ID Komparasi Metode Formulasi Intensitas Hu
ID Komparasi Metode Formulasi Intensitas Hu
ABSTRACT
The study was conducted to compare then determine the rainfall intensity
formulation method most appropriate for the area upstream watershed (DAS)
Pasir Pengaraian. With the methods used to predict the intensity of rain is based
on the duration and period of rain, among other methods Talbot, Sherman
Methods and Methods Ishiguro. Data obtained from the record rainfall for 12
years. The analysis showed that based on the analysis of correlation and standard
deviation, rainfall intensity formulation methods best (most suitable) for DAS
Sand Pengaraian is the method of Sherman, because it has the smallest difference
value is 1,935 and the most excellent correlation value is 1.
UPP-2016 1
yang sangat penting (Subarkah, apabila penyebaran data sangat kecil
1980). terhadap nilai rata-rata maka nilai Sx
akan kecil. Jika dirumuskan dalam
Adapun metode yang digunakan suatu persamaan adalah sebagai
dalam memprediksi intensitas hujan berikut (Soewarno, 1995) :
berdasarkan durasi dan periode ulang
hujan, antara lain Metode Talbot
ܵ= ට ∑ୀ (ࢄ − ࢄ࢘ )2
(1881), Metode Sherman (1905), dan ି
Metode Ishiguro (1953)
Dimana:
(Subarkah,1980).
S = Standar Deviasi
Metode-metode tersebut Xi = Curah hujan minimum
dikembangkan berdasarkan data dan (mm/hari)
kondisi wilayah penelitian. Oleh Xr = Curah hujan rata-rata (mm/hari)
karena itu penulis mengaplikasikan N = Lamanya pengamatan
yang mana paling sesuai untuk
Korelasi ( r )
kawasan hulu Daerah Aliran Sungai
(DAS) batang Lubuh Kota Pasir Persamaan untuk koefisien
Pengaraian dengan menganalisa dan korelasi antar dua variabel dapat
mengkomparasikan metode dilihat sebagai berikut:
formulasi intensitas hujan.
∑ ࢞࢟ − (∑ ࢞)(∑ ࢟)
࢘࢞࢟ =
LANDASAN TEORI ඥ{ ∑ ࢞ − (∑ ࢞) } − { ∑ ࢟ − (∑ ࢟) }
UPP-2016 2
Metode Talbot Rumus Ishiguro ini
Rumus Talbot dikemukakan dikemukakan oleh Dr. Ishiguro tahun
oleh professor Talbot pada tahun 1953. Adapun rumus tersebut :
1881. Rumus ini banyak digunakan ࢇ
di Jepang karena mudah diterapkan. ࡵ=
√࢚ା࢈
Tetapan-tetapan a dan b ditentukan
dengan harga-harga terukur. Dimana:
Adapun rumus tersebut: ∑(√࢚) ∑൫ܑ ൯ି∑൫ܑ√ܜ൯ ∑(ܑ)
ࢇ= ࡺ ∑൫ܑ ൯ି(∑() )
ࢇ
ࡵ= ∑() ∑൫ܑ√ܜ൯ − ∑ ۼ൫ܑ ܜ൯
࢚ା࢈ ࢈=
ࡺ ∑(ܑ ) − (∑() )
Dimana:
I = intensitas curah huajn
∑(࢚) ∑൫ܑ ൯− ∑൫ܑ ܜ൯ ∑(ܑ) (mm/menit)
ࢇ=
ࡺ ∑(ܑ ) − (∑() ) t = lamanya curah hujan atau durasi
∑() ∑(ܑ )ܜ− ∑ ۼ൫ܑ ܜ൯ (menit)
࢈=
ࡺ ∑(ܑ ) − (∑() ) I = presipitasi/intensitas curah hujan
jangka pendek t menit
I = intensitas curah huajn
a, b, n = konstanta yang bergantung
(mm/menit)
t = lamanya curah hujan atau durasi pada lamanya curah hujan
(menit). N = jumlah pengamatan
UPP-2016 3
disebelah Barat berbatasan dengan Dalam menentukan metode
provinsi Sumatera Barat, disebelah formulasi intensitas hujan digunakan
Selatan berbatasan dengan beberapa metode yaitu Metode
kecamatan Rokan IV Kato dan Talbot, Metode Sherman, Metode
disebelah Timur berbatasan Ishoguro. Data yang digunakan
dengan kecamatan Rambah Samo adalah data curah hujan jangka
(BPS, 2014). pendek, sedangkan data yang
tersedia adalah data curah hujan
Analisa Data dan Pembahasan harian. Untuk merubah data curah
Analisis yang dimaksud adalah hujan harian menjadi data curah
menganalisis frekuensi data curah hujan jangka pendek dalam jam-
hujan dan menghitung intensitas jaman digunakan metode Mononobe.
