Anda di halaman 1dari 16

TUGAS KMB 1

“ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA”

                                 
                                    Di susun oleh
         ANINDA AGUSTIA
         LURY F.
         MOH. RIFALDI
         MUNIROH
         NURHAFIDOH
         SITI NUR ELISA

AKADEMI KEPERAWATAN PEMERINTAH


KABUPATEN SERANG
2014-2015 

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdullillah kepada Allah SWT dengan segala rahmat dan hidayah-Nya yang
tiada terhingga. Rasa syukur yang terpaut dalam jiwa selaku penulis atas segala karunia dan
hidayah-Nya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul
“ ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA”
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih memiliki banyak kekurangan,
dalam menyelesaikan makalah ini penulis banyak mengalami hambatan oleh karan itu dalam
kesempatan ini, penulis mengucapkan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua pihak
yang telah banyak membantu sehingga penyusunan makalah ini dapat terselesaikan dengan baik.
Serang , September 2014

Penyusun

DAFTAR ISI
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
Bab 1 PENDAHULUAN
I.1.Latar belakang
I.2.Rumusan Masalah
Bab II PEMBAHASAN
2.1. Definisi Hernia
2.2. Etiologi
2.3. Pathofisiologi
2.4. Manifestasi Klinis
2.5. Penatalaksanaan Hernia
Bab III ASUHAN KEPERAWATAN HERNIA
III.1Pengkajian
III.2.Analisa Data
III.3.Diagnosa Keperawatan
III.4.NCP
Bab IV PENUTUP
IV.1.Kesimpulan
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN
1.      Latar Belakang
Pencernaan adalah sebuah proses metabolisme dimana suatu makhluk hidup memproses
sebuah zat dalam rangka untuk mengubah secara kimia atau mekanik sesuatu zat menjadi nutrisi.
Namun, jika proses ini terjadi perubahan maka akan terjadi gangguan pencernaan termasuk 
hernia.
Hernia terlihat sebagai suatu tonjolan yang hilang timbul lateral terhadap tuberkulum pubikum,
tonjolan timbul apabila pasien menangis, mengejan, atau berdiri dan biasanya menghilang secara
spontan bila pasien dalam keadaan istirahat atau terlentang.
Insiden hernia pada populasi umum adalah 1%, dan pada bayi prematur 5%. Laki-laki
paling sering terkena (85% kasus).Setengah dari kasus-kasus hernia inguinalis selama kanak-
kanak terjadi pada bayi di bawah 6 bulan. Hernia pada sisi kanan lebih sering daripada sisi kiri
(2:1).25% pasien menderita hernia bilateral.Sedangkan insiden tertinggi adalah pada masa bayi 9
lebih dari 50%), selebihnya terdapat pada anak-anak yang berusia kurang dari 5 tahun. Oleh
karena itu perlu kiranya mengetahui bagaimana penyakit tersebut sehingga dapat diputuskan
tindakan secara tepat, apalagi insiden yang terjadi pada anak-anak, maka sangat diperlukan suatu
tindakan secara dini dan tepat.  Pada bab selanjutnya akan dibahas lebih detail lagi mengenai
hernia meliputi etiologi, tanda dan gejala, pathofisiologi, manifestasi klinik, pemeriksaan
diagnostik, komplikasi  serta bagaimana memberikan asuhan keperawatan yang baik pada pasien
dengan gangguan hernia.

2.      Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulisan mengambil rumusan masalah sebagai
berikut :
1.      Apa definisi Hernia ?
2.      Apa etiologi hernia ?
3.      Apa klasifikasi hernia ?
4.      Bagaimana manifestasi klinis hernia ?
5.      Apa tanda dan gejala hernia ?
6.      Bagaimana patofisiologi  dan pathway hernia ?
7.      Bagaimana penatalaksanaan hernia ?
8.      Bagaimana pencegahan hernia ?

