Anda di halaman 1dari 15

Jurnal ilmiah : KKN DR 75 UIN WALISONGO

KELOMPOK : 118 (Brebes)

MENINGKATKAN KESADARAN MASYARAKAT TERHADAP UPAYA


PENCEGAHAN COVID-19 ( STUDI KASUS DI DESA TEMBELANG KECAMATAN
JATIBARANG BREBES )

Abstrac
Covid-19 became the world's largest non-natural disaster in 2020. The first
time it broke out in Wuhan, China, then it spread to other countries including
Indonesia. The public is in uncertainty and receives a lot of information about Covid-
19 through various media, especially social media. This condition is exacerbated by
the spread of hoaxes related to Covid-19 which are difficult to contain. The aim of
this research is to increase awareness of Covid-19. The results of this study, the
Tembelang village community still carry out their routine as usual, without any
worries or alertness. The use of motion graphic content on social media by members
of the KKN DR 75 team at UIN Walisongo in their service in Tembelang village was
carried out to optimally increase public awareness regarding COVID-19.
Kata kunci : Covid 19, desa tembelng, meningkatkan kesadaran

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Wabah Corona Virus Disease-19 (COVID-19) semakin mengkhawatirkan.
Corona Virus merupakan keluarga besar dari virus yang dapat menyebabkan
penyakit mulai dari gejala ringan sampai berat. Ada setidaknya dua jenis Corona
Virus yang diketahui menyebabkan penyakit yang dapat menimbulkan gejala
berat, seperti Middle East Respiratory Syndrome (MERS) dan Severe Acute
Respiratory Syndrome (SARS). Corona Virus Disease 2019 (COVID-19) adalah
penyakit jenis baru yang belum pernah diidentifikasi sebelumnya pada manusia
(Zheng, Ma, Zhang, & Xie, 2020). COVID-19 disebabkan oleh virus Sars-CoV-2
yang merupakan zoonosis (ditularkan antara hewan dan manusia) penelitian
menyebutkan bahwa SARS ditransmisikan dari kucing luwak (civet cats) ke
manusia dan MERS dari unta ke manusia. Adapun hewan yang menjadi sumber
penularan COVID-19 ini sampai laporan ini dibuat, masih belum diketahui apa
hewannya. Tanda dan gejala umum infeksi COVID-19 beberapa di antaranya,
gangguan pernapasan akut seperti demam, batukm dan sesak napas. Masa
inkubasi rata-rata 5-6 dan 14 hari adalah masa inkubasi terpanjang (Yuliana,
2020). Pada kasus COVID-19 yang berat dapat menyebabkan pneumonia,
sindrom pernapasan akut, gagal ginjal, bahkan kematian. Tanda-tanda dan gejala
klinis yang dilaporkan pada sebagian besar kasus adalah demam dengan beberapa
kasus mengalami kesulitan bernapas dan hasil rontgen menunjukkan infiltrate
pneumonia luas di kedua paru-paru, tetapi ada juga beberapa yang terjangkit
namun, tanpa gejala fisik yang bisa dilihat.
Bukan hanya di Negara luar saja, di Indonesia wabah ini juga semakin
berkembang dan menyebabkan kekhawatiran dari seluruh lapisan masyarakat.
Seperti yang ita ketahui bahwa Presiden Republik Indonesia melalui Keputusan
Presiden Nomor 12 Tahun 2020 telah menetapkan bahwa bencana nonalam
penyebaran Corona Virus Disease-19 (COVID-19) ini sebagai bencana nasional.
Berdasarkan bukti yang telah diteliti, COVID-19 dapat ditularkan melalu kontak
dekat dan droplet. Masyarakat yang rentan terinfeksi adalah mereka yang
berhubungan dekat dengan pasien COVID-19 atau yang merawat pasien COVID-
19 (Buana, 2020). Di Indonesia, pemerintah sudah menghimbau masyarakatnya
dengan memberikan protokol kesehatan untuk menghindari penularan wabah
COVID-19 dengan beberapa cara, yaitu (1) cucilah tangan menggunakan sabun
dan bilas dengan air mengalari. Kemudian, jangan memegang hidung, mulut,
mata, serta wajah sebelum mencuci tangan dengan bersih. Cuci tangan ketika
sampai di tempat kerja, tempat umum, dan setelah berpergian dari luar rumah.
Cuci tangan sebelum menyiapkan dan memakan makanan. Cuci tangan setelah
menggunakan toilet umum maupun toilet pribadi. Gunakan Hand Sanitizer/cairan
pembersih tangan lainnya jika tidak ada air di sekitar, (2) Gunakan masker bila
keluar rumah dan saat berada di tempat umum, (3) Tutup mulut ketika baruk atau
bersin atau bila tidak menggunakan masker. Gunakan tangan ataupun tisu ketika
batuk juga bersin dan jangan lupa mencuci tangan atau menggunakan hand
sanitizer setelah itu, (4) Hindari keramaian dan bila berada di tempat umum beri
jarak 1 meter dengan orang sekitarnya (Physical Distancing), (5) Lakukan Self
Quarantine di rumah saja dan tidak berpergian kemanapun kecuali dengan alasan
mendesak, (6) Pergi ke rumah sakit bila merasakan gejala dari COVID-19.
Kesadaran masyarakat, menjadi kunci utama dalam upaya memutus rantai
penyebaran penyakit menular mematikan itu. Apapun konsep yang dilakukan,
entah itu lockdown, social distancing atau apa pun lainnya, jika masyarakat tidak
bisa disiplin dan punya kesadaran tinggi, itu tidak akan pernah berhasil.
Pemerintah daerah harus memiliki strategi yang tegas agar imbauan-imbauan yang
dikeluarkan dapat ditaati oleh masyarakat setempat. Agar ada kesadaran
masyarakat dan mereka mengerti bahaya COVID-19, perlu dilakukan sosialisasi
secara terus menerus di seluruh daerah (Syafrida, 2020). Kemudian juga edukasi
publik agar membudayakan pola hidup bersih. Sosialisasi ini bisa dilakukan
dengan cara yang beragam.
Solusi yang direncanakan pada program KKN DR 75 UIN WALISONGO
ini merupakan membuat motion grafis dan juga beberapa konten yang akan
disebarkan melalui media masa Instagram, facebook, Twitter, YouTube, dan
Whastapp Group. Ada juga pengadaan webbinar Naisonal yang akan disi
narasumber dari S3 lulusan jepang dengan specialis dokter hewan. Dan juga akan
memasangkan spanduk yang ber temakan himbauan akan virus COVID-19 di
lokasi yang sudah di tentukan yaitu Desa Tembelang kecamatan Jatibarang yang
akan dipasang ditempat keramaian desa.

