2, Desember 2017
Abstract –Physics Education Student is a FKIP student who is printed to become a professional Physics
teacher candidate. The competencies that must be possessed by professional teachers are pedagogic
competence (ability to manage learning). As a prospective teacher who takes microteaching courses must
master and have pedagogic competence. Pedagogic competence training can be done by trained eight basic
teaching skills. In order for students to master the eight basic skills of teaching it is necessary to develop
microteaching teaching materials. This research is a multi-year research with the type of research is
development research following 4D model. The purpose of this research is to develop microteaching
teaching materials that have been tested the level of feasibility. Data analysis uses expert validation sheets
and user responses. The result of the research shows that the teaching material of micro teaching that has
been developed is in good category.
232
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017
233
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017
digunakan sebagai suplemen pada proses suatu bahan ajar yaitu analisis kebutuhan
belajar dan pembelajaran mata kuliah micro bahan ajar, menyusun peta bahan ajar, dan
teaching. Dalam proses pembelajaran, bahan mengembangkan bahan ajar berdasarkan
ajar sangat penting bagi mahasiswa maupun struktur dan bentuk materi yang
dosen. Prastowo dalam Niswa (2012) dikembangkan.
menjelaskan bahwa ada beberapa langkah Langkah-langkah pengembangan bahan
yang harus dilakukan dalam pengembangan ajar :
Uji Coba Produk bahan ajar ini dilakukan dalam Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi
tiga tahapan dalam Uji Coba Produk, yaitu: (1) Uji Ahli 65–74 Cukup
atau validasi. Pada tahap ini ahli bidang studi, ahli 55–64 Kurang
multimedia dan ahli bahasa kemudian dilakukan 0–54 Sangat Kurang
analisis konseptual dan Revisi I, (2) Uji Coba Kelompok Indikator keberhasilan pengembangan
Kecil, akan dilakukan uji terbatas terhadap kelompok bahan ajar yaitu bahan ajar dikatakan
kecil sebanyak 10 mahasiswa sebagai pengguna berkualitas baik jika memenuhi 3 kriteria yaitu
produk, kemudian dilakukan Revisi II, dan (3) Uji 1) kevalidan, 2) kepraktisan dan 3) keefektifan
Lapangan. Uji lapangan dilakukan pada tahun kedua ((Nieveen, 1999). Pada penelitian ini dibatasi
setelah bahan ajar tercetak dan berISBN. Teknik
hanya pada kevalidan saja, karena penelitian
pengumpulan data dengan menggunakan lembar
validasi ahli dan respon pengguna. Analisis data yang
ini multi tahun sehingga untuk uji kepraktisan
diperoleh dari validator bersifat deskriptif yang berupa dan keefektifannya dilakukan pada tahun
saran dan komentar. Rumus yang digunakan untuk kedua. Bahan ajar layak digunakan jika berada
menghitung persentase dari masing- masing subjek pada kategori baik.
menurut Tegeh dan Kirna (2010) dalam Lorenso (2015)
adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
=
( ℎ )
100% Analisis tinjuan ahli atau pakar
digunakan untuk mengumpulkan pendapat
Tabel 1. Konversi PAP Tingkat Pencapaian
para pakar terkait instrument yang telah
dengan Skala 5 dikembangkan yaitu berupa bahan ajar micro
Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi teaching. Pendapat beberapa ahli ini
90 – 100 Sangat baik
75 – 89 Baik dikumpulkan dengan menggunakan lembar
evaluasi bahan ajar untuk ahli media, lembar
evaluasi bahan ajar untuk ahli bahasa dan
lembar evaluasi bahan ajar untuk ahli materi.
Pendapat para ahli ini dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner yang berisi
234
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017
pertanyaan, yang harus dijawab dengan dua baik, baik, cukup baik, kurang baik,dan tidak
cara, yaitu: pertama dengan memilih salah satu baik
diantara lima option yang menunjukkan sangat
Tabel 2. Angket Hasil Validasi Ahli Materi
No Indikator Butir Penilaian Prosentase
1 Kesesuaian Materi dengan Kelengkapan materi
Kompetensi Keluasan Materi 80 %
Kedalaman Materi
2 Keakuratan Materi Keakuratan Konsep dan definisi
Keakuratan fakta dan data
Keakuratann contoh 76%
Keakuratan soal
Keakuratan notasi, symbol
3 Pendukung Materi Penalaran
pembelajaran Keterkaitan
Komunikasi (Whrite and Talk) 84%
Penerapan
Kemenarikan Materi
4 Kemutakhiran materi Kesesuaian materi dengan
perkembangan ilmu
88%
Menggunakan contoh kasus
Kemutakhiran pustaka
Rata-Rata 82%
Bahan ajar dalam kategori baik dari segi materi
Berdasarkan tabel di atas dapat kegiatan pembukaan lebih baik jika dikaitkan
disimpulkan bahwa bahan ajar yang telah dengan pembelajaran fisika bukan hanya
dikembangkan berdasarkan penilaian ahli sebuah teori. Lembar penilaian lebih baik
materi dalam kategori baik dan layak untuk diletakkan pada akhir bab secara keseluruhan,
digunakan dengan beberapa saran diantaranya karena untuk penilaian kegiatan praktik
harus menambahkan contoh dalam mengajar pada pertemuan berikutnya.
