi PNS


Penyelenggaraan Pelatihan Dasar CPNS Pelatihan Dasar
berdasarkan Perka LAN No. 21 Tahun 2016 bertujuan agar peserta
Pelatihan Dasar mampu menginternalisasi nilai-nilai dasar profesi ASN
yaitu Akuntabilitas, Nasionalisme, Etika publik, Komitmen mutu, dan Anti
Korupsi (ANEKA).

1. Akuntabilitas
Istilah akuntabilitas berasal dari Bahasa Inggris yaitu accountability
yang berarti keadaan untuk dipertanggungjawabkan, atau keadaan yang
dapat dimintai pertanggungjawaban. Menurut The Oxford Advance
Learner’s Dictionary, akuntabilitas adalah required or expected to give an
20

explanation for one’s action. Dengan kata lain, dalam akuntabilitas


terkandung kewajiban untuk menyajikan dan melaporkan segala tindak
tanduk dan kegiatannya terutama di bidang administrasi keuangan kepada
pihak yang lebih tinggi/atasannya. Lembaga Administrasi Negara RI.
2000.
Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP),
Pengukuran Kinerja Instansi Pemerintah : Modul Sosialisasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Istitut Pemerintah. Lembaga Administrasi Negara
(LAN) RI.
Adapun nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam
akuntabilitas antara lain:
a. Tanggung Jawab (responsibilitas)
b. Integritas
c. Keadilan
d. Kejelasan Laporan
e. Konsistensi
f. Kejujuran
g. Netralitas
h. Menghindari praktek kecurangan dan perilaku korup
i. Penggunaan sumber daya milik Negara
j. Penyimpanan dan penggunaan data serta informasi pemerintah
k. Mengatasi konflik kepentingan

2. Nasionalisme

Menurut Anthony Smith, Nasionalisme merupakan suatu gerakan


ideologis untuk mencapai dan mempertahankan otonomi, kesatuan, dan
identitas bagi suatu populasi, yang sejumlah anggotanya bertekad untuk
membentuk suatu bangsa yang aktual atau bangsa yang potensial. Fisip
21

UI, Makna Nasionalisme, Jurnal Perpustakaan Universitas Indonesia,


dalam situs: http://lib.ui.ac.id.
Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung dalam nasionalisme
antara lain:
a. Nilai Ketuhanan Yang Maha Esa,
b. Nilai-nilai kemanusiaan dalam masyarakat Indonesia.
c. Nilai persatuan Indonesia.
d. Nilai Kerakyatan Yang Dipimpin Oleh Hikmat
e. Nilai keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
f. Kerja keras.
g. Disiplin.
h. Tidak diskriminatif.
i. Cinta tanah air.
j. Rela berkorban

3. Etika Publik

Etika Publik merupakan refleksi tentang standar/norma yang


menentukan baik/buruk, benar/salah perilaku, tindakan dan keputusan
untuk mengarahkan kebijakan publik dalam rangka menjalankan tanggung
jawab pelayanan publik. Nilai-nilai dasar profesi ASN yang terkandung
dalam etika publik sebagaimana yang terkandung dalam pasal 5 ayat (2)
Undang-Undang No. 5 Tahun 2014 Tentang Aparatur Sipil Negara
sebagai berikut:
a. Memegang teguh nilai-nilai dalam ideologi negara pancasila.
b. Setia dan mempertahankan Undang-Undang Dasar Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
c. Menjalankan tugas secara professional dan tidak berpihak.
d. Membuat keputusan berdasarkan prinsip keahlian.

e. Menciptakan lingkungan kerja yang tidak diskriminatif.


f. Memelihara dan menjunjung tinggi standar etika publik.
22

g. Mempertanggungjawabkan tindakan dan kinerjanya pada publik.


h. Memiliki kemampuan dalam melaksanakan kebijakan dan program
pemerintah.
i. Memberikan layanan kepada publik secara jujur, tanggap, cepat,
tepat akurat berdaya guna berhasil guna dan santun.
j. Mengutamakan kepemimpinan yang berkualitas tinggi.
k. Menghargai komunikasi konsultasi dan kerja sama.
l. Mengutamakan pencapaian hasil dan mendorong kinerja pegawai.
m. Mendorong kesetaraan dalam pekerjaan.
n. Meningkatkan efektivitas sistem pemerintahan yang demokratis
sebagai perangkat sistem karir.

4. Komitmen Mutu

Undang-Undang Nomor 5 Tahun 2014 Tentang ASN pasal 5 ayat


(2). Modul Diklat Prajabatan CPNS Golongan III, Komitmen Mutu, hal. 104
Nilai-nilai dasar (Pasal 4) dan kode etik (Pasal 5) layanan publik
sebagaimana dituangkan dalam UU Nomor 5 Tahun 2014 tentang ASN,
secara keseluruhan mencerminkan perlunya komitmen mutu dari setiap
aparatur dalam memberikan layanan, apapun bidang layanannya dan
kepada siapapun layanan itu diberikan. Dalam arti lain kinerja aparatur
dalam memberikan layanan publik yang bermutu harus berlandaskan
prinsip efektivitas, efisiensi, dan inovasi.
Adapun nilai-nilai yang terkandung dalam komitmen mutu adalah
sebagai berikut:
a. Tepat waktu
b. Sesuai SOP (Prosedur standar operasional)
c. Akurasi
d. Kerjasama
e. Cepat dan tepat
f. Tanggap
g. Evaluasi
23

h. Cermat
i. Melakukan yang terbaik
j. Profesional
k. Menerima pembaharuan
l. Tidak mempersulit

