Buku Informasi Juru Ukur Bangunan Gedung
Buku Informasi Juru Ukur Bangunan Gedung
SEKTOR KONSTRUKSI
SUB SEKTOR BANGUNAN GEDUNG
EDISI 2011
BUKU INFORMASI
Materi Pelatihan Berbasis Kompetensi Kode Modul
Sektor Konstruksi Sub Sektor Bangunan Gedung INA.5230.223.23.06.07
DAFTAR ISI
BAB I
PENGANTAR
1.4.2 Standardisasi.
Standardisasi adalah proses merumuskan, menetapkan serta menerapkan suatu
standar tertentu.
1.4.4 Pelatihan.
Pelatihan adalah proses pembelajaran yang dilaksanakan untuk mencapai suatu
kompetensi tertentu dimana materi, metode dan fasilitas pelatihan serta
lingkungan belajar yang ada terfokus kepada pencapaian unjuk kerja pada
kompetensi yang dipelajari.
1.4.5 Kompetensi .
Kompetensi adalah kemampuan seseorang yang dapat terobservasi mencakup
aspek pengetahuan, keterampilan dan sikap kerja dalam menyelesaikan suatu
pekerjaan atau sesuai dengan standar unjuk kerja yang ditetapkan.
BAB II
STANDAR KOMPETENSI
BATASAN VARIABEL
1. Konteks Variabel.
1.1. Unit kompetensi ini diterapkan dalam satuan kerja individu dan atau berkelompok, pada
lingkup pekerjaan jasa konstruksi utamanya pada pekerjaan Pengukuran Bangunan
Gedung.
1.2 Unit ini berlaku untuk melakukan pengukuran bangunan gedung sesuai dengan
instruksi kerja dalam melaksanakan pekerjaan pada:
1.2.1. Bangunan gedung.
1.2.2. Jalan dan jembatan.
1.2.3. Bangunan air.
1.2.4. Bangunan fisik lainnya.
2.2.6. Paku.
2.2.7. Alat-alat tulis dan kantor.
2.2.8. Alat hitung (calculator/komputer).
2.2.9 Payung.
PANDUAN PENILAIAN
1. Kondisi Pengujian.
Kompetensi ini yang tercakup dalam unit kompetensi ini harus diujikan secara konsisten
pada seluruh elemen dan dilaksanakan pada situasi pekerjaan yang sebenarnya di tempat
kerja atau di luar kerja secara simulasi dengan kondisi seperti tempat kerja normal dengan
menggunakan kombinasi metode uji untuk mengungkap pengetahuan, keterampilan dan
sikap kerja sesuai dengan tuntutan standar.
Metode uji antara lain :
1.1. Tes tertulis.
1.2. Tes lisan/wawancara.
1.3. Praktek menggunakan alat peraga/simulasi.
1.4. Praktek ditempat kerja.
1.5. Portofolio atau metode lain yang relevan.
5. Aspek Kritis.
5.1. Menunjukan kecermatan, ketelitian dan kehati-hatian dalam pengukuran.
5.2. Menunjukan kemampuan dalam membaca skala gambar.
5.3. Menunjukan ketepatan dalam penggunaan rumus (matematika) untuk perhitungan
pengukuran.
5.4. Menunjukan kerja sama yang baik dengan pihak-pihak terkait.
6. Kompetensi Kunci.
No. Kompetensi Kunci dalam unit ini Tingkat
1. Mengumpulkan, menganalisa dan mengorganisasikan informasi 1
2. Mengkomunikasikan informasi dan ide-ide 1
3. Merencanakan dan mengorganisasikan kegiatan 1
4. Bekerjasama dengan orang lain dan kelompok 2
5. Menggunakan gagasan secara matematis dan teknis 2
6. Memecahkan masalah 2
7. Menggunakan teknologi 1
BAB III
STRATEGI DAN METODE PELATIHAN
3.1.4 Implementasi.
1) Menerapkan pelatihan kerja yang aman.
2) Mengamati indikator kemajuan yang telah dicapai melalui kegiatan praktek.
3) Mempraktekkan keterampilan baru yang telah diperoleh.
3.1.5 Penilaian.
Melaksanakan tugas penilaian untuk penyelesaian belajar peserta pelatihan
BAB IV
LAPORAN PENGUKURAN
4.1. Umum.
Modul TS-06 : Pembuatan laporan pengukuran mempresentasikan salah satu unit
kompetensi dari program pelatihan Juru Ukur Bangunan Gedung (Technician Surveying).
