B85 Asu 5
B85 Asu 5
(Taufiq Ismail).
/ //
I
'I j
I~ I
1 " ' ; 1
I' I
THEII..ERIOSIS PADA SAPI AKIBAT
INFEKSI THEILERIA MUTANS
SKRIPSI
oleh
ANNA SULISTRI
B. 160146
SKRIPSI
SKRIPSI
oleh
ANNA SULISTRI
B.16 0146
.Dr. G s adi
PembimbJ.: g
RIWAYAT HIDUP
Gambar Halaman
1. Sepasang Theileria dalam eritrosit ••• 6
2. Theileria mutans dalam kelenjar ludah
Amblyomma variegatum •••••.••••••••••• 6
3. Skizon dari Theileria mutans dalam
sirkulasi sel mononuklear sapi ••••••• 7
4. Siklus Hidup dari Theileria •••••••••• 11
I. PENDAHULUAN
A. MORFOLOGI
Theileria mutans berada pada dua induk semang yaitu
pada Vertebrata dan Invertebrata, Bentuk penting pada
vertebrata adalah dalam eritrosit yang disebut piroplasma
dan bentuk pada limfosit disebut 'Koch bodies schizont',
Sedangkan bentuk pada vektor caplak adalah zigot dan ben-
tuk kinet.
Bentuk parasit dalam eritrosit menurut Levine (1961)
berbentuk bulat dengan diameter satu sampai dua mikron
dan bentuk oval dengan ukuran panjang 1.5 mikron sedang
lebarnya 0.6 mikron. Menurut Soulsby (1982), Theileria
mutans dalam eritrosit mempunyai bentuk bulat dengan uku-
ran satu sampai dua mikron, bentuk oval, bentuk buah pir
dan bentuk se'perti Anaplasma. Theileria mutans yang ada
di Australia menurut Hungerford (1970) mempunyai bentuk
bulat, batang dan oval dengan ukuran satu sampai lima mi-
krone Menurut Bruner dan Gillespie (1966), Theileria ~
Batang 45 32.6
Koma 11.0
Oval
Bulat 55 6.3
Buah pir 50.1
..~,'.
-"4.....
':,: .~,~:.( ::;: :1'~'
.• " A
. .~.,l.J ·f
,;~~:~~LS~~~'
" .. , ~:,.:. ~
:~~ ~. '-
)...' '"
.. ~"":n..m'
~.··1,',.~
... ~~-.~
.. ::..~:...
.~
"';" .."...~~> ':~'..~~.:·(.~:-~,~t<···
;~~ ,"~t~7~~'~"'.~ .
....... ·_.L·~.
Gambar 1.
:.I •• ,.,., "%.:.:at.- .... ",. .f-.f'_~'~ ;-";'I.J.~
Sepasang Theileria dalam eritrosit : e, eritro-
sit; n, nukleus; nm, membran nukleus; er, reti-
culum; c, cytoplasma; pm, membran plasma; dan
pb, polar body. (Soulsby, 1966)
__ " .
~'~.
a'.r.! ' ......' "- .
~~~~ ~{~,.{·I..,..-: ~~,
_~~. ;0".::: '~'.""',.'~ _ ..... ~ .
.:. ~':':"- ~ • ~ .4' .... _. j ! 04: ••••
"'''-r"~. -,.'r ,'-co: ... i' ~ ,' ..... "', .',
~;1~~.'
~.:.r~
,,/",; .;;~.::::'-'~', ..?A
. .... ~ . ',....... 4.., ~......
J "f~": . .~",'~';<" oW 7<:":: v~
. , ..... -
..-{!.....
~
', .;,~:,.' ;,.. " ,', '\"~-
't
.. ~ f)~ '1~".x."" . . ,!-,
,,' "I-fir : '~,,,,
' , p .• '
~~...~ :\ ~ \~~ t-;,~ Yl't"; < ~ :.: :~;.~ '.~
" .... ,-",,.';'" >'>..,~4,'" I' > ~~"
f
~fl.,·
,., : IV -r· ~'\...o. .. .,..-- , .... '" '. <' ·iI~;";
.
..t:'-x,)" ... ~ ~ ,
,,If .. 4 ?-... ~
1.....
_
,.I ••' .; ..... 1.
...,,, I( :Y. ~ .~~
...
.9.'~~ {,~
~... ":rv~ '.~\_...
" . """; ", f,
.r~ -\ ,,~,
~ ..::t
;:....
.~~}.;, .!#!'" ..9¥ '.t:~ ." .,. ,. ~;/;~
'-
B
o
c
B. SIKLUS HIDUP
Siklus hidup Theileriidae melibatkan induk semang
dan vektor yaitu caplak. Pada induk semang parasit ber-
ada dalam tenunan limfoid, sirkulasi limfosit dan pada
eritrosit (Neitz dan Jansen, 1956). Secara alami cara pe-
nularan Theileria mutans hanya dapat dilakukan oleh ca-
plak secara stage to stage. Partikel parasit yang infek-
tif dari sapi yang terinfeksi ditularkan ke sapi yang la-
in melalui caplak, dimana parasit ini terdapat di dalam
kelenjar ludah caplak.