BAB II
PEMBAHASAN
1.      Definisi Hernia
Istilah hernia berasal dari bahasa Latin, yaitu herniae, yang berarti penonjolan isi suatu
rongga melalui jaringan ikat tipis yang lemah pada dinding rongga. Dinding rongga yang lemah
itu membentuk suatu kantong dengan pintu berupa cincin. Gangguan ini sering terjadi di daerah
perut dengan isi yang keluar berupa bagian dari usus (Giri Made Kusala, 2009).
Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia adalah prostrusi atau penonjolan isi suatu rongga melalui
defek atau bagian lemah dari dinding rongga yang bersangkutan. Pada hernia abdomen, isi perut
menonjol melalui defek atau bagian lemah dari lapisan muskulo aponeurotik dinding perut.
Hernia terdiri atas cincin, kantong, dan isi hernia.
Sedangkan menurut Tambayong (2000), Hernia adalah defek dalam dinding abdomen yang
memungkinkan isi abdomen (seperti peritoneum, lemak, usus atau kandung kemih) memasuki
defek tersebut, sehingga timbul kantong berisikan materi abnormal.
Dari beberapa pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka dapat diambil kesimpulan
bahwa hernia inguinalis adalah suatu keadaan keluarnya jaringan atau organ tubuh dari suatu
ruangan melalui suatu lubang atau celah keluar di bawah kulit atau menuju rongga lainnya
(kanalis inguinalis).

2.       Etiologi
Menurut Giri Made Kusala (2009). Terdapat 3 faktor yang menyebabkan Hernia :
1.      fakor biologi : jenis kelamin
2.      faktor pekerjaan : mengangkat beban berat
3.      faktor penyakit : obesitas

Pathway Hernia
Faktor biologi Pekerjaan Penyakit
↓ ↓ ↓

Jenis Kelamin mengangkut


Obesitas
↓ beban berat
Beresiko Laki Laki ↓

Timbul robekan tekanan pada tubuh


Pada jaringan ikat (bagian perut)

Mengakibatkan ada
HERNIA
Penonjolan

Melalui dinding organ lemah

Inflamasi peningkatan isi kantung hernia direrima


reseptor nyeri
↓ ↓ ↓
Demam peningkatan tekanan implus ke SSP
↓ ↓ ↓
Peningkatan hcl saluran limfe terbendung diterima otak
↓ ↓ ↓
Mual, muntah iscemi jaringan pelepasan mediator nyeri
persepsi otak
↓ ↓
Anoreksia lemas, pucat
persepsi nyeri
↓ ↓ ↓
Dx : nutrisi kurang Dx :intoleransi aktifitas Dx :
Gangguan rasa
dari kebutuhan nyaman

3. Klasifikasi Hernia
3.1 Berdasarkan Terjadinya

a).      Hernia Bawaan atau Kongenital


Kanalis inguinalis adalah kanal yang normal pada fetus. Pada bulan ke-8 kehamilan, terjadi
desensus testis melalui kanal tersebut. Penurunan testis tersebut akan menarik peritonium ke
daerah skrotum sehingga terjadi penonjolan peritoneum yang disebut dengan prosesus vaginalis
peritonei. Pada bayi yang sudah lahir, umumnya prosesus ini telah mengalami obliterasi sehingga
isi rongga perut tidak dapat melalui kanalis tersebut. Namun dalam beberapa hal, kanalis ini
tidak menutup. Karena testis kiri turun terlebih dahulu, maka kanalis inguinalis kanan lebih
sering terbuka. Bila kanalis kiri terbuka maka biasanya yang kanan juga terbuka. Dalam keadaan
normal, kanalis yang terbuka ini akan menutup pada usia 2 bulan. Bila prosesus terbuka terus
(karena tidak mengalami obliterasi) akan timbul hernia inguinalis lateralis kongenital. Pada
orang tua kanalis tersebut telah menutup. Namun karena merupakan lokus minoris resistensie,
maka pada keadaan yang menyebabkan tekanan intra-abdominal meningkat, kanal tersebut dapat
terbuka kembali dan timbul
hernia inguinalis lateralis akuisita (Erfandi, 2009).

b).     Hernia dapatan atau akuisita (acquisitus = didapat)


Hernia kongenital / bawaan ditemukan pada bayi sedangkan hernia akuisita / didapat, terutama
akibat kelemahan otot dinding perut ditemukan pada orang dewasa. Proses terjadinya hernia
eksternal pada bayi umumnya disebabkan penyakit kongenital, yakni penyakit yang muncul
ketika bayi dalam kandungan dan umumnya tidak diketahui
penyebabnya (Erfandi, 2009).

