Bab 1 Hampir Siap
Bab 1 Hampir Siap
• Latar Belakang
DPRD dan Kepala Daerah mempunyai kedudukan yang sama dan bersifat
kemitraan seperti yang tertuang dalam Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014
tentang Pemerintahan Daerah, artinya bahwa diantara lembaga pemerintahan
daerah tersebut memiliki kedudukan yang sama atau setara dan tidak saling
membawahi. Negara Republik Indonesia memberikan hak, wewenang, dan
kewajiban kepada setiap pemerintahan daerah untuk mengatur dan mengurus
urusan pemerintahan menurut asas otonomi daerah dan tugas pembantuan,
diarahkan untuk mempercepat terwujudnya kesejahteraan masyarakat melalui
peningkatan pelayanan, pemberdayaan, dan peran masyarakat, serta peningkatan
daya saing daerah dengan memperhatikan prinsip demokrasi, pemerataan,
keadilan, keistimewaan, dan kekhasan suatu daerah dalam sistem Negara Republik
Indonesia.1
Sebagai suatu bangsa yang merdeka, Negara Indonesia dimana pemerintah di
daerah merupakan bagian integralnya telah memiliki tujuan akhir. Tujuan akhir itu
adalah suatu masyarakat adil dan makmur, materiil dan spiritual berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia 1945. 2 Kepala
1
Haw. Widjaja, Penyelenggaraan Otonomi Daerah di Indonesia, (Jakarta: Raja Grafindo Perkasa, 2005), h. 37.
2
W. Sunindhia, Praktek Penyelenggaraan Pemerintahan di Daerah, (Jakarta:Bina Aksara,1987), h.3.
daerah dan DPRD dalam menyelenggarakan urusan pemerintahan di bantu oleh
perangkat daerah. Dasar utama pembentukan perangkat daerah adanya urusan
pemerintahan yang diserahkan kepada daerah yang terdiri atas urusan
pemerintahan wajib dan urusan pemerintahan pilihan. Pemerintah daerah dikenal
dengan adanya perangkat daerah dimana perangkat daerah provinsi terdiri atas
secretariat daerah, secretariat DPRD, Inspektorat, dinas dan badan. 3 Sedangkan
untuk perangkat daerah kabupaten/kota terdiri atas secretariat daerah, secretariat
DPRD, Inspektorat, dinas, badan dan kecamatan. 4
Dari ketentuan pasal 149 ayat (1) Undang-Undang 23 Tahun 2014 Tentang
Pemerintahan Daerah tersebut, DPRD mempunyai fungsi yang salah satunya itu
fungsi pengawasan. Dalam hal pengawasan, DPRD melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan peraturan daerah (perda) dan peraturan perundang-
undangan lainnya, peraturan kepala daerah, APBD, kebijakan pemerintah
daerah dalam melaksanakan program pembangunan daerah dan kerja sama
internasional di daerah. Kegiatan pengawasan bukan tujuan dari suatu kegiatan
3
Pasal 209 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
4
Pasal 209 ayat (2) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
5
Pasal 1 butir (4) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintahan Daerah
6
Pasal 149 ayat (1) Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Pemerintah Daerah
pemerintah, akan tetapi sebagai salah satu sarana untuk menjamin tercapainya
tujuan pelaksanaan suatu perbuatan atau kegiatan.
7
Muchsan, Sistem Pengawasan Terhadap Perbuatan Aparat Pemerintah dan Peradilan Tata Usaha Negara di
Indonesia, (Yogyakarta: Liberty, 2007), h. 36.
8
Sadu Wasistiono dan Yonathan Wiyoso, Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
(Bandung: Fokusmedia, 2009), h.157.