5. Anti Korupsi

Korupsi berasal dari Bahasa latin corruptio dan corruptus yang


berarti kerusakan atau kebobrokan. Korupsi atau dikenal juga dengan kata
rasuah, mengandung arti tindakan penjabat publik, baik politisi maupun
pegawai negeri, serta pihak lain yang terlibat dalam tindakan itu yang
secara tidak wajar dan ilegal menyalah gunakan kepercayaan publik yang
dikuasakan kepada mereka untuk mendapatkan keuntungan sepihak.
Dalam menanggulangi upaya tindak pidana korupsi, pemerintah
membentuk peraturan yang menjadi landasan hukum dalam memberantas
korupsi yaitu dengan lahirnya UU No. 20 Tahun 2001 tentang
Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi.
Adapun untuk membantu pemerintah dalam memberantas korupsi,
maka pemerintah membuat UU. No. 30 Tahun 2002 tentang pembentukan
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). KPK bersama dengan para pakar
telah melakukan identifikasi nilai-nilai dasar anti korupsi, dan dihasilkan
sebanyak 9 nilai anti korupsi sebagai berikut:
a. Jujur,
b. Peduli,
c. Mandiri,
d. Disiplin,
e. Tanggung jawab,
f. Kerja keras,
g. Sederhana,
h. Berani,
i. Adil.
24

F. Kedudukan dan Peran ASN

1. Manajemen Aparatur Sipil Negara

Manejemen ASN adalah pengelolaan ASN untuk menghasilkan


pegawai ASN yang profesional, memiliki nilai dasar, etika profesi, bebas
dari intervensi politik, bersih dari praktik korupsi, kolusi dan nepotisme.
Manajemen ASN lebih menekankan kepada pengaturan profesi
pegawai sehingga diharapkan agar selalu tersedia sumber daya ASN
yang unggul selaras dengan perkembangan jaman.

2. Whole of Government

a. Pengertian Whole of Government (WoG)

WoG adalah sebuah pendekatan penyelenggaraan pemerintahan


yang menyatukan upaya-upaya kolaboratif pemerintahan dari keseluruhan
sektor dalam ruang lingkup koordinasi yang lebih luas guna mencapai
tujuan pembangunan kebijakan, manajemen program dan pelayanan
publik. Oleh karenanya WoG juga dikenal sebagai pendekatan
interagency, yaitu pendekatan yang melibatkan sejumlah kelembagaan
yang terkait dengan urusan-urusan yang relevan.
b. Penerapan Whole of Government (WoG) dalam pelayanan
terintegrasi

1) Praktek Whole of Government (WoG)

Terdapat beberapa cara pendekatan WoG yang dapat dilakukan,


baik dari sisi penataan institusi formal maupun informal. Cara-cara ini
pernah dipraktekkan oleh beberapanegara, termasuk Indonesia dalam
level-level tertentu.
a) Penguatan koordinasi antar lembaga
25

Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga


yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan
jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih
mudah.
b) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Penguatan koordinasi dapat dilakukan jika jumlah lembaga-lembaga
yang dikoordinasikan masih terjangkau dan manageable. Dengan
jumlah lembaga yang rasional, maka koordinasi dapat dilakukan lebih
mudah.
c) Membentuk lembaga koordinasi khusus
Pembentukan lembaga terpisah dan permanen yang bertugas dalam
mengkoordinasikan sektor atau kementrian adalah salah satu cara
melakukan WoG.
d) Membangun gugus tugas
Gugus tugas merupakan bentuk pelembagaan koordinasi yang
dilakukan di luar struktur formal, yang tidak permanen. Pembentukan
gugus tugas biasanya agar sumber daya yang terlibat dalam
koordinasi tersebut dicabut sementara dari lingkungan formalnya
untuk berkonsentrasi dalam proses koordnasi tadi.
e) Koalisi sosial
Koalisi sosial merupakan bentuk informal dari penyatuan koordinasi
antar sektor atau lembaga, tanpa perlu membentuk pelembagaan
khusus dalam koordinasi.
2) Tantangan dalam Praktek Whole of Government (WoG)

Tantangan yang akan dihadapi dalam penerapan WoG di tataran


praktek sebagai berikut:
a) Kapasitas SDM dan institusi
Perbedaan kapasitas bisa menjadi kendala serius ketika pendekatan
WoG, misalnya mendorong terjadinya merger atau akuisisi
kelembagaan, dimana terjadi penggabungan SDM dengan kualifikasi
yang berbeda.
26

b) Nilai dan budaya organisasi


Nilai dan budaya organisasi menjadi kendala ketika terjadi upaya
kolaborasi sama dengan kelembagaan.
c) Kepemimpinan
Kepemimpinan menjadi salah satu kunci penting dalam pelaksanaan
WoG. Kepemimpinan yang dibutuhkan adalah kepemimpinan yang
mampu mengakomodasi perubahan nilai dan buadaya organisasi
serta meramu SDM yang tersedia guna mencapai tujuan yang
diharapkan.