G
Schuonu :lIl d IYmpb
ciivii~
c;> --- @ -
oeytC1
'YMPHOCYTES
r........
() Sponnoiu:
TIC'" FI:.ED
•••
1TICK FEED
.. e
~ Gam~tocyu:s
Q, ) ; ,
S?O~oi.!.c-1 /1.,:
HAEh10L YMJ'"H
K.in~u:-s
/
- .c;::>
~
TICK GUT
SALlVA~Y GLAND
TYPE /II AClNUS
TICK HOST
C. KLASIFlKASI
Banyak nama yang diberikan pada Tbeileria mutans,
disebabkan banyak peneliti mengklasifikasikan atau mema-
sukkan Theileria mutans ini ke dalam beberapa genus dian-
taranya genus Piroplasma, genus Gonderia, genus Babesia
13
dan genus Nuttalia. Akhirnya menurut identifikasi skizon
da1am tubuh sapi yang terinfeksi maka Theileria mutans
dimasukkan ke dalam genus Theileria (Viljoen and Martina-
glia, 1928 dan Theiler and Graf, 1928 da1am Saidu, 1982).
Kemudian Levine (1971 dalam Saidu, 1982) mengklasifikasi-
kan Theileriidae ini ke dalam klas Sporozoasida dikarena-
kan piroplasma ini tidak mengalami proses seksual. Namun
ternyata proses seksual terjadi pada anggota dari Theile-
~ ini, maka dimasukkan dalam ordo Piroplasmorina (Irvin
dan Boarer, 1980).
Menurut Soulsby (1982) dan Jensen (1983) Theileria
mutans dimasukkan ke dalam
Filum Apicomplexa
Klas . Sporozoea
Subklas Pir0I>lasmia
Ordo : Piroplasmida
Famili Theileriidae
Genus Theileria
Jenis : Theileria mutans
lata.
Menurut Ressang (1984) menyebutkan bahwa Pseudo East
Coast Fever bersifat tenang dan menahun disebabkan oleh
infeksi Theileria mutans. Selanjutnya penyebaran penya-
kit akibat infeksi Theileria mutans dikatakan terse bar
secara luas di daerah-daerah panas (Afrika iklim sedang,
16
Eropa Selatan dan Asia antara lain Indonesia).
Menurut Souls by (1982) daerah penyebaran Theileria
mutans adalah Afrika, Asia, Australia dan Rusia. Adanya
Theileria mutans yang menyerang sapi di U.S.A. diuraikan
oleh Splitter (1950, dalam Kuttler and Craig, 1975). Se-
dang Theileria mutans yang ada di Australia pertama kali
diidentifikasi pada tahun 1910 oleh Dr. Dodd (Seddon,
1966 dan Hungerford, 1970). Bruner dan Gillespie (1966)
mengatakan bahwa Theileria mutans telah dikenal di Eropa
bagian Selatan, Afrika, Asia, Australia dan Inggris.
Menurut Saidu (1982) selain Afrika Theileria mutans
dilaporkan ada di Australia, U.S.L., Asia, Turki, Kuba,
Korea, Inggris dan Jerman bagian Selatan.
E. CARA PENULARAN
Theileria mutans dalam penelitian bisa ditularkan
secara biologik dan secara mekanik. Penularan parasit
ini dari hewan satu ke hewan lainnya secara alami dilaku-
kan oleh caplak secara stage to stage. Banyak laporan
yang mengatakan bahwa jenis cap~ak yang penting dalam
proses pemindahan Theileria mutans dilakukan oleh Ambly-
~. Amblyomma variegatum dikatakan penting dan efisien
dalam memindahkan Theileria mutans. Uilenberg ~ ale
(1976, dalam Saidu, 1982) berhasil memindahkan Theileria
mutans enam sampai tujuh kali percobaan. Mereka telah
17
melakukan percobaan menularkan parasit ini dengan cara
stage to stage, dari larva ke nimfa dan dari nimfa ke de-
wasa. Young ~ al. (1978) menggunakan Amblyomma variega-
~ untuk mempelajari perjalanan Theileria.mutans dalam
menginfeksi sapi. Mereka berhasil mengadakan empat kali
pasase Theileria mutans pada caplak dan sapi, kemudian
mereka berpendapat bahwa masihmendapatkan patogenitas da-
ri Theileria mutans pada sapi dengan penularan melalui
vektor Amblyomma variegatum. Patogenitas menurun setelah
dilakukan pasase dalam darah sebanyak delapan kali.
