Anda di halaman 1dari 3

Khutbah I Dari hadits ini dapat dipahami bahwa seseorang yang dikehendaki kebaikan dan derajat yang tinggi

pada dirinya maka Allah melindunginya dari musibah agama dan menimpakan berbagai musibah
‫ َعلَى َسيِّ ِدنَا‬،‫صاَل ةُ َوال َّساَل ُم اأْل َتَ َّما ِن اأْل َ ْك َماَل ِن‬ َّ ‫ َوال‬،‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ ْال َموْ جُوْ ِد أَزَ اًل َوأَبَدًا بِاَل َم َكا ٍن‬ dunia pada dirinya, anaknya, hartanya atau orang yang ia cintai. Musibah agama adalah seperti
meninggalkan shalat limat waktu, berjudi, berzina, mencuri, dan lain sebagainya. Sedangkan
ُ‫ أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَّل إِلهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َده‬،‫صحْ بِ ِه َو َم ْن تَبِ َعهُ ْم بِإِحْ َسا ٍن‬ َ ‫ َو َعلَى آلِ ِه َو‬، َ‫ُم َح َّم ٍد َسيِّ ِد َولَ ِد َع ْدنَان‬ musibah dunia sangat banyak bentuknya. Di antaranya kemiskinan, sakit, ditinggal mati orang yang
‫ص ْي ُك ْم‬ ِ ْ‫ فَإِنِّي أُو‬،‫ أَ َّما بَ ْع ُد‬.ُ‫ي بَ ْع َده‬
َّ ِ‫ اَل نَب‬،ُ‫ َوأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُه‬،ُ‫اَل َش ِر ْيكَ لَه‬ dicintai, diperlakukan buruk orang lain, dan lain sebagainya.

‫ُون أَجْ َرهُ ْم بِ َغي ِْر‬


Hَ ‫ إِنَّ َما ي َُوفَّى الصَّابِر‬:‫َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْالقَ ِدي ِْر ْالقَائِ ِل فِ ْي ُمحْ َك ِم ِكتَابِ ِه‬ Semakin taat seseorang dan semakin banyak ia melakukan kebaikan maka semakin besar dan berat
ujian yang Allah timpakan kepadanya. Sebagaiman kita tahu, manusia yang paling taat adalah para
)١٠ :‫ب (الزمر‬ ٍ ‫ِح َسا‬ nabi. Musibah yang menimpa mereka tentu lebih banyak dan lebih berat dibandingkan dengan
manusia pada umumnya.
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Nabi Nuh diuji dengan anak dan istrinya yang tidak mau beriman. Beliau juga dicaci dan seringkali
Dari atas mimbar khatib berwasiat kepada kita semua, terutama kepada diri khatib pribadi, untuk
dipukuli sampai pingsan ketika menyampaikan dakwah kepada umatnya. Nabi Ibrahim diuji
senantiasa berusaha meningkatkan kualitas keimanan dan ketakwaan kepada Allah subhanahu wa
dengan dilemparkan ke api yang berkobar-kobar dan tidak dikarunia anak sampai usia lanjut. Nabi
ta’ala dengan cara melaksanakan semua kewajiban dan menjauhkan diri dari seluruh yang
Zakariyya meninggal digergaji.
diharamkan.
Nabi Yahya kepalanya dipenggal. Banyak nabi di kalangan Bani Israil yang mati dibunuh
Kaum Muslimin rahimakumullah, Dalam kesempatan khutbah pada siang hari ini, khatib akan
sebagaimana disebutkan dalam surat al-Baqarah ayat 87 dan surat al ‘Imran ayat 181. Nabi Ayyub
menyampaikan khutbah dengan tema “Bencana, Azab atau Ujian?"
diuji dengan sakit selama 18 tahun dan dimatikan seluruh anaknya dan dilenyapkan seluruh
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, hartanya.