3) Praktek Whole of Government (WoG) dalam pelayanan publik

Praktek WoG dalam pelayanan publik dilakukan dengan


menyatukan seluruh sektor yang terkait dengan pelayanan publik. Jenis
pelayanan publik yang dikenail dapat didekati oleh pendekatan WoG
sebagai berikut:
a) Pelayanan yang bersifat administratif, yaitu pelayanan publik yang
menghasilkan berbagai produk dokumen resmi yang dibutuhkan
warga masyarakat.
b) Pelayanan jasa, yaitu pelayanan yang menghasilkan berbagai bentuk
jasa yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti pendidikan,
kesehatan, ketenagakerjaan, perhubungan dan lain-lain.
c) Pelayanan barang, yaitu pelayanan yang menghasilkan jenis barang
yang dibutuhkan warga masyarakat, seperti jalan, jembatan,
perumahan, jaringan telepon, listrik, air bersih, dan lain-lain.
d) Pelayanan regulatif, yaitu pelayanan melalui penegakan hukuman dan
peraturan perundang-undangan.

Adapun berdasarkan pola pelayanan publik, juga dapat dibedakan


dalam lima macam pola pelayanan sebagai berikut:
27

a) Pola pelayanan teknis fungsional, yaitu suatu pola pelayanan publik


yang diberikan oleh suatu instansi pemerintah sesuai dengan bidang
tugas, fungsi dan kewenangannya.
b) Pola pelayanan satu atap, yaitu pola pelayanan yang dilakukan secara
terpadu pada suatu instansi pemerintah yang bersangkutan sesuai
kewenangan masing-masing.
c) Pola pelayanan satu pintu, yaitu pola pelayanan yang dilakukan
secara tunggal oleh suatu unit kerja pemerintah berdasarkan
pelimpahan wewenang dari unit kerja pemerintah terkait lainnya yang
bersangkutan.
d) Pola pelayanan terpusat, yaitu pola pelayanan yang dilakukan oleh
suatu instansi pemerintah yang bertindak selaku koordinator terhadap
pelayanan instansi pemerintah lainnya yang terkait dengan bidang
pelayanan masyarakat yang bersangkutan.
e) Pola pelayanan elektronik, yaitu pola pelayanan elektronik yang
dilakukan menggunakan teknologi infromasi dan komunikasi.

3. Pelayanan Publik

a. Pengertian Pelayanan Publik

Berkaitan dengan pelayanan, ada dua istilah yang perlu diketahui,


yaitu melayani dan pelayanan.Pengertian melayani adalah membantu
menyiapkan (mengurus) apa yang diperlukan seseorang". Sedangkan
pengertian pelayanan adalah "usaha rnelayani kebutuhan orang lain"
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1995).Pelayanan merupakan suatu
proses. Proses tersebut menghasilkan suatu produk yang berupa
pelayanan, kemudian diberikan kepada pelanggan. Sebagai contoh
adalah proses pelayanan surat masuk. Proses pelayanan surat masuk
adalah sebagai berikut:
1) Surat diterima oleh seorang petugas;
2) Surat disortir (dipisah-pisahkan);
28

3) Surat diterima pencatat surat dan kemudian dicatat dalam buku


agenda atau kartu kendali;
4) Surat disampaikan ke pengarah surat;
5) Surat didistribusikan ke unit organisasi sesuai dengan alamat
yang tertulis dalam surat (sering di sebut dengan istilah "unit
pengelola");
6) Surat diterima oleh unit pengolah.

Pelayanan dapat dibedakan menjadi 3 kelompok (Gonroos, 1990), yaitu :


1) Coreservice adalah pelayanan yang ditawarkan kepada
pelanggan,yang merupakan produk utamanya. Misalnya untuk
pelayanan pembuatan KTP, maka penyediaan KTP merupakan
layanan utamanya.
2) Facilitating service adalah fasilitas pelayanan tambahan kepada
pelanggan,misalnya terkait dengan pelayanan administrasi
kependudukan (KTP, akte kelahiran, dll), maka pemerintah
menyediakan layanan satu atap atau satu pintu dengan
menggunakan teknologi yang canggih.

b. Pelayanan Prima

Pelayanan prima merupakan terjemahan dari istilah "Excellent


Service" yang secara harfiah berarti pelayanan yang sangat baik dan atau
pelayanan yang terbaik. Karena sesuai dengan standar pelayanan yang
berlaku atau dimiliki oleh instansi yang memberikan pelayanan. Jadi
pelayanan prima dalam hal ini sesuai dengan harapan pelanggan.Tujuan
pelayanan prima adalah memberikan pelayanan yang dapat memenuhi
dan memuaskan pelanggan atau masyarakat serta memberikan fokus
pelayanan kepada pelanggan. Pelayanan prima kepada masyarakat
didasarkan pada tekad bahwa "pelayanan adalah pemberdayaan".
Pelayanan prima yang diberikan kepada masyarakat padadasarnya
tidaklah mencari untung, tetapi memberikan pelayanan sesuai dengan
29

kebutuhan masyarakat secara sangat baik atau terbaik. Pelayanan prima


juga akan bermanfaat sebagai acuan untuk pengembangan penyusunan
standar pelayanan.