3.2 Berdasarkan sifatnya

a).     Hernia reponibel/reducible


Yaitu bila isi hernia dapat keluar masuk. Usus keluar jika berdiri atau mengedan dan masuk lagi
jika berbaring atau didorong masuk, tidak ada keluhan nyeri atau gejala obstruksi usus (Erfandi,
2009).

b).  Hernia ireponibel


Yaitu bila isi kantong hernia tidak dapat dikembalikan ke dalam rongga. Ini biasanya disebabkan
oleh perlekatan isi kantong pada peritonium kantong hernia. Hernia ini juga disebut hernia akreta
(accretus = perlekatan karena fibrosis). Tidak ada keluhan rasa nyeri ataupun tanda sumbatan
usus (Erfandi, 2009).

c). Hernia strangulata atau inkarserata (incarceratio = terperangkap, carcer = penjara)


Yaitu bila isi hernia terjepit oleh cincin hernia. Herniainkarserata berarti isi kantong
terperangkap, tidak dapat kembali ke dalam rongga perut disertai akibatnya yang berupa
gangguan pasase atau vaskularisasi. Secara klinis “hernia inkarserata”  lebih dimaksudkan untuk
hernia ireponibel dengan gangguan pasase, sedangkan gangguan vaskularisasi disebut sebagai
“hernia strangulata”.Hernia strangulata mengakibatkan nekrosis dari isi abdomen di dalamnya
karena tidak mendapat darah akibat pembuluh pemasoknya terjepit. Hernia jenis ini merupakan
keadaan gawat darurat karenanya perlu mendapat pertolongan segera (Erfandi, 2009).

3.3 Berdasarkan Letaknya

a).     Hernia Femoralis


Hernia femoralis keluar melalui lakuna vasorum kaudal dari ligamentum inguinale. Keadaan
anatomi ini sering mengakibatkan inkarserasi hernia femoralis. Hernia femoralis umumnya
dijumpai pada perempuan tua, kejadian pada perempuan kira-kira 4 kali lelaki. Keluhan biasanya
berupa benjolan di lipat paha yang muncul terutama pada waktu melakukan aktivitas yang
menaikkan tekanan intra abdomen seperti mengangkat barang atau batuk. Benjolan ini hilang
pada waktu berbaring. Pintu masuk hernia femoralis adalah anulus femoralis. Selanjutnya, isi
hernia masuk ke dalam kanalis femoralis yang berbentuk corong sejajar dengan vena femoralis
sepanjang kurang lebih 2 cm dan keluar pada fosa ovalis di lipat paha (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia femoralis terjadi melalui cincin femoral dan lebih umum pada
wanita daripada pria. Ini mulai sebagai penyumbat lemak di kanalis femoralis yang membesar
dan secara bertahap menarik peritoneum dan hampir tidak dapat dihindari kandung kemih masuk
ke dalam kantung. Ada insiden yang tinggi dari inkarserata dan strangulasi dengan tipe hernia
ini.

b).  Hernia Umbilikalis


Hernia umbilikalis merupakan hernia kongenital pada umbilikus yang hanya tertutup peritoneum
dan kulit. Hernia ini terdapat kira-kira 20% bayi dan angka ini lebih tinggi lagi pada bayi
prematur. Tidak ada perbedaan angka kejadian antara bayi laki-laki dan perempuan. Hernia
umbilikalis merupakan penonjolan yang mengandung isi rongga perut yang masuk melalui
cincin umbilikus akibat peninggian tekanan intraabdomen, biasanya ketika bayi menangis.
Hernia umumnya tidak menimbulkan nyeri dan sangat jarang terjadi inkarserasi (Syamsuhidayat,
2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia umbilikalis pada orang dewasa lebih umum pada wanita dan
karena peningkatan tekanan abdominal. Ini biasanya terjadi pada klien gemuk dan wanita
multipara. Tipe hernia ini terjadi pada sisi insisi bedah sebelumnya yang telah sembuh secara
tidak adekuat karena masalah pascaoperasi seperti infeksi, nutrisi tidak adekuat, atau kegemukan.