Sederet bencana yang menimpa rakyat Indonesia di awal tahun ini memunculkan sebuah Nabi Muhammad diuji dengan cacian dari kaumnya, dijatuhkan kotoran dan jeroan unta pada
pertanyaan: apakah bencana itu ujian ataukah azab yang Allah timpakan kepada bangsa Indonesia? kepala dan badannya saat sujud, dilempari batu sampai berdarah, ditinggal mati oleh istri
tercintanya, ditinggal mati oleh putranya saat masih bayi, meninggalkan kampung halaman yang
Bencana atau musibah adakalanya ujian dan adakalanya merupakan azab yang disegerakan di sangat beliau cintai, mengalami demam tinggi dua kali lipat dari demam paling tinggi yang dialami
dunia. manusia pada umumnya dan lain sebainya.
Dari mana kita mengetahui bahwa sebuah bencana dan musibah adalah ujian ataukah azab? Oleh karena itu semua, Baginda Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
Apabila musibah itu ditimpakan kepada orang-orang shalih yang taat kepada Allah ta’ala maka ia
adalah ujian yang meninggikan derajat mereka dan melipatgandakan pahala mereka di akhirat. ِ ‫ يُ ْبتَلَى ال َّر ُج ُل َعلَى َح َس‬،ُ‫اس بَاَل ًء األَ ْنبِيَا ُء ثُ َّم اأْل َ ْمثَ ُل فَاأْل َ ْمثَل‬
ُّ‫ب ِد ْينِ ِه ( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذي‬ ِ َّ‫أَ َش ُّد الن‬
Musibah yang berupa ujian ini ditimpakan oleh Allah kepada orang-orang yang dikehendaki )‫َوأَحْ َم ُد َو َغ ْي ُرهُ َما‬
kebaikan pada dirinya, seperti para nabi, para wali, para ulama yang mengamalkan ilmunya dan
orang-orang shalih lainnya. Maknanya: “Manusia yang paling berat musibahnya adalah para nabi, kemudian orang-orang yang
di bawah derajat mereka, kemudian orang-orang yang di bawah derajat mereka. Seseorang diuji
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: berdasarkan sekuat apa ia pegangteguh agamanya” (HR at-Tirmidzi, Ahmad, dan lainnya)

ِ ‫صبْ ِم ْنهُ ( َر َواهُ ْالبُ َخ‬


)ُّ‫اري‬ ِ ُ‫َم ْن ي ُِر ِد هللاُ بِ ِه خَ ْيرًا ي‬ Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda:

Maknanya: “Siapa yang Allah kehendaki kebaikan pada dirinya maka Allah akan menimpakan ،‫ضا‬ ِ ‫ فَ َم ْن َر‬،‫ َوإِ َّن هللاَ إِ َذا أَ َحبَّ قَوْ ًما ا ْبتَالَهُ ْم‬،‫إِ َّن ِعظَ َم ْال َجزَا ِء َم َع ِعظَ ِم ْالبَاَل ِء‬
َ ‫ض َي فَلَهُ ال ِّر‬
musibah kepadanya” (HR al-Bukhari).
)‫ي‬ّ ‫َو َم ْن َس ِخطَ فَلَهُ الس ُّْخطُ ( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذ‬
Maknanya: “Sesungguhnya pahala yang besar didapatkan melalui musibah yang besar pula. Kemudian yang penting sekali untuk diperhatikan bahwa ada sebuah hadits yang berbunyi:
Apabila Allah ta’ala mencintai suatu kaum maka Allah akan menimpakan musibah kepada mereka.
Barangsiapa yang ridha maka Allah meridhainya. Dan barangsiapa yang tidak ridha maka Allah ٍ ‫ك أَ ْن يَ ُع َّمهُ ُم هللاُ بِ ِعقَا‬
)َ‫ب ( َر َواهُ اب ُْن ِحبَّان‬ ِ ‫اس إِ َذا َرأَوْ ا ْال ُم ْن َك َر فَلَ ْم يُ َغيِّرُوهُ ي‬
ُ ‫ُوش‬ َ َّ‫إِ َّن الن‬
murka kepadanya (HR at-Tirmidzi).
Maknanya: “Sesungguhnya manusia apabila mengetahui kemungkaran lalu mereka tidak mau
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, mengubahnya maka hampir saja (tunggulah saatnya) Allah akan mengazab mereka seluruhnya”
(HR Ibnu Hibban).
Sedangkan bencana dan musibah yang merupakan azab adalah yang ditimpakan kepada para
pelaku dosa dan maksiat. Hadits ini memberikan pemahaman kepada kita bahwa jika di suatu daerah terdapat kemungkaran
yang merajalela dilakukan, tapi tidak ada satu pun yang mengubahnya dengan amar makruf dan
Allah subhanahu wa ta’ala berfirman:
nahi mungkar maka azab Allah akan menimpa mereka semua. Azab Allah tidak hanya dikenakan

