Istihadhah
Banyak hal yang menyebabkan perempuan mengalami pendarahan tidak teratur,
atau yang lebih sering disebut Istihadhah. Namun secara garis besar ada 2 faktor
yang sangat mempengaruhi yaitu :
1.FAKTOR PSIKOLOGIS
Keadaan psikologi seseorang sangat berperan penting dalam mempengaruhi
kestabilan & keteraturan Haid. Gangguan emosianal yg tak terkendali, ketegangan
berfikir, tekanan pekerjaan masalah keluarga, ketakutan yang terpendam sangat
berpotensi merusak siklus Haid. Ini semua terjadi karena tekanan yg
mempengaruhi kinerja otak yg kemudian mempengaruhi siklus pelepasan hormon
yang merangsang terganggunya SISTEM OVULASI.
2. FAKTOR KESEHATAN
Pemakaian alat kontrasepsi yang tidak sesuai dengan kondisi pemakainya juga
dapat mengakibatkan istihadhah. Wanita yg sering menggunakan pil KB atau suntik
KB, kemudian dia berhenti karena mungkin ingin mempunyai anak lagi sangat
rentan mengalami istihadhah. Hal ini dikarenakan terjadi kegagalan indung telur
dalan menghasilkan telur. Makanya Islam sangat tidak menganjurkan seseorang
untuk ber-KB.
Darah Merah kehitaman (Coklat Tua) adalah darah kuat. Darah Merah itu lemah
bila di bandingkan pada darah Merah kehitaman (Coklat Tua), dan kuat bila
dibandingkan darah Merah kekuningan. Darah Merah kekuningan lebih kuat dari
darah Kuning. Darah Kuning lebih kuat dari darah Kuning keputih2an (Keruh).
(Lihat: Taqriroh as-Sadidah hal 167)
1. MUBTADI_AH MUMAYYIZAH
Pengertiannya seperti yang telah kami utarakan diatas yaitu Wanita yg baru
pertama keluar darah dan tahu/dapat membedakan sifat-sifat atau warna darah.
HUKUMNYA : Darah yg kuat (lihat perbedaan warna) itu haid, darah yang lebih
lemah itu istihadloh.
Dengan syarat, (Syarat Tamyiz)
A. Darah kuat tidak kurang dari batas mimimal haid (lbih tau pas 24 jam)
B. Darah kuat tidak melebihi dari batas maksimal haid (15 hari, 15 malam)
C. Darah lemah tidak kurang dari batas minimal suci (15 hari, 15 malam)
D. Darah lemah harus terus-menerus/menyambung (tidak terputus)
Apabila salah 1 syarat di atas tidak ada, maka dia tidak bisa di golongkan pada
Mumayyizah.
MISAL : Ada wanita yg berkata, Aku mengeluarkan darah untuk pertama kali selama
20 hari berturut-turut, 3 hari darah Merah kehitaman (Darah Kuat) dan 17 hari
darah Merah (Darah lemah). Maka bisa qta hukumi, bahwa Haidnya 3 hari, dan
istihadlohnya 17 hari.
Atau,
Ada wanita mengeluarkan,
Darah hitam........... 5 hari
Darah kuning..........17 hari
Darah hitam lagi.......6 hari
------------------------
Modul PAI Poltekes Malang, Prodi Keperawatan Lawang
Page 2
Maka haidnya ............. 5 hari
Istihadloh ................ 17 hari
Haid lagi................... 6 hari
MISAL : Wanita keluar darah selama 17 hari degan warna dan sifat yg sama. Maka
dapat di hukumi haidnya 1 hari 1 malam, selebihnya istihadhah.
Atau,
Wanita mengeluarkan darah sebagai berikut :
Darah merah.......... 20 hari
Darah kuning........... 6 hari
------------------------
karena darah merah (baca ; kuat) melebihi batas maksimal haid (15 hari 15 malam)
maka dihukumi haid nya 1 hari pertama dan istihadloh 25 hari selanjutnya.
3. MU'TADAH MUMAYYIZAH
Wanita yg sudah pernah haid dan sudah pernah suci serta dapat membedakan
warna/sifat darah.
HUKUMNYA : Dihukumi dengan hukum Tamyiz (darah kuat Haid, darah lemah
istihadhah.) meskipun bertentangan dgn kebiasaan haidnya.