pembelajaran fisikanya untuk keterampilan Sedangkan untuk penilaian ahli media
membuka pembelajaran dan menutup diperoleh hasil pada Tabel 3.
pembelajaran. Apersepsi dan motivasi pada
Berdasarkan hasil penilaian validasi ahli media ajar pada kategori baik. Tetapi terdapat
diperoleh bahwa teknik penyajian , pendukung beberapa masukkan dari ahli media terkait
penyajian dan kelengkapan penyajian bahan bahan ajar yang telah dikembangkan
235
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017
diantaranya 1) sebaiknya daftar isi tidak dibuat harus dikuasai siswa (Dick & Carrey, 1990).
secara manual tetapi menggunakan cara Spillane et.al. dalam Susilawati (2014)
otomatis pembuatan daftar isi sehingga tidak menyatakan bahwa bahan ajar harus disajikan
akan merubah halaman ketika ada penambahan untuk membantu siswa dalam mencari
materi. Pada bagian awal bab harus di lengkapi pengalaman belajar secara mandiri. Penyajian
juga analisis masing-masing kompetensi bahan ajar dengan teknik penyajian,
akhirnya. Dalam proses pembelajaran, pendukung penyajian dan kelengkapan
penyajian bahan ajar menjadi kompetensi penyajian yang baik, mahasiswa dapat dengan
utama seorang guru dalam mendesain aktivitas mudah memahami isi bahan ajar.
dan kemampuan berpikir seperti apa yang
236
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017
mengajar (pedagogik) serta kepercayaan diri mahasiswa dapat lebih menguasai pesan,
mereka. Kompetensi pedagogie dapat melatih kemandirian dalam mengaplikasikan
dilatihkan dengan terlebih dahulu mahasiswa keterampilan dasar mengajar.
mempelajari bahan ajar, dimana mahasiswa Dalam membentuk karakter guru yang
dapat memahami terlebih dahulu delapan berkompetensi tinggi, melalui pembelajaran
keterampilan dasar mengajar yang ada di mikro calon guru harus diberikan bekal sejak
dalam buku ajar tersebut. Hal ini diperkuat dini agar ketika berada dilapangan, guru bisa
oleh penelitian Sanusi et.al. (2016) yang secara luwes menghadapi berbagai kendala
menyatakan bahwa bahan Ajar Micro dilapangan (Zunaidah, 2016).
teaching
yang telah dikembangkan efektif untuk PENUTUP
melatihkan kompetensi pedagogik yang Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
mengintegrasikan TIK dan nilai-nilai karakter. bahwa bahan ajar micro teaching yang telah
Efektifitas pembelajaran dengan menggunakan dikembangkan berada pada kategori baik dan
modul micro teaching juga telah diteliti layak digunakan dengan prosentasi penilaian
Ambarwati et.al. (2014), dimana hasil oleh ahli materi sebesar 82 %, ahli media
penelitiannya menunjukkan bahwa modul ajar sebesar 78,3% , ahli bahasa sebesar 75,6 %
mikro berbasis instructional approach efektif serta hasil angket uji kelompok kecil sebesar
meningkatkan keterampilan mengajar 83,3%. Artinya buku ajar yang telah
mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat dikembangkan dapat disebarluaskan sebagai
Harjanto dalam Susilawati & Khairi (2014) suplemen pembelajaran mikro untuk melatih
yang menyatakan bahwa ada beberapa asumsi kompetensi pedagogik calon guru.
tentang arti penting kedudukan bahan ajar
khususnya rancangan pembelajaran yaitu
dapat membantu belajar secara perorangan, REFERENSI
memberikan keleluasaan penyiapan Apriana, D. & Husni, M. 2015. Pengembangan
pembelajaran jangka pendek dan jangka Bahan Ajar dengan Cybernetics
panjang, rancangan bahan ajar yang sistematis Behavior Pada Direct Instruction untuk
Pengajaran Mikro di PGSD STKIP
memberikan pengaruh yang besar bagi Hamzanwadi Selong 2014. Jurnal
perkembangan sumber daya manusia secara Education. 10(1), 1-14.
perorangan, memudahkan pengelolaan proses
Ambarwati, R., Arifin, S., Sari, D.R. 2014.
belajar mengajar secara sistematis serta dapat Pengembangan Modul Pembelajaran
memudahkan belajar. Mikro berbasis Intructional Approach.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Jurnal LPPM. 2(2), 63-69.
Susantini et.al. (2014) yang menyatakan Dick, W. & Carey, L. 1990. The Systematic
bahwa hasil pengembangan bahan ajar micro Design of Instructional. Third Edition.
teaching yang benar dapat diimplementasikan USA: Harper Collins Publisher.
dalam pembelajaran micro teaching. Oktaviani Gunada, I.W., Saidu, H. & Sutrio. 2015.
et.al. (2017) menyatakan bahwa penggunaan Pengembangan Perangkan Pembelajaran
bahan ajar juga dapat meningkatkan Fisika berbasis Masalah Untuk
penguasaan konsep. Apriana dan Husni (2015) Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap
Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar
Fisika dan Teknologi. 1(1), 38-46.
mikro dapat meningkatan produktivitas
pengajaran, dimana
237
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017