Anda di halaman 1dari 6

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Menstruasi sebagai proses alamiah yang akan terjadi pada setiap

remaja, dimana terjadinya proses pengeluaran darah yang menandakan

bahwa organ kandungan telah berfungsi dengan matang (Kusmiran, 2011).

Menstruasi adalah siklus discharge fisiologik darah dan jaringan mukosa

melalui vagina dari uterus yang tidak hamil dibawah kendali hormonal dan

berulang tanpa adanya kehamilan selama periode reproduktif (Dorland,

2000). Menstruasi biasanya berlangsung selama lima sampai tujuh hari

dan rata-rata darah yang keluar saat menstruasi adalah 35-50 ml tanpa

bekuan darah (Wiknjosastro, 2012). Siklus menstruasi bervariasi pada tiap

wanita dan hampir 90% wanita memiliki siklus 25-35 hari dan hanya 10%

yang memiliki siklus 28 hari. Berdasarkan data Riskerdas tahun 2010 di

Indonesia perempuan usia 15-24 tahun yang mengalami siklus menstruasi

teratur sebanyak 73,9 % dan tidak teratur seban yak 26,1 %.

Gangguan menstruasi sering merupakan sumber kecemasan bagi

wanita. Cakir et al. (2007) dalam penelitiaannya menemukan bahwa

dismenore merupakan gangguan menstruasi dengan prevalensi

terbesar(89,5%), diikuti ketidakteraturan menstruasi (31,2%), serta

pemanjangandurasi menstruasi (5,3%). Bieniasz et al. (2006) mendapatkan

prevalensi amenorea primer sebanyak 5,3%, amenorea skunder 18,4%,

oligomenorea 50%, polimenorea 10,5%, dan gangguan campuran


sebanyak 15,8%. Penyebab gangguan menstruasi dapat karena kelainan

biologik (organik atau disfungsional) atau dapat pula karena psikologik

seperti keadaan-keadaan stress dan gangguan emosi atau gabungan

biologik dan psikologik. Penyebab lain gangguan menstruasi adalah stres,

rasa cemas, dan depresi.

Stres adalah respon tubuh yang sifatnya non spesifik terhadap

tuntutan beban yang merupakan respon fisiologis, psikologis, dan perilaku

dari manusia yang mencoba untuk mengadaptasi dan mengatur baik

tekanan internal dan eksternal (stresor). Penelitian yang dilakukan

Kartikawati, dkk pada tahun 2016 tentang hubungan tingkat stress dengan

gangguan siklus menstruasi pada mahasiswa kebidanan tingkat III

mendapatkan hasil dari 87 responden penelitian, hampir setengahnya

mengalami stres sedang. Serta Sebagian besar siklus menstruasi pada

mahasiswa kebidanan tingkat III STIKes Bhakti Kencana Bandung adalah

tidak teratur.Terdapat hubungan antara Tingkat stres dengan siklus

menstruasi pada Mahasiswa Kebidanan Tingkat III STIKes Bhakti

Kencana Bandung dengan (Coefisiensi Contingensi) atau tingkat keeratan

sedang, serta (Rasio pevlensi) atau peluang responden yang mengalami

stres 3,045 kali lebih beresiko mengalami siklus menstruasi tidak teratur.

Kecemasan adalah perasaan tidak nyaman yang biasanya berupa

perasaan gelisah, takut, khawatir yang merupakan manifestasi dari faktor

psikologi dan fisiologi (Mansjoer, 2005). Gejala kecemasan sangat

mempengaruhi pola menstruasi pada wanita, karena pesan sepanjang saraf


didalam otak, tulang belakang dan seluruh tubuh (Saryono, 2009). Adanya

rangsangan stressor psikososial mengakibatkan jaringan neuro di otak ikut

serta dalam memberikan sinyal bahaya. Otak dapat secara konstan

mengirimi pesan bahwa ada sesuatu yang salah dan memerlukan

perhatiansegera (Nevid, 2005). Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang

telah dilakukan pada 10 mahasiswa D3 kebidanan tingkat 3 di universitas

muhammadiyah semarang, didapatkan 6 mahasiswa atau 60% diantaranya

menyatakan pola menstruasinya tidak teratur (mundur lebih dari dua

minggu dari pola atau menstruasinya lebih awal satu minggu) disebabkan

kecemsaan karena kegiatan perkuliahan yang padat, persiapan menghadapi

serangkaian ujian serta kegiatan penyusunan KTI, sedangkan 4 mahasiswa

atau 40% mahasiswa lainya menyatakan pola menstruasinya normal pada

saat mahasiswa ada kegiatan yang padat.

Depresi merupakan salah satu gangguan moodyang ditandai oleh

hilangnya perasaan kendali dan pengalaman subjektif adanya penderitaan

berat. Mood adalah keadaan emosional internal yang meresap dari

seseorang, dan bukan afek, yaitu ekspresi dari isi emosional saat itu

(Kaplan, 2010). Stress diketahui merupakan faktor etiologi dari banyak

gangguan. Misalnya, mengacaukan siklus menstruasi. Namun hubungan

antara stress dan siklus menstruasi ini sangat kompleks dan pemahaman

kita mengenai hubungan ini masih sangat terbatas. Stress dapat

mengacaukan siklus menstruasi karena pusat stress di otak sangat dekat

dengan pusat pengaturan siklus menstuasi di otak (Riani, 2005). Stress


berkelanjutan dapat menyebabkan depresi, yaitu apabila sense of control

atau kemampuan untuk mengatasi stress seseorang kurang baik .

Berdasarkan observasi awal yang dilakukan pada penelitian ini

kepada beberapa responden, didapatkan beberpa alasan yang membuat

responden merasa stress, cemas dan depresi. Beberapa alasan yang

dikemukakan oleh para responden, yaitu :

1. Beban studi yang semakin tinggi

2. Materi perkuliahan yang berat

3. Berada pada semester akhir

4. Peraturan kampus yang berubah-ubah

5. Berbagai kendala dalam pengerjaan tugas akhir

6. Masalah pribadi

Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk mengambil judul

“Hubungan Tingkat Stress, Kecemasan dan Depresi dengan Gangguan

Siklus Menstruasi Pada Mahasiswi Angkatan 2016 di Fakultas Kedokteran

Universitas WIjaya Kusuma Surabaya”.


B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka permasalahan yang

dapat dirumuskan: Apakah terdapat hubungan tingkat stres, kecemasan

dan depresi dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi Fakultas

Kedokteran Universitas WIjaya Kusuma Surabaya Angkatan 2016 ?

C. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui adanya hubungan hubungan tingkat stres, kecemasan,

dan depresi dengan gangguan siklus menstruasi pada mahasiswi

angkatan 2016 di Fakultas Kedokteran Universitas WIjaya Kusuma

Surabaya.

2. Tujuan Khusus

a) Mengetahui tingkatan stress, kecemasan, dan depresi pada

respondens

b) Mengetahui gambaran siklus menstruasi pada respondens

D. Manfaat

Adapun manfaat penelitian ini adalah :

1. Bagi peneliti

Dengan penelitian ini, peneliti dapat menambah wawasan, kemampuan

menerapkan ilmu yang dipelajari dan untuk memberikan informasi

kepada masyarakat khususnya remaja wanita untuk dapat

memanajemen stres, rasa cemas, dan depresi yang baik.


2. Bagi Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan menjadi bahan pustaka dalam rangka

menambah informasi tentang ilmu kedokteran.

3. Bagi masyarakat

Sebagai masukan serta acuan bagi masyarakat untuk memanajemen

stress, rasa cemas, dan depresi sehingga tidak berpengaruh buruk pada

kondisi fisik dan psikisnya.

Anda mungkin juga menyukai