Anda di halaman 1dari 6

TUGAS PENGANTAR INSTRUMENTASI

(3 Device Instrumentasi)

DISUSUN OLEH :

NAMA : GRACE EVELLINE IMANUELA RAU

NIM : 20101104004

PROGRAM STUDI : FISIKA

DOSEN PENGAMPU :

VERNA ALBERT SUOTH ST, M.Si

UNIVERSITAS NEGERI SAM RATULANGI MANADO


FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

PROGRAM STUDI FISIKA

2020
 Instrumentasi adalah alat-alat dan peranti (device) yang dipakai untuk pengukuran dan
pengendalian dalam suatu system yang lebih besar dan lebih kompleks. Instrumentasi bisa
berarti alat untuk menghasilkan efek suara, tetapi secara umum instrumentasi mempunyai
beberapa fungsi : sebagai alat pengukuran, sebagai alat analisis, sebagai alat kendali, sebagai
alat perekam/recorde terhadap suatu peralatan.

Instrumentasi sebagai alat pengukuran meliputi instrumentasi survey/statistic, instrumentasi


pengukuran suhu, dll.

 3 device instrumentasi : prinsip pengukuran, prinsip kerja beserta tampilan (gambar).


1. Salinometer

Sebuah salinometer adalah perangkat yang dirancang untuk mengukur salinitas , atau dilarutkan
garam konten, dari solusi . Salinometer adalah alat yang digunakan sebagai pengukur kepadatan
air yang ingin diukur salinitasnya. Prinsip atau cara kerja alat Salinometer adalah berpengaruh
dari daya hantar listrik. Semakin besar daya hantar listrik yang dihasilkan, maka semakin besar
salinitas air yang diukur. Begitu juga sebaliknya.

Alat ini hanya dapat digunakan didalam laboratorium saja sehingga tidak perlu keluar tempat
atau tidak memerlukan sinar matahari.

Saltmeter/Salinometer adalah alat untukk mengukur kadar keasinan pada:


1. Makanan/minuman
2. Air aquarium (terutama bagi ikan laut)
3. Air hydroponik
4. Konsentrasi pupuk
2. Tide staff

Tide staff, merupakan alat pengukur pasang surut yang paling sederhana berupa papan
mistar memiliki ketebalan antara 1 sampai 2 inchi dengan lebar 4 sampai 6 inchi, dan dengan
pembagian skala yang umumnya dalam sistem meter, sedangkan panjangnya harus lebih besar
dari tunggang pasut (tidal range). Misalnya, pada perairan dengan tunggang pasut sebesar 2 m,
maka ukuran papan skala ini harus lebih dari 2 m gauge (Djaja, 1987).

Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter.  Biasanya
digunakan pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat
pengukur pasut paling sederhana yang umumnya digunakan untuk mengamati ketinggian muka
laut atau tinggi gelombang air laut.  Bahan yang digunakan biasanya terbuat dari kayu,
alumunium atau bahan lain yang di cat anti karat.

Syarat pemasangan papan pasut adalah :

1. Saat pasang tertinggi tidak terendam air dan pada surut terendah masih tergenang oleh air
2. Jangan dipasang pada gelombang pecah karena akan bias atau pada daerah aliran sungai
(aliran debit air).
3. Jangan dipasang didaerah dekat kapal bersandar atau aktivitas yang menyebabkan air bergerak
secara tidak teratur
4. Dipasang pada daerah yang terlindung dan pada tempat yang mudah untuk diamati dan
dipasang tegak lurus
5. Cari tempat yang mudah untuk pemasangan misalnya  dermaga sehingga papan mudah
dikaitkan
6. Dekat dengan bench mark atau titik referensi lain yang ada sehingga data pasang surut mudah
untuk diikatkan terhadap titik referensi
7. Tanah dan dasar laut atau sungai tempat didirikannya papan harus stabil
8. Tempat didirikannya papan harus dibuat pengaman dari arus dan sampah

Cara Menggunakan Alat

Alat ini berupa papan yang telah diberi skala dalam meter atau centi meter. Biasanya digunakan
pada pengukuran pasang surut di lapangan.Tide Staff (papan Pasut) merupakan alat pengukur
pasut paling sederhan. Prinsip kerja dari alat ini sangat mudah,cukup letakkan papan pasut
ditempat yang sesuai dengan criteria yang ada.kemudian amati kondisi pasang surut secara
berkala.

