PENGENALAN KARBOHIDRAT
Dyah Ayu Cahyaning Putri (1513100040)
Jurusan Biologi, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh
Nopember (ITS)
Jl. Arief Rahman Hakim, Surabaya 60111 Indonesia
e-mail: dyahayu_95@yahoo.com
setiap 3 menit sampai di dapat hasil berwarna kuning pucat pada amilum 1% yang ditambahkan HCl 2% agar
(± sampai 21 menit). menghomogenkan larutan terserbut serta larutan dapat
Terakhir lanjutkan hidrolisis sampai 5 menit, didinginkan. terhidrolisis secara sempurna. Fungsi pemanasan setiap 3
Ambil 2 tetes larutan hasil hidrolisis dan dinetralkan dengan menit karena akan terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
NAOH 2%. Uji dengan kertas pH. Lakukan uji Benedict, m sederhana. Fungsi dari penambahan larutan iodium untuk
asukkan 2 tetes larutan amilum yang telah dihidrolisis dan memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam
tambahkan pereaksi Benedict 6 tetes. Campurlah dengan larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
baik, masukkan dalam penangas air mendidih selama 5 perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
menit, biarkan dingin. Perhatikan warna dan endapan yang diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara
terbentuk. Lakukan pula untuk amilum dengan konsentrasi amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi
10 %. iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai
hasil dari reaksi yang positif akan menghilang[3].
Hasil pengamatan amilum 10% :
III. HASIL DAN PEMBAHASAN
Tujuan pada praktikum ini adalah untuk melakukan
Pemanasan
hidrolisis pada polisakarida (amilum) dan mengetahui hasil Perlakuan Perubahan Hasil
3 menit ke-
akhir hidrolisis amilum dengan berbagai metode sederhana.
Uji Iodium
Digunakan larutan amilum 1% dan amilum 10% untuk uji 1 Tidak berwarna
Amilosa
iodium. Karbohidrat golongan polisakarida akan (3menit) menjadi biru tua
memberikan reaksi dengan larutan iodium dan 2 Tidak berwarna Amilosa
memberikan warna spesifik bergantung pada jenis (6 menit) menjadi biru tua
karbohidratnya. Amylose dengan iodium berwarna biru. Uji 3 Tidak berwarna Amilosa
ini dilakukan untuk menentukan polisakarida. Larutan uji (9 menit) menjadi biru tua
dicampurkan dengan larutan iodium. Hasil positif ditandai 5 mL larutan
amilun 1% 4 Tidak berwarna Amilosa
dengan iodium berwarna biru. Pati dalam suasana asam bila (12 menit) menjadi biru tua
dipanaskan akan terhidrolisis menjadi senyawa-senyawa ditambahkan
2,5mL HCl 5 Tidak berwarna Amilosa
yang lebih sederhana. Hasil hidrolisis dengan iodium dan (15 menit) menjadi biru tua
menghasilkan warna biru. 2% kemudia
n 6 Tidak berwarna Amilosa
Dari hasil uji hidrolisis menggunakan pereaksi iodium hasil (18 menit) menjadi biru tua
positif dihasilkan pada amilum yang dihidrolisis dengan air dipanaskan
dalam 7 Tidak berwarna Amilosa
dan asam (HCl). Dengan ditunjukannya perubahan warna
penangas air (21 menit) menjadi biru tua
dari bening menjadi biru menunjukkan bahwa amilum dapat
8 Tidak berwarna Amilosa
terhidrolisis oleh air dan asam menjadi amilosa dan
(24 menit) menjadi biru tua
amilopektin. Mungkin juga dengan bantuan panas, amilum
9 Tidak berwarna Amilosa
bisa terhidrolisis menjadi monosakarida[3]. Hasil
(27 menit) menjadi biru tua
pengamatan amilum 1% .