c. Nilai-Nilai Dasar Pelayanan Publik

Perhatian pemerintah terhadap perbaikan pelayanan kepada


masyarakat, sebenarnya sudah diatur dalam beberapa pedoman, antara
lain adalah Keputusan Menteri Negara Pendayagunaan Aparatur Negara
(MENPAN) Nomor 63 Tahun 2003 yang mengemukakan tentang prinsip-
prinsip pelayanan publik sebagai berikut:
1) Kesederhanaan.
2) Kejelasan.
3) Kepastian Waktu.
4) Akurasi
5) Keamanan
6) Tanggung jawab.
7) Kelengkapan sarana dan prasarana.
8) Kemudahan Akses.
9) Kedisiplinan, Kesopanan dan Keramahan.
10) Kenyamananan.
G. Matriks Rancangan Aktualisasi

Unit Kerja : Poli Umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan.
Identifikasi Isu :
1. Belum optimalnya sistem manajemen inventarisasi alat-alat di poli
umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan
2. Belum optimalnya penggunaan alat perlindungan diri dalam tindakan
scalling di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan
3. Belum optimalnya dekontaminasi alat di ruang spoelhook poli umum
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan
4. Kurang lengkapnya bahan medikasi untuk melakukan perawatan gigi
yang ideal di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi
Sumatera Selatan
5. Kurangnya informasi kepada pasien mengenai cara menyikat gigi
yang baik dan benar di poli umum Rumah Sakit Khusus Gigi dan
Mulut Provinsi Sumatera Selatan.

Isu yang diangkat : Belum optimalnya sistem manajemen inventarisasi alat-alat di poli umum
Rumah Sakit Khusus Gigi dan Mulut Provinsi Sumatera Selatan.
Gagasan pemecahan Isu :
1. Koordinasi dengan Kasi Keperawatan/Mentor.
2. Koordinasi dengan Kepala Instalasi Poli Umum.
3. Membuat SOP inventaris alat-alat di Poli Umum
4. Mengelompokkan alat sesuai dengan kegunaannya
5. Mendata jumlah alat-alat yang sudah dikelompokkan
6. Membuat laporan hasil pendataan inventaris alat-alat
7. Menyampaikan laporan hasil pendataan inventaris alat-alat

Tabel 4. Matriks Rancangan Aktualisasi


Kontribusi
N Tahapan Keterkaitan Substansi Penguatan Nilai
Kegiatan Output/Hasil Terhadap Visi-
o Kegiatan Mata Pelatihan Organisasi
Misi Organisasi
1 2 3 4 5 6 7
1. Koordinasi 1. Membuat 1. Surat Keterkaitan dengan Adanya koordinasi Nilai organisasi, yaitu:
dengan Kasie jadwal permohonan agenda ANEKA dengan mentor Inklusif
Keperawatan pertemuan habituasi dan 1. Akuntabilitas yang baik, maka a. Semua program
selaku Mentor dengan Kasie persetujuan Dengan melakukan misi ke-2 yaitu pembangunan
Keperawatan Mentor konsultasi, maka nilai Mempersiapkan kesehatan harus
selaku mentor 2. Mengisi form aktualisasi yang muncul tenaga kesehatan melibatkan semua
2. Konsultasi dan konsultasi ke adanya kejelasan dalam yang handal, pihak,
meminta Mentor melaksanakan tanggung professional, b.
persetujuan 3. Dokumentasi jawab pelaksanaan kompeten dan b. Seluruh komponen
mentor untuk kegiatan. berdedikasi tinggi masyarakat harus
dilakukan 2.Nasionalisme yang berstandar berpartisipasi aktif,
habituasi. Terwujudnya musyawarah dapat tercapai. yang meliputi lintas
3. Konsultasi dalam pelaksanaan sektor, organisasi
rencana kegiatan aktualisasi. profesi, organisasi
kegiatan dan 3. Etika Publik masyarakat,
jadwal kegiatan Dengan melakukan pengusaha,
aktualisasi yang kegiatan koordinasi, maka masyarakat madani
akan terjalinnya komunikasi, dan masyarakat akar
dilaksanakan. konsultasi, dan informasi rumput
4. Mencatat poin- yang aktual.
poin hasil 4. Komitmen mutu
konsultasi. Dengan melakukan
kegiatan koordinasi, maka
adanya rasa loyalitas
sehingga timbulnya
tanggung jawab untuk
mencapai suatu
kesepakatan.
5. Anti Korupsi
Dengan melakukan
kegiatan koordinasi, maka
timbul kejujuran dan rasa
tanggung jawab terhadap
pelaksanaan aktualisasi.

Peran dan Kedudukan


ASN dalam NKRI
1. Manajemen ASN
Dilaksanakannya suatu
kegiatan aktualisasi sesuai
dengan jadwal yang
ditetapkan.
2. Pelayanan Publik
Secara langsung
memberikan suatu
informasi yang tepat
kepada mentor.

