Sejarah Keperawatan
Sejarah Keperawatan
Mengapa dalam keperawatan disebutnya mother insting, bukan father insting atau animal
insting? Karena memang terdapat perbedaan antara ibu dan bapak baik secara fisik maupun
secara psikis. Kelebihan perempuan daripada laki-laki secara kodrati adalah terdapat pada
kepekaan dan emosi, menutut inayat khan pada tahun 2000 menyatakn bahwa perempuan
secara tabiat lebih intuitif dari pada pria, maka dari itu pekerjaan yang didasarkan atas naluri
keperawatan banyak dilakukan oleh perempuan dirumah.
Kenyataan menunjukan bahwa pada saat seorang anak sedang sakit dirumah pada dsarnya
ingin selalu bersama ibunya, jarang sekali ingin bersama ayahnya. Mungkin kedekatan ini
disebabkan oleh faktor bahwa ibulah yang mengandung, merawat serta membesarkan.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa inti keperawatan adalah kepedulian yang
didasarkan atas fitrah naluriah manusia lantas apakah setiap orang yang memiliki kepedulian
terhadap orang lain itu bias lansung dikatakan sebagai perawat? Hal itu masih mungkin saja
bias terjadi, jika kita menengoh sejarah awal keperawatan yang belum didasarkan keilmuan,
maka siapa saja bias menjadi perawat. Akan tetapi jika menimbang perkembangan
keperawatn saat ini sebagai suatu profesi yang didasarkan atas keilmuan dan seni, maka tidak
sembarang orang bias menjadi perawat dan menjalankan tugas-tugas keperawatan. Meski
sama-sama memeiliki naluri, akan tetapi naluri manusia dengan naluri hewan sangatlah
berbeda. Manusia mampu merubah dan memodifikasi akal yang dimilikinya untuk di
realisasikan, hal inilah yang tidak akan pernah dimiliki oleh hewan. Karenanya, keperawatan
tidak hanya saja terpaku pada naluri tetapi juga pada kemampuan intelgensi. Namun tetapi,
dalam keperawatan juga harus tetap menjaga naluri yang tetap mengarah pada kebaikan.
Tujuannya untuk mempertajam kepekaan dan kepedulian terhadap masyarakat. Sebagai
perawat, keduanya tersebut haruslah seimbang agar dapat menjadi perawat yang memiliki
intelgensi yang tinggi dan tetap memiliki kepedulian terhadapa masyarakat.
Sejarah keperawatan di dunia diawali pada zaman purbakala (Primitive Culture) sampai pada
munculnya Florence Nightingale sebagai pelopor keperawatan yang berasal dari Inggris.
Manusia diciptakan memiliki naluri untuk merawat diri sendiri (tercermin pada seorang ibu).
Harapan pada awal perkembangan keperawatan adalah perawat harus memiliki naluri
keibuan (Mother Instinc). Dari masa Mother Instic kemudian bergeser ke zaman dimana
orang masih percaya pada sesuatu tentang adanya kekuatan mistic yang dapat mempengaruhi
kehidupan manusia. Kepercayaan ini dikenal dengan nama Animisme. Mereka meyakini
bahwa sakitnya seseorang disebabkan karena kekuatan alam/pengaruh gaib seperti batu-batu,
pohon-pohon besar dan gunung-gunung tinggi.
Kemudian dilanjutkan dengan kepercayaan pada dewa-dewa dimana pada masa itu mereka
menganggap bahwa penyakit disebabkan karena kemarahan dewa, sehingga kuil-kuil
didirikan sebagai tempat pemujaan dan orang yang sakit meminta kesembuhan di kuil
tersebut. Setelah itu perkembangan keperawatan terus berubah dengan adanya Diakones &
Philantrop, yaitu suatu kelompok wanita tua dan janda yang membantu pendeta dalam
merawat orang sakit, sejak itu mulai berkembanglah ilmu keperawatan. Pada saat itu mereka
meninggalkan keramaian didunia untuk membantu merawat orang yang sakit.
2. Zaman Keagamaan
Perkembangan keperawatan mulai bergeser kearah spiritual dimana seseorang yang sakit
dapat disebabkan karena adanya dosa/kutukan Tuhan. Pusat perawatan adalah tempat-tempat
ibadah sehingga pada waktu itu pemimpin agama disebut sebagai tabib yang mengobati
pasien. Perawat dianggap sebagai budak dan yang hanya membantu dan bekerja atas perintah
pemimpin agama.