Perie et al, (1980, dalam Saidu, 1982) juga berhasil me-
nularkan Theileria mutans di Nigeria dengan menggunakan
Amblyomma variegetv~ •
Jenis Amblyomma lain yang dilaporkan dapat memindah-
kan Theileria mutans adalah Amblyomma cohaerens, Amblyom-
~ hebraeum, Amblyomma gemma dan Amblyomma lepidum.
Young et ale (1977) mengumpulkan larva Amblyomma cohae-
~ dari kerbau di Mara Kenya dan kemudian berhasil me-
nularkan Theileria mutans ke tubuh sapi jantan. De Vos
dan Roos (1981) te1ah berhasi1 memindaht~n Theileria mu-
tans dari anak sapi yang diambil limpanya ke sapi dewasa
melalui vektor Amblyomma gemma dan transmisi terjadi dari
larva ke fase nimfa. Amblyomma lepidum juga sebagai vek-
tor dari Theileria mutans (Morzaria, pers. comm. dalam
Irvin ~ al., 1981). Menurut Saidu (1982) jenis Amblyom-
18
~ yang berperan dalam hal transmisi Theileria mutans da-
ri hewan satu ke hewan lain , sedang Boophilus, Rhipice-
phalus, Haemaphysalis dan liyalomma dikatakan tidak ter-
bukti dalam hal menularkan Theileria mutans.
Menurut Brocklesby (1978, dalam Saidu, 1982) vektor
dari famili Theileriidae yang diterima sepenuhnya adalah
sebagai berikut : Rhipicephalus ~ sebagai vektor dari
Theileria parva, Haemaphysalis ~ sebagai vektor dari
Theileria sergenti, HYalomma ~ sebagai vektor dari
Theileria annulata dan kemudian Amblyomma ~ sebagai
vektor dari Theileria mutans.
Pemindahan secara mekanik telah berhasil dilakukan
oleh banyak peneliti, diantaranya secara intra vena, sub-
cutan dan intra peritoneal dengan menggunakan darah yang
infektif, dari organ limpa yang dibuat suspensi (Saidu,
1982), dan dari caplak yang infektif dibuat suspensi
(Young ~ al., 1978).
Theileria mutans masih tahan dalam darah bersitrat
selama empat hari pada temperatur ruang dan tahan lebih
dari tiga minggu dalam darah bersitrat pada suhu 0 0 C
(Neitz, 1957).
F. PATOGENITAS
Infeksi Theileria mutans pada sapi umumnya' ringan
dan tidak fatal. Mortalitas yang disebabkan oleh infeksi
19
Theileria mutans sangat kecil yaitu ± 1 % (Jackson ~ al,
1970 dan Pedoman Pengendalian Penyakit Hewan Menular II).
De Kock ~ al, (1937 dalam Saidu, 1982) dalam penelitian-
nya menyimpulkan bahwa infeksi Theileria mutans umumnya
mempunyai patogenitas rendah atau ringan pada sapi, akan
tetapi Theileria mutans akan menjadi patogen bila sapi
dalam keadaan stress, pada waktu transportasi atau bersa-
ma-sama dengan infeksi parasit darah yang lain.
Wilson (1944, dalam Saidu, 1982) mengatakan bahwa
Theileria mutans tidak dapat dibedakan denganjenis dari
Theileria lain dalam morfologinya, akan tetapi bisa dibe-
dakan dalam hal patogenitasnya, dimana Theileria mutans
mempunyai patogenitas rin[ar nan hewan-hewan yang sembuh
akan mendapat preimunitas dalam beberapa waktu, sedang
Theileria parva menghasilkan imunitas yang steril.
Irvin et al, (1972) melaporkan adanya kasus yang fa-
tal akibat infeksi Theileria mutans di Narok Distrik Ke-
nya. Mereka mengatakan parasit tersebut adalah Theileria
mutans dimana parasit ini bisa ditularkan secara mekanik
pada sapi yang telah mempunyai kekebalan terhadap Theile-
ria parva yang kemudian sapi tersebut menjadi sakit.
penularan Theileria mutans dengan cara penyuntikan
menyebabkan parasit mengalami penurunan patogenitasnya,
dan patogenitas akan pulih kembali bila ditularkan mela-
lui vektor caplak (Young ~ al., 1978). De Kock et al,
20
(1937, da1am Saidu, 1982) dapat membuat infeksi yang be-
rat pada sapi dengan ja1an memberikan atau infestasi ca-
p1ak yang mengandung Theileria mutans da1am jumlah banyak.