2. Koordinasi 1. Membuat 1. Surat Keterkaitan dengan Adanya kerjasama Nilai organisasi, yaitu:
dengan Kepala jadwal Permohona agenda ANEKA dalam Inklusif
Instalasi Poli pertemuan n Habituasi 1. Akuntabilitas menjalankan a. Semua program
Umum dengan dan Surat Dengan melakukan kegiatan pembangunan
Kepala persetujuan konsultasi, maka nilai aktualisasi maka kesehatan harus
Instalasi Poli dari Kepala aktualisasi yang muncul misi ke 2 melibatkan semua
Umum Instalasi adanya kejelasan dalam Mempersiapkan pihak,
2. Menyampaika Poli Umum. melaksanakan tanggung tenaga kesehatan b.
n rencana 2. Dokumenta jawab pelaksanaan yang handal, b. Seluruh komponen
kegiatan si kegiatan. professional, masyarakat harus
aktualisasi 2. Nasionalisme kompeten dan berpartisipasi aktif,
yang akan Terwujudnya musyawarah berdedikasi tinggi. yang meliputi lintas
dilakukan. dalam pelaksanaan sektor, organisasi
3. Meminta kegiatan aktualisasi. profesi, organisasi
persetujuan 3. Etika Publik masyarakat,
Kepala Dengan melakukan pengusaha,
Instalasi Poli kegiatan koordinasi, maka masyarakat madani
Umum tentang terjalinnya komunikasi, dan masyarakat akar
kegiatan konsultasi, dan informasi rumput
aktualisasi. yang aktual. .
4. Komitmen mutu
Dengan melakukan
kegiatan koordinasi, maka
adanya rasa loyalitas
sehingga timbulnya
tanggung jawab untuk
mencapai suatu
kesepakatan.
5. Anti Korupsi
Dengan melakukan
kegiatan koordinasi, maka
timbul kejujuran dan rasa
tanggung jawab terhadap
pelaksanaan aktualisasi.
Peran dan Kedudukan
ASN dalam NKRI

1. Manajemen ASN
Dilaksanakannya suatu
kegiatan aktualisasi sesuai
dengan jadwal yang
ditetapkan.
2. Pelayanan Publik
Secara langsung
memberikan suatu
informasi yang tepat
kepada Kepala Ruangan
dan Penanggung Jawab
Poli Umum.
3. Membuat SOP 1. Mencari 1. Adanya Keterkaitan dengan Dengan Kegiatan
inventaris alat- referensi SOP Surat agenda ANEKA mengidentifikasi Mengidentifikasi SOP
alat di Poli Umum inventaris alat Persetujuan 1. Akuntabilitas SOP inventaris alat inventaris alat nilai
2. konsultasi SOP Operasional Dengan membuat SOP, Adanya kerjasama organisasi :
dengan Kepala inventaris alat maka nilai aktualisasi yang dalam Inklusif
Instalasi Poli di Poli Umum muncul adanya kejelasan menjalankan a. Semua program
Umum 2. dalam melaksanakan kegiatan pembangunan
3. Mencetak SOP Dokumentasi tanggung jawab aktualisasi maka kesehatan harus
inventaris alat pelaksanaan kegiatan misi ke 2 melibatkan semua
4. Mengajukan Mempersiapkan pihak,
persetujuan SOP 2. Nasionalisme tenaga kesehatan b.
inventaris alat di Dalam membuat SOP yang handal, b. Seluruh komponen
Poli Umum inventaris alat, professional, masyarakat harus
kepada Direktur saya akan kompeten dan berpartisipasi aktif,
Rumah Sakit Bekerja Keras berdedikasi tinggi. yang meliputi lintas
Khusus Gigi dan Dalam pembuatan kerja sektor, organisasi
Mulut Provinsi keras perlu di terapkan profesi, organisasi
Sumatera agar pembuatan SOP masyarakat,
Selatan tepat waktu. pengusaha,
3. Etika Publik masyarakat madani
Dalam membuat SOP dan masyarakat akar
inventaris alat rumput
melakukannya dengan Reponsif
Sopan Santun berbicara a. Program
sopan santun kepada kesehatan harus