hujan menggunakan metode Talbot, Hasil dari perhitungan
Sherman dan Ishiguro. dengan Metode Mononobe berupa
Sedangkan pembahasan yang intensitas hujan untuk periode ulang
dimaksud adalah membandingkan 2, 5, 10, 25, 50, dan 100 tahun pada
hasil perhitungan intensitas hujan durasi 15, 30, 60, 90, 120, 180, 240,
antara hasil pengukuran dengan dan 360 menit.
metode Talbot, Sherman, Ishiguro
sehingga didapatkan metode
formulasi intensitas hujan sesuai
dengan karakteristik data untuk
daerah aliran sungai (DAS) Batang
Lubuh Kota Pasir Pengaraian.
UPP-2016 4
koefisien korelasi terbaik dan nilai
standar deviasi paling kecil
direkomendasikan sebagai metode
yang paling sesuai
UPP-2016 5
Diantara ke tiga metode tersebut, hujan paling tinggi pada durasi
Metode Sherman merupakan metode 15, 30, dan 60 menit, sedangkan
yang paling sesuai karena pada durasi 90, 120,180, dan 360
mempunyai nilai korelasi paling baik menit nilai intensitas hujannya
yaitu 1 serta memiliki nilai standar paling rendah. Untuk Metode
deviasi terkecil yaitu 1,935. Sherman mempunyai nilai
intensitas paling tinggi pada
KESIMPULAN durasi hujan 15, 30, 60 dan 90
Berdasarkan penelitian yang menit, sedangkan Metode
berjudul “Komparasi Metode Ishoguro mempunyai nilai
Formulasi Intensitas Hujan Di intensitas paling rendah pada
Kawasan Hulu Daerah Aliran Sungai durasi hujan 15, 30, dan 60 menit.
(DAS) Pasir Pengaraian”, maka 4. Berdasarkan analisis korelasi dan
dapat ditarik kesimpulan sebagai standar deviasi, metode formulasi
berikut ini: intensitas curah hujan terbaik
1. Jenis Distribusi yang paling sesuai (paling sesuai) untuk DAS Pasir
dengan ketiga stasiun pengamatan Pengaraian adalah metode
adalah Distibusi Log Pearson Sherman, karena memiliki
Type III. perbedaan nilai deviasi terkecil
2. Pola aliran sungai yang sesuai yaitu 1,935 dan nilai korelasi yang
untuk DAS Batang Lubuh adalah paling baik yaitu 1.
pola aliran sungai Dendritik.
Karena Pola aliran dendritik SARAN
adalah pola aliran yang cabang- Adapun saran yang dapat
cabang sungainya menyerupai diberikan berdasarkan hasil
struktur pohon. Pada umumnya perhitungan dan analisa pada
pola aliran sungai dendritik pengerjaan tugas akhir ini antara lain
dikontrol oleh litologi batuan sebagai berikut:
yang homogen. 1. Agar dilakukan perbaikan stasiun-
3. Dengan menggunakan formulasi stasiun pencatat curah hujan yang
Metode Talbot, Sherman, dan ada di wilayah kawasan DAS
Ishoguro, kurva IDF dapat Pasir Pengaraian agar stasiun-
diketahui, itu terlihat dari stasiun tersebut dapat beroperasi
hubungan antara intensitas hujan, secara maksimal, mengingat data
durasi hujan (15, 30, 60, 90, 120, curah hujan (data jam-jaman)
180, 240, dan 360 menit) dan sangat penting dalam
periode ulang kejadian hujan (2, pembangunan dan pengembangan
5, 10, 25, 50, dan 100 tahun) wilayah khususnya dalam bidang
dengan perbandingan nilai Teknik Sumber Air.