Hal ini kemungkinan diakibatkan oleh infestasi berat dari
cap1ak menyebabkan banyak Tbeileria mutans yang masuk me-
nginfeksi tubuh sapi, sehingga menyebabkan keadaan 1ebih
parah dari infeksi Theileria mutans biasa. Sapi yang te-
1ah diambil limpanya kemudian diinfeksi dengan Theileria
mutans yang patogen menyebabkan semua sapi mati terinfek-
sit sedangkan sapi-sapi yang tidak diambi1 1impanya semua
dapat sembuh (Saidu, 1981 da1am Saidu, 1982).
Perbedaan induk semang mungkin dapat menyebabkan
perbedaau p~togenitasnya (Paling ~ a1., 1981), dimana
mereka melihat adanya infeksi berat pada sapi Bos taurus
yang diinfeksi dengan Theileria mutans, sedang sapi ~
H. KEKEBALAN
Sapi yang terinfeksi oleh Theileria mutans umumnya
ringan dan tidak fatal, kemudian hewan yang terinfeksi
akan memperlihatkan gejala klinik atau bisa tidak ter1i-
hat dan se1anjutnya hewan yang sembuh akan mendapatkan
preimunitas yang tidak tahan lama atau sementara. Imu-
nitas yang ditimbu1kan oleh fase parasit dalam eritrosit
berbeda dengan imunitas yang ditimbulkan oleh infeksi pa-
da fase skizon. Keadaa.n ini terlihat dengan 1ebih mudah-
nya hewan terinfeksi 1agi wa1aupun telah mendapat imuni-
tas dari fase paras it da1am eritrosit (Neitz, 1957). Di
I. DIAGNOSA
Pertama yang perlu dilak~~an dalam mendiagnosa pe-
nyakit parasit ini adalah dengan membuat preparat usap
darah tipis, difiksasi dengan metanol absolut dan diwar-
nai dengan Giemsa, kemudian diperiksa di bawah mikroskop.
Dalam usapan darah bentuk-bentuk yang dapat diiden-
tifikasi adalah piroplasma dalam eritrosit dan bentuk
skizon dalam sirkulasi limfosit. Kemudian juga bisa di-
buat preparat usap dari biopsi limfonodus, pungsi limpa
atau limfonodus dan usapan buffy coat unt~~ melihat ski-
25
zon pada fase awal. Menurut Young ~ al. (1978) mengata-
kan bahwa makroskizon dari Theileria mutans dari Afrika
Timur mempunyai bentuk yang berbeda dari jenis Theileria
yang lain. Mikroskizon dari Theileria mutans berbeda de-
ngan jenis lain yaitu adanya inti yang lebih besar.
Menurut Brocklesby (1978, dalam Saidu, 1982) menga-
takan" bahwa dengan melihat tanda-tanda klinik yang ditim-
bulkan, menemukan piroplasma dalam usapan darah dan me-
ngidentifikasi vektor caplak yang ada pada tubuh hewan
adalah jenis dari Amblyomma, maka sudah menjadi dasar da-
ri diagnosa theileriosis tersebut disebabkan oleh Theile-
ria mutans.
Schinder dan Mehlitz (1969, dalam Saidu, 1982) men-
deteksi antibodi dari Theileria mutans dengan menggunakan
Complemen Fixation Test (CFT), dan dikatakan bahwa bila
terjadi infeksi campuran dengan Theileria parva maka uji
ini akan menunjukkan titer antibodi yang tinggi.
Ross dan Lohr (1972) menggunakan Capillary Tube Ag-
glutination Test untuk mendeteksi dan mentitrasi antibodi
dari Theileria mutans pada serum sapi.
Metoda yang lebih sensitif dan dapat dipertanggung-
jawabkan kebenarannya adalah dengan menggunakan Indirect
Fluorescent Antibody Technique. Metoda ini pertama kali
dipergunakan oleh Lohr dan Ross (1969, dalam Saidu. 1982)
untuk mendiagnosa theileriosis pada sapi. Kemudian meto-
26
da ini diperbaiki oleh Burridge (1971) dan sekarang meto-
da ini dipergunakan untuk mengidentifikasi maupun menye-
lesaikan penelitian serologik dari Theileria mutans oleh
para peneliti di luar negeri. Dan metoda ini juga yang
dipakai untuk membedakan Theileria mutans galur (strain)
Afrika dan Theileria ~ dari Australia, Inggris dan Je-
pang.
J. DIFERENSIAL DIAGNOSA
Infeksi murni Theileria mutans pada sapi secara kli-
nik sulit dibedakan dengan penyakit lain seperti theile-
riosis yang disebabkan oleh Theileria parva dan Theileria
annulata, penyakit anaplasmosis dan penyakit babesiosis.
Untuk membedakan dengan theileriosis lain dapat di-
lihat dari morfologi dan ukuran parasit, dari vektor yang
menempel pada tubuh sapi akan bisa dipakai pedoman, se-
perti yang diuraikan oleh Brocklesby (1978) yaitu Ehi-
cephalus ~ merupakan vektor dari Theileria parva, ~
.<
III. KESIMPULAN