Kepala Instalasi Poli sesuai dengan
Umum dan saat meminta kebutuhan dan
persetujuan kepada keinginan rakyat,
Direktur Rumah Sakit serta tanggap dalam
4. Komitmen Mutu mengatasi
Dalam membuat SOP permasalahan di
inventaris alat, saya akan daerah, situasi
lakukan secara kondisi setempat,
Efektif menggunakan sosial budaya dan
teknik Berpikir Kreatif kondisi geografis.
untuk mengarang kata-
kata dalam pembuatan b. b. Faktor-faktor
SOP. tersebut menjadi
5. Anti Korupsi dasar dalam
Dalam membuat SOP mengatasi
inventaris alat saya akan permasalahan
Kerja keras Membuat kesehatan yang
SOP inventaris alat perlu berbeda-beda,
kerja keras agar selesai sehingga diperlukan
dengan tepat waktu . penanganan yang
Selanjutnya saya akan berbeda pula.
Bertanggung Jawab Efektik
mewujudkan SOP Program kesehatan
inventaris alat harus mencapai
Hasil yang
Peran dan Kedudukan signifikan sesuai
ASN dalam NKRI target yang telah
Manajemen ASN : ditetapkan dan
Saya akan membuat SOP bersifat efisien
inventaris alat dengan
Bertanggung Jawab,
Jujur, Cermat dan Teliti.
4. Mengelompokka 1. Memisahkan 1.Tercapainya Keterkaitan dengan Adanya Nilai-nilai organisasi
n alat-alat alat-alat sesuai pengelompoka agenda ANEKA transparan dan yaitu
sesuai dengan dengan n alat - alat 1. Akuntabilitas bertanggung jawab Inklusif
kegunaannya kegunaannya yang sesuai Dalam mengelompokkan dalam sebuah a. Semua program
2. Menyusun dan dengan alat-alat, sesuai dengan tugas termasuk pembangunan
merapikan alat- kegunaannya. kegunaannya saya akan dalam misi ke 2 kesehatan harus
alat di lemari alat. 2.Dokumentasi Bertanggung Jawab yaitu melibatkan semua
3. Memberi nama Mematuhi dan Mempersiapkan pihak,
pada kelompok melaksanakan kegiatan tenaga kesehatan b.
alat yang sudah pengelompokkan alat yang handal, b. Seluruh komponen
dipisahkan sehingga tercapai professional, masyarakat harus
dengan mengacu pengelompokkan yang kompeten dan berpartisipasi aktif,
pada tepat sesuai dengan berdedikasi tinggi. yang meliputi lintas
kegunaannya kegunaannya. sektor, organisasi
5. Menempel Pengelompokkan alat-alat profesi, organisasi
nama ini juga akan mendorong masyarakat,
berdasarkan saya untuk Konsisten pengusaha,
kelompok menggunakan alat-alat masyarakat madani
kegunaanya di gigi sesuai dengan dan masyarakat akar
lemari alat kegunaannya rumput
2. Nasionalisme
Dalam mengelompokkan Reponsif
alat sesuai dengan a. Program
kegunaannya, kesehatan harus
saya akan sesuai dengan
Bekerja Keras dan kebutuhan dan
Mematuhi Aturan berupa keinginan rakyat,
SOP yang berlaku untuk serta tanggap dalam
mewujudkan mengatasi
penggelompokkan alat- permasalahan di
alat sesuai dengan daerah, situasi
kegunaannya. Selain itu, kondisi setempat,
saya akan sosial budaya dan
Bersikap Jujur dengan kondisi geografis.
menempatkan tiap alat
pada kelompoknya. b. b. Faktor-faktor
3.Etika Publik tersebut menjadi
Dalam mengelompokkan dasar dalam
alat-alat sesuai dengan mengatasi
kegunaannya, saya akan permasalahan
melakukannya dengan kesehatan yang
Bekerja secara berbeda-beda,
Profesional dan sehingga diperlukan
Berpedoman penanganan yang
pengelompokan alat-alat berbeda pula.
sesuai dengan
kegunaannya