Tetapi untuk segi fisik, mahasiswa KKN DR 75 ini juga mengadakan


sosialisasi pencegahan covid 19 di balaidesa dengan audiens para ibu-ibu kader
Kesehatan, dengan tujuan agar mereka bisa menyampaikan kepada khalayak
umum terutama ketika posyandu berjalan.

BAB II
PEMBAHASAN
A. Profil desa
1. Letak geografis dan monografi Desa Tembelang

Desa Tembelang kecamatan Jatibarang kabupaten Brebes merupakan


sebuah desa yang terletak diplosok desa. Jalannya sudah cukup bagus. Udara
disana cukup panas, namun demikian para warga yang tinggal didaerah tersebut
sangatlah ramah.

Desa Tembelang merupakan salah satu yang berada dikecamatan


Jatibarang kabupaten Brebes. Desa Tembelang terletak kurang lebih 4 km dari
pusat pemerintah kecamatan, dan kurang lebih 10 km dari pusat pemerintah
kabupaten. Walaupun Desa Tembelang ini jauh dari pusat pemerintahan
kecamatan, akan tetapi akses menuju desa Tembelang ini cukup mudah. Sehingga
mempermudah perjalanan kami dalam melakukan KKN ini.
Adapun luas wilayah desa Tembelang kecamatan jatibarang kabupaten Brebes
adalah 20 Ha, yang terdiri dari pesawahan, ladang, , dan pemukiman warga.
Sedangkan batas-batas wilayah Tembelang sebagai berikut :
Sebelah Utara : Desa Kramat.
Sebelah Timur : Desa Pedeslohor.
Sebelah Selatan : Desa Pamengger.
Sebelah Barat : Desa Rengasbandung.1

2. Perihal Administrasi desa


Berdasarkan data administrasi Desa Tembelang kecamatan Jatibarang kabupaten
Brebes Pada Tahun 2020 jumlah penduduk Desa Tembelang sebanyak 4073 orang
terdiri dari 2101 laki-laki dan 1972 perempuan. Serta memiliki 3 RW dan 18 RT.
Tabel 1. Jumlah Penduduk Desa Tembelang

N Jenis Kelamin 2020 Presentase


O
1 Laki-laki 2101 50, 85 %
2 Perempuan 1972 49, 15 %
Jumlah 4073 100 %

1
Observasi Balai desa Tembelang Kecamatan Jatibarng 15 November2020
Dilihat dari presentase tabel diatas penduduk Desa Tembelang lebih banyak
laki-laki daripada penduduk perempuan, dengan perbandingan penduduk laki-laki 50,
85 % dan penduduk perempuan 49,15 %.