10 Tidak berwarna Amilosa
(30 menit) menjadi biru tua
Pemanasan Tabel 2. Hasil pengamatan amilum 10%
Perlakuan Perubahan Hasil
3 menit ke-
Fungsi perlakuan menggunakan amilum 10% karena
sebagai polisakarida yang akan di uji dan di bandingkan,
1 Tidak berwarna HCL sebagai katalis. Dari hasil uji hidrolisis menggunakan
Amilosa
(3menit) menjadi biru tua pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang
2 Tidak berwarna Amilosa dihidrolisis dengan air dan asam (HCl). Fungsi Pengocokan
(6 menit) menjadi biru tua pada amilum 10% yang ditambahkan HCl 2% agar
3 Tidak berwarna Amilosa menghomogenkan larutan terserbut serta larutan dapat
(9 menit) menjadi biru tua terhidrolisis secara sempurna. Fungsi pemanasan setiap 3
5 mL larutan 4 Tidak berwarna Amilosa menit karena akan terhidrolisis menjadi senyawa yang lebih
amilun 1% (12 menit) menjadi biru tua sederhana. Fungsi dari penambahan larutan iodium untuk
ditambahkan 5 Tidak berwarna Amilosa memisahkan amilum atau pati yang terkandung dalam
2,5mL HCl (15 menit) menjadi biru tua larutan tersebut. Reaksi positifnya ditandai dengan adanya
2% kemudia 6 Tidak berwarna Amilosa perubahan warna menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan
n dipanaskan (18 menit) menjadi biru tua diperkirakan adalah hasil dari ikatan kompleks antara
dalam 7 Tidak berwarna Amilosa amilum dengan iodin. Sewaktu amilum yang telah ditetesi
penangas air (21 menit) menjadi biru tua iodin kemudian dipanaskan, warna yang dihasilkan sebagai
8 Tidak berwarna Amilosa hasil dari reaksi yang positif akan menghilang[3].
(24 menit) menjadi biru tua Pada percobaan yang dilakukan hasil yang didapat hanya
9 Tidak berwarna Amilosa warna biru hingga menit ke 30. Sedangkan menurut literatur
(27 menit) menjadi biru tua reaksi positifnya ditandai dengan adanya perubahan warna
10 Tidak berwarna Amilosa menjadi biru. Warna biru yang dihasilkan diperkirakan
(30 menit) menjadi biru tua adalah hasil dari ikatan kompleks antara amilum dengan
iodin. Semakin lama warna akan berubah menjadi kuning
Tabel 1. Hasil pengamatan amilum 1 % pucat karena semakin lama dipanaskan maka larutan semakin
terhidrolis dan menghasilkan warna kuning pucat. Pada
Fungsi perlakuan menggunakan amilum 1% karena amilum 1 % dan amilum 10% yang paling cepat terhidrolisi
adalah amilum 10 % karena amilum 10 % memilki
sebagai polisakarida yang akan di uji dan di bandingkan,
HCL sebagai katalis. Dari hasil uji hidrolisis menggunakan konsentrasi lebih rendah di bandingkan amilum 1 %, jadi
amilum 10% lebih cepat terhidrolisis dan lebih cepat terjadi
pereaksi iodium hasil positif dihasilkan pada amilum yang
dihidrolisis dengan air dan asam (HCl). Fungsi Pengocokan perubahan[4]. Sedangkan pada hasil yang diamati hanya
mendapatkan hasil berwarna biru, mungkin karena kesalahan
PROGRAM STUDI BIOLOGI |BIOKIMIA 2
PENGENALAN KARBOHIDRAT / KELOMPOK 6 3
dalam mengambil larutan dan larutan tidak terhidrolisis Monosakarida merupakan karbohidrat yang tidak dapat
secara sempurna[4]. dihidrolisis dan tidak kehilangan sifat gulanya. Molekulnya
hanya terdiri atas beberapa atom karbon saja dan tidak dapat
Uji Benedict diuraikan dengan cara hidrolisis dalam kondisi lunak menjadi
Uji Benedict berdasarkan pada reduksi dari Cu +2 menjadi karbohidrat lain. Nama gula aldose dan ketosa menunjukkan
Cu+ oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid atau ciri kimia bentuk yang mereduksi sifat dapat
ketom bebas. Pereaksi Benedict mengandung CuSO 4, mereduksi,terutama dalam suasana basa.[6].