4. Komitmen Mutu
Dalam mengelompokkan
alat-alat sesuai dengan
kegunaannya, saya akan
lakukan secara
Efektif menggunakan
teknik Berpikir Kreatif
untuk menemukan cara
pengelompokan alat –alat
akan digunakan.
5. Anti Korupsi
Dalam mengelompokkan
alat-alat sesuai dengan
kegunaannya, saya akan
Disiplin mengikuti aturan
yang sudah diatur dalam
SOP mengenai kegunaan
masing-masing alat-alat.
Selanjutnya saya akan
Bertanggung Jawab dan
Bekerja Keras
mewujudkan
penggelompokkan yang
sesuai dengan
kelompoknya

Peran dan Kedudukan


ASN dalam NKRI
Manajemen ASN :
Saya akan
mengelompokkan alat
sesuai dengan
kegunaannya dengan
Bertanggung Jawab,
Jujur, Cermat dan Teliti.
5. Mendata jumlah 1.Menghitung Tercapai Keterkaitan dengan Dengan mendata Inklusif
alat-alat yang jumlah alat yang pendataan agenda ANEKA jumlah alat akan a. Semua program
sudah sudah jumlah alat- 1. Akuntabilitas berkontribusi pembangunan
dikelompokkan dikelompokkan alat yang Dalam mendata jumlah dalam misi ke 2 kesehatan harus
2. Mencatat benar sesuai alat yang sudah rumah sakit yaitu melibatkan semua
jumlah alat yang kelompoknya dikelompokkan, saya akan Mempersiapkan pihak,
sudah hitung Transparan dengan cara tenaga kesehatan b.
3.Menghitung menulis data yagn benar yang handal, b. Seluruh komponen
kembali jumlah dan sesuai dengan jumlah professional, masyarakat harus
alat yang sudah maupun keadaan alat-alat kompeten dan berpartisipasi aktif,
dikelompokkan pada saat didata. berdedikasi yang meliputi lintas
4.Memperbaiki Selanjutnya Bertanggung sektor, organisasi
data yang didapat Jawab untuk profesi, organisasi
sebelumnya jika menyelesaikan pendataan masyarakat,
terdapat semua alat serta mencatat pengusaha,
kesalahan hasil penghitungan. masyarakat madani
penghitungan Pendataan ini juga dan masyarakat akar
jumlah alat. memberi rumput
Kejelasan mengenai
jumlah maupun keadaan Reponsif
alat-alat sehingga selain a. Program
berguna sebagai data kesehatan harus
inventaris juga membantu sesuai dengan
dalam hal merencanakan kebutuhan dan
pengadaan dan keinginan rakyat,
permintaan alat –alat serta tanggap dalam
selanjutnya. mengatasi
2. Nasionalisme permasalahan di
Dalam mendata jumlah daerah, situasi
alat yang sudah kondisi setempat,
dikelompokkan, saya akan sosial budaya dan
Bersikap Jujur dengan kondisi geografis.
cara menghitung dan
mecatat data sesuai b. b. Faktor-faktor
dengan keadaan yang tersebut menjadi
sebenarnya, tanpa dasar dalam
memanipulasi mengenai mengatasi
jumlah maupun kondisi permasalahan
alat pada saat didata. kesehatan yang
Selain itu, saya akan berbeda-beda,
Mendengarkan Pendapat sehingga diperlukan
dari teman sejawat penanganan yang
mengenai cara pendataan berbeda pula.
agar tercapainya
pendataan yang benar Efektik
dan tidak memakan waktu Program kesehatan
lama. Selanjutnya saya harus mencapai
akan Bertanggung Hasil yang
Jawab terhadap hasil signifikan sesuai
pendataan yang saya target yang telah
lakukan. ditetapkan dan
3. Etika Publik bersifat efisien
Dalam mendata jumlah
alat yang sudah
dikelompokkan, saya akan
melakukannya dengan
Berpedoman pada
Standar berupa SOP
yang berlaku, serta
Bekerja secara
Profesional
mengelompokan alat-alat
sesuai dengan
kegunaannya yang diatur
dalam SOP.
4. Komitmen Mutu
Dalam mendata jumlah
alat yang sudah
dikelompokkan, saya akan
lakukan secara
Efektif dan Efisien
sehingga diketahui jumlah
alat dengan tepat,
menggunakan teknik
Berpikir Kreatif untuk
pendataan alat dan bahan
medis gigi yang baik.
5. Anti Korupsi
Dalam mendata jumlah
alat, saya akan Jujur
sehingga data yang
didapatkan sesuai dengan
jumalh dan kondisi alat
yang sebenarnya. Saya
juga akan
Bertanggung Jawab
terhadap data yang sudah
saya dapatkan.

Peran dan Kedudukan


ASN dalam NKRI
Manajemen ASN
Saya akan
mengelompokkan alat
sesuai dengan
kegunaannya dengan
Bertanggung Jawab,
Jujur, Cermat dan Teliti.
6. Membuat laporan 1. Membuat Tercapainya Keterkaitan dengan Dengan Membuat Reponsif
hasil pendataan format pembuatan agenda ANEKA laporan hasil a. Program
inventaris alat- pelaporan laporan alat 1. Akuntabilitas pendataan kesehatan harus
alat hasil secara benar Dalam membuat laporan inventaris alat-alat sesuai dengan
pendataan dan jelas hasil pendataan alat, saya akan berkontribusi kebutuhan dan
alat akan Bertanggung Jawab dalam misi ke 2 keinginan rakyat,
2. Mengisikan mengisi format pelaporan rumah sakit yaitu serta tanggap dalam
hasil sesuai dengan data yang Mempersiapkan mengatasi
pendataan ke sudah diperoleh. Selain itu, tenaga kesehatan permasalahan di
dalam format memastikan hasil yang handal, daerah, situasi
pelaporan alat pendataan sudah jelas dan professional, kondisi setempat,
3. Memastikan dapat dipahami agar kompeten dan sosial budaya dan
pengisian adanya Kepercayaan berdedikasi kondisi geografis.
format terhadap kebenaran dan
pelaporan kejelasan data yang telah b. b. Faktor-faktor
sudah benar diperoleh. tersebut menjadi
dan jelas dasar dalam
2.Nasionalisme mengatasi
Dalam membuat laporan permasalahan
hasil pendataan alat, saya kesehatan yang
akan berbeda-beda,
Jujur mengisi format sehingga diperlukan
pelaporan alat agar penanganan yang
diperopeh pelaporan yang berbeda pula.
benar. Saya juga akan Efektik
Bekerja Keras membuat Program kesehatan
pelaporan yang jelas agar harus mencapai
hasil pelaporan alat mudah Hasil yang
dipahami serta signifikan sesuai
Bertanggung Jawab target yang telah
dengan laporan yang saya ditetapkan dan
buat. bersifat efisien
3.Etika Publik
Dalam membuat laporan Bersih
hasil pendataan alat, saya Penyelenggaraan
akan Mengikuti Standar pembangunan
pelaporan yang berlaku Kesehatan harus
dan bebas dari korupsi,
Bekerja Secara kolusi dan
Profesional dengan cara nepotisme (KKN),
melaporkan data yang transparan dan
benar dan memastikan akuntabel.
tidak ada kesalahan dalam
pelaporan alat

4.Komitmen Mutu
Dalam membuat laporan
hasil pendataan alat, saya
akan lakukan secara
Efektif dan Efesien
menggunakan teknik
Berpikir Kreatif agar
terwujud pelaporan yang
benar dan jelas

5.Anti Korupsi
Dalam membuat laporan
hasil pendataan alat, saya
akan
Jujur dan Berani
membuat hasil laporan alat
yang benar dan sesuai
dengan keadaan yang
sebenarnya. Saya juga
akan Peduli dengan
memastikan format
pelaporan sudah diisi
dengan benar dan jelas
serta akan Bertanggung
Jawab terhadap hasil
laporan yang telah dibuat.