3. Zaman Masehi
Keperawatan dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani, dimana pada saat itu banyak
terbentuk Diakones yaitu suatu organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungiorang
sakit sedangkan laki-laki diberi tugas dalam memberikan perawatan untuk mengubur bagi
yang meninggal. Dengan penuh kasih dan sayang.
Pada abad ini keperawatan berkembang di Asia Barat Daya yaitu Timur Tengah, seiring
dengan perkembangan agama Islam. Pengaruh agama Islam terhadap perkembangan
keperawatan tidak lepas dari keberhasilan Nabi Muhammad SAW menyebarkan agama
Islam.
Abad VII Masehi, di Jazirah Arab berkembang pesat ilmu pengetahuan seperti Ilmu Pasti,
Kimia, Hygiene dan obat-obatan. Pada masa ini mulai muncul prinsip-prinsip dasar
keperawatan kesehatan seperti pentingnya kebersihan diri, kebersihan makanan dan
lingkungan. Tokoh keperawatan yang terkenal dari Arab adalah Rufaidah.
Pada masa ini, struktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama menjadi kekuasaan,
yaitu perang, eksplorasi kekayaan dan semangat kolonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah
ditutup, padahal tempat ini digunakan oleh orde-orde agama untuk merawat orang sakit.
Dengan adanya perubahan ini, sebagai dampak negatifnya bagi keperawatan adalah
berkurangnya tenaga perawat. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila
yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat. Dampak positif pada masa ini, dengan adanya
perang salib, untuk menolong korban perang dibutuhkan banyak tenaga sukarela sebagai
perawat, mereka terdiri dari orde-orde agama, wanita-wanita yang mengikuti suami
berperang dan tentara (pria) yang bertugas rangkap sebagai perawat.
b. Perawat mulai dibutuhkan dalam ketentaraan sehingga timbul peluang kerja bagi perawat
dibidang sosial.
Ada 3 Rumah Sakit yang berperan besar pada masa itu terhadap perkembangan keperawatan :
Awalnya pekerjaan perawat dilakukan oleh bekas WTS yang telah bertobat. Selanjutnya
pekerjaan perawat digantikan oleh perawat terdidik melalui pendidikan keperawatan di RS
ini.
Pekerjaan perawat dilakukan oleh orde agama. Sesudah Revolusi Perancis, orde agama
dihapuskan dan pekerjaan perawat dilakukan oleh orang-orang bebas. Pelopor perawat di RS
ini adalah Genevieve Bouquet.
Pelopor perawat di RS ini adalah Florence Nightingale (1820). Pada masa ini perawat mulai
dipercaya banyak orang. Pada saat perang Crimean War, Florence ditunjuk oleh negara
Inggris untuk menata asuhan keperawatan di RS Militer di Turki. Hal tersebut memberi
peluang bagi Florence untuk meraih prestasi dan sekaligus meningkatkan status perawat.
Kemudian Florence dijuluki dengan nama “ The Lady of the Lamp”.
Florence kembali ke Inggris setelah perang Crimean. Pada tahun 1840 Inggris mengalami
perubahan besar dimana sekolah-sekolah perawat mulai bermunculan dan Florence membuka
sekolah perawat modern. Konsep pendidikan Florence ini mempengaruhi pendidikan
keperawatan di dunia.
Sejarah dan perkembangan keperawatan di Indonesia dimulai pada masa penjajahan Belanda
sampai pada masa kemerdekaan.
Perkembangam keperawatan di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi sosial ekonomi yaitu pada
saat penjajahan kolonial Belanda, Inggris dan Jepang. Pada masa pemerintahan kolonial
Belanda, perawat berasal dari penduduk pribumi yang disebut Velpeger dengan dibantu
Zieken Oppaser sebagai penjaga orang sakit.
Tahun 1799 didirikan rumah sakit Binen Hospital di Jakarta untuk memelihara kesehatan staf
dan tentara Belanda. Usaha pemerintah kolonial Belanda pada masa ini adalah membentuk
Dinas Kesehatan Tentara dan Dinas Kesehatan Rakyat. Daendels mendirikan rumah sakit di
Jakarta, Surabaya dan Semarang, tetapi tidak diikuti perkembangan profesi keperawatan,
karena tujuannya hanya untuk kepentingan tentara Belanda.