Na2CO3 dan Na-sitrat. Pada proses reduksi dalam dalam
suasana basa biasanya di tambah zat pengompleks, seperti Macam–Macam Uji Karbohidrat
sitrat untuk mencegah terjadinya pengendapan CuCO3 dalam
larutan natrium bikarbonat. Larutan tembaga alkalis dapat di a. Uji Fehling
reduksi oleh karbohidrat yang mempunyai gugus aldehid Uji ini dilakukan untuk menentukan karbohidrat sebagai
bebas atau monoketo bebas. Disakarida seperti maltosa dan gula pereduksi atau bukan. Pada uji ini, reaksinya
laktosa dapat mereduksi larutan Benedict karena mempunyai ditunjukkan dengan terbentuknya endapan merah bata.
gugus keto bebas. Uji Benedict dapat pula dipakai untuk Pereaksi Fehling terdiri dari dua bagian, yaitu : fehling A dan
memperkirakan konsentrasi karbohidrat bebas karena fehling B. Fehling A adalah larutan CuSO4 sedangkan fehling
berbagai konsentrasi karbohidrat akan membetikan intensitas B merupakan campuran larutan NaOH dan kalium natrium
warna yang berlainan[5]. tartrat. Pereaksi Fehling dibuat dengan mencampurkan kedua
Uji Benedict digunakan untuk mendeteksi zat uji larutan tersebut, sehingga diperoleh suatu larutan yang
mengandung gula pereduksi atau gula invers. Pereaksi berwarna biru tua. Dalam pereaksi fehling, ion Cu 2+ terdapat
benedict terdiri dari kupri sulfat, natrium sitrat, dan natrium sebagai ion kompleks. Pereaksi fehling dapat dianggap
karbonat. Diambil hasil hidrolisis dan di netralkan, fungsi di sebagai larutan CuO[7].
netralkan agar gula pereduksi yang ada pada larutan tersebut
dapat terlihat dan di tetesi uji benedict kemudian tabung
reaksi ditempatkan dalam air mendidih selama 5 menit untuk
melihat endapat merah bata pada tabung reaksi. Timbulnya
endapan warna hijau , kuning, atau merah orange
menunjukkan adanya gula pereduksi, tetapi pada percobaan
kali ini tidak terjadi endapan hanya larutan yang berwarna
biru. Pada percobaan kali ini tidak sesuai dengan teori
mungkin kesalahan pada larutan yang tidak terhidrolisis
b. Uji Tollens
secara sempurna saat percobaan. Pada uji benedict, teori
Pada karbohidrat, reaksinya akan membentuk endapan
yang mendarsarinya adalah gula yang mengandung gugus
perak atau biasa disebut dengan cermin perak[7].
aldehida atau keton bebas akan mereduksi ion Cu2+ dalam
suasana alkalis, menjadi Cu+, yang mengendap sebagai Cu 2O
(kupro oksida) berwarna merah bata. Pada uji Benedict,
indicator terkandungnya gula Reduksi adalah dengan
terbentuknya endapan berwarna merah bata. hal teresebut
dikarenakan terbentuknya hasil reaksi berupa Cu2O.
Berikut reaksi yang berlangsung:
c. Uji Iodium
O O Uji ini dilakukan untuk membedakan amilum, glikogen,
║ ║ dan selulosa. Di mana amilum dengan iodium menghasilkan
R—C—H + Cu2+ 2OH- → R—C—OH + Cu2O larutan berwarna biru pekat dan dekstrin yang menghasilkan
Gula Pereduksi Endapan Merah Bata warna larutan merah anggur yang menandakan hasil positif
terhadap kandungan polisakarida tetapi untuk larutan uji
Dari hasil uji benedict, larutan uji postif terdapat gula monosakarida dan disakarida tidak menghasilkan warna
pereduksi adalah glukosa, maltosa, sukrosa, galaktosa, larutan yang spesifik, oleh karena itu hasil yang ditunjukkan
fruktosa, laktosa, arabinosa dan air kelapa muda. Sedangkan negatif. Terbentuknya warna biru dan warna merah anggur
yang tidak memiliki gula pereduksi adalah amilum[6]. ini disebabkan molekul amilosa dan amilopektin yang
membentuk suatu molekul dengan molekul dari larutan
Gula Pereduksi iodium. Oleh karena itu, monosakarida dan disakarida tidak
Gula pereduksi merupakan gula yang memiliki menghasilkan warna larutan yang spesifik karena tidak
gugus alkali atau keton bebas atau terdapat gugus –OH mengandung amilosa dan amilopektin[7].