ٍ ِ‫ت أَ ْي ِدي ُك ْم َويَ ْعفُو ع َْن َكث‬ َ َ‫َو َما أ‬


ْ َ‫صيبَ ٍة فَبِ َما َك َسب‬ kepada mereka yang berbuat kemungkaran, tapi juga ditimpakan kepada orang-orang shalih yang
)٣٠ :‫ير (الشورى‬ ِ ‫صابَ ُك ْم ِم ْن ُم‬ enggan beramar makruf dan bernahi mungkar dengan mencegah kemungkaran tersebut.
Kemungkaran adalah seperti paham-paham yang menyimpang dari ajaran para ulama Ahlussunnah
Maknanya: “Dan musibah apa pun yang menimpa kalian adalah disebabkan oleh perbuatan dosa
wal Jama’ah, zina, judi, meminum minuman keras, korupsi, mengganggu kerukunan masyarakat,
kalian sendiri, dan Allah memaafkan banyak (dari kesalahan-kesalahan kalian)” (QS asy-syura:
berbuat kekacauan, dan lain sebagainya.
30).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Imam at-Thabari menafsirkan ayat ini dengan mengatakan:
Dari penjelasan di atas, dapat disimpulkan beberapa hal:
‫ت‬ْ َ‫ص ْيبَ ٍة فِي ال ُّد ْنيَا فِي أَ ْنفُ ِس ُك ْم َوأَ ْهلِ ْي ُك ْم َوأَ ْم َوالِ ُك ْم (فَبِ َما َك َسب‬ِ ‫ص ْيبُ ُك ْم أَيُّهَا النَّاسُ ِم ْن ُم‬ ِ ُ‫َو َما ي‬
Pertama, bagi seorang Mukmin, musibah yang menimpanya, baik musibah itu ujian ataupun azab,
َ‫ك ُعقُوْ بَةً ِمنَ هللاِ لَ ُك ْم بِ َما اجْ تَ َر ْمتُ ْم ِمنَ اآْل ثَ ِام فِ ْي َما بَ ْينَ ُك ْم َوبَ ْين‬ ِ ُ‫فَإِنَّ َما ي‬: ‫أَ ْي ِدي ُك ْم) يَقُوْ ُل‬
ّ ِ‫ص ْيبُ ُك ْم ذل‬ adalah kebaikan baginya apabila dihadapi dengan sabar dan ridha. Jika berupa ujian maka musibah
‫ فَاَل يُ َعاقِبُ ُك ْم بِهَا‬،‫ربِّ ُك ْم َويَ ْعفُوْ لَ ُك ْم َربُّ ُك ْم ع َْن َكثِي ٍْر ِم ْن إِجْ َرا ِم ُك ْم‬.
َ itu akan meninggikan derajatnya dan melipatgandakan pahalanya di akhirat. Dan jika berupa azab
maka azab di dunia itu akan menggugurkan azab baginya di akhirat kelak. Dan hal itu lebih baik
“Bencana dan musibah yang menimpa kalian di dunia wahai manusia, pada diri, keluarga dan harta baginya. Karena azab di akhirat jauh lebih berat dan lebih pedih dibandingkan azab dunia.
kalian tiada lain adalah azab dari Allah kepada kalian yang disebabkan dosa-dosa yang kalian
lakukan kepada sesama kalian dan dosa yang kalian perbuat kepada Allah. Dan Allah mengampuni Kedua, sedangkan bagi orang kafir, bencana dan musibah apa pun yang menimpanya di dunia
banyak dosa kalian yang lain sehingga tidak menurunkan azab (yang lain) kepada kalian.” tidaklah bermanfaat sama sekali baginya di akhirat.