Data ukur dan hitungan serta dokumentasi pendukung mempunyai arti yang sangat penting
dalam setiap proses pelaksanaan proyek baik proyek pembangunan gedung, irigasi, jalan
raya dan lain-lainnya. Oleh karena itu laporan pengukuran selama berlangsungnya
pelaksanaan proyek sejak dari awal hingga selesai harus disusun dengan baik dan
lengkap.
Laporan tersebut akan banyak manfaatnya dikemudian hari, misalnya :
- Sebagai referensi pekerjaan-pekerjaan mendatang.
- Bahan evaluasi/klarifikasi bila terjadi penyimpangan/kejanggalan.
- Dan lain-lainnya.
Keberadaan peralatan ukur serta personil yang bertanggung jawab perlu dimonitor,
hal ini dimaksudkan jika sewaktu-waktu peralatan tersebut akan dipergunakan
untuk pekerjaan lain dapat segera dimobilisasi. Disamping itu dengan terpantaunya
kondisi peralatan ukur maka akan mendukung pula kualitas data yang dihasilkan.
Table 4.1 Contoh Daftar Rencana dan Realisasi Penggunaan Alat Ukur.
b) Pemeriksaan theodolite.
Persyaratan-persyaratan theodolite :
1. Sekrup-sekrup penyetel A, B, C dan klem harus berfungsi dengan
baik.
2. Sumbu pertama dalam keadaan vertikal.
3. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus sumbu
pertama.
4. Garis bidik tegak lurus sumbu kedua.
5. Garis jurusan nivo dalam keadaan mendatar.
6. Index bacaan sudut vertikal dan horizontal harus menunjukan 0.
c) Pemeriksaan waterpass.
Persyaratan-persyaratan waterpass :
1. Sumbu pertama dalam keadaaan vertikal.
2. Sumbu kedua dalam keadaan mendatar dan tegak lurus sumbu
pertama.
3. garis bidik tegak lurus sumbu kedua.
4. Lensa-lensa dalam keadaan terang sehingga jelas pembacaannya.
5. Garis visir mendatar sejajar garis bidik.
d) Perlengkapan pendukung.
Peralatan pendukung lengkap dan dalam keadaan layak pakai sesuai
dengan standar pengukuran.
Keterangan :
Jakarta, Nopember 2011
Menyetujui, Mengetahui, Yang Membuat
Keterangan :
Jakarta, September 2011
Menyetujui, Mengetahui, Yang Membuat
Keterangan :
Jakarta, Desember 2004
Menyetujui, Mengetahui, Yang Membuat
Kebutuhan
Peralatan
No Jenis Pekerjaan Juru Tenaga Perlengkapan Keterangan
ukur
ukur pembantu
1. Pengukuran jaringan 2 orang 5 orang - Total - statip
BM : polygon dan station / - reflector
waterpass theodolite.
- meteran
- Waterpass
- rambu ukur
- yalon
- unting-unting
- patok, cat,
paku dan
palu
- ATK
- HT
- Payung
2. Stake out tapak 1 orang 3 orang - Total - statip
bangunan. station / - reflector
theodolite.
- meteran
- rambu ukur
- yalon
- unting-unting
- patok, cat,
paku dan
palu
- ATK
- HT
- Payung
3. Stake out posisi 1 orang 2 orang - Waterpass - statip
vertikal dan marking - rambu ukur
- ATK
- Tataan bak
ukur
4. Dan lain-lainnya.
Tabel 4.9
- Waterpass, Theodolite.
- Bull Dozer.
- Alat-alat bantu.
STATUS
NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
Lampiran : 1
: 2
Tabel 4.10
STATUS
NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
Lampiran : 1
: 2
Tabel 4.11
STATUS
NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
1 Pengecekan alat ukur dan alat bantu yang - Sesuai manual operasi alat.
akan digunakan, baik kondisi maupun ketelitian
nya.
4 Menyetel alat ukur diatas titik sesuai poin 3, - Sesuai manual operasi alat.
kemudian mengarahkan pembacaan sudut
dibuat nol derajat ke arah titik yang
diketahui(ditentukan).