c).     Hernia sikatriks atau hernia insisional


Hernia ini terjadi pada bekas luka laparotomi. Sayatan pada nervus  mengakibatkan anestesi kulit
dan paralisis otot pada segmen yang dilayani oleh saraf yang bersangkutan (Syamsuhidayat,
2004).

d).      Hernia Inguinalis


Hernia Inguinalis adalah suatu keadaan dimana sebagian usus masuk melalui sebuah lubang
sebagai bagian yang lemah pada dinding perut ke dalam kanalis inguinalis. Kanalis inguinalis
adalah saluran berbentuk tabung, yang merupakan jalan tempat turunnya testis (buah zakar) dari
perut ke dalam skrotum (kantung zakar) sesaat sebelum bayi dilahirkan. Hernia inguinalis dapat
bersifat bawaan (kongenital) dan didapat (akuisita). Pasien laki-laki lebih banyak daripada pasien
wanita. Pada pria, hernia bisa terjadi di selangkangan, yaitu pada titik dimana korda spermatika
keluar dari perut dan masuk ke dalam skrotum (Asep Subarkah, 2008).

Menurut Syamsuhidayat (2004), hernia inguinalis dapat dibagi menjadi :

1.    Hernia inguinalis indirek


Disebut juga hernia inguinal lateralis, karena keluar dari rongga peritoneum melalui anulus
inguinalis internus yang terletak lateral dari pembuluh epigastrika inferior, kemudian hernia
masuk ke dalam kanalis inguinalis dan jika cukup panjang, menonjol keluar dari anulus
inguinalis eksternus.Apabila hernia ini berlanjut, tonjolan akan sampai ke skrotum, ini disebut
hernia skrotalis. Kantong hernia berada di dalam muskulus kremaster, terletak anteromedial
terhadap vas deferens dan struktur lain dalam tali sperma (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia ini terjadi melalui cincin inguinalis dan melewati korda
spermatikus melalui kanalis inguinalis. Ini umumnya terjadi pada pria daripada wanita.
Insidennya tinggi pada bayi dan anak kecil. Hernia ini dapat menjadi sangat besar dan sering
turun ke skrotum. Benjolan tersebut bisa mengecil atau menghilang pada waktu tidur. Bila
menangis, mengejan atau mengangkat benda berat atau bila posisi pasien berdiri dapat timbul
kembali.

2.    Hernia inguinalis direk


Disebut juga hernia inguinalis medialis, menonjol langsung ke depan melalui segitiga
Hesselbach, daerah yang dibatasi oleh ligamentuminguinale di bagian inferior, pembuluh
epigastrika inferior di bagian lateral dan tepi otot rektus di bagian medial. Dasar segitiga
Hasselbach dibentuk oleh fasia transversal yang diperkuat oleh serat aponeurosis muskulus
transversus abdominis yang kadang-kadang tidak sempurna sehingga potensial untuk menjadi
lemah. Hernia medialis, karena tidak keluar melalui kanalis inguinalis dan ke skrotum, umumnya
tidak disertai strangulasi karena cincin hernia longgar (Syamsuhidayat, 2004).
Menurut Erfandi (2009), Hernia ini melewati dinding abdomen di area kelemahan otot, tidak
melalui kanal seperti pada hernia inguinalis dan femoralis indirek. Ini lebih umum pada lansia.
Hernia inguinalis direk secara bertahap terjadi pada area yang lemah ini karena defisiensi
kongenital. Hernia ini disebut direkta karena langsung menuju anulus inguinalis eksterna
sehingga meskipun anulus inguinalis interna ditekan bila pasien berdiri atau mengejan, tetap
akan timbul benjolan. Bila hernia ini sampai ke skrotum, maka hanya akan sampai ke bagian atas
skrotum, sedangkan testis dan funikulus spermatikus dapat dipisahkan dari masa hernia. Pada
pasien terlihat adanya massa bundar pada anulus inguinalis eksterna yang mudah mengecil bila
pasien tidur. Karena besarnya defek pada dinding posterior maka hernia ini jarang sekali menjadi
ireponibilis

4.        Manifestasi Klinis

Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :
a.       Adanya benjolan (biasanya asimptomatik)
Keluhan yang timbul berupa adanya  benjolan di daerah inguinal dan atau skrotal yang hilang
timbul. Timbul bila terjadi peningkatan tekanan intra peritoneal misalnya mengedan, batuk-
batuk, tertawa, atau menangis. Bila pasien tenang, benjolan akan hilang secara spontan.