Untuk memperlancar kegiatan administrasi pemerintahan, di Desa Tembelang


terdapat perangkat desa, mulai dari Kepala Desa hingga Ketua RT (Rukun Tetangga).
Desa Tembelang.

Tabel 2. Struktur pemerintahan Desa Tembelang

NO NAMA KETERANGAN

1. Untung Triyanto Kepala Desa


2. Sismahidi Carik Desa
3. Sarka Kasi Keamanan
4. Achmad Rifa’i Kaur Keuangan
5. Karda Kaur Pemerintahan
6. Nurokhman Kasi Pelayanan
7. Maskhuri Dusun Kadus I
8. Ahmad Rosali Dusun Kadus II
Abdul Basyar Kaur Kesejahteraan

Tabel 3. Pembinaan RT/RW

NO KETERANGAN JUMLAH
1. Rumah Tangga (RT) 18 Unit
2. Rumah Warga (RW) 03 Unit

Tabel 5. Tingkat Pendidikan Desa Tembelang

Pendidikan merupakan hal yang sangat penting bagi manusia. Karena dengan
pendidikan manusia bisa menjadi berkualitas. Akan tetapi tidak semua orang bisa
memperoleh pendidikan yang tinggi, karena untuk memperoleh pendidikan
dibutuhkan biaya yang banyak. Keadaan ekonomi masyarakat Desa Tembelang yang
berbeda-beda berakibat timbulnya perbedaan tingkat pendidikan masyarakat.

PENDIDIKAN 2020 PRESENTASE


Tidak/belum sekolah 997 21.9 %
Belum tamat SD 512 13.8 %
Tamat SD 1714 43 %
SLTP 518 13.7 %
SLTA 298 6.9 %
Diploma I/II 3 0.05 %
Diploma III 6 0.40 %
Strata I 25 0.69 %
Strata II
Strata III
Jumlah 4073 100 %

Dilihat dari tabel di atas, mayoritas penduduk desa Tembelang adalah Tamat
sekolah dasar/sederajat (SD) yaitu dengan jumlah 1714 jiwa penduduk dengan
persentase 43 % dari jumlah keseluruhan. Dari beberapa jenjang pendidikan strata 1
(S1) masih tergolong sedikit dengan lulusan S1 hanya 52 jiwa atau 0.64 % dari
jumlah keseluruhan penduduk Desa Tembelang.

3. Mata Pencarian
Tabel 6 Mata pencarian Desa Tembelang

NO PEKERJAAN JUMLAH

1 Petani 439
2 Pegawai Negri Sipil 6
3 Karyawan swasta 68
4 Pedagang 129
5 Nelayan -
6 Polisi -
7 Guru 12
Dalam hal memenuhi kebutuhan sehari-hari masyarakat di Desa Tembelang
adalah bekerja sebagai petani, dalam hal ini sektor pertanian adalah mata pencaharian
yang utama di Desa Tembelang. Hal tersebut dapat dilihat dari data diatas dan luas
wilayah Desa Tembelang adalah mayoritas persawahan.

