DISUSUN OLEH :
1. Pengertian Posyandu
Posyandu adalah kegiatan kesehatan dasar yang diselenggarakan dari, oleh
dan untuk masyarakat yang dibantu oleh petugas kesehatan. (Cessnasari.
2005) judul artikel (Pengertian Posyandu, Kegiatan, Definisi, Tujuan,
Fungsi, Manfaat dan Pelaksanaan Posyandu. KMS)
Definisi Posyandu adalah wadah pemeliharaan kesehatan yang dilakukan
dari, oleh dan untuk masyarakat yang dibimbing petugas terkait.
(Departemen Kesehatan RI. 2006).
Posyandu adalah pusat kegiatan masyarakat dalam upaya pelayanan
kesehatan dan keluarga berencana.(Effendi, Nasrul. 1998: 267)
2. Tujuan Posyandu
Tujuan posyandu antara lain:
1) Menurunkan angka kematian bayi (AKB), angka kematian ibu (ibu
hamil), melahirkan dan nifas.
2) Membudayakan NKBS
3) Meningkatkan peran serta masyarakat untuk mengembangkan kegiatan
kesehatan dan KB serta kegiatan lainnya yang menunjang untuk
tercapainya masyarakat sehat sejahtera.
4) Berfungsi sebagai wahana gerakan reproduksi keluarga sejahtera,
gerakan ketahanan keluarga dan gerakan ekonomi keluarga sejahtera.
Petugas pada meja I dan IV dilaksanakan oleh kader PKK sedangkan meja
V merupakan meja pelayanan medis.
(Bagian Kependudukan dan Biostatistik FKM USU. 2007)
5. Keberhasilan Posyandu
Keberhasilan posyandu tergambar melalui cakupan SKDN.
S : Semua balita di wilayah kerja posyandu.
K : Semua balita yang memiliki KMS.
D : Balita yang ditimbang.
N : Balita yang Berat Badannya naik
Keberhasilan Posyandu berdasarkan:
1) D Æ Baik/ kurangnya peran serta masyarakat.
2) N Æ Berhasil tidaknya program posyandu.
6. Kegiatan Posyandu
1) Jenis Pelayanan Minimal Kepada Anak
Penimbangan untuk memantau pertumbuhan anak, perhatian harus
diberikan khusus terhadap anak yang selama ini 3 kali tidak
melakukan penimbangan, pertumbuhannya tidak cukup baik sesuai
umurnya dan anak yang pertumbuhannya berada di bawah garis merah
KMS.
Pemberian makanan pendamping ASI dan Vitamin A. Pemberian PMT
untuk anak yang tidak cukup pertumbuhannya (kurang dari 200 gram/
bulan) dan anak yang berat badannya berada di bawah garis merah
KMS. Memantau atau melakukan pelayanan imunisasi dan tanda-tanda
lumpuh layu. Memantau kejadian ISPA dan diare, serta melakukan
rujukan bila perlu.
2) Pelayanan Tambahan yang Diberikan
a) Pelayanan bumil dan menyusui.
b) Program Pengembangan Anak Dini Usia (PADU) yang
diintegenerasikan dengan program Bina Keluarga Balita (BKB) dan
kelompok bermain lainnya.
c) Program dana sehat atau JPKM dan sejenisnya, seperti tabulin,
tabunus dan sebagainya.
d) Program penyuluhan dan penyakit endemis setempat.
e) Penyediaan air bersih dan penyehatan lingkungan pemukiman.
f) Usaha Kesehatan Gigi Masyarakat Desa (UKGMD).
g) Program diversifikasi pertanian tanaman pangan.
h) Program sarana air minum dan jamban keluarga (SAMIJAGA) dan
perbaikan lingkungan pemukiman.
i) pemanfaatan pekarangan.
j) Kegiatan ekonomis produktif, seperti usaha simpan pinjam dan lain-
lain.
k) Dan kegiatan lainnya seperti: TPA, pengajian, taman bermain.
7. Manfaat Posyandu
Posyandu memberikan layanan kesehatan ibu dan anak, KB, imunisasi,
gizi, penanggulangan diare.
