Anda di halaman 1dari 4

TUGAS KULIAH TAMU

PROFESIONALISME

Disusun oleh:
Nama: Choiriya Azzahra(18/423508/FA/11641)
Kelompok: 6
Supervisor: apt. Dr. Sylvia Utami Tunjung Pratiwi, M.Si.

  

FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
YOGYAKARTA
2021
Menurut saya sesi yang paling menarik ialah sesi ke dua pada hari ke dua tentang
entrepreneur oleh narasumber Ariyadi Yunianto, S. Farm., Apt. yang bekerja di bidang
kosmetika tradisional. Topik kewirausahaan/ entrepreneur merupakan topik umum yang
menarik bagi saya karena saya memiliki minat untuk berwirausaha dan cara penyampaian
bapaknya sangat informatif dan mudah dipahami dengan intonasi bicara yang jelas. Selain
menyampaikan materi entrepreneur, Pak Ariyadi juga menceritakan perjalanan hidupnya dari
beliau sebagai mahasiswa biasa hingga menjadi seorang entrepreneur. Kegiatan awal pak
Ariyadi Yunianto setelah lulus kuliah ialah memasok bahan-bahan untuk rumah spa citra
unilever. Pak Ariyadi membahas bahwa “Pandemi” dapat diartikan dengan dua arah yaitu
tantangan (bisnis lesu) atau peluang (yang besar). Menurut Pak Ariyadi pandemi ini
merupakan peluang besar
khususnya di bidang farmasi,
hal ini dibuktikan dari
komunitas bisnis jogja yang
bisnisnya tetap tumbuh ialah
bisnis yang berhubungan
dengan dunia farmasi (jahe,
minuman tradisonal kunyit,
kencur dan lain-lain), yang
mana jahe dan sebagainya ini
dapat menjadi produk
dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi jika diolah oleh apoteker. Pak Ariyadi
menyampaikan bahwa kreatif itu penting agar tidak terdepak dengan lulusan apoteker lain.
Pada sesi ini, kami disuruh merenungkan menggambar pemandangan di benak kami.
Mayoritas mahasiswa menggambar pegunungan dengan matahari, hal ini menunjukkan
bahwa kita terbiasa dengan suguhan informasi yang monoton, sama halnya saat kuliah di
farmasi, kita berpikir bahwa kita hanya bisa bekerja di rumah sakit, apotek, industri farmasi,
dan instansi. Padahal banyak produk di sekitar kita memerlukan campur tangan apoteker dari
sabun, pasta gigi, shampoo, body lotion sampai dengan parfum. Indonesia memiliki alam
yang kaya dan berpotensi, misalnya daun sirih (antiseptic) yang mana dapat diolah menjadi
produk kewanitaan dengan nilai ekonomis yang lebih tinggi. Bisnis di bidang kosmetik
memiliki hal menarik yaitu perawatan pada masa kini tidak hanya didominasi oleh kaum
hawa saja, hal ini merupakan peluang yang besar. Pada masa pandemi ini khususnya, sangat
penting untuk mengoptimasi smartphone (teknologi) untuk memasarkan produk.
Berkembangnya teknologi ini menggeser budaya bisnis yang dulunya membangun pabrik
pada awalnya menjadi mencari relasi di sosial media lalu branding yang mana sedikit
membutuhkan biaya.

Sedangkan sesi yang menurut saya paling mendukung karir saya ke depan ialah sesi
ketiga pada hari kedua dengan topik prospek dan tantangan industri obat tradisional di tengah
pandemic COVID-19 yang disampaikan oleh Apt. Drs. Bambang Priyambodo, karena saya
berencana untuk bekerja di bidang obat tradisional nantinya. Dalam kuliah tamu pak
Bambang menyampaikan sistem imun tubuh manusia tidak dapat terlepas dari obat-obatan
tradisional dan suplemen kesehatan yang terbukti mampu meningkatkan sistem kekebalan
tubuh. Pak Jokowi dan masyarakat memberikan kepercayaan kepada obat tradisional dalam
menjaga kesehatan, hal ini dibuktikan dengan habisnya jamu dan empon-empon di pasar
tradisional karena diburu oleh masyarakat bahkan industri sering tidak kebagian, bukti
lainnya ialah sector obat tradisional tumbuh di atas 10%, dan dilansir dari situs alodokter
menyimpulkan dari hasil survey bahwa 45% masyarakat Indonesia lebih percaya obat
tradisional dibandingkan obat modern, serta dari hasil penelitian kementerian kesehatan
menunjukkan bahwa lebih dari 50% responden selalu dan mengutamakan minum jamu
dibandingkan obat jamu dan obat farmasi. Trend obat herbal (obat tradisional) merupakan
keunggulan tersendiri yang ditandai dengan pola gaya hidup untuk kembali ke alam dan
menganggap obat herbal lebih aman dan memiliki efek samping yang lebih kecil disbanding
dengan obat-obat sintesis. Selain itu keunggulan obat tradisional dibanding obat kimia yang
lain yaitu komponen dalam satu bahan memiliki efek saling mendukung, satu tanaman obat
bisa memiliki bebeapa efek farmakologis, dan cocok digunakan untuk pengobatan penyakit-
penyakit degenerative dalam pemakaian jangka panjang, serta harganya relatif terjangkau.
Indonesia memiliki keanekaragaman hayati lebih dari 30.000 spesies tanaman sehingga
menempatkan Indonesia ke-5 besar negara megabiodiversitas. Dari kekayaan alam itu,
Ristoja menghimpun informasi ramuan 25.821 tumbuhan obat 2.670 spesies yang tersebar
pada 303 etnis di 24 provinsi. Sejarah obat bahan alam asli Indonesia telah dikenal
masyarakat nusantara sejak abad ke-9. Usaha dibidang pengolahan obat tradisional dan usaha
industry obat tradisional diharuskan menggunakan modal dalam negeri 100% sebagai
perlindungan terhadap industri obat tradisional yang dituliskan juga di peraturan presiden
nomor 36 tahun 2010. Industri obat tradisional terbagi menjadi IOT (Industri Obat
Tradisional), UKOT (Usaha Kecil Obat Tradisional), dan UMOT (Usaha Mikro Obat
Tradisional).
Secara keseluruhan semua sesi kuliah tamu 2018 ini sangat bermanfaat dan juga
menarik. Saya harap kuliah tamu berikutnya juga disampaikan persyaratan dan langkah untuk
mendapat pekerjaan di bidang tersebut.

Anda mungkin juga menyukai