Anda di halaman 1dari 8

Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.

2, Desember 2017

PENGEMBANGAN BAHAN AJAR MICRO TEACHING UNTUK MELATIH


KOMPETENSI PEDAGOGIK CALON GURU
1) 2)
Satutik Rahayu , I Gde Mertha
1)
Program Studi Pendidikan Fisika
2)
Program Studi Pendidikan Biologi
FKIP, Universitas Mataram
Jalan Majapahit No. 62, Mataram
E-mail: satuti4977@yahoo.co.id

Abstract –Physics Education Student is a FKIP student who is printed to become a professional Physics
teacher candidate. The competencies that must be possessed by professional teachers are pedagogic
competence (ability to manage learning). As a prospective teacher who takes microteaching courses must
master and have pedagogic competence. Pedagogic competence training can be done by trained eight basic
teaching skills. In order for students to master the eight basic skills of teaching it is necessary to develop
microteaching teaching materials. This research is a multi-year research with the type of research is
development research following 4D model. The purpose of this research is to develop microteaching
teaching materials that have been tested the level of feasibility. Data analysis uses expert validation sheets
and user responses. The result of the research shows that the teaching material of micro teaching that has
been developed is in good category.

Keywords : teaching materials, microteaching, competence, pedagogic

PENDAHULUAN Menurut Hamalik (2009) latihan


Guru adalah kunci untuk membangun pengajaran mikro berfungsi sebagai latihan
peradaban bangsa (Rohmadi, 2012). Oleh permulaan sebelum mengikuti praktek
karena itu untuk membangun bangsa keguruan dalam kondisi yang sebenarnya di
diperlukan guru yang professional. Lembaga sekolah. Mata kuliah ini bertujuan membekali
Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK) mahasiswa tentang keterampilan-keterampilan
merupakan Perguruan tinggi yang menjadi dasar mengajar. Delapan keterampilan dasar
tumpuan untuk mencetak tenaga-tenaga mengajar tersebut adalah 1) keterampilan
profesional dalam dunia pendidikan. membuka dan menutup pembelajaran, 2)
Keberhasilan LPTK dalam hal ini adalah keterampilan menjelaskan, 3) keterampilan
perguruan tinggi sangat menentukan mutu bertanya (dasar, lanjut), 4) keterampilan
calon tenaga pengajar/guru untuk mengadakan variasi, 5) keterampilan
menghasilkan lulusan yang Terampil. Fakultas memberikan penguatan, 6) keterampilan
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) mengelola kelas, 7) keterampilan
Jurusan P. MIPA Program Studi Pendidikan membelajarkan kelompok kecil dan
Fisika adalah salah satu program studi yang perorangan, 8) keterampilan memimpin
bertugas mencetak calon guru fisika yang diskusi kelompok kecil (Helmiati, 2013).
kompeten dan professional. Mata kuliah Untuk menjadi calon guru fisika yang
pembelajaran mikro atau micro teaching professional sudah seharusnya mahasiswa
adalah mata kuliah keahlian berkarya yang pendidikan fisika harus memiliki kompetensi
wajib diambil oleh mahasiswa pendidikan pedagogik. Kompetensi pedagogik adalah
Fisika di semester VI sebelum mahasiswa kemampuan mengelola pembelajaran yang
melaksanakan PPL. meliputi pemahaman terhadap peserta didik,

232
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017

perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi mendukung perkuliahan pembelajaran mikro