Lampiran : 1
: 2
Nama Jabatan Tanda Tangan Tanggal
Dibuat Sudirman Kepala lapangan 01 – 09 – 1995
disetujui Karyono KUJM 01 – 09 – 1995
Tabel 4.12
STATUS
NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
1 Pengecekan kondisi alat sesuai fungsi dan - Sesuai rencana layak pakai
bahan yang akan dipakai.
Lampiran : 1
: 2
Tabel 4.13
- Waterpass
- Selang air
-
- Rambu ukur -
- Meteran
STATUS
NO. LANGKAH PEKERJAAN KRITERIA BERTERIMA
BAIK TIDAK
1 Pengecekan kondisi alat ukur dan alat bantu - Sesuai manual operasi alat.
yang akan dipergunakan termasuk
ketelitiannya.
4 Alat ukur disetel diantara titik referensi dan titik - Sesuai manual operasi alat
yang akan dicari elevasinya.
5 Dengan bantuan rambu ukur yang dipasang di - Sesuai manual operasi alat
titik referensi dan titik yang akan diukur, maka
bacaan masing-masing rambu ukur dicatat.
Foto :
Form 1
PENGUKURAN WATERPASS
PELAKSANA : ALAT/NO :
PROYEK : TANGGAL :
LOKASI : CUACA :
SEKSI : DIPERIKSA :
JURU UKUR : HALAMAN :
Sketsa :
Form 2
PENGUKURAN POLIGON
PELAKSANA : ALAT/NO :
PROYEK : TANGGAL :
LOKASI : CUACA :
SEKSI : DIPERIKSA :
JURU UKUR : HALAMAN :
TARGET
BIASA SUDUT
KETERANGAN
ALAT
Sketsa :
Form 3
PENGUKURAN TACHYMETRI
(CROSSECTION/DETAIL SITUASI)
PELAKSANA : ALAT/NO :
PROYEK : TANGGAL :
LOKASI : CUACA :
SEKSI : DIPERIKSA :
JURU UKUR : HALAMAN :
BACAAN RAMBU
BACAAN
KETERAN
SUDUT JARAK KETINGGIAN
TEMPAT
TP SUDUT ATAS
TARGET
ALAT
GAN
TENGAH VERTIKAL
HORISONTAL
TA BAWAH MIRING DATAR ∆H ELEVASI
0 0
‘ “ m m ‘ “ m m m m
Sketsa :
Form 1a
HITUNGAN WATERPASS
PELAKSANA : DIHITUNG :
PROYEK : TANGGAL :
LOKASI : ALAT HITUNG :
SEKSI : DIPERIKSA :
JURU UKUR : HALAMAN :
BEDA TINGGI (∆ H) KETINGGIA
NOMOR
NOMOR
N (ELEVASI)
TITIK
TOTAL
Sketsa :
Form 2a
HITUNGAN KOORDINAT
PELAKSANA : DIHITUNG :
PROYEK : TANGGAL :
LOKASI : ALAT HITUNG :
SEKSI : DIPERIKSA :
JURU UKUR : HALAMAN :
KOREKSI x
KOREKSI y
KOREKSI
SUDUT KOORDINAT
ABSIS ORDINAT
NOMOR
x y
0 0
‘ “ ‘ “ m m m m m m m
TOTAL
Data-data hasil pelaksanaan pengukuran perlu disusun secara iengkap dan rapi agar
selalu siap apabila diperlukan, baik untuk kepentingan juru ukur sendiri maupun pihak lain
semisal untuk menghitung volume. Disamping itu data juga perlu dirawat dan disimpan
ditempat yag aman agar tidak disalahgunakan oleh pihak-pihak yang tidak berkepentingan.
Data yang merupakan hasil dari kegiatan juru ukur ini nantinya akan menjadi salah satu
dasar untuk melakukan perhitungan volume yang dilakukan oleh quantity surveyor atau
quantity engineer. Jadi perlu ditegaskan bahwa juru ukur hanya menyediakan data ukur
pendukung perhitungan volume, yang kemudian oleh atasannya secara langsung
dikoordinasikan dengan bagian lain untuk keperluan selanjutnya.
Data yang dihasilkan oleh juru ukur selalu harus disahkan oleh atasannya langsung
yaitu chief juru ukur atau survei engineer. Data yang sudah sah atau valid inilah
yang disiapkan untuk dijadtkan bahan untuk menyusun laporan volume, termasuk
juga di dalamnya data hasil pengukuran bersama atau joint survei.