Gurbernur Jenderal Inggris ketika VOC berkuasa yaitu Raffles sangat memperhatikan
kesehatan rakyat. Berangkat dari semboyannya yaitu kesehatan adalah milik manusia, ia
melakukan berbagai upaya untuk memperbaiki derajat kesehatan penduduk pribumi antara
lain :
– pencacaran umum
Setelah pemerintahan kolonial kembali ke tangan Belanda, kesehatan penduduk lebih maju.
Pada tahun 1819 didirikan RS. Stadverband di Glodok Jakarta dan pada tahun 1919
dipindahkan ke Salemba yaitu RS. Cipto Mangunkusumo (RSCM). Tahun 1816 – 1942
berdiri rumah sakit – rumah sakit hampir bersamaan yaitu RS. PGI Cikini Jakarta, RS. ST
Carollus Jakarta, RS. ST. Boromeus di Bandung, RS Elizabeth di Semarang. Bersamaan
dengan itu berdiri pula sekolah-sekolah perawat.
Pada masa ini perkembangan keperawatan mengalami kemunduran, dan dunia keperawatan
di Indonesia mengalami zaman kegelapan. Tugas keperawatan dilakukan oleh orang-orang
tidak terdidik, pimpinan rumah sakit diambil alih oleh Jepang, akhirnya terjadi kekurangan
obat sehingga timbul wabah.
4. Zaman Kemerdekaan
Tahun 1949 mulai adanya pembangunan dibidang kesehatan yaitu rumah sakit dan balai
pengobatan. Tahun 1952 didirikan Sekolah Guru Perawat dan sekolah perawat setimgkat
SMP. Pendidikan keperawatan profesional mulai didirikan tahun 1962 yaitu Akper milik
Departemen Kesehatan di Jakarta untuk menghasilkan perawat profesional pemula. Pendirian
Fakultas Ilmu Keperawatan (FIK) mulai bermunculan, tahun 1985 didirikan PSIK ( Program
Studi Ilmu Keperawatan ) yang merupakan momentum kebangkitan keperawatan di
Indonesia. Tahun 1995 PSIK FK UI berubah status menjadi FIK UI. Kemudian muncul
PSIK-PSIK baru seperti di Undip, UGM, UNHAS dll.
Profesionalisme merupakan suatu proses menuju kea rah professional. Keperawatan sebagai
suatu profesi mengalami suatu perubahan. Proses perubahan tersebut diawali dari persepsi
pekerjaan yang sifatnya vokasional menuju ke pekerjaan yang professional. Pendidikan
keperawatn diawali dan dimulai dengan adanya sekolah perawat kesehatan (SPK) kemudian
berdirinya Diploma III Keperawatan hingga adanya jenjang S1 keperawatan dan kini sudah
banyak berdiri Sekolah TInggi Ilmu Kesehatan. Setelah adanya lokakarya tahun 1983, proses
menjadikan diri professional sudah mulai dirasakan dengan adanya proses pengakuan dari
profesi lainnya. Dalam menuju pengakuan tersebut diperlukan langkah penting dalam
penataan perawat menuju suatu profesi diantaranya :
Merupakan unsure pertama yang harus dilakukan penataanya karena melalui pendidikan
perkembangan profesi keperawatan akan terarah dan berkembang sesuai dengan kemajuan
ilmu pengetahuan dan teknologi sehingga tenaga keperawatan yang dihasilkan dapat
berkualitas. Yang dapat dilakukan adalah :
Melalui pendidikan berkelanjutan keperawatan akan selalu berkembang dan terarah dalam
mengembangkan spesialisasi atau tingkat kekhususan dalam profesi keperawatan.Untuk
menuju penataan tersebut dapat dilakukan:
1. Winsley (1964)
Profesi adalah suatu pekerjaan yang membutuhkan badan ilmu sebagai dasar untuk
pengembangan teori yang sistematis guna menghadapi banyak tantangan baru, memerlukan
pendidikan dan pelatihan yang cukup lama, serta memiliki kode etik dengan fokus utama
pada pelayanan.
2. Schein E. H (1962)
Profesi merupakan suatu kumpulan atau set pekerjaan yang membangun suatu set norma
yang sangat khusus yang berasal dari perannya yang khusus di masyarakat.
3. Hughes,E.C ( 1963 )
Profesi merupakan suatu keahlian dalam mengetahui segala sesuatu dengan lebih baik
dibandingkan orang lain (pasien).
1. Didukung oleh badan ilmu ( body of knowledge ) yang sesuai dengan bidangnya, jelas
wilayah kerja keilmuannya dan aplikasinya.