pembelajaran pengembangan peserta didik. atau micro teaching. Hal ini sejalan dengan
Mata kuliah pembelajaran mikro berisi pendapat Sujadi dan Sugiyarto (2010) yang
tentang hakikat pembelajaran mikro dan menyarankan bahwa untuk bisa mendukung
delapan keterampilan dasar mengajar. Pada pelaksanaan pembelajaran mikro dengan baik,
perkuliahan ini masing-masing mahasiswa program studi harus menyediakan berbagai
diberikan kesempatan sebanyak 2 kali untuk sumber belajar seperti buku-buku yang
tampil praktik mengajar dengan skala kecil. digunakan untuk menunjang kurikulum.
Setelah kegiatan praktik mengajar setiap Manfaat dari penelitian ini adalah untuk
mahasiswa diberikan kritik dan saran guna menambah referensi mahasiswa dalam
perbaikan untuk pembelajaran berikutnya. mengambil mata kuliah pembelajaran mikro
Pembelajaran micro teaching yang diperoleh serta menambah referensi perpustakaan FKIP
mahasiswa diharapkan dapat membantu Universitas Mataram
mahasiswa dalam menguasai delapan
keterampilan mengajar , namun tidak sedikit METODE PENELITIAN
mahasiswa yang kesulitan dalam menguasai Metode penelitian yang digunakan dalam
keterampilan dasar mengajar. penelitian ini adalah metode penelitian
Berdasarkan pengamatan peneliti selama dan pengembangan (research and
mengampu mata kuliah pembelajaran mikro development). Penelitian pengembangan ini
atau micro teaching banyak ditemukan mengacu pada model pengembangan bahan
permasalahan diantaranya adalah kurang ajar 4-D (four-D Model) yang dikemukakan
terampilnya mahasiswa dalam menerapkan oleh Thiagarajan dan Semmel dalam Trianto
delapan keterampilan mengajar pada praktik (2011) yang terdiri dari empat tahapan yaitu
mengajar. Kurang terampilnya mahasiswa tahap pendefinisian (define), tahap
menerapkan keterampilan dasar mengajar perancangan (design), tahap pengembangan
dalam praktik mengajar, ternyata setelah (develop), dan tahap penyebaran (disseminate).
dianalisis didapatkan bahwa apa yang Menurut Sugiyono (2013) metode R & D
disampaikan oleh dosen kurang diingat oleh merupakan metode penelitian yang digunakan
mahasiswa. Selain itu juga tidak adanya bahan untuk menghasilkan produk tertentu, dan
ajar tentang delapan keterampilan mengajar menguji keefektifan produk tersebut. Produk
sebagai referensi buku ajar untuk perkuliahan yang dihasilkan dari penelitian ini adalah
pembelajaran mikro. berupa bahan ajar microteaching yang telah
Berdasarkan permasalahan di atas maka teruji kelayakannya.
perlu dikembangkan bahan ajar micro teaching Trisnaningsih (2007) menyatakan
untuk membantu mahasiswa memahami delapan bahwa pengembangan bahan ajar merupakan
keterampilan dasar mengajar. Adapun tujuan salah satu bentuk dari kegiatan proses
dari penelitian pengembangan ini adalah untuk pembelajaran untuk memperbaiki atau
mengatasi permasalahan tidak tersedianya bahan meningkatkan kualitas pembelajaran yang
ajar micro teaching di FKIP Universitas berlangsung. Yasa (2012) telah
Mataram sehingga dengan dikembangkannya mengembangkan bahan ajar online mata kuliah
bahan ajar ini dapat berperan sebagai suplemen micro teaching, hasil yang diperoleh
pembelajaran sarana komunikasi dosen- menunjukkan bahwa bahan ajar online sudah
mahasiswa, untuk teruji kelayakan, keunggulan, dan dapat

233
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017

digunakan sebagai suplemen pada proses suatu bahan ajar yaitu analisis kebutuhan
belajar dan pembelajaran mata kuliah micro bahan ajar, menyusun peta bahan ajar, dan
teaching. Dalam proses pembelajaran, bahan mengembangkan bahan ajar berdasarkan
ajar sangat penting bagi mahasiswa maupun struktur dan bentuk materi yang
dosen. Prastowo dalam Niswa (2012) dikembangkan.
menjelaskan bahwa ada beberapa langkah Langkah-langkah pengembangan bahan
yang harus dilakukan dalam pengembangan ajar :

1.Tahap 2. Tahap 3. Tahap Develop:


Perancangan
Pendefinisian - Persiapan - Tahap Review Uji 4. Tahap Finalisasi
- Analisis kurikulum Outline/rancangan dan Uji Coba dan Percetakan
- Analisis materi bahan ajar - Review Ahli dan - Pembuatan naskah
- Menyusun garis - Menulis draft I teman sejawat bahan ajar
besar isi bahan - Melengkapi draft I - Uji coba kelompok - Pencetakan
ajar menjadi draft II kecil