Peran dan Kedudukan


ASN dalam NKRI
Manajemen ASN
Saya membuat laporan
hasil pendataan alat
dengan Bertanggung
Jawab, Jujur, Cermat dan
Teliti, sehingga bisa
memberikan informasi
yang benar dan tidak
menyesatkan.
7. Menyampaikan 1. Menyerahkan Tercapainya Keterkaitan dengan Inklusif
laporan hasil laporan hasil pelaporan agenda ANEKA a. Semua program
pendataan pendataan alat hasil 1.Akuntabilitas pembangunan
inventaris alat- pada pendataan alat Dalam menyampaikan kesehatan harus
alat pada atasan/ atasan/mentor yang benar laporan hasil pendataan melibatkan semua
mentor 2. Menerima pada alat pada atasan dan pihak,
saran dan atasan/mentor mentor, saya akan b.
masukan Bertanggung Jawab atas b. Seluruh komponen
mengenai hasil laporan yang saya masyarakat harus
laporan hasil sampaikan. Selain itu, berpartisipasi aktif,
pendataan penyampaian hasil laporan yang meliputi lintas
yang telah ini juga memberikan sektor, organisasi
dibuat Kejelasan pada profesi, organisasi
3. Memperbaiki atasan/mentor tentang masyarakat,
laporan hasil keadaan alat sehingga pengusaha,
pendataan alat juga bisa dipakai sebagai masyarakat madani
jika terdapat data untuk perencanaan dan masyarakat akar
kesalahan dan permintaan alat rumput
selanjutnya.
Efektik
2.Nasionalisme Program kesehatan
Dalam menyampaikan harus mencapai
laporan hasil pendataan Hasil yang
alat pada atasan/mentor, signifikan sesuai
saya akan target yang telah
Bekerja Keras ditetapkan dan
menyampaikan agar bisa bersifat efisien
mendapatkan pemahaman
yang memudahkan dalam Bersih
pengelompokkan alat Penyelenggaraan
untuk inventaris. Saya juga pembangunan
akan menyampaikan Kesehatan harus
laporan dengan Sopan bebas dari korupsi,
dan Menghormati dan kolusi dan
Menghargai saran dan nepotisme (KKN),
masukan dari transparan dan
atasan/mentor. Kemudian akuntabel
saya akan
Lapang Dada dalam
menerima saran dan
masukan dari
atasan/mentor jika
terdapat perbedaan
pendapat dan kesalahan
dalam laporan.

6. Jadwal Kegiatan

Tabel 5. Rencana Jadwal Pelaksanaan Kegiatan

Agustus September Keterangan


No Kegiatan
3 4 1 2 3
1. Koordinasi dengan Kasie Keperawatan/Mentor.        

2. Koordinasi dengan Kepala Instalasi Poli Umum    

3. Membuat SOP inventaris alat di Poli Umum

4. Mengelompokkan alat sesuai dengan        


kegunaannya
5. Mendata jumlah alat-alat yang sudah        
dikelompokkan
6. Membuat laporan hasil pendataan inventaris alat-        
alat
7. Menyampaikan laporan hasil pendataan inventaris
alat-alat
7. Kendala dan Antisipasi

Tabel 6. Kendala dan Antisipasi

No. Kendala Antisipasi

1. Mengatur waktu untuk mulakukan Melaksanakan konsultasi sesuai


Koordinasi dengan Kasie dengan jadwal yang telah
Keperawatan/Mentor karena dibuat.
berbeda ruangan.

2. Mengatur waktu untuk mulakukan Melaksanakan konsultasi sesuai


Koordinasi dengan Kepala dengan jadwal yang telah dibuat
Ruangan.

3. SOP inventaris alat belum tersedia Membuat SOP inventaris alat


di Poli Umum konsultasi dengan Kepala
Intalasi Poli Umum dan disetujui
oleh Direktur Rumah Sakit

4. Alat di Poli Umum belum Mengelompokkan alat-alat di


terkelompok sesuai dengan inventaris sesuai kegunaan
kegunaanya
5. Jumlah alat-alat yang ada di Poli Menghitung jumlah alat-alat
Umum belum optimal pendataan yang tersedia sesuai
kelompoknya
sesuai kelompoknya
1. laporan hasil pendataan inventaris Menggunakan Laporan
alat-alat belum tersedia pendataan inventaris alat-alat
yang telah dicatat
1. Menyampaikan laporan hasil Memastikan Mentor dapat
pendataan inventaris alat-alat melihat hasil laporan pendataan
inventaris alat di Poli Umum.

Anda mungkin juga menyukai