Terdapat Undang-Undang Nomor 25 tahun 2009 tentang Pelayanan Publik,
tujuan adanya peraturan tersebut karena adanya tuntutan masyarakat yang semakin
meningkat khususnya di bidang penyelenggaraan pelayanan public tersebut, kondisi
penyelenggaraan pelayanan public seringkali berjalan kurang efektif dilihat dari
sumber daya manusia (SDM) aparatur yang belum memadai. Selama ini DPRD
DALAM MENJALANKAN FUNGSINYA,dirasa belum mampu memberikan solusi
yang efektif untuk menyelesaikan masalah masalah yang mendasar yang dihadapi
masyarakat kota medan pada umumnya. Ketidakpuasan tersebut lebih disebabkan
oleh mekanisme yang berlarut larut dan disebabkan DPRD YANG BELUM efektif
dalam bekerja ,belum representative dalam kebijakan dan kinerja yang belum
dipertanggungjawabkan dalam fungsi pengawasan. Sebagai contoh di kota medan
terdapat pengurusan kartu tanda penduduk yang memerlukan proses yang panjang
dan rumit. Sebagai contoh lagi terkait dengan pelayanan public mengenai perizinan
yang berlarut-larut. Pelaksanaan fungsi pengawasan DPRD diharapkan mampu
mendorong pihak pemerintah daerah agar peraturan yang sudah ada dapat
dijalankan secara konsisten dan berkelanjutan supaya tertib hukum dan kepastian
hukum berjalan dengan fungsinya, sehingga dapat memberikan manfaat besar bagi
masyarakat.
Dari permasalahan di atas, peneliti merasa perlu mengkaji lebih lanjut dalam
sebuah penelitian yang berjudul “ IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA MEDAN PERIODE
2019-2024 DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK “
9
Sadu Wasistiono dan Yonatan Wiyoso, Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), h. 157.
• Permasalahan
Dalam penelitian inidirumuskanpermasalahanpenelitiansebagaiberikut:
1. Bagaimana pelaksanaan pengawasan DPRD Kota Medan
terhadappenyelenggaraanpelayananpublik ?
2. Bagaimana optimalisasi fungsi pengawasan DPRD Kota Medan terhadap
penyelenggaraan pelayanan publik ?
• TujuanPenelitian
Berdasarkanuraiantersebutdiatasmakatujuanpenelitianiniialahsebagaiberikut:
1. Untukmengetahuipelaksanaanpengawasan DPRD
terhadappenyelenggaraanpelayananpublik di Kota Medan.
2. Untukmengetahuioptimalisasifungsipengawasan DPRD Kota Medan
terhadappenyelenggaraanpelayananpublik.
• ManfaatPenelitian
PenelitianinidilakukansebagaisalahsatusyaratkelulusandariPendidikan Strata
Satu (S1) FakultasHukumUniversitasTrisakti. Selainsebagaisyaratkelulusan,
penelitianinimemilikimanfaatsebagaiberikut;
1. ManfaatPraktis
ManfaatBagiAkademis
Hasilpeneletianinidiharapkandapatmenambahpengalamandan
pengetahuan yang
nantinyaditerapkandalamdunianyatasebagaibentukpartisipasidalampe
mbangunannegaradanmasyarakat Indonesia
berdasarkanPancasiladanUndang-UndangDasar.
ManfaatBagiPemerintah
Dapatmemberikanmasukanuntukmembenahisistemdancontrolling
di Kota Medan khususnyamengenaiimplementasifungsipengawasan
DPRD dalampenyelenggaraanpelayananpublik, agar
memberikankemudahan di dalammencapaitujuannegara yang
telahdiamanatkanoleh UUD 1945.
ManfaatBagiMasyarakat
Diharapkanmampumemberikaninformasimengenaiimplementasifun
gsipengawasan DPRD dalampenyelenggaraanpelayananpublik.
• ManfaatTeoritis
Secarateoritis,
penelitianinidiharapkanberkontribusimenambahpengetahuandalamilmuhukum,
khususnyadalammengetahuifungsipengawasan DPRD Kota Medan
terhadappenyelenggaraanpemerintahdaerah,
terutamadalamkaitannyadenganpenyelenggaraanpelayananpublik di Kota
Medan.
• MetodePenelitian
MenurutSoerjonoSoekanto,penelitianhukummerupakansuatubentukkegiatanilmia
h,yangdidasarkanpadametode,sistematika,danpemikirantertentu, yang
bertujuanuntukmempelajarisuatuataubeberapagejalahukumtertentu,
denganjalanmenganalisanya.
Disampingitudilakukanjugapemeriksaansecaramendalamterhadapsuatufaktorhukumt
ersebut, untukkemudianmengusahakansuatupemecalahanataspermasalahan-
permasalahan yang timbul di dalamgejala yang bersangkutan.
