PT Freeport Indonesia
Nama Kelompok :
1. Paulus Roman Anggani Habeahan (203141914111063)
2. Lorenza Magnifica (203141914111065)
3. Krisna Wahyu Sudarmawan (203141914111093)
4. Enrico Rio Elvando (203141914111072)
Kelas A1C
Fakultas Pendidikan Vokasi
Prodi Keuangan dan Perbankan
BK Akuntansi Terapan
Kasus Manajemen Perusahaan PT. Freeport Indonesia
Karyawan Mogok Kerja
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM) berkomitmen akan terus
melakukan peningkatan upaya agar kegiatan pertambangan dapat memberikan hasil yang
optimal bagi negara. Dengan demikian, diharapkan kegiatan ini memberikan manfaat bagi
negara, daerah, pekerja, masyarakat setempat dan juga investor. KESDM berupaya agar
permasalahan yang terjadi saat ini segera dapat diselesaikan dengan solusi yang dapat
diterima oleh semua stakeholders.Pemogokan sebagian besar karyawan PT Freeport
Indonesia (PTFI) telah terjadi sejak tanggal 15 September 2011. Dari jumlah total karyawan
PTFI sebesar 12.740 orang, 8.000 diantaranya turut aktif dalam aksi mogok tersebut, yang
menuntut peningkatan gaji untuk disesuaikan dengan gaji karyawan Freeport di Amerika.
Berlarutnya aksi mogok tersebut memicu aksi anarkis pada hari Senin 10 Oktober 2011
yang mengakibatkan jatuhnya satu korban jiwa dari pihak demonstran serta beberapa orang
mengalami luka-luka baik dari massa pengunjuk rasa maupun aparat keamanan. Pada hari
Sabtu siang tanggal 15 Oktober 2011, korban lain bernama Leo Wandagau meninggal dunia.
Leo Wandagau merupakan karyawan PTFI yang berasal dari masyarakat 7 suku, sehingga
memicu aksi massa dan karyawan lokal yang lebih besar. Sebagai bentuk komitmen KESDM
untuk membantu menyelesaikan permasalahan ini, telah ditempatkan Inspektur Tambang
secara terus menerus di lapangan untuk memastikan semua kegiatan perawatan sarana dan
peralatan tetap dilakukan dalam rangka mencegah terjadinya kecelakaan maupun pencemaran
lingkungan pada saat ini maupun dimasa mendatang.KESDM sudah berkoordinasi secara
terus menerus dengan Kantor Menko Politik, Hukum dan Keamanan yang sesuai tugas dan
fungsinya, dan menindaklanjuti penanganan masalah keamanan di lingkungan kerja PT
Freeport Indonesia yang dapat mengganggu keberlanjutan operasi PT Freeport Indonesia.
KESDM mengajak semua pihak agar memberikan kontribusi dalam penyelesaian
permasalahan tersebut serta terus meningkatkan koordinasi guna menghindari permasalah
yang lebih besar di masa mendatang.
Gaya Kepemimpinan
Kepemimpinan dapat diartikan sebagai proses memengaruhi dan mengarahkan para
pegawai dalam melakukan pekerjaan yang telah ditugaskan kepada mereka. Sebagai
proses, kepemimpinan difokuskan kepada apa yang dilakukan oleh para pemimpin, yaitu
proses dimana pemimpin menggunakan pengaruhnya untuk memperjelas tujuan
organisasi bagi para pegawai, bawahan atau yang dipimpinnya, memotivasi mereka untuk
mencapai tujuan tersebut, serta membantu menciptakan suatu budaya produktif dalam
organisasi.
Terdapat dua gaya kepemimpinan yaitu gaya kepemimpinan yang berorientasi pada
pekerjaan (task-orienter or job style) yaitu gaya kepemimpinan yang cenderung untuk
memberikan fokus pada pekerjaan dan prosedur yang harus dilakukan dalam pekerjaan
dan kepemimpinan yang berorientasi kepada pegawai (employee- oriented style) yaitu
gaya kepemimpinan yang cenderung untuk memberikan perhatian pada pemeliharaan tim
dan memastikan bahwa seluruh orang-orang mendapat kepuasan dalam setiap
pekerjaannya. Gaya kepemimpinan akan ditentukan oleh berbagai faktor, yaitu dari segi
latar belakang, pengetahuan, nilai, dan pengalaman dari pemimpin tersebut. Pemimpin
yang menilai bahwa kepentingan organisasi harus lebih didahulukan dari kepentingan
individu akan memiliki kecenderungan untuk memiliki gaya kepemimpinan yang
berorientasi pada pekerjaan. Demikian pula sebaliknya, pemimpin yang dibesarkan dalam
lingkungan yang menghargai perbedaan dan relasi antarmanusia akan memiliki
kecenderungan untuk bergaya kepemimpinan yang berorientasi pada orang-orang.
Jika sudah terlanjur, komunikasi antara manajer, karyawan, dan HRD tentang
bagaimana cara menengahi dan berkompromi dengan gaya kepemimpinan mana yang
sebaiknya digunakan untuk mengatasi masalah penggajian karyawan. Manajer harus
memberikan pemahaman bahwa karyawan seharusnya patuh dan taat pada kontrak kerja
tentang gaji saat mulai bekerja di perusahaan tersebut, dan mengikuti sistem UMR yang
berlaku. Pastikan jenis gaya kepemimpinan yang digunakan sesuai dengan budaya tempat
kerja dan nilai perusahaan. Pastikan bahwa peran dan tanggung jawab karyawan
diklasifikasi dengan sejelas-jelasnya sebelum memulai pekerjaan sehingga semua orang
mengetahui apa yang diharapkan dari mereka dan apa yang harus dikerjakan untuk
memenuhi harapan tersebut. Jika karyawan belum mampu bekerja secara maksimal,
maka akan dilakukan evaluasi kinerja untuk mencari tahu apa yang bisa dilakukan
berkaitan dengan kinerja si karyawan.