Gambar 1. Langkah-Langkah Penyusunan Bahan Ajar

Uji Coba Produk bahan ajar ini dilakukan dalam Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi
tiga tahapan dalam Uji Coba Produk, yaitu: (1) Uji Ahli 65–74 Cukup
atau validasi. Pada tahap ini ahli bidang studi, ahli 55–64 Kurang
multimedia dan ahli bahasa kemudian dilakukan 0–54 Sangat Kurang
analisis konseptual dan Revisi I, (2) Uji Coba Kelompok Indikator keberhasilan pengembangan
Kecil, akan dilakukan uji terbatas terhadap kelompok bahan ajar yaitu bahan ajar dikatakan
kecil sebanyak 10 mahasiswa sebagai pengguna berkualitas baik jika memenuhi 3 kriteria yaitu
produk, kemudian dilakukan Revisi II, dan (3) Uji 1) kevalidan, 2) kepraktisan dan 3) keefektifan
Lapangan. Uji lapangan dilakukan pada tahun kedua ((Nieveen, 1999). Pada penelitian ini dibatasi
setelah bahan ajar tercetak dan berISBN. Teknik
hanya pada kevalidan saja, karena penelitian
pengumpulan data dengan menggunakan lembar
validasi ahli dan respon pengguna. Analisis data yang
ini multi tahun sehingga untuk uji kepraktisan
diperoleh dari validator bersifat deskriptif yang berupa dan keefektifannya dilakukan pada tahun
saran dan komentar. Rumus yang digunakan untuk kedua. Bahan ajar layak digunakan jika berada
menghitung persentase dari masing- masing subjek pada kategori baik.
menurut Tegeh dan Kirna (2010) dalam Lorenso (2015)
adalah HASIL DAN PEMBAHASAN
=
( ℎ )
100% Analisis tinjuan ahli atau pakar
digunakan untuk mengumpulkan pendapat
Tabel 1. Konversi PAP Tingkat Pencapaian
para pakar terkait instrument yang telah
dengan Skala 5 dikembangkan yaitu berupa bahan ajar micro
Tingkat Pencapaian (%) Kualifikasi teaching. Pendapat beberapa ahli ini
90 – 100 Sangat baik
75 – 89 Baik dikumpulkan dengan menggunakan lembar
evaluasi bahan ajar untuk ahli media, lembar
evaluasi bahan ajar untuk ahli bahasa dan
lembar evaluasi bahan ajar untuk ahli materi.
Pendapat para ahli ini dikumpulkan dengan
menggunakan kuesioner yang berisi

234
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017

pertanyaan, yang harus dijawab dengan dua baik, baik, cukup baik, kurang baik,dan tidak
cara, yaitu: pertama dengan memilih salah satu baik
diantara lima option yang menunjukkan sangat
Tabel 2. Angket Hasil Validasi Ahli Materi
No Indikator Butir Penilaian Prosentase
1 Kesesuaian Materi dengan Kelengkapan materi
Kompetensi Keluasan Materi 80 %
Kedalaman Materi
2 Keakuratan Materi Keakuratan Konsep dan definisi
Keakuratan fakta dan data
Keakuratann contoh 76%
Keakuratan soal
Keakuratan notasi, symbol
3 Pendukung Materi Penalaran
pembelajaran Keterkaitan
Komunikasi (Whrite and Talk) 84%
Penerapan
Kemenarikan Materi
4 Kemutakhiran materi Kesesuaian materi dengan
perkembangan ilmu
88%
Menggunakan contoh kasus
Kemutakhiran pustaka
Rata-Rata 82%
Bahan ajar dalam kategori baik dari segi materi

Berdasarkan tabel di atas dapat kegiatan pembukaan lebih baik jika dikaitkan
disimpulkan bahwa bahan ajar yang telah dengan pembelajaran fisika bukan hanya
dikembangkan berdasarkan penilaian ahli sebuah teori. Lembar penilaian lebih baik
materi dalam kategori baik dan layak untuk diletakkan pada akhir bab secara keseluruhan,
digunakan dengan beberapa saran diantaranya karena untuk penilaian kegiatan praktik
harus menambahkan contoh dalam mengajar pada pertemuan berikutnya.
pembelajaran fisikanya untuk keterampilan Sedangkan untuk penilaian ahli media
membuka pembelajaran dan menutup diperoleh hasil pada Tabel 3.
pembelajaran. Apersepsi dan motivasi pada

Tabel 3. Angket Hasil Validasi Ahli Media


No Indikator Butir Penilaian Prosentase
1 Teknik Penyajian Kosistensi sistematika dalam penyajian
80%
Keruntutan dalam penyajian
2 Pendukung penyajian Contoh dalam setiap kegiatan pembelajaran
Soal latihan pada setiap akhir pembelajaran 75%
Rangkuman
3 Kelengkapan Bagian pendahuluan
penyajian Bagian isi 80%
Bagian penyudah
Rata-rata 78.3%

Berdasarkan hasil penilaian validasi ahli media ajar pada kategori baik. Tetapi terdapat
diperoleh bahwa teknik penyajian , pendukung beberapa masukkan dari ahli media terkait
penyajian dan kelengkapan penyajian bahan bahan ajar yang telah dikembangkan

235
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017

diantaranya 1) sebaiknya daftar isi tidak dibuat harus dikuasai siswa (Dick & Carrey, 1990).
secara manual tetapi menggunakan cara Spillane et.al. dalam Susilawati (2014)
otomatis pembuatan daftar isi sehingga tidak menyatakan bahwa bahan ajar harus disajikan
akan merubah halaman ketika ada penambahan untuk membantu siswa dalam mencari
materi. Pada bagian awal bab harus di lengkapi pengalaman belajar secara mandiri. Penyajian
juga analisis masing-masing kompetensi bahan ajar dengan teknik penyajian,
akhirnya. Dalam proses pembelajaran, pendukung penyajian dan kelengkapan
penyajian bahan ajar menjadi kompetensi penyajian yang baik, mahasiswa dapat dengan
utama seorang guru dalam mendesain aktivitas mudah memahami isi bahan ajar.
dan kemampuan berpikir seperti apa yang

Tabel 4. Angket Hasil Validasi Ahli Bahasa


No Indikator Butir Penilaian Prosentase
1 Lugas Ketepatan struktur kalimat 73.3%
Keefektifan kalimat
Kebakuan Istilah
2 Komunikatif Keterbacaan pesan 70%
Ketepatan penggunaan bahasa
3 Dialogis dan Kemampuan memotivasi pesan atau informasi 80%
interaktif Kemampuan berfikir kritis
4 Kesesuaian Kesesuaian dengan tingkat intelektual 70%
tingkat mahasiswa
perkembangan Kesesuaian dengan tingkat perkembangan
peserta didik emosional Mahasiswa
5 Keruntutan dan Keruntutan dan keterpaduan antar kegiatan 90%
keterpaduan alur belajar
Keruntutan dan keterpaduan antar paragraph
6 Penggunaan Kosistensi penggunaan istilah 70%
istilah dan Konsistensi dalam penggunaan simbol
simbol
Rata-Rata 75.6 %

Berdasarkan hasil rekapitulasi rata-rata membantu guru dalam melaksanakan kegiatan


penilaian oleh ahli bahasa diperoleh 75.6% ini pembelajaran. Bahan ajar merupakan media
berarti bahasa yang digunakan dalam pembelajaran. Suranti et.al. (2016)
penyusunan bahan ajar berada pada kategori menyatakan bahwa media pembelajaran
baik. Sedangkan untuk uji kelompok kecil dapat membangkitkan motivasi peserta
dengan responden 10 mahasiswa yang sedang didik untuk belajar dan sangat membantu
menempuh mata kuliah pengajaran mikro keefektifan proses pembelajaran.
diperoleh hasil 83.3 % yang berarti bahwa Bahan ajar yang telah dikembangkan
bahan ajar pembelajaran mikro yang telah diharapkan bermanfaat bagi mahasiswa dalam
dikembangkan dalam kategori baik dan layak pembelajaran micro teaching. Ralph (2014)
untuk digunakan. Gunada et.al. (2015) menyatakan bahwa pembelajaran micro
menyatakan bahwa bahan ajar adalah segala teaching sangat efektif bagi mahasiswa (guru
bentuk bahan yang digunakan untuk pemula) untuk meningkatkan kompetensi

236
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017

mengajar (pedagogik) serta kepercayaan diri mahasiswa dapat lebih menguasai pesan,
mereka. Kompetensi pedagogie dapat melatih kemandirian dalam mengaplikasikan
dilatihkan dengan terlebih dahulu mahasiswa keterampilan dasar mengajar.
mempelajari bahan ajar, dimana mahasiswa Dalam membentuk karakter guru yang
dapat memahami terlebih dahulu delapan berkompetensi tinggi, melalui pembelajaran
keterampilan dasar mengajar yang ada di mikro calon guru harus diberikan bekal sejak
dalam buku ajar tersebut. Hal ini diperkuat dini agar ketika berada dilapangan, guru bisa
oleh penelitian Sanusi et.al. (2016) yang secara luwes menghadapi berbagai kendala
menyatakan bahwa bahan Ajar Micro dilapangan (Zunaidah, 2016).
teaching
yang telah dikembangkan efektif untuk PENUTUP
melatihkan kompetensi pedagogik yang Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
mengintegrasikan TIK dan nilai-nilai karakter. bahwa bahan ajar micro teaching yang telah
Efektifitas pembelajaran dengan menggunakan dikembangkan berada pada kategori baik dan
modul micro teaching juga telah diteliti layak digunakan dengan prosentasi penilaian
Ambarwati et.al. (2014), dimana hasil oleh ahli materi sebesar 82 %, ahli media
penelitiannya menunjukkan bahwa modul ajar sebesar 78,3% , ahli bahasa sebesar 75,6 %
mikro berbasis instructional approach efektif serta hasil angket uji kelompok kecil sebesar
meningkatkan keterampilan mengajar 83,3%. Artinya buku ajar yang telah
mahasiswa. Hal ini sejalan dengan pendapat dikembangkan dapat disebarluaskan sebagai
Harjanto dalam Susilawati & Khairi (2014) suplemen pembelajaran mikro untuk melatih
yang menyatakan bahwa ada beberapa asumsi kompetensi pedagogik calon guru.
tentang arti penting kedudukan bahan ajar
khususnya rancangan pembelajaran yaitu
dapat membantu belajar secara perorangan, REFERENSI
memberikan keleluasaan penyiapan Apriana, D. & Husni, M. 2015. Pengembangan
pembelajaran jangka pendek dan jangka Bahan Ajar dengan Cybernetics
panjang, rancangan bahan ajar yang sistematis Behavior Pada Direct Instruction untuk
Pengajaran Mikro di PGSD STKIP
memberikan pengaruh yang besar bagi Hamzanwadi Selong 2014. Jurnal
perkembangan sumber daya manusia secara Education. 10(1), 1-14.
perorangan, memudahkan pengelolaan proses
Ambarwati, R., Arifin, S., Sari, D.R. 2014.
belajar mengajar secara sistematis serta dapat Pengembangan Modul Pembelajaran
memudahkan belajar. Mikro berbasis Intructional Approach.
Hal ini didukung oleh hasil penelitian Jurnal LPPM. 2(2), 63-69.
Susantini et.al. (2014) yang menyatakan Dick, W. & Carey, L. 1990. The Systematic
bahwa hasil pengembangan bahan ajar micro Design of Instructional. Third Edition.
teaching yang benar dapat diimplementasikan USA: Harper Collins Publisher.
dalam pembelajaran micro teaching. Oktaviani Gunada, I.W., Saidu, H. & Sutrio. 2015.
et.al. (2017) menyatakan bahwa penggunaan Pengembangan Perangkan Pembelajaran
bahan ajar juga dapat meningkatkan Fisika berbasis Masalah Untuk
penguasaan konsep. Apriana dan Husni (2015) Meningkatkan Hasil Belajar dan Sikap
Ilmiah Mahasiswa. Jurnal Pendidikan
menyatakan bahwa penggunaan bahan ajar
Fisika dan Teknologi. 1(1), 38-46.
mikro dapat meningkatan produktivitas
pengajaran, dimana

237
Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi (ISSN. 2407-6902) Volume 3 No.2, Desember 2017

Hamalik, O. 2009. Pendidikan Guru. Jakarta: Sugiyono. 2013. Metode Penelitian


PT Bumi Aksara. Kuantitatif, Kualitatif dan R&D.
Helmiati. 2014. Micro Teaching Melatih Bandung: Alfabeta.
Keterampilan Dasar Mengajar. Sujadi, I. & Sugiarto, B. 2010. Pengembangan
Yogyakarta: Aswaja Pressindo. Bahan Ajar Pengajaran Mikro
Lorenso, I.K.T.A, Swatra, I.G, Suartama I.K. Matematika Kelas SBI. Jurnal
2015. Pengembangan Video Matematika Kreatif–Inovatif. 1(1), 1-10.
Pembelajaran Keterampilan Membuka Suranti, N.M.Y., Gunawan, & Sahidu, H.
dan Menutup Serta Menjelaskan 2016. Pengaruh Model Project Based
Pembelajaran Pada Mata Kuliah Micro Learning Berbantuan Media Virtual
Teaching. e-Journal Edutech Terhadap Penguasaan Konsep Peserta
Universitas Pendidikan Ganesha didik pada Materi Alat-alat Optik.
Jurusan Teknologi Pendidikan. 3(1), 1- Jurnal Pendidikan Fisika dan Teknologi.
12. 2(2), 73-79.
Neiveen, N. 1999. Prototiping to Reach Susantini, A. Kholiq, A, Yonata, B, A,
Product Quality.” Dalam Design Maulida, A & Faizah, U. 2014.
Approaches and Tools in Education and Development Microteaching Handbook
Training. (Yan van Akker, Robert for Lecturer, Student, and Learning
Maribe Branch, Kent Gustafson, Nienke Laboratory Crew of Science and
Neiveen, Tjeerd Plomp) Dordrecht: Mathematic Faculty. International
Kluwer Academic Publisher Journal of Education. 6(3), 229-236.
Niswa, A. 2012. Pengembangan Bahan Ajar Susilawati. 2014. Pengembangan Bahan Ajar
Mendengarkan Berbasis Video Interaktif Fisika Bermuatan Lifeskill untuk Siswa
Bermedia Flash Kelas VII D SMP SMA. Jurnal Fisika Indonesia. 18(54),
Negeri Kedamen. Jurnal Bahasa dan 86-89.
Sastra Indonesia. 1(1), 1-16. Trisnaningsih. 2007. Pengembangan Bahan
Oktavian, W., Gunawan & Sutrio. 2017. ajar Untuk Meningkatkan Pemahaman
Pengembangan Bahan Ajar Fisika Materi Mata Kuliah Demografi Teknik.
Kontekstual Untuk Meningkatkan Jurnal Ekonomi & Pendidikan. 4(2), 1-
Penguasaan Konsep Siswa. Jurnal 13.
Pendidikan Fisika dan Teknologi. 3(1),
1-7. Trianto. 2011. Model Pembelajaran Terpadu:
Ralph, E.G. 2014. The Effectiveness of Konsep, Strategi, dan
Microteaching: Five Years’ Findings. Implementasinya
International Journal of Humanities dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Social Sciences and Education (IJHSSE) Pendidikan (KTSP). Jakarta: Bumi
1(7), 17-28. Aksara.
Rohmadi, M. 2012. Menjadi Guru Profesional Yasa, G.A.A.S. 2012. Pengembangan Bahan
& Berkarakter untuk membangun Insan Ajar Online Mata Kuliah Micro
Kreatif dan Berbudaya. Surakarta: Teaching dengan Model Borg & Gall
Yuma Pustaka. pada Program S1 Pendidikan Bahasa
Sanusi, Murtafiah, W. & Krisdiana I. 2016. Inggris STKIP Agama Hindu Singaraja.
Pengembangan Bahan Ajar Micro Jurnal Penelitian Pasca Sarjana
teaching untuk Melatihkan Kompetensi Undhiksa. 1(1), 1-16.
Pedagogik yang mengintegrasikan TIK Zunaidah, F.N. 2016. Meningkatkan
dan Nilai-Nilai Karakter. Jurnal LPPM Kompetensi Calon Guru melalui
4(1), 34-45. Kegiatan Microteaching berbasis Lesson
Study (LS) Mahasiswa Pendidikan
Biologi. Jurnal Efektor. (28), 21-24.
238

Anda mungkin juga menyukai