2.Profesi diperoleh melalui pendidikan dan pelatihan yang terencana, terusmenerus dan
bertahap
3.Pekerjaan profesi diatur oleh kode etik profesi serta diakui secara legal melalui perundang-
undangan
4.Peraturan dan ketentuan yang mengatur hidup dan kehidupan profesi (estándar pendidikan
dan pelatihan, estándar pelayanan dan kodeetik) serta pengawasan terhadap pelaksanaan
peraturan-peraturan tersebut dilakukan sendiri oleh warga profesi
Dikatakan juga oleh Shortridge,L.M ( 1985 ),Ciri-ciri profesi esensial suatu profesi adalah
sbb:
3.Adanya otonomi
Tubuh pengetahuan yang dimiliki keperawatan adalah ilmu keperawatan( nursing science )
yang mencakup ilmu – ilmu dasar ( alam, sosial,perilaku), ilmubiomedik, ilmu kesehatan
masyarakat, ilmu keperawatan dasar, ilmu keperawatan klinis dan ilmu keperawatan
komunitas.
Keperawatan dikembangkan sebagai bagian integral dari Sistem Kesehatan Nasional. Oleh
karena itu sistem pemberian askep dikembangkan sebagai bagian integral dari sistem
pemberian pelayanan kesehatan kepada masyarakat yang terdapat di setiap tatanan pelayanan
kesehatan.
Keperawatan harus memiliki organisasi profesi, organisasi profesi ini sangat menentukan
keberhasilan dalam upaya pengembangan citra keperawatan sebagai profesi serta mampu
berperan aktif dalam upaya membangun keperawatan profesional dan berada di garda depan
dalam inovasi keperawatan di Indonesia.
Dalam pelaksanaan asuhan keperawatan, perawat professional selalu menunjukkan sikap dan
tingkah laku professional keperawatan sesuai kode etik keperawatan.
6. OTONOMI
v Keperawatan sebagai suatu Profesi dan Syarat Keperawatan Menjadi Sebuah Profesi
Keperawatan sebagai profesi merupakan salah satu pekerjaan dimana dalam menentukan
tindakannya didasari pada ilmu pengetahuan serta memiliki keterampilan yang jelas dalam
keahliannya. Bentuk asuhan keperawatan ini sendiri merupakan suatu proses dalam praktek
keperawatan yang langsung diberikan kepada klien pada berbagai tatanan pelayanan
kesehatan, dengan menggunakan metodologi proses keperawatan dan berpedoman pada
standar keperawatan, dilandasi etika keperawatan dalam lingkup wewenang srta tanggung
jawab keperawatan. Berdasarkan penggunaan asuhan keperawatan dalam praktek
keperawatan ini, maka keperawatan dapat dikatakan sebagai profesi yang sejajar dengan
profesi dokter, apoteker, dan lainnya. Dengan demikian perawat dikatakan sebagai profesi
karena memiliki :
Landasan ilmu pengetahuan yang dimaksud adalah pertama, memiliki cabang ilmu
keperawatan yang di antaranya ilmu keperawatan dasar yang terdiri dari konsep dasar
keperawatan,keperawatan professional, komunikasi keperawatan, kepemimpinan dan
managemen keperawatan, kebutuhan dasar manusia. Kedua, cabang ilmu keperawatan klinik
meliputi keperawatan anak, keperawatan maternitas, keperawatan medical bedah,
keperawatan jiwa, dan keperawatan gawat darurat. Ketiga, cabang ilmu komunitas yang
meliputi keperawatan keluarga, keperawatan gerontik dan keempat ilmu penunjang yang
meliputi kelompok ilmu humaniora.
Kode etik adalah system norma, nilai dan aturan professional tertulis secara tegas
menyatakan apa yang benar dan baik , dan apa yang tidak benar dan tidak baik bagi
professional. Kode etik keperawatan merupakan bagian dari eika terhadap bidang
pemeliharaan atau pelayanan kesehatan masyarakat. Etik “etchiks” berasal dari bahasa yunani
yang disebut etos artinya sudah kebiasaan, perilaku, karakter. Menurut wester. Adalah
sesuatu ilmu yang mempelajari apa yang baik dan yang buruk secara moral.