4. Keadaan Sosial keagamaan Masyarakat

Dalam kehidupan sehari-hari penduduk Desa Tembelang tidak


menggambarkan adanya konflik yang berarti di masyarakat. Mereka hidup rukun
saling berdampingan dalam bermasyarakat. Hal ini terlihat dari sikap gotong
royong masyarakat ketika ada kegiatan di desa, misalnya kerja bakti, hajatan
pernikahan, dan kematian. Selain itu di Desa Tembelang ini juga ada tradisi
seperti sedekah bumi, maulidan, nyadran, sarasehan dan lain-lain . Tradisi ini
tetap mereka jalankan walaupun zaman sudah modern. Hal ini karena masyarakat
Desa Tembelang sangat menghargai warisan para leluhur atau nenek moyang
mereka.
Untuk masalah ibadah Desa Tembelang cukup baik dan berkembang,
terbukti adanya perubahan, dan sudah ada sejak lama ada IPNU/IPPNU desa
Tembelang.
Kondisi sosial ekonomi menurut M. Sastropradja (2000) adalah keadaan
atau kedudukan seseorang dalam masyarakat sekelilingnya. Manaso Malo (2001)
dalam Basrowi dan Siti Juariyah (2010) juga memberikan batasan tentang kondisi
sosial ekonomi yaitu, merupakan suatu kedudukan yang diatur secara sosial dan
menempatkan seseorang pada posisi tertentu dalam sosial masyarakat. Kondisi
sosial ekonomi masyarakat ditandai adanya saling kenal mengenal antar satu
dengan yang lain, paguyuban, sifat kegotongroyongan dan kekeluargaan. W.S
Winke (dalam Salim, 2002: 100) menyatakan bahwa pengertian status sosial
ekonomi mempunyai makna suatu keadaan yang menunjukan pada kemampuan
finansial keluarga dan perlengkapan material yang dimilki, dimana keadaan ini
bertaraf baik, cukup, dan kurang. Kondisi sosial didaerah sasaran dapat dibilang
mudah berinteraksi, diskarenakan lingkungannya yang padat dan membuat sesama
tetangga mudah berinteraksi dan saling kenal. Kondisi ekonomi di Desa
Tembelang dapat dibilang kondisi ekonomi menengah kebawah. Karna didesa
Tembelang mayoritas masyarakat sebagai petani. Jadi untuk memenuhi kebutuhan
hanya pas-pas an.
Seperti ungkapan dari salah satu masyarakat desa tembelang “disini
masyarakat menjalankan aktifitas sehari-hari seperti biasa, tanpa ada hambatan
apapun, karna dengan pekerjaan petani ini kami bisa menghidupi anaak dan istri
dirumah”. (andi) 2
“COVID 19 ini akan terasa terdampak untuk mereka yang mempunyai
penghasilan menengah keatas, kalau warga seperti kami tidak terasa, karna setiap
hari kami merasa cukup bisa makan sehari saja sudah sangat bersyukur”.
(casmadi)3
Permasalahan yang dihadapi yaitu kurangnya kesadaran masyarakat atas
virus covid 19 masih rendah dan juga kurangnya sosialisi mengenai Protokol
Kesehatan didesa Tembelang dan kurangnya tanda pengingat misalkan poster,
spanduk atau sebagainya sehingga di khawatirkan kurangnya kewaspadaan
masyarakat pondok bambu terhadap virus ini. Minimnya pemahaman yang benar
akan penularan COVID-19 menyebabkan masyarakat tidak disiplin menjalankan
protokol kesehatan. Untuk itu, komunikasi risiko dari pemerintah, juga semua
pemangku kepentingan, perlu diperbaiki agar upaya pencegahan bisa dilakukan
dengan optimal. Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk mengatasi
wabah virus corona.
Berikut adalah aktifitas KKN DR 75 UIN Walisongo yang berkontrinusi
kepada warga agar selalu menjaga protocol kesehatan dimasa pandemic covid 19
ini.

2
Masyarakat desa tembelang andi, 18 november 2020
3
Masyarakat desa tembelang, casmadi 18 november 2020
Spandu
k pesan masyarakat COVID 19
S
osialisasi pencegahan covid 19 bersama ibu PKK dan pemerintah desa
Pemb
agian face shield
We
bbinar nasional Tentang pencegahan COVID 19
BAB III
KESIMPULAN
Banyak masyarakat dengan kondisi tidak memiliki pengetahuan kritis
tentang COVID-19, dan meskipun ada kekhawatiran, tidak mengubah rutinitas
mereka. Sehingga terjadi kesenjangan yang menunjukkan bahwa upaya kesehatan
masyarakat diperlukan untuk memobilisasi masyarakat yang paling rentan. Untuk
itulah pemanfaatan konten motion graphic di social media oleh anggota tim
pengabdian dilakukan selama pandemi ini. Hal ini untuk meningkatkan kesadaran
masyarakat secara optimal.
Karna kesadaran masyarakat lah yang bisa memutus rantai dari
penyebaran virus corona ini. Sebaik apapun himbauan pemerintah tentang
protocol COVID 19, jikalau masyarakat masih menyepelekan himbauan ini, maka
virus ini akan tetap berjalan ditapak bumi semakin mudah menjalar.

Anda mungkin juga menyukai