Pemasanganya harus pada kedudukan muka air terendah(lowest water) skala 0 masih terendam
air, dan pasang tertinggi skala terbesar haruslah masih terlihat dari muka air tertinggi(highest
water). Dengan demikian maka tinggi rendahnya muka air laut dapat di ketahui.

Cara Mengolah Data

Data di olah secara non registering, data diamati dengan melihat nomor skala pada papan ukur
atau tongkat berskala secara langsung sesuai kebutuhan.
3. Transduser

Transducer (Transduser) adalah suatu alat yang dapat mengubah suatu bentuk energi ke
bentuk energi lainnya. Bentuk-bentuk energi tersebut diantaranya seperti Energi Listrik, Energi
Mekanikal, Energi Elektromagnetik, Energi Cahaya, Energi Kimia, Energi Akustik (bunyi) dan
Energi Panas. Pada umumnya, semua alat yang dapat mengubah atau mengkonversi suatu energi
ke energi lainnya dapat disebut sebagai Transduser (Transducer).

Transduser adalah sebuah alat yang mampu mengubah energi ke energi lainnya sesuai
dengan spesifikasi transduser itu sendiri serta dapat juga digunakan untuk mengukur energi (oleh
sebab itu, alat ini disebut dengan alat pengukur energi). Transduser mempunyai bagian Input
(masukkan) dan Output (keluaran).

Cara kerja dari Transduser adalah energi yang masuk seperti energi fisik (mekanik dan
sebagainya) dapat berubah menjadi sinyal listrik yang kemudian sinyal listrik tersebut dapat
berubah menjadi energi lain. Transdunser memiliki dua jenis, yaitu aktif dan pasif. Penjelasan
dari jenis-jenis tersebut adalah:

1. Transduser Pasif
Transduser pasif adalah transduser yang baru akan bekerja jika mendapatkan energi tambahan
dari luar. Transduser jenis ini tidak bisa menghasilkan tenaganya sendiri namun transduser ini
dapat melakukan perubahan nilai resistansi, induktansi atau kapasitansi jika mengalami
perubahan. Transduser Pasif memiliki berberapa jenis, yaitu resistif, kapasitif, induktif dan
foto.
2. Transduser Aktif
Transduser aktif merupakan transducer yang mampu bekerja tanpa bantuan energi dari luar
dan bekerja dengan menggunakan energi yang akan diubah itu sendiri. Transduser ini tidak
membutuhkan catu daya (sumber daya) dan dapat menghasilkan energi listrik.

Selain itu, Transduser memiliki prinsip-prinsip kerja yang berbeda. Prinsip-prinsip kerja dari
transduser adalah:
1. Prinsip Elektromagnetik: Prinsip ini mengubah besaran energi fluks magnetis yang
selanjutnya mengibas suatu tegangan
2. Prinsip Fotokonduktif: Prinsip ini mengubah hantaran (konduktif) atau rambatan
(resistan) bahan semi konduktor yang mengenai perubahan cahaya.
3. Prinsip Fotovoltaik: Prinsip ini menggunakan besaran indera cahaya yang diubah menjadi
tegangan antara dua bahan yang berbeda susunannya.
4. Prinisip Induktif: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang masuk dengan metode
perubahan induktif
5. Prinsip Kapasitif: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang masuk dengan metode
perubahan kapasitas
6. Prinsip Piezoelektris: Prinsip ini akan mengubah besaran energi yang mengubah tegangan
(V) dan muatan (Q) yang disebabkan oleh sejenis Kristal
7. Prinsip Potensiometer: Prinsip ini akan mengubah besaran energi menjadi kedudukan
kontak geser pada suatu hambatan
8. Prinsip Reluktif: Prinsip ini mengubah tegangan ac dikarenakan efek yang timbul dari
lintasan reluxtan diantara dua atau lebih komponen saat sistem kumparan transduser
mengeluarkan rangsangan AC.
9. Prinsip Resitif: Prinsip ini mengubah besaran energi menjadi perubahan hambatan dari
sebuah elemen
10. Prinsip Termoelektris: Prinsip ini mengubah besaran suhu dengan cara kerja efek
Seeback, efek Thomson atau efek Peltier
11. Prinsip Ukur Regangan: Prinsip ini mengubah besaran energi menjadi hambatan akibat
adanya regangan dan terdapat dua atau empat cabang suatu jembatan wheatsone.

Anda mungkin juga menyukai