b.      Nyeri
Keluhan nyeri pada hernia ini jarang dijumpai, kalaupun ada dirasakan di daerah epigastrium
atau para umbilikal berupa nyeri viseral akibat regangan pada mesenterium sewaktu satu segmen
usus halus masuk ke dalam kantung hernia (Jennifer, 2007). Bila usus tidak dapat kembali karena
jepitan oleh anulus inguinalis, terjadi gangguan pembuluh darah dan gangguan pasase segmen
usus yang terjepit. Keadaan ini disebut hernia strangulata. Secara klinis keluhan pasien adalah
rasa sakit yang terus menerus.
c.       Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah
Tanda klinik pada pemeriksaan fisik bergantung pada isi hernia. Pada Inspeksi : saat pasien
mengedan dapat dilihat hernia inguinalis lateralis muncul sebagai penonjolan diregio ingunalis
yang berjalan dari lateral atas ke medial bawah. Palpasi: kantong hernia yang kosong dapat
diraba pada funikulus spermatikus sebagai gesekan dari dua lapis kantong yang memberikan
sensasi gesekan dua permukaan sutera. Tanda ini disebut tanda sarung tangan sutera, tetapi
umumnya tanda ini sukar ditentukan. Kalau kantong hernia berisi organ maka tergantung isinya,
pada palpasi mungkin teraba usus, omentum ( seperti karet ), atau ovarium.Dengan jari telunjuk
atau jari kelingking pada anak kecil, dapat dicoba mendorong isi hernia dengan menonjolkan
kulit skrotum melalui annulus eksternus sehingga dapat ditentukan apakah isi hernia dapat
direposisi atau tidak. Apabila hernia dapat direposisi, pada waktu jari masih berada dalam
annulus eksternus, pasien diminta mengedan. Kalau hernia menyentuh ujung jari, berarti hernia
inguinalis lateralis, dan kalau samping jari menyentuh menandakan hernia inguinalis medialis.
Isi hernia pada bayi wanita yang teraba seperti sebuah massa yang padat biasanya terdiri dari
ovarium.

5.      Tanda dan Gejala 


Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, menyatakan adanya benjolan di
selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis
mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula
ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
6.      Penatalaksanaan hernia
Penatalaksanaan hernia dibagi menjadi 2, konservatif dan operatif.
  Pengobatan konservatif
Terbatas pada tindakan pengembalian posisi (dengan cara mendorong masuk tonjolan yang ada
secara manual) dan pemakaian penyangga atau penunjang untuk mempertahankan isi hernia
yang telah direposisi (dikembalikan posisinya). Penggunaan bantalan penyangga hanya bertujuan
menahan hernia yang telah direposisi dan tidak pernah menyembuhkan sehingga harus dipakai
seumur hidup. Hal ini biasanya dipilih jika kita menolak dilakukan perbaikan secara operasi atau
terdapat kondisi yang tidak memungkinkan untuk operasi. Cara ini tidak dianjurkan karena
menimbulkan komplikasi, antara lain merusak kulit dan tonus (kekenyalan/tekanan) otot dinding
perut di daerah yang tertekan sedangkan strangulasi (terlilit/terpuntir) tetap mengancam.
Penggunaan penyangga tidak menyembuhkan hernia

  Pembedahan (Operatif) :
a.       Herniaplasty : memperkecil anulus inguinalis internus dan memperkuat dinding belakang.
b.      Herniatomy : pembebasan kantong hernia sampai ke lehernya, kantong dibuka dan isi hernia
dibebas kalau ada perlekatan, kemudian direposisi, kantong hernia dijahit ikat setinggi lalu
dipotong.
c.       Herniorraphy : mengembalikan isi kantong hernia ke dalam abdomen dan menutup celah yang
terbuka dengan menjahit pertemuan transversus internus dan muskulus ablikus internus
abdominus ke ligamen inguinal.