intensitas hujan pada tiap periode 2. Diharapkan agar alat pengukur
ulangnya cenderung sama, dimana curah hujan manual diganti
Metode Talbot memiliki intensitas
UPP-2016 6
dengan pengukur curah hujan Yogyakarta: Universitas
otomatis. Pembangunan Nasional
3. Sebaiknya untuk 5-10 tahun yang Imam Subarkah, (1980), Hidrologi
akan datang skripsi/penelitian ini Untuk Perencanaan
dapat dikaji ulang dengan Bangunan Air, Idea Dharma,
memasukkan stasiun curah hujan Bandung.
yang lain agar diketahui apakah Indratmo Soekarno, dan Dede
hasil analisa pada penilitian ini Rohmat (2005),
masih sesuai dan relevan dengan Perbandingan Metoda
kondisi stasiun-stasiun curah Formulasi Intensitas
hujan di kawasan DAS Pasir Hujan untuk Kawasan Hulu
Pengaraian. Daerah Aliran Sungai, Jurnal
Journal Geografi GEA,
DAFTAR PUSTAKA Oktober 2005, Denpasar-Bali
Anonim. 2013. Ribuan Rumah di Kite, G.W.(1988). Frequency and
Rokan Hulu, Terendam. Risk Analysis in Hydrology.
(regional.kompas.com)diaksE Water Resources
s pada tanggal September Publications. Colorado.
2015, pukul 00.47 WIB. Soemarto, CD.1986. Hidrologi
Badan Pusat Statistik (2012), Teknik. Penerbit Usaha
Kecamatan Dalam Angka, Nasional, Surabaya
Beberapa edisi. BPS: Soewarno, 1995, Hidrologi Aplikasi
Kabupaten Rokan Hulu. Metode Statistik untuk
BR, Sri Harto. (1993). Analisis Analisa Data, Penerbit
Hidrologi. Jakarta: Gramedia NOVA, Bandung.
Pustaka Utama. Sutarlim. 2012. Komparasi Metode
Dewi, V, A, K, (2015), Kajian Formulasi Intensitas Hujan
Persamaan Model Intensitas di Kawasan Hulu Daerah
Hujan Untuk Sub Daerah Aliran Sungai (DAS) Tallo.
Aliran Sungai (DAS) Jurnal Universitas Hasanudin,
Amprong Kecamatan Makasar
Kedungkandang Kota Syifa Fauziyah, Sobriyah, dan
Malang, Skripsi, Susilowati(2013), Analisis
Universitas Brawijaya, Karakteristik Dan Intensitas
Malang. Hujan Kota Surakarta. E-
Dr. Ir. Suripin, M.Eng (2004), Sistem Jurnal Matriks Teknik Sipil/
Drainase Perkotaan Yang Juni 2013/82
Berkelanjutan, Penerbit Titiek Widyasari(2009),Kurva
ANDI, Yogyakarta. Intensitas Durasi Frekuensi
Handajani, Novie, (2005). Analisa (IDF) Persamaan Mononobe
Distribusi Curah Hujan di Kabupaten Sleman.
Dengan Kala Ulang Tertentu. Triatmodjo, Bambang, 2008,
UPP-2016 7
Hidrologi Terapan, Penerbit Pemilihan Metode Intensitas
Beta Offset, Jakarta. Hujan Yang Sesuai Dengan
Yohanna Lilis Handayani (2007), KarakteristikStasiunPekanba
ru. Jurnal Universitas Riau
UPP-2016 8