Data-data yang perlu untuk disusun guna mendukung pembuatan laporan volume
adalah :
a. Data awal untuk pembuatan Mutual Check -0 (MC-0)
b. Data ukur untuk tiap-tiap progress penagihan
c. Data akhir untuk pembuatan Mutual Check -100 (MC-100)
- Dan lain-lainnya.
c. Data pengecekan, pengarahan dan monitoring horizontal.
d. Data pengecekan, pengarahan dan monitoring vertikal.
e. Data pengukuran dan hitungan dimensi awal.
f. Data pengukuran dan hitungan dimensi akhir.
Sesuai dengan perkembangan/kemajuan pekerjaan konstruksi, maka
pekerjaan pengukuran terus mengikuti, sehingga data ukur yang
dihasilkan akan bertambah, sehingga perlu pengarsipan yang teliti, cermat
dan rapi sehingga memudahkan untuk mencari bila diperlukan. Terutama
data-data untuk perhitungan volume harus diarsipkan dan disimpan baik-
baik.
RANGKUMAN
Di dalam melaksanakan pekerjaan pengukuran, keberadaan peralatan ukur serta personil yang
bertanggung jawab perlu untuk dimonitor. Laporan daftar rencana dan realisasi peralatan ukur
perlu dibuat dan diketahui bersama antara bagian perlengkapan serta bagian pengukuran agar
memudahkan pemantauan posisi dan kondisi peralatan ukur.
Laporan kondisi peralatan ukur yang digunakan juga perlu dibuatkan laporannya, karena selama
kurun waktu pelaksanaan juru ukur peralatan tersebut tidak tertutup kemungkinan akan
mengalami perubahan oleh karena faktor kecelakaan, cara pengoperasian yang tidak sesuai
prosedur maupun karena memang sudah aus. Tindakan yang tepat perlu segera dilakukan
apabila ditemukan adanya penyimpangan pada peralatan tersebut apakah berupa perbaikan
maupun penggantian.
Dengan diperlukannya data ukur sebagai pendukung pembuatan laporan pengukuran, maka juru
ukur wajib menyiapkan data tersebut secara lengkap, jelas dan tersusun rapi Selain data
pengukuran seorang juru ukur juga perlu untuk menyusun laporan yang menyangkut pekerjaan
pengukuran selama melaksanakan tugas pada pekerjaan konstruksi. Catatan dibuat secara rapi
dan urut berdasarkan tanggalnya, agar jika pihak lain memerlukan informasi yang ada
hubungannya dengan pekerjaan juru ukur maka yang bersangkutan dapat memberikan informasi
yang dibutuhkan tersebut
Dokumen selama menjalankan tugas sebagai juru ukur juga perlu dibuat dan disusun, karena
dokumentasi ini akan mendukung hasil dari pekerjaan pengukuran. Di dalam rangka penyusunan
pembuatan laporan akhir. karena juru ukur merupakan tim dari tim secara keseluruhan, maka
juru ukur juga perlu menyiapkan data pendukung yang mungkin diperlukan pada pembuatan
laporan akhir.
BAB V
SUMBER-SUMBER YANG DIPERLUKAN UNTUK PENCAPAIAN KOMPETENSI
5.1.1. Pelatih.
Pelatih/instruktur dipilih karena dia telah berpengalaman dan berperan pelatih
adalah untuk :
a. Membantu peserta untuk merencanakan proses belajar.
b. Membimbing peserta melalui tugas-tugas pelatihan yang dijelaskan dalam
tahap belajar.
c. Membantu peserta untuk memahami konsep dan praktek baru dan untuk
menjawab pertanyaan peserta mengenai proses belajar.
d. Membantu peserta untuk menentukan dan mengakses sumber tambahan lain
yang diperlukan untuk belajar.
e. Mengorganisir kegiatan belajar kelompok jika diperlukan.
f. Merencanakan seorang ahli dari tempat kerja untuk membantu jika diperlukan.
5.1.2. Penilai.
Penilai melaksanakan program pelatihan terstruktur untuk penilaian di tempat
kerja. Penilai akan :
a. Melaksanakan penilaian apabila peserta telah siap dan merencanakan proses
belajar dan penilaian selanjutnya dengan peserta.
b. Menjelaskan kepada peserta mengenai bagian yang perlu untuk diperbaiki
dan merundingkan rencana pelatihan selanjutnya dengan peserta.
c. Mencatat pencapaian / perolehan peserta.