• TipePenelitian
Sesuaidenganrumusanmasalahdantujuanpenelitian yang ingin di
capaidaripenulisaninimengenai “IMPLEMENTASI FUNGSI PENGAWASAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT DAERAH (DPRD) KOTA DKI JAKARTA
PERIODE 2019-2024 DALAM PENYELENGGARAAN PELAYANAN PUBLIK “
Tipepenelitian yang di gunakanolehpenulisadalahsuatupenelitianyuridis normative
dandikajidenganperundang-undangan.
• SifatPenelitian
Sifatpenelitian yang digunakanyaitupenelitiandeskriptifanalisis,
penelitianinidiharapkandiperolehgambaransecarasistematisdanterperincitentangp
ermasalahan yang akanditeliti.
Sifatpenelitianiniyaitumenggunakansifatdeskriptif
,penelitiandilakukandengancaramenggambarkanmengenaiobjek yang
ditelitiberdasarkan data yang tersedia.
tujuandaripenelitiandeskriptifiniadalahuntukmembuatdeskripsi,gambaran,ataul
ukisansecarasistematis,factualdanakuratmengenaifakta-fakta, sifat-
sifatsertahubunganantarfenomena yang diselidiki.
• Pengumpulan Data
Pengumpulan data dalampenelitianiniadalahdengancarastudipustaka.
Studiinidigunakandalamrangkapengumpulan data sekunder. Data
tersebutditempuhdengancaramengumpulkan,membaca,mengkaji,menganalisis,s
ertamengkritisiperanfungsipengawasan DPRD Kota Medan
dalammengawasipenyelenggaraanpelayanan public.
• Analisis Data
Teknikanalisis data yang digunakan di
dalampenelitianiniadalahmetodekualitatif.
Metodepenelitiankualitatifadalahanalisis data yang
lebihmenekankanpadakualitasatauisidari data tersebut.
Dalamsuatupenelitiansangatdibutuhkansuatuanalisis data yang
bergunauntukmemberikanjawabanataspermasalahan yang diteliti. Analisis data
dalampenelitianinimenggunakanmetodekualitatif.
Analisis data penelitianberisiuraiantentangcara-caraanalisis yang
menggambarkanbagaimanasuatu data dianalisisdanapamanfaatdari data yang
terkumpuluntukdipergunakanmemecahkanmasalah yang
dijadikanobjekpenelitian.
• Cara PenarikanKesimpulan
Cara penarikankesimpulandilakukandenganmenggunakanlogikadeduktif,
yaitumetodeuntukmenarikkesimpulan yang bersifatkhususdaripernyataan-
pernyataan yang bersifatumum. Cara
penarikankesimpulandilakukandenganmenganalisispokokpermasalahan di
dalampenelitianini.
• Kerangka Konsepsional
10
Andi Pangeran Moenta dan Syafa’at Anugerah Pradana,Pokok-Pokok Hukum Pemerintahan Daerah,(Depok:
RajaGrafindo Persada, 2018), h. 68.
11
Sadu Wasistiono dan Yonatan Wiyoso, Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD),
(Bandung: Fokusmedia, 2009), h.144.
akan memungkinkan lembaga-lembaga public digugat jika mereka tidak memenuhi
kaidah-kaidah public.12
12
Sadu Wasistiono dan Yonathan Wiyoso, Meningkatkan Kinerja Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD), h. 145.
penyimpangan, pemborosan, penyelewengan, hambatan, kesalahan, dan kegagalan
dalam pencapaian tujuan dan sasaran serta pelaksanaan tugas organisasi. 13
a) Kontrol a-priori
13
Titik Triwulan , Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, ( Jakarta:
Kencana,2011), h. 449.
14
Titik Triwulan , Hukum Tata Usaha Negara dan Hukum Acara Peradilan Tata Usaha Negara Indonesia, h. 450.
15
Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah, (Jakarta: Pustaka Mandiri,2010), h. 140.
16
Nomensen Sinamo, Hukum Pemerintahan Daerah, h. 145.
