Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
pelayanan kesehatan. Oleh karena itu perlu adanya peningkatan mutu pelayanan
adalah kunci dari keberhasilan dan kesuksesan organisasi. Sumber daya manusia
kepada orang lain untuk melakukan satu usaha kooperatif dalam pencapaian
tujuan yang sudah direncanakan, sehingga pemimpin itu harus bisa melaksanakan
(Kartono, 2011).
keterampilan agar dapat melaksanakan tugasnya dengan baik, dalam hal ini
1
2
perilaku perawat sesuai dengan situasi yang ada untuk dapat meningkatkan
motivasi kerja perawat sehingga dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dan
tingkat pertama. Upaya kesehatan yang ditekankan di Rumah Sakit adalah upaya
bagi masyarakat di wilayah kerjanya, maka tim kerja rumah sakit harus mampu
bekerja keras dengan baik dan profesional di bawah arahan Kepala Rumah sakit
yang menjalankan fungsi kepemimpinannya dengan baik dan tepat sesuai kondisi
kepentingan dan kepuasan pelayanan dari seluruh staf Rumah sakit sebagai
dibagi menjadi 2 (dua) yaitu Upaya Kesehatan Wajib (UKW) dan Upaya
Kesehatan Pengembangan (UKP). Untuk UKW terdiri dari: (1) Upaya Promosi
Kesehatan, (2) Upaya Kesehatan Lingkungan, (3) Upaya Kesehatan Ibu dan Anak
(PGM), (5) Upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular (P3M), dan
(6) Upaya Pengobatan. Sementara itu, untuk UKP tediri dari: (1) Upaya
Kesehatan Sekolah (UKS), (2) Upaya Kesehatan Olahraga (UKO), (3) Upaya
(5) Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut (UKGM), (6) Upaya Kesehatan Jiwa (UKJ),
(7) Upaya Kesehatan Indera Kesehatan Mata (UKIKM), (8) Upaya Kesehatan
sumber daya, dan Penilaian Kinerja Rumah sakit. Pelaksanaannya dimulai dari
tingkat Rumah sakit sebagai instrumen mawas diri, kemudian Dinas Kesehatan
studi yang telah dilakukan oleh para peneliti sebelumnya dan salah satunya studi
yang dilakukan oleh Andi dan Laksmono (2017) yang mengungkapkan bahwa
kinerja Rumah sakit dipengaruhi oleh faktor organisasi dan faktor individu dengan
kompetensi dan pola perilaku individual dan kelompok yang menentukan komitmen dan
cara organisasi dalam keselamatan pasien. Budaya keselamatan pasien terdiri dari
beberapa elemen, elemen pada budaya keselamatan pasien antara lain budaya terbuka
(informed).
Bersikap terbuka dan adil berarti berbagi informasi secara terbuka dan bebas,
serta perlakuan adil bagi staf ketika insiden terjadi. Budaya pelaporan adalah perawat
serta selalu mengingatnya. Budaya penginformasian berarti belajar dari pengalaman masa
5
lalu, mampu mengidentifikasi dan mengurangi insiden di masa mendatang karena belajar
keselamatan pasien akan menurunkan adverse event (AE) sehingga akuntabilitas rumah
sakit di mata pasien dan masyarakat akan meningkat. Budaya keselamatan pasien
menyadari kesalahan yang telah terjadi, menganalisis dan mencegah bahaya atau
kesalahan yang akan terjadi, mengurangi komplikasi pasien, kesalahan berulang serta
budaya keselamatan berdampak pada peningkatan luka jarum suntik dan kejadian nyaris
cedera (near miss) antara perawat rumah sakit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
setiap penurunan 10% dalam budaya keselamatan unit perawatan intensif (ICU) maka
lama perawatan pasien (LOS) meningkat 15%. Penelitian terhadap 179 rumah sakit di
Amerika Serikat menyatakan bahwa rumah sakit dengan skor budaya keselamatan pasien
lebih positif memiliki tingkat yang lebih rendah dalam komplikasi atau adverse events.
pasien. Kepala ruang akan dapat mempengaruhi strategi dan upaya menggerakkan
keselamatan pasien.
6
pola tingkah laku yang dirancang untuk mengintegrasikan tujuan organisasi dengan
tujuan individu, untuk mencapai suatu tujuan. Penerapan budaya keselamatan pasien oleh
perawat mencerminkan perilaku kinerja perawat dan dipengaruhi oleh motivasi perawat,
dengan motivasi yang baik diharapkan perawat dapat menerapkan budaya keselamatan
dokumentasi selama 24 jam dan dengan sebaik mungkin walaupun dengan jumlah
pasien yang berbanding terbalik dengan jumlah perawat pelaksana terutama pada
saat berjaga pada shift siang dan malam hari. Sedangkan salah satu kepala ruang
menyatakan bahwa melakukan rapat dan bertatap muka dengan perawat pelaksana
B. Rumusan Masalah
2020?”.
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
Tahun 2020.
tahun 2020.
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
2. Manfaat Praktis
Sakit Juanda.
Sakit Juanda.
d. Bagi Peneliti
peneliti.