7.      Pencegahan
Menurut Jennifer (2007), pencegahan hernia adalah :
a.       Usahakan untuk mempertahankan berat tubuh yang sehat
Hal ini dapat membantu mengurangi tekanan pada otot di bagian perut.
b.      Konsumsi makanan yang mengandung serat tinggi 
Seperti : Buah-buahan, sayuran, dan makanan yang terbuat dari gandum sangat disarankan untuk
dikonsumsi. Makanan tersebut mengandung banyak serat yang membantu mencegah konstipasi
dan mengurangi tekanan di bagian perut.
c.       Hindari mengangkat barang yang terlalu berat
Jika harus mengangkat barang berat, lakukan dengan cara yang benar. Postur tubuh yang tepat
saat mengangkat barang berat, yakni tekuk lutut Anda dan hindari membungkuk untuk
mengurangi tekanan.
d.      Hindari tekanan Intra abdomen
Seperti batuk kronis dan mengejan  yang dapat mencetuskan hernia.
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN PADA PASIEN HERNIA

A.    PENGKAJIAN
         Data Umum
o  Umur dan Jenis Kelamin
Hernia bisa terkena pada semua umur baik tua maupun muda. Umumnya hernia lebih sering
terjadi pada pria

o   Aktivitas atau istirahat


Riwayat Pekerjaan
Mengangkat beban berat, duduk, mengemudi dalam waktu lama, membutuhkan papan matras
untuk tidur, penurunanrentang gerak, tidak mampu melakukan aktivitas yang biasa, atrofi otot
gangguan dalam berjalan.

o   Eliminasi
Kontipasi, obstipasi, adanya inkontinesia atau retensi urin.

o   Neurosensori
Kesemutan, Kekakuan, kelemahan tangan atau kaki, penurunan refleks tendon dalam, nyeri
tekan atau abdomen.

o   Pencernaan
Bising usus, muntah, nyeri abdomen.

o   Kenyamanan
Nyeri seperti ditusuk- tusuk, fleksi pada kaki, keterbatasan mobilisasi.

o   Kaji gaya hidup monoton atau hiperaktif.

1. Pemeriksaan fisik
o Inspeksi
Mengkaji tingkat kesadaran, perhatikan adanya bengkak; ada atau tidak adanya
benjolan
o Palpasi
Tugor kulit, palpasi terhadap nyeri dan massa
o Auskultasi
Bising usus, bunyi nafas, bunyi jantung
o Perkusi
kembung

2.      Pemeriksaanpenunjang

o Pemeriksaan darah koagulasi


o Pemeriksaan urine
o EKG

B.     Analisa data


N DATA ETIOLOGI PROBLEM
O
1. DS : Hernia Gangguan rasa
-   Klien mengatakan nyeri pada ↓ nyaman
bagian bawah abdomen. Adanya
benjolan
DO : ↓
Terdapat benjolan Tahanan
defekasi

Gangguan rasa
nyaman
2. DS : Hernia Kekurangan
-    Klien mengatakan lemas ↓ nutrisi
akibat mual dan muntah Inflamasi

DO : Adanya demam
berat badan menurun ↓
          Peningkatan
        HCl

Mual muntah

Anoreksia

3. DS : Hernia Intoleran
     Klien mengatakan lemas, ↓ aktifitas
hanya dapat duduk dan tidur Inflamasi
saja ↓
Demam
DO : ↓
    klien tampak lemas dan Peningkatan
aktifitas klien dibantu HCl

Mual muntah

Anoreksia

Lemas, pucat

Intoleran
aktifitas

C.    DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Gangguan rasa nyaman b.d penekanan abdomen


2.      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d mual dan muntah
3.      Intoleran aktifitas