Dalam sebuah hadits, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: Ketiga, jika seseorang mulai berbuat taat dan mulai meninggalkan hal-hal yang diharamkan lalu
ditimpa berbagai musibah maka itu adalah ujian baginya. Apakah ia akan terus melanjutkan
َ ‫ َوإِ َذا أَ َرا َد هللاُ بِ َع ْب ِد ِه ال َّش َّر أَ ْم َس‬،‫إِ َذا أَ َرا َد هللاُ بِ َع ْب ِد ِه ال َخ ْي َر َعج ََّل لَهُ ال ُعقُوبَةَ فِي ال ُّد ْنيَا‬
‫ك َع ْنهُ بِ َذ ْنبِ ِه‬ ketaatan ataukah ia kendor semangat lalu meninggalkan ketaatan itu.

ّ ‫ َحتَّى يُ َوافِ َي بِ ِه يَوْ َم القِيَا َم ِة ( َر َواهُ التِّرْ ِم ِذ‬.


)‫ي‬ Keempat, jika seseorang ditimpa musibah dan bencana setelah ia berbuat maksiat dan dosa maka
yang semestinya dia lakukan adalah menyegerakan tobat dengan sungguh-sungguh dari semua dosa
Maknanya: “Jika Allah menghendaki kebaikan pada hambanya maka Allah menyegerakan baginya yang pernah ia lakukan. Baginda Nabi bersabda:
azab di dunia. Dan jika Allah menghendaki keburukan pada hambanya maka Allah menahan azab
kepadanya di dunia meski ia terus berbuat dosa sehingga azab itu akan ditimpakan kepadanya pada )‫ب لَهُ ( َر َواهُ اب ُْن َما َجه َوالطَّبَ َرانِ ُّي َو َغ ْي ُرهُ َما‬
َ ‫ب َك َم ْن اَل َذ ْن‬ َّ َ‫التَّائِبُ ِمن‬
ِ ‫الذ ْن‬
hari kiamat” (HR at-Tirmidzi)
Maknanya: “Seseorang yang bertobat dari dosa seperti orang yang tidak punya dosa” (HR Ibnu
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah, Majah, ath-Thabarani dan lain-lain).
‫‪Kelima, kemungkaran jika sudah merajalela dan tidak ada satu pun yang berupaya mencegahnya‬‬ ‫صلِّ ْ‪H‬ي َوأُ َسلِّ ُم َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد ْال ُمصْ طَفَى‪َ ،‬و َعلَى آلِ ِه َوأَصْ َحابِ ِه أَ ْه ِل ْال َوفَا‪.‬‬ ‫اَ ْل َح ْم ُد هللِ َو َكفَى‪َ ،‬وأُ َ‬
‫‪maka tunggulah saatnya Allah akan menurunkan azab kepada semuanya. Yang shalih maupun yang‬‬
‫‪fasik, semuanya terkena azab.‬‬ ‫‪.‬أَ ْشهَ ُد أَ ْن اَّل إِلهَ إِاَّل هللاُ َوحْ َدهُ اَل َش ِر ْيكَ لَهُ‪َ ،‬وأَ ْشهَ ُد أَ َّن َسيِّ َدنَا ُم َح َّمدًا َع ْب ُدهُ َو َرسُوْ لُهُ‬
‫‪Hadirin jama’ah shalat Jumat rahimakumullah,‬‬