Pengawasan yang dilakukan sebelum dilakukan tindakan atau
dikeluarkannya suatu keputusan atau ketetapan pemerintah atau peraturan
lainnya yang menjadi wewenang pemerintah. Kontrol ini mengandung unsure
pengawasan preventif yaitu untuk mencegah atau menghindarkan terjadinya
kekeliruan.
b) Kontrol a-posteriori
Kata efektif berasal dari bahasa Inggris yaitu effective yang berarti
berhasil atau sesuatu yang dilakukan berhasil dengan baik. Efektif artinya ada efeknya
(akibatnya, pengaruhnya, kesannya) saat mulai berlakunya suatu undang-undang dan
peraturan17 . efektivitas mengandung arti keefektifan pengaruh efek keberhasilan atau
kemanjuran/kemujaraban, membicarakan keefektifan hukum tentu tidak terlepas dari
penganalisisan terhadap karakterisitk dua variable terkait yaitu: karakteristik atau
dimensi dari objek sasaran yang digunakan.18
Dalam teori efektifitas hukum sebagi gambaran bahwa efektif atau tidaknya
suatu hukum ditentukan oleh 5 (lima) factor, yaitu :19
17
Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 2002), h. 284.
18
Barda Nawawi Arief, Kapita Selekta Hukum Pidana, (Bandung: Citra Aditya,2013), h.67.
19
Soerjono Soekanto, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penegakan Hukum, (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada ,
2008), h. 8.
Soerjono Soekanto menjelaskan bahwa dalam sosiologi
hukum masalah kepatuhan atau ketaatan hukum terhadap kaidah-
kaidah hukum pada umumnya telah menjadi factor yang pokok
dalam mengukur efektif tidaknya sesuatu yang ditetapkan dalam
hukum ini.20
2. Menurut Munir
Hukum harus efektif sehingga dapat dikatakan valid, efektif dalam hal:
20
Soleman B Taneko, Pokok-Pokok Studi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Press,1993), h. 47.
21
Soleman B Taneko, Pokok-Pokok Studi Hukum dalam Masyarakat, (Jakarta: Rajawali Press,1993), h. 47.
22
DR. Munir, Teori-Teori Besar dalam Hukum, (Jakarta: Prenadamedia,2013), h.120.
Untuk mengetahui sejauh mana efektivitas suatu aturan hukum, maka kita
harus mengukur sejauh mana hukkum itu ditaati oleh sebagian orang-
orang yang menjadi latar belakang terbentuknya peraturan itu sendiri. 23
23
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Interpelasi
Undang-Undang (Legisprundence), (Jakarta: Kencana, 2009), h.375.
24
Raida L Tobing, dkk, (Hasil Penelitian), Efektivitas Undang-Undang Money Loundering,(Jakarta: Badan Pembinaan
Hukum Nasional, Kementrian Hukum dan HAM RI, 2011), h. 11.
25
Achmad Ali, Menguak Teori Hukum (Legal Theory) dan Teori Peradilan (Judicialprudence) Termasuk Interpretasi
Undang-Undang (Legisprudence), h.376.
e. Sanksi yang diancam oleh aturan hukum itu harus dipadankan dengan
sifat aturan hukum yang dilanggar tersebut.
f. Berat ringannya sanksi yang diancam dalam aturan hukum harus
proporsional dan memungkinkan untuk dilaksanakan.
g. Kemungkinan bagi penegak hukum untuk memproses jika terjadi
pelanggaran terhadap aturan hukum tersebut, adalah memang
memungkinkan karena tindakan yang diatur dan diancamkan sanksi,
memang tindakan yang konkret, dapat dilihat, diamati, oleh karenanya
memungkinkan untuk diproses dalam setiap tahapan
(penyelidikan,penyidikan,penuntutan, dan penghukuman).
h. Aturan hukum yang mengandung norma moral berwujud larangan,
relative akan jauh lebih efektif ketimbang aturan hukum yang
bertentangan dengan nilai norma yang dianut oleh orang-orang yang
menjadi target diberlakukannya aturan tersebut.
i. Efektif atau tidaknya suatu aturan hukum secara umum, juga
tergantung pada optimal dan profesional tidak aparat penegak hukum
untuk menegakkan aturan hukum tersebut.
j. Efektif atau tidaknya suatu aturan hukum secara umum, juga
mensyaratkan adanya standar hidup sosio-ekonomi yang minimal di
dalam masyarakat.
Sistematika Penulisan
BAB I : PENDAHULUAN
Dalambabiniakandiuraikanmengenailatarbelakang,
pokokpermasalahan, tujuanpenelitian, metodepenelitian,
kerangkakonsepsionaldansistematikapenulisan.
BAB V : PENUTUP
Bab ini merupakanbabpenutup yang berisikesimpulandan saran.