MISAL : Wanita mempunyai kebiasaan mengeluarkan darah selama 5 hari tiap awal
bulan (1 pai 5). Dan di bulan lain dia keluar darah selama 25 hari
Darah Merah kehitaman.10 hari
Darah Merah...................15 hari
-------------------------
maha haidnya ............ 10 hari (karena darah kuat)
istihadlah ................. 15 hari
Atau,
Wanita sudah pernah haid dan suci mengeluarkan darah sbgai berikut :
Darah Kuning............ 12 hari
Darah Merah.............. 7 hari
------------------------
Maka haidnya ...... 7 hari
Istihadhahnya ...... 12 hari
Nb : Pada Mu'tadah Mumayyizah penentuan haid dgn Memandang darah Kuat, tidak
memandang adat haid bulan sebelumnya.
MISAL : Wanita yg mengeluarkan darah selama 20 hari dan darahnya tidak bisa di
bedakan artinya darahnya hanya 1 warna, atau darah dapat di bedakan tp tidak
memenuhi sarat2 TAMYIZ, serta dia lupa kira2 haidnya jg waktunya, entah di awal,
tengah, atau ahir bulan.
NB: Tata cara puasanya ialah, Dia puasa bulan romadlon sebulan penuh, di tambah
lagi puasa 1 bulan penuh. Maka dia telah puasa 28 hari secara yakin SUCI. Masih
kurang 2 hari (1 bulan = 30 hari) maka cara puasa yg kurang 2 hari ialah, berpuasa
3 hari berturut-turut, tidak puasa 12 hari berturut-turut, kemudian berpuasa lagi 3
hari berturut-turut.
Jadilah dia puasa 30 hari yg YAKIN SUCI.
MISAL : Wanita berkata, Aku biasanya haid selama 5 hari di 10 hari pertama dan
aku tidak tahu mulainya. Tapi aku tahu dan yakin sesungguhnya hari pertama aku
Suci. Dan bulan ini aku keluar darah 1 bulan penuh.
MISAL : Seperti ada wanita yg berkata, Aku biasa Haid di awal bulan tapi tidak tahu
berapa lamanya, dan di bulan ini aku keluar darah 1 bulan penuh.
HUKUMNYA : Awal bulan (tgl 1) yakin Haid, setengah di hari yg kedua Yakin Suci.
Dan diantara hal itu (2 sampai 15) ada kemungkinan Haid dan juga Suci. Pada
bagian yang YAKIN (baik yakin suci atau yakin Haid) itu menggunakan hukumnya
sendiri2 (Haid pakai hukum Haid, Suci pakai hukum Suci). Dan hari yg ada
kemungkinan Haid juga Suci pakai Hukum MUTAHAYIROH.
PENUTUP
يجب لنحو مستحاضة الوضوع لكل فرض و كذا غسل الفرج و إبدال القطنة التي بفمه و العصابة و إن لم تنتقل عن
)موضعها و إن لم يظهر الدم مثال من جوانبها (إعانة الطالبين
Wajib bagi wanita istihadhah, wudlu tiap ingin solat Fardlu, membasuh farji, dan
(Maaf) menyumpal bibir kemaluan dengan Kapas/selainnya. Meskipun darah tak
terlihat dari kanan kirinya.
(Lihat : I'anah at-Tholibin)
NB: Kecuali bila dia merasa sakit dgn hal itu atau sedang puasa maka tidak boleh
(maaf) menyumpal farjinya karena hal ini dapat membatalkan puasa.
وطء المستحاضة جاءىز عند أبي حنيفة و الشافعي و مالك كما تصوم و تصلي و قال أحمد ال يجوز وطء المستحاضة
.في الفرج إال أن يخاف زوجوها العنت و هو الزنا فيجوز في أصح الروايتين
)(رحمة األمة في اختالف األءىمة
Menjima' atau menyetubuhi wanita yg istihadhah itu boleh menurut Imam Abi
Hanifah, Syafi', dan Malik seperti halnya puasa dan solat. Menurut Imam Ahmad bin
Hanbal tidak boleh.
Dan paling shohihnya 2 riwayat itu boleh.
(Lihat: Rohmah al-Ummah fi Ikhtilaf al-A_immah)