D.    NCP

NO NOC NIC RASIONAL


DX
1.      1. Setelah dilakukan -Kaji ada keluhan -Membantu menentukan
tindakan keperawatan nyeri, lokasi, dan lama pilihan intervensi dan
diharapkan nyeri nya memberikan dasar untuk
berkurang/hilang. 1.      serangan. perbandingan dan
evaluasi
terhadap terapi.
2.      -Pertahankan tirah baring -tirah baring dalam posisi
selama serangan. yang nyaman
Memungkinkan
pasien  untuk
menurunkan spasme otot,
menurunkan penekanan
pada bagian tubuh
tertentu.
3.      -Berikan posisi nyaman. - dapat menurunkan
4.        tegangan abdomen dan
5.        meningkatkan rasa
6.      -Ajarkan tehnik relaksasi control
7.      (panduan imajinasi).   -memfokuskan perhatian
8.        pasien, membantu
9.        menurunkan tegangan
10.    otot dan meningkatkan
-Batasi aktivitas selama proses penyembuhan.
timbulnya nyeri.     - Menurunkan gaya
gravitasi
dan gerak yang dapat
menghilangkan spasme
2. Mendemonstrasikan otot
pemeliharaan atau - Observasi kemampuan dan menurunkan tekanan
kemajuan penambahan pasien untuk mengunyah, pada otot yang terkena.  
berat badan yang di menelan, batuk dan
inginkan dengan mengatasi sekresi. -Faktor ini menentukan
normalisasi nilai pemilihan terhadap jenis
laboratorium dan tidak makanan sehingga pasien
ada tanda tanda - Timbang berat badan harus terlindung dari
malnutrisi. aspirasi.
- Mengevaluasi
keefektifan atau
- Kolaborasi dengan ahli kebutuhan mengubah
gizi dalam pemberian pemberian nutrisi.
makanan yang adekuat. - Merupakan sumber
yang efektif untuk
mengidentifikasi
kebutuhan kalori/nutrisi
tergantung pada usia,
berat badan, ukuran
- Pantau pemeriksaan tubuh, keadaan penyakit
laboratorium. sekarang.
- Mengidentifikasi
defisiensi nutrisi, fungsi
3. Berikan aktifitas hiburan organ, dan respon
Rencanakan periode -Beritahu pasien mekanika terhadap terapi nutrisi
istirahat yang cukup. tubuh yang tepat untuk tersebut
bergerak dan mengangkat.
-Fokus perhatian kembali,
-ajarkan pada pasien untuk meningkatkan relaksasi
membatasi aktifitasnya dan dapat meningkatkan
dan menghemat energi kemampuan koping.
secara tepat. -mengurangi aktifitas
yang tidak di perlukan
dan energi terkumpul
dapat digunakan untuk
aktifitas seperlunya
secara optimal.

BAB IV
PENUTUP

A. KESIMPULAN
         Hernia adalah penonjolan sebuah organ atau struktur melalui mendeteksi di dinding otot perut.
Hernia umumnya terdiri dari kulit dan subkutan meliputi jaringan, sebuah peritoneal kantung,
dan yang mendasarinya visera, seperti loop usus atau organ-organ internal lainnya.

         Menurut Arief Mansjoer (2004), manifestasi klinis dari hernia adalah sebagai berikut :
a.       Adanya benjolan (biasanya asimptomatik)
b.      Nyeri
c.       Gangguan pasase usus seperti abdomen kembung dan muntah

         Tanda dan Gejala 


Umumnya penderita mengeluhkan turun berok, menyatakan adanya benjolan di
selakanganya/kemaluan, benjolan itu bisa mengecil atau menghilang, dan bila menangis
mengejan waktu defekasi/miksi, mengangkat benda berat akan timbul kembali. Dapat pula
ditemukan rasa nyeri pada benjolan atau gejala muntah dan mual bila telah ada komplikasi.
DAFTAR PUSTAKA

1.ADAM, Inc, Hernnia,http://www.healthscout.com/ency/1/000126.html, April 2009


2. Denise Serebrisky, MD, hernia, pendahuluan,      
http://emedicine.medscape.com/article/1002107-overview, maret 2009
4. Robert A. Cowles, MD,hernia – Overview,         
http://www.umm.edu/ency/article/000126.htm, oktober 2008
5. Misthos, P, dkk, Hernia, februari 2010.
6. Maryland medical center, http://www.umm.edu/ency/article/000126.htm, 2009
7. HerrySetyaYudha.wordpress.com

Diposkan oleh aninda agustia di 04.11 3 komentar:


Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke Pinterest
Beranda
Langganan: Entri (Atom)

Mengenai Saya

aninda agustia
Lihat profil lengkapku
Arsip Blog
 ▼  2014 (1)
o ▼  November (1)
 Konsep Asuhan Keperawatan Pada Pasien HERNIA

Tema Perjalanan. Diberdayakan oleh Blogger.

Anda mungkin juga menyukai