glikosidis pada strukturnya, semua monosakarida termasuk Amilum + I2 --> Biru
beberapa disakarida seperti laktosa, maltose dan selobiosa Glikogen + I2 --> Merah coklat
merupakan gula pereduksi[4]. Gula pereduksi merupakan Selulosa + I2 --> Negatif
golongan gula (karbohidrat) yang dapat mereduksi senyawa-
senyawa penerima elektron, contohnya adalah glukosa dan
fruktosa. Ujung dari suatu gula pereduksi adalah ujung yang d. Uji Molish
mengandung gugus aldehida atau keto bebas. Semua Pereaksi Molish adalah α-naftol dalam alcohol 95%. Reaksi
monosakarida (glukosa, fruktosa, galaktosa) dan disakarida ini sangat efektif untuk uji senyawa-senyawa yang dapat di
(laktosa,maltosa), kecuali sukrosa dan pati (polisakarida), dehidrasi oleh asam sulfat pekat menjadi senyawa furfural
termasuk sebagai gula pereduksi. Umumnya gula pereduksi atau furfural yang tersubtitusi. Seperti hidroksimetilfurfural.
yang dihasilkan berhubungan erat dengan aktifitas enzim, Warna merah ungu yang terasa disebabkan oleh kondensasi
dimana semakin tinggi aktifitas enzim maka semakin tinggi furfural atatu turunannya dengan α-naftol. Selain dari
pula gula pereduksi yang dihasilkan. Jumlah gula pereduksi furfural dapat terkondensasi dengan bermacam-macam
yang dihasilkan selama reaksi diukur dengan menggunakan senyawa fenol atu amin memberikan turunan yang berwarna.
pereaksi asam dinitro salisilat/dinitrosalycilic acid (DNS) Uji molish adala uji umum untuk karbohidrat walaupun
pada panjang gelombang 540 nm. Semakin tinggi nilai hasilnya bukan merupakan reaksi yang spesifik untuk
absorbansi yang dihasilkan, semakin banyak pula gula karbohidrat. Hasil yang negated merupakan petunjuk yang
pereduksi yang terkandung [6]. jelas tidak adanya karbohidrat dalam sample[8].
h. Uji osazon
Semua karbohidrat yang mempunyai gugus aldehida atau
keton bebas akan membentuk hidrazon atau osazon bila di
panaskan bersama fenilhidrazin berlebih. Osazon yang
terjadi mempunyai bentuk kristal dan titik lebur yang
spesifik. Osazon dari disakarida laru dalam air mendidih dan
terbentuk kembali bila di dinginkan. Namun, sukrosa tidak
membentuk osazon karena gugus aldehida atau keton yang
terikat pada monomernnya sudah tidak bebas. Sebaliknya,
osazon monosakarida tidak larut dalam air mendidih[9].
2 Memasukkan larutan
amilum
Di masukkan ke dalam
tabung reaksi 5 ml
amilum 1 % dan
amilum 10 %. Larutan Benedict Uji Benedict digunakan
10 untuk mendeteksi zat
uji mengandung gula
pereduksi atau gula
Memasukkan HCL 2%
invers. Pereaksi
3 Menambahkan 2,5 ml benedict terdiri dari
HCl 2%,larutan HCl kupri sulfat, natrium
sebagai katalis. sitrat, dan natrium
karbonat.
Masukkan penangas air
11 mendidih
Dimasukkan pada
Dicampurkan penangas selama 5
4 menit, hingga terjadi
Dicampurkan secara perubahan warna dan
homogen, agar terbentuk endapan
terhidrolisis sempurna. merah bata.
Dimasukkan dalam
penangas
6 Dimasukkan ke dalam
penangas mendidih
untuk menghidrolisis
larutan amilum yang
telah di campur dengan
HCl 2 % dan di tunggu
setiap 3 menit
Ditetesi 2 tetes iodium
Warna setiap 3