1) Kesehatan ibu dan anak
a) Ibu: Pemeliharaan kesehatan ibu di posyandu, Pemeriksaan
kehamilandan nifas, Pelayanan peningkatan gizi melalui pemberian
vitamin dan pil penambah darah, Imunisasi TT untuk ibu hamil.
b) Pemberian Vitamin A: Pemberian vitanin A dosis tinggi pada
bulan Februari dan Agustus (Bagian Kependudukan dan
Biostatistik FKM USU. 2007). Akibat dari kurangnya vitamin A
adalah menurunnya daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit.
(Dinas Kesehatan RI. 2006: 95)
c) Penimbangan Balita: Penimbangan balita dilakukan tiap bulan di
posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 95). Penimbangan secara
rutin di posyandu untuk pemantauan pertumbuhan dan mendeteksi
sedini mungkin penyimpangan pertumbuhan balita. Dari
penimbangan yang kemudian dicatat di KMS, dari data tersebut
dapat diketahui status pertumbuhan balita (Dinas Kesehatan RI.
2006: 54), apabila penyelenggaraan posyandu baik maka upaya
untuk pemenuhan dasar pertumbuhan anak akan baik pula.
Berat badan dibawah garis merah Merupakan awal tanda balita gizi buruk
Pemberian makanan tambahan atau PMT, PMT diberikan kepada semua
balita yang menimbang ke posyandu. (Departemen Kesehatan RI. 2006:
104)
2) Keluarga Berencana
Pelayanan Keluarga Berencana berupa pelayanan kontrasepsi kondom,
pil KB, dan suntik KB.
3) Imunisasi
Di posyandu balita akan mendapatkan layanan imunisasi. Macam
imunisasi yang diberikan di posyandu adalah:
a) BCG untuk mencegah penyakit TBC.
b) DPT untuk mencegah penyakit difteri, pertusis (batuk rejan),
tetanus.
c) Polio untuk mencegah penyakit kelumpuhan.
d) Hepatitis B untuk mencegah penyakit hepatitis B (penyakit kuning).
4) Peningkatan Gizi
Dengan adanya posyandu yang sasaran utamanya bayi dan balita,
sangat tepat untuk meningkatkan gizi balita (Notoadmodjo, Soekidjo.
2003: 205). Peningkatan gizi balita di posyandu yang dilakukan oleh
kader berupa memberikan penyuluhan tentang ASI, status gizi
balita, MPASI, Imunisasi, Vitamin A, stimulasi tumbuh kembang
anak, diare pada balita (Dinas Kesehatan RI. 2006: 24).
5) Penanggulangan diare
Penyediaan oralit di posyandu (Dinas Kesehatan RI. 2006: 127).
Melakukan rujukan pada penderita diare yang menunjukan tanda
bahaya di Puskesmas. (Departemen Kesehatan RI. 2006: 129).
Memberikan penyuluhan penggulangan diare oleh kader posyandu.
(Departemen Kesehatan RI. 2006: 132)
Desa yang dimaksud di sini dapat berarti kelurahan atau nagari atau
istilah-istilah lain bagi kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-
batas wilayah, yang berwenang untuk mengatur dan mengurus kepentingan
masyarakat setempat, berdasarkan asalusul dan adat-istiadat setempat yang
diakui dan dihormati dalam sistem Pemerintahan Negara Kesatuan Republik
Indonesia (Depkes, 2007).
Suatu desa dikatakan menjadi desa siaga apabila memenuhi kriteria berikut
(Depkes, 2006) :
3. Manfaat PHBS
Manfaat PHBS secara umum adalah meningkatkan kesadaran masyarakat untuk
mau menjalankan hidup bersih dan sehat. Hal tersebut agar masyarakat bisa
mencegah dan menanggulangi masalah kesehatan. Selain itu, dengan
menerapkan PHBS masyarakat mampu menciptakan lingkungan yang sehat dan
meningkatkan kualitas hidup.
1) Manfaat PHBS di Sekolah
PHBS di sekolah merupakan kegiatan memberdayakan siswa, guru dan
masyarakat lingkungan sekolah untuk mau melakukan pola hidup sehat
untuk menciptakan sekolah sehat. Manfaat PHBS di Sekolah mampu
menciptakan lingkungan yang bersih dan sehat, meningkatkan proses belajar
mengajar dan para siswa, guru hingga masyarakat lingkungan sekolah
menjadi sehat.