‫‪Demikian khutbah singkat pada siang hari yang penuh keberkahan ini. Semoga bermanfaat dan‬‬
‫‪membawa barakah bagi kita semua. Amin.‬‬ ‫ص ْي ُك ْم َونَ ْف ِس ْي بِتَ ْق َوى هللاِ ْال َعلِ ِّي ْال َع ِظي ِْم َوا ْعلَ ُموْ ا أَ َّن هللاَ أَ َم َر ُك ْم‬ ‫أَ َّما بَ ْع ُد‪ ،‬فَيَا أَيُّهَا ْال ُم ْسلِ ُموْ نَ ‪ ،‬أُوْ ِ‬
‫ت َوال ِّذ ْك ِر ْال َح ِكي ِْم‪َ ،‬وتَقَبَّ َل‬
‫ُصلُّونَ َعلَى‬ ‫صاَل ِة َوال َّساَل ِم َعلَى نَبِيِّ ِه ْال َك ِري ِْم فَقَا َل‪ :‬إِ َّن هَّللا َ َو َماَل ئِ َكتَهُ ي َ‬ ‫َظي ٍْم‪ ،‬أَ َم َر ُك ْم بِال َّ‬‫بِأ َ ْم ٍر ع ِ‬
‫آن ْال َع ِظي ِْم‪َ ،‬ونَفَ َعنِي َوإِيَّا ُك ْم بِ َما فِ ْي ِه ِمنَ اآْل يَا ِ‬ ‫بَا َركَ هللاُ لِي َولَ ُك ْم فِي القُرْ ِ‬ ‫ٰ‬
‫ِمنِّ ْي َو ِم ْن ُك ْم تِاَل َوتَهُ‪ ،‬إِنَّهُ هُ َو ال َّس ِم ْي ُع ْال َعلِ ْي ُم‬
‫آل‬‫صلِّ َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َو َعلَى ِ‬ ‫صلُّوا َعلَ ْي ِه َو َسلِّ ُموا تَ ْسلِي ًما‪ ،‬اَللّهُ َّم َ‬ ‫النَّبِ ِّي‪ ،‬يَا أَيُّهَا الَّ ِذينَ آ َمنُوا َ‬
‫ار ْك َعلَى َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد‬ ‫آل َسيِّ ِدنَا إِب َْرا ِه ْي َم َوبَ ِ‬‫صلَّيْتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا إِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى ِ‬ ‫َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما َ‬
‫آل َسيِّ ِدنَا ُم َح َّم ٍد َك َما بَا َر ْكتَ َعلَى َسيِّ ِدنَا إِب َْرا ِه ْي َم َو َعلَى آ ِل َسيِّ ِدنَا إِ ْب َرا ِه ْي َم‪ ،‬فِ ْي ْال َعالَ ِم ْينَ‬ ‫َو َعلَى ِ‬
‫ت اأْل َحْ يَا ِء ِم ْنهُ ْم‬ ‫ٰ‬
‫وال ُم ْؤ ِمنِ ْينَ َو ْال ُم ْؤ ِمنَا ِ‬
‫ت ْ‬ ‫ك َح ِم ْي ٌد َم ِج ْي ٌد‪ .‬اَللّهُ َّم ا ْغفِرْ لِ ْل ُم ْسلِ ِم ْينَ َو ْال ُم ْسلِ َما ِ‬
‫إِنَّ َ‬
‫ت‪ ،‬اللهم ا ْدفَ ْع َعنَّا ْالبَاَل َء َو ْالغَاَل َء َو ْال َوبَا َء َو ْالفَحْ َشا َء َو ْال ُم ْن َك َر َو ْالبَ ْغ َي َوال ُّسيُوْ فَ‬ ‫َواأْل َ ْم َوا ِ‬
‫صةً َو ِم ْن ب ُْلد ِ‬
‫َان‬ ‫ْال ُم ْختَلِفَةَ َوال َّشدَائِ َد َو ْال ِم َحنَ ‪َ ،‬ما ظَهَ َر ِم ْنهَا َو َما بَطَنَ ‪ِ ،‬م ْن بَلَ ِدنَا هَ َذا َخا َّ‬
‫‪ْ .‬ال ُم ْسلِ ِم ْينَ عَا َّمةً‪ ،‬إِنَّكَ َعلَى ُكلِّ َش ْي ٍء قَ ِد ْي ٌر‬

‫ان َوإِ ْيتَا ِء ِذي ْالقُرْ بَى ويَ ْنهَى ع َِن الفَحْ َشا ِء َو ْال ُم ْن َك ِر‬ ‫إن هللاَ يَأْ ُم ُر بِ ْال َع ْد ِل َواإْل حْ َس ِ‬ ‫ِعبَا َد هللاِ‪َّ ،‬‬
‫‪َ .‬والبَ ْغ ِي‪ ،‬يَ ِعظُ ُك ْم لَ َعلَّ ُك ْم تَ َذ َّكرُوْ نَ‪ .‬فَاذ ُكرُوا هللاَ ْال َع ِظ ْي َم يَ ْذ ُكرْ ُك ْم َولَ ِذ ْك ُر هللاِ أَ ْكبَ ُر‬

‫‪Khutbah II‬‬

Anda mungkin juga menyukai