Dalam kode etik keperawatan Indonesia yang telah diputuskan oleh Musyawarah Nasional VI
PPNI terdiri dari bagian mukadimah, tanggung jawab perawat dan klien, perawat dan
praktek, perawata dan masyarakat, perawat dan teman sejawat, perawat dan profesi lain. Isi
dari kode etik tersebut adalah :
Mukadimah
Sebagai profesi yang turut serta mengusahakan tercapainya kesejahteraan fisik, material dan
mental spiritual untuk makhluk insani dalam wilayah Republik Indonesia. Maka kehidupan
profesi keperawatan di Indonesia selalu berpedoman kepada sumber asalnya yaitu kebutuhan
masyarakat Indonesia akan pelayanan keperawatan
Perawat wajib merahasiakan segala yang diketahuinya sehubungan dengan tugas yang
dipercayakan kepadanya
Perawat senantiasa memelihara hubungan baik dengan sesama perawat maupun dengan
tenaga kesehatan lainnya
Perawat bertindak melindungi klien dari tenaga kesehatan yang memberikan pelayanan
kesehatan tidak kompeten tidak etis dan illegal.
Perawat mempunyai peran utama dalam menentukan standar pendidikan dan pelayanan
keperawatan serta menerapkan dalam kegiatan pelayanan fan pendidikan keperawatan.
Dalam pengaplikasiannya dimulai dari hal kecil terlebih dahulu yaitu mencoba tertarik akan
semua hal yang ada disekitar kita. Sebagai contoh saat melihat kawan cemberut. Karena kita
merasa tertatrik mengapa teman itu cemberut otomatis disana kita akan bertanya apa alasan
yang menyebabkan cemberut tersebut. Setelah mengetahui alasannya, sebagai teman yang
baik pasti akan menyelesaikan masalah tersebut dengan cara mencari jalan keluarnya. Proses
tersbut adalah proses dimana awalnya ketertarikan tumbuh menjadi simpati dan tidak hanya
itu saja, dengan adanya pemecahan masalah dengan cara mencari jalan keluar secara tidak
langsung rasa caring akan muncul yang kemudian akan mendorong kita untuk membatnu
antar sesame baik dalam keadaan sehat ataupun membutuhkan pertolongan kita tanpa
membedakan siapa orang tersebut, bagaimana status social atau ekonomi, kepribadian, atau
masalah kesehatannya. Bisa dikatakan semampu mungkin bahwa bagaimana caranya agar
orang merasa nyaman dihati kita sehingga orang tersebut merasa nyaman dan merasa
dilindungi kemudian tidak hanya itu saja tapi mengajarkan kita untuk dapat memulai bias
berfikir kritis dan menjadi dewasa yang mampu secara aktif serta dalam upaya melindungi
masyarakat. Karena sesungguhnya tugas dan tanggung jawab sebagai perawat adalah
meningkatkan kesehatan, ikut serta membantu mengentaskan masyarakat menuju
kesejahteraan kesehatan dan mengurangi penderitaan. Selain diatas, seorang mahasiswa
dalam mengaplikasikan kode etik keperawatan adalah :
– Bertanggung jawab dalam perilaku dan menjunjung tinggi nama baik keperawatan
v PPNI
Organisasi ini lahir berdasarkan serangkaian perundingan beberapa tokoh tenaga keperawatan
dari berbagai organisasi keperawatan yang berdiri sendiri. Dengan kesadaran pentingnya
bersatu, maka pada tanggal 17 Maret 1974, mereka sepakat melaksanakan fusi menjadi
Persatuan Perawat Nasional Indonesia yang disingkat menjadi PPNI.
PPNI didirikan pada tanggal 17 Maret 1974 yang kepengurusannya terdiri dari : 1 Pengurus
Pusat PPNI berkedudukan di Ibu Kota Negara, 32 Pengurus PPNI Propinsi, 358 Pengurus
PPNI Kabupaten/Kota dan lebih dari 2500 Pengurus Komisariat (tempat kerja) yang
menghimpun ratusan ribu perawat Indonesia baik yang berada di Indonesia maupun di Luar
Negeri, saat ini sudah dibentuk INNA-K ( Indonesian National Nurses Association in
Kuwait). PPNI, sejak Juni 2003 telah menjadi anggota yang ke 125 dengan visi sebagai
corong suara yang kuat bagi komunitas keperawatan dan berkomitmen tinggi untuk
memberikan pelayanan/asuhan keperawatan yang kompeten, aman dan bermutu bagi
masyarakat luas.
Tujuan PPNI
Setiap didirikannya suatu organisasi pasti mempunyai tujuan. Tujuan dari PPNIadalah:
4) Meningkatkan hubungan kerjasama dengan orang lain, dan beberapa lembaga lain baik
didalam maupun di luar negeri.
Di dalan anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga PPNI, yang menjadi tugas pokok
PPNI adalah :
12)Mewakili dan berbicara atas nama profesi keperawatan dengan tenaga kesehatanlain,
organisasi nasional dan internasional, lembaga pemerintah dan badan pemerintah.
Merupakan organisasi profesional wanita pertama didunia yang didirikan tanggal 1 Juli 1899
yang dimotori oleh Mrs. Bedford Fenwick. ICN merupakan federasi perhimpunan perawat
nasional diseluruh dunia. Tujuan pendirian ICN adalah memperkokoh silaturahmi para
perawat diseluruh dunia, memberi kesempatan bertemu bagi perawat diseluruh dunia untuk
membicarakan berbagai maslah tentang keperawatan, menjunjung tinggi peraturan dalam
ICN agar dapat mencapai kemajuan dalam pelayanan, pendidikan keperawatan berdasarkan
dan kode eik profesi keperawatan.
Kode etik keperawatan menurut ICN (1973) menegaskan bahwa keperawatan bersifat
universal. Keperawatan menjunjung tinggi kehidupan martabat dan hak asasi mnausia.
Keperawatan tidak dibatasi oleh perbedaan kebangsaan, ras, warna kuliut, usia, jenis kelamin,
aliran politik, agama, dan status sosial. ICN mengadakan kongres setiap 4 tahun sekali.
Pusatnya di Geneva, switzerland.
2. American Nurses Association (ANA)
ANA adalah organisasi profesi perawat di Amerika Serikat. Didirikan pada akhir tahun 1800
yang anggotanya terdiri dari organisasi perawat dari negara-negara bagian. ANA berperan
dlm menetapkan standar praktek keperawatan, melakukan penelitian untuk meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan serta menampilkan profil keperawatan profesional dengan
pemberlakukan legislasi keperawatan.
3. Canadian Nurses Association (CNA)
CNA adalah asosiasi perawat nasional di Kanada. Mempunyai tujuan yang sama dengan
ANA yaitu membuat standar praktek keperawatan, mengusahakan peningkatan standar
praktek keperawatan, mendukung peningkatan profesionalisasi keperawatan dan
meningkatkan kesejahteraan perawat. CNA juga berperan aktif meningkatkan mutu
pendidikan keperawatan, pemberian izin bagi praktek keperawatan mandiri.
NLN adalah suatu organisasi terbuka untuk semua orang yang berkaitan dengan keperawatan
meliputi perawat, non perawat seperti asisten perawat (pekarya) dan agencies. Didirikan pada
tahun 1952. Bertujuan untuk membantu pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dan pendidikan keperawatan.
BNA adalah asosiasi perawat nasional di Inggris. Didirikan pada tahun 1887 oleh Mrs.
Fernwick. Bertujuan untuk memperkuat persatuan dan kesatuan seluruh perawat di inggris
dan berusaha memperoleh pengakuan terhadap profesi keperawatan.
Hingga saat ini profesi perawat masih dipandang sebelah mata oleh masyarakat karena
mereka masih menganggap perawat tidak lebih penting dari tenaga medis lain. Oleh sebab
itu, Profesi keperawatan yang akan datang dituntut untuk menjadi profesi yang dapat di
hargai dan dipercaya oleh masyarakat. Perawat di masa mendatang harus dapat menjadi
perawat yang profesional dan mandiri dengan rasa sosial tinggi dan kepedulian yang peka.
Selain itu, perawat di tuntut untuk melakukan perubahan paradigma kepemimpinan dalam
keperawatan. Saat ini terdapat persepsi bahwa perawat pemimpin adalah perawat manager
yang menduduki posisi struktural dan memiliki power birokrasi. Berdasarkan pemahaman
manager dengan pemimpin, di perlukan perubahan mindset atau mental model perawat dari
manager menuju pemimpin.
Menurut Prof. Diane brown seorang ahli dalam bidang keperawatanmengemukakan bahwa
paradigma baru dalam kepemimpinan keperawatan meliputi :
Berdasarkan tantangan yang semakin besar dan kuat terhadap profesi keperawatan kita
sebagai seorang mahasiswa harus dapat melakukan beberapa langkah nyata diantaranya:
Dengan begitu tujuan dari keperawatan serta tantangan yang akan di hadapi keperawatan di
masa yang akan datang bisa di hadapi dan dilalui dengan baik, dengan ketelitian yang cukup
tinggi.