2) Manfaat PHBS di Rumah Tangga
Menerapkan PHBS di rumah tangga tentu akan menciptakan keluarga sehat
dan mampu meminimalisir masalah kesehatan. Manfaat PHBS di rumah
tangga antara lain, setiap anggota keluarga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan tidak mudah terkena penyakit, rumah tangga sehat mampu
meningkatkan produktivitas anggota rumah tangga dan manfaat PHBS
rumah tangga selanjutnya adalah anggota keluarga terbiasa untuk
menerapkan pola hidup sehat dan anak dapat tumbuh sehat dan tercukupi
gizi.
3) Manfaat PHBS di Tempat Kerja
PHBS di Tempat kerja adalah kegiatan untuk memberdayakan para pekerja
agar tahu dan mau untuk melakukan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat dan
berperan dalam menciptakan tempat kerja yang sehat. manfaat PHBS di
tempat kerja yaitu para pekerja mampu meningkatkan kesehatannya dan
tidak mudah sakit, meningkatkan produktivitas kerja dan meningkatkan citra
tempat kerja yang positif.
4) Manfaat PHBS di Masyarakat
Manfaat PHBS di masyarakat adalah masyarakat mampu menciptakan
lingkungan yang sehat, mencegah penyebaran penyakit, masyarakat
memanfaatkan pelayanan fasilitas kesehatan dan mampu mengembangkan
kesehatan yang bersumber dari masyarakat.
2. indikator SDKS
1) Mengakhiri segala bentuk kemiskinan
2) Mengakhiri kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan peningkatan
gizi, dan mencanangkan pertanian berkelanjutan
3) Menjamin kehidupan yang sehat dan meningkatkan kesejahteraan
penduduk di segala usia
4) Menjamin kualitas pendidikan yang adil dan inklusif serta meningkatkan
kesempatan belajar seumur hidup untuk semua
5) Mencapai kesetaraan gender dan memberdayakan perempuan dan anak
perempuan
6) Menjamin ketersediaan dan manajemen air dan sanitasi secara
berkelanjutan
7) Menjamin akses terhadap energi yang terjangkau, dapat diandalkan,
berkelanjutan, dan modern.
8) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata dan berkelanjutan,
kesempatan kerja penuh dan produktif, serta pekerjaan yang layak untuk
semua
9) Membangun infrastruktur tangguh, mempromosikan industrialisasi
inklusif dan berkelanjutan dan mendorong inovasi
10) Mengurangi ketimpangan dalam dan antar negara
11) Membuat kota dan pemukiman manusia yang adil, merata, aman,
tangguh dan berkelanjutan
12) Menjamin pola produksi dan konsumsi yang berkelanjutan
13) Mengambil tindakan segera untuk memerangi perubahan iklim dan
dampaknya
14) Melestarikan samudera, laut dan sumber daya kelautan secara
berkelanjutan untuk pembangunan berkelanjutan
15) Melindungi, memulihkan dan meningkatkan pemanfaatan secara
berkelanjutan ekosistem darat, mengelola hutan, memerangi
desertifikasi, dan menghentikan dan memulihkan degradasi lahan dan
menghentikan hilangnya keanekaragaman hayati
16) Meningkatkan masyarakat yang inklusif dan damai untuk pembangunan
berkelanjutan, menyediakan akses terhadap keadilan bagi semua dan
membangun institusi yang efektif, akuntabel dan inklusif di semua
tingkatan
17) Memperkuat sarana pelaksanaan dan merevitalisasi kemitraan global
untuk pembangunan berkelanjutan
TOPIC 5
3. Tujuan SJSN
SJSN merupakan program Negara yang bertujuan memberi kepastian
perlindungan dan kesejahteraan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia. SJSN
bertujuan untuk memberikan jaminan terpenuhinya kebutuhan dasar hidup
yang layak bagi setiap peserta dan/atau anggota keluarganya. Melalui
program ini, setiap penduduk diharapkan dapat memenuhi kebutuhan
dasar hidup yang layak apabila terjadi hal-hal yang dapat mengakibatkan
hilang atau berkurangnya pendapatan, karena menderita sakit, mengalami
kecelakaan, kehilangan pekerjaan, memasuki usia lanjut, atau pensiun.
4. Prinsip SJSN
SJSN diselenggarakan berdasarkan pada 9 (sembilan) prinsip:
1) Kegotong-royongan; prinsip kebersamaan antar peserta dalam
menanggung beban biaya jaminan sosial, yang diwujudkan dengan
kewajiban setiap peserta membayar iuran sesuai dengan tingkat gaji,
upah atau penghasilannya.
2) Nirlaba; prinsip pengelolaan usaha yang mengutamakan penggunaan
hasil pengembangan dana untuk memberikan manfaat sebesar-besarnya
bagi seluruh peserta.
3) Keterbukaan; prinsip mempermudah akses informasi yang lengkap,
benar dan jelas bagi setiap peserta.
4) Kehati-hatian; prinsip pengelolaan dana secara cermat, teliti, aman dan
tertib.
5) Akuntabilitas; prinsip pelaksanaan program dan pengelolaan keuangan
yang akurat dan dapat dipertanggungjawabkan.
6) Portabilitas; prinsip memberikan jaminan yang berkelanjutan meskipun
peserta berpindah pekerjaan atau tempat tinggal dalam wilayan Negara
Kesatuan Republik Indonesia.
7) Kepesertaan bersifat wajib; prinsip yang mengharuskan seluruh
penduduk menjadi peserta jaminan sosial, yang dilaksanakan secara
bertahap.
8) Dana amanat; bahwa iuran dan pengembangannya merupakan dana
titipan dari peserta untuk digunakan sebesar-besarnya bagi kepentingan
peserta jaminan sosial.
9) Hasil pengelolaan Dana Jaminan Sosial (DJS) dipergunakan seluruhnya
untuk pengembangan program dan untuk sebesar-besar kepentingan
peserta; bahwa hasil dividen dari pemegang saham yang dikembalikan
untuk kepentingan peserta jaminan sosial.
Pemikiran mendasar yang melandasi penyusunan SJSN bagi
penyelenggaraan jaminan sosial untuk seluruh warga negara adalah:
1. Penyelenggaraan SJSN berlandaskan kepada hak asasi manusia dan
hak konstitusional setiap orang; sebagaimana tercantum dalam UUD
Negara RI Tahun 1945 Pasal 28H ayat (3) menetapkan, “Setiap orang
berhak atas jaminan sosial yang memungkinkan pengembangan
dirinya secara utuh sebagai manusia yang bermanfaat.”
2. Penyelenggaraan SJSN adalah wujud tanggung jawab negara dalam
pembangunan perekonomian nasional dan kesejahteraan sosial;
sebagaimana tercantum dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 34
ayat (2) menetapkan, “Negara mengembangkan sistem jaminan sosial
bagi seluruh rakyat dan memberdayakan masyarakat yang lemah dan
tidak mampu sesuai dengan martabat kemanusiaan.”
3. Program jaminan sosial ditujukan untuk memungkinkan setiap orang
mampu mengembangkan dirinya secara utuh sebagai manusia yang
bermanfaat; sebagaimana dalam UUD Negara RI Tahun 1945 Pasal 28
H ayat (3), “Setiap orang berhak atas jaminan sosial yang
memungkinan pengembangan dirinya secara utuh sebagai manusia
yang bermanfaat.”
Sehubungan dengan hal tersebut, dipandang perlu menyusun SJSN
yang mampu mensinkronisasikan penyelenggaraan pelbagai bentuk
jaminan sosial yang dilaksanakan oleh beberapa penyelenggara agar dapat
menjangkau kepesertaan yang lebih luas serta memberikan manfaat yang
lebih besar bagi setiap peserta.
5. Manfaat Sistem Jaminan Sosial Nasional (SJSN)
Hadirnya SJSN telah melahirkan sistem baru program jaminan sosial di
Indonesia dan menggantikan program-program jaminan sosial yang ada
sebelumnya, seperti Asuransi Kesehatan (Askes) dan Jaminan Sosial
Tenaga Kerja (Jamsostek). Sistem baru yang dinamakan Badan
Penyelenggaraan Jaminan Sosial (BPJS) adalah wujud tanggung jawab
Negara untuk memberikan perlindungan sosial sepenuhnya kepada
masyarakat Indonesia.
TOPIC 6
Beberapa pengertian yang termaktub (Pasal 1) Dalam Peraturan Menteri ini antara
lain:
1. Jemaah haji adalah Warga Negara Indonesia, beragama Islam dan telah
mendaftarkan diri untuk menunaikan ibadah haji sesuai dengan persyaratan
yang di tetapkan.
2. Istit{a’ah adalah kemampuan Jemaah Haji secara jasmaniah, ruhaniah,
pembekalan dan keamanan untuk menunaikan ibadah haji tanpa
menelantarkan kewajiban terhadap keluarga.
3. Istit{a’ah Kesehatan Jemaah Haji adalah kemampuan Jemaah Haji dari aspek
kesehatan yang meliputi fisik dan mental yang terukur dengan pemeriksaan
yang dapat dipertanggungjawabkan sehingga Jemaah Haji dapat menjalankan
ibadahnya sesuai tuntunan Agama Islam.
4. Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji adalah rangkaian kegiatan penilaian
status kesehatan Jemaah Haji yang diselenggarakan secara komprehensif.
5. Pembinaan Istit{a’ah Kesehatan Haji adalah serangkaian kegiatan terpadu,
terencana, terstruktur dan terukur, diawali dengan Pemeriksaan Kesehatan
pada saat mendaftar menjadi Jemaah Haji sampai masa keberangkatan ke
Arab Saudi.
Penetapan Status Kesehatan Jemaah Haji Risiko Tinggi dituangkan dalam surat
keterangan hasil Pemeriksaan Kesehatan Jemaah Haji yang dikeluarkan dan
ditandatangani oleh dokter pemeriksa kesehatan haji (Pasal 8)
2. menderita penyakit tertentu yang tidak masuk dalam kriteria Tidak memenuhi
syarat istit{a’ah sementara dan/atau tidak memenuhi syarat Istit{a’ah.
Jemaah Haji yang ditetapkan tidak memenuhi syarat istit{a’ah kesehatan haji
merupakan Jemaah Haji dengan kriteria (Pasal 12):
4. Psikosis Akut;
7. Hamil yang diprediksi usia kehamilannya pada saat keberangkatan kurang dari
14 minggu atau lebih dari 26
TOPIC 7
COVID-19
A. Pengertian Covid-19
Covid-19 merupakan nama penyakit yang disebabkan oleh virus corona.
Nama ini diberikan oleh WHO (World Health Organzation) sebagi nama resmi
penyakit ini. Covid sendiri merupakan singkatan dari Corona Virus Disease-
2019.
Covid-19 yaitu penyakit yang disebabkan oleh virus corona yang
menyerang saluran pernafasan sehingga menyebabkan demam tinggi, batuk,
flu, sesak nafas serta nyeri tenggorokan.
TOPIK 8
PRIMARY HEALH CARE (PHC)
1. Pengertian PHC
PHC adalah pelayanan kesehatan pokok yang berdasrkan kepada metoda
dan teknologi praktis, ilmiah dan sosial yang dapat diterima secara baik oleh
individu maupun keluarga dalam masyarakat, melalui partisipasi mereka
sepenuhnya, serta dengan biaya yang terjangkau oleh masyarakat dan Negara
untuk memeliharan setiap tingkat perkembangan mereka dalam semangat untuk
hidup mandiri.
PHC adalah strategi yang dapat dipakai untuk mencapai tingkat minimal
dan pelayanan kesehatan semua penduduk.
3. SASARAN PHC
1) Individu
2) Keluarga
3) Masyarakat
4) Kelompok khusu :
5. FUNGSI PHC
1) Pemeliharaan kesehatan
2) Pencegahan penyakit
3) Diagnosis dan pengobatan
4) Pelayanan tindak lanjut
5) Pemberian sertifikat