Anda di halaman 1dari 8

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Cabe merupakan tanaman perdu dari family terong-terongan (solanaceