(EKSTRAKSI)
Disusun Oleh :
Kelompok 2
Bismillahirrahmanirrahim
Assalamualaikum Wr. Wb.
Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas rahmat dan
berkah-Nya hingga penyusunan makalah “Ekstraksi” ini dapat diselesaikan dengan baik.
Dalam menyelesaikan makalah ini kami telah berusaha dengan segenap
kemampuan, namun kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.
Tak lupa pula kami mengucapkan terima kasih kepada Allah SWT, kedua orang tua
yang telah banyak memberikan dorongan dan bantuan kepada kami baik berupa moral
maupun material, dan kepada dosen yang telah membimbing kami, rekan-rekan yang
telah banyak membantu dan memberikan dorongan kepada kami.
Kami mohon maaf dengan segala kekurangan tersebut. Tak lupa kritik dan saran
dari para pembaca yang bersifat membangun sangat kami harapkan demi kesempurnaan
makalah ini.
Wassalamualaikum Wr. Wb
(Penyusun)
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR......................................................................................................ii
DAFTAR ISI...................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................................1
BAB II TINJAUAN PUSTAKA......................................................................................3
2.1. Ekstraksi.................................................................................................................3
2.2. Tujuan Ekstraksi.....................................................................................................3
2.3. Prinsip Dasar Dari Ekstraksi Pelarut.....................................................................4
2.4. Jenis-Jenis Ekstraksi.............................................................................................5
2.5. Ekstraksi Berdasarkan Tujuannya.........................................................................7
2.6. Faktor-Faktor yang Mempengarungi Ekstraksi.....................................................7
BAB III PENUTUP..........................................................................................................9
3.1. KESIMPULAN.......................................................................................................9
3.2. SARAN...................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA.....................................................................................................10
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut
juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular.
Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat
makro ataupun mikro. Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih
kecuali corong pemisah. Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut
dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur
seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut
dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut. Teknik ini
dapat digunakan untuk preparative dan pemurnian. Mula-mula metode ini dikenal
dalam kimia analisis, kemudian berkembang menjadi metode yang baik,
sederhana, cepat dan dapat digunakan untuk ion-ion logam yang bertindak sebagai
tracer (pengotor) dan ion-ion logam dalam jumlah makrogram.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Ekstraksi
3
2. Bahan diperiksa untuk menemukan kelompok senyawa kimia tertentu,
misalnya alkaloid, flavanoid atau saponin, meskipun struktur kimia
sebetulnya dari senyawa ini bahkan keberadaannya belum diketahui. Dalam
situasi seperti ini, metode umum yang dapat digunakan untuk senyawa
kimia yang diminati dapat diperoleh dari pustaka. Hal ini diikuti dengan uji
kimia atau kromatografik yang sesuai untuk kelompok senyawa kimia
tertentu.
4
Prinsip dasar lain dari ekstraksi pelarut adalah pemisahan secara komponen
dari zat terlarut di dalam dua campuran pelarut yang tidak saling bercampur.
Biasanya digunakan dalam kimia organik dan lain - lain. Jika zat terlarut
antara dua cairan tidak saling larut, ada suatu hubungan yang tepat antara
konsentrasi zat terlarut dalam kedua fasa terlarut pada keadaan kesetimbangan.
Zat tersebut akan terdistribusikan atau terbagi dalam kedua pelarut tersebut
berdasarkan koefisien distribusi.
.4 Jenis-jenis Ekstraksi
A. Ekstraksi secara dingin
1. Metode meserasi
Istilah meceration berasal dari bahasa latin macerare yang artinya
“merendam”. meserasi adalah mencari zat aktif yang dilakukan dengan cara
merendam serbuk simplisia dalam cairan penyari yang sesuai selama tiga
hari pada temperatur kamar terlindung dari cahaya, cairan penyari akan
masuk ke dalam sel melewati dinding sel. Isi sel akan larut karena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan di dalam sel dengan di luar sel. Larutan
yang konsentrasinya tinggi akan terdesak keluar dan diganti oleh cairan
penyari dengan konsentrasi rendah ( proses difusi ). Peristiwa tersebut
berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi antara larutan di luar sel
dan di dalam sel. Selama proses maserasi dilakukan pengadukan dan
penggantian cairan penyari setiap hari. Endapan yang diperoleh dipisahkan
dan filtratnya dipekatkan.
2. Metode Soxhletes
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara serbuk
simplisia ditempatkan dalam klonsong yang telah dilapisi kertas saring
sedemikian rupa, cairan penyari dipanaskan dalam labu alas bulat sehingga
menguap dan dikondensasikan oleh kondensor bola menjadi molekul-
molekul cairan penyari yang jatuh ke dalam klonsong menyari zat aktif di
dalam simplisia dan jika cairan penyari telah mencapai permukaan sifon,
seluruh cairan akan turun kembali ke labu alas bulat melalui pipa kapiler
hingga terjadi sirkulasi. Ekstraksi sempurna ditandai bila cairan di sifon
5
tidak berwarna, tidak tampak noda jika di KLT, atau sirkulasi telah
mencapai 20-25 kali. Ekstrak yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
3. Metode Perkolasi
Istilah perkolasi berasal dari bahasa latin, per yang artinya “memulai”
dan colare yang artinya”merembes”. Pencarian zat aktif yang dilakukan
dengan cara serbuk simplisia dimaserasi selama 3 jam, kemudian simplisia
dipindahkan ke dalam bejana silinder yang bagian bawahnya diberi sekat
berpori, cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui simplisia
tersebut, cairan penyari akan melarutkan zat aktif dalam sel-sel simplisia
yang dilalui sampai keadan jenuh. Gerakan ke bawah disebabkan oleh
karena gravitasi, kohesi, dan berat cairan di atas dikurangi gaya kapiler yang
menahan gerakan ke bawah. Perkolat yang diperoleh dikumpulkan, lalu
dipekatkan.
B. Ekstraksi secara panas
1. Metode refluks
Penarikan komponen kimia yang dilakukan dengan cara sampel
dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-sama dengan cairan penyari
lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi pada kondensor bola
menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju
labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas
bulat, demikian seterusnya berlangsung secara berkesinambungan sampai
penyarian sempurna, penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap
3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
2. Metode Destilasi uap
Pencarian minyak menguap dengan cara simplisia dan air ditempatkan
dalam labu berbeda. Air dipanaskan dan akan menguap, uap air akan masuk
ke dalam labu sampel sambil mengekstraksi minyak menguap yang terdapat
dalam simplisia, uap air dan minyak menguap yang telah terekstraksi
menuju kondensor dan akan terkondensasi, lalu akan melewati pipa alonga,
6
campuran air dan minyak menguap akan masuk ke dalam corong pisah, dan
akan memisah antara air dan minyak atsiri.
3. Metode Rotavapor
Proses pemisahan ekstrak dari cairan penyarinya dengan pemanasan yang
dipercepat oleh putaran dari labu alas bulat, cairan penyari dapat menguap
5-10º C di bawah titik didih pelarutnya disebabkan oleh karena adanya
penurunan tekanan. Dengan bantuan pompa vakum, uap larutan penyari
akan menguap naik ke kondensor dan mengalami kondensasi menjadi
molekul-molekul cairan pelarut murni yang ditampung dalam labu alas bulat
penampung.
2.5 Ekstraksi Berdasarkan Campurannya
1. Ekstraksi Cair-cair
Ekstraksi cair(ekstraksi pelarut) adalah zat yang di ekstraksi di dalam
csmpuran berbentuk cair yang di gunakan untuk memeisahkan zat seperti iod
atau logam tertentu di dalam ait.
2. Ekstraksi Padat-Cair
Ekstraksi padat cair adalah zat yang diekstraksi di dalam campuran yang
berbentuk padat. digunakan untuk mengisolasi zat berkhasiat yang terkandung
dalam bahan alam.
.6 Faktor-faktor yang mempengaruhi ekstraksi
1. Perlakuan pendahuluan
pendahuluan dapat berpengaruh terhadapat rendeman dan mutu ekstrak
yang dihasilkan. Perlakuan pendahuluan meliputi pengecilan ukuran dan
pengeringan bahan. Semakin kecil ukuran partikel, maka semakin besar luas
kontak antara padatan dengan pelarut, tahanan menjadi semakin berkurang, dan
lintasan kapiler dalam padatan menjadi semakin pendek (laju difusi berbanding
lurus dengan luas permukaan padatan dan berbanding terbalik dengan
ketebalan padatan), sehingga proses ekstraksi menjadi lebih cepat dan optimal.
Teknik pengecilan ukuran dapat dilakukan dengan cara pemotongan,
penggilingan, maupun penghancuran.
7
2. Temperatur
Kelarutan bahan yang diekstraksi dan difusivitas akan meningkat dengan
meningkatnya temperatur. Namun temperatur yang terlalu tinggi dapat
merusak bahan yang diekstrak, sehingga perlu menentukan temperatur
optimum.
3. Faktor pengadukan
Pengadukan dapat mempercepat pelarutan dan meningkatkan laju difusi
solute. Pergerakan pelarut di sekitar bahan akibat pengadukan dapat
mempercepat kontak bahan dengan pelarut dan memindahkan komponen dari
permukaan bahan ke dalam larutan dengan jalan membentuk suspensi serta
melarutkan komponen tersebut ke dalam media pelarut (Larian, 1959).
Pengadukan dapat dilakukan dengan cara mekanis, pengaliran udara atau
dengan kombinasi keduanya.
4. Pelarut
Jenis pelarut yang digunakan merupakan faktor penting dalam
ekstraksi. Hal-hal yang perlu diperhatikan adalah : daya melarutkan
oleoresin, titik didih, toksisitas (daya atau sifat racun), mudah tidaknya
terbakar dan sifat korosif.
8
BAB III
PENUTUP
.1 Kesimpulan
Ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode
pemisahan yang paling baik dan populer. Alasan utamanya adalah
pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.Teknik
pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang
mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik agar
kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercamupr
satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalam corong pisah
dengan jalan pengocokan beberapa kali.
Tujuan darimetode ini untuk menarik semua komponen kimia yang terdapat
dalam simplisia. Ekstraksi ini didasarkan pada perpindahan massa
komponen zat padat ke dalam pelarut dimana perpindahan mulai terjadi pada
lapisan antar muka, kemudian berdifusi masuk ke dalam pelarut.
Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat pelarut dengan
perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur, seperti
benzen, karbon tetraklorida atau kloroform. Batasannya adalah zat terlarut dapat
ditransfer pada jumlah yang berbada dalam kedua fase pelarut.
.2 Saran
Penulis menyadari dalam penyusunan makalah ini masih memiliki
banyak kekurangan dan kesalahan, maka dari itu kami sangat
mengharapkan bantuan dari dosen pembimbing agar kiranya memberikan kritikan
9
maupun saran yang sifatnya membangun demi kelengkapan materi tugas
kali ini.
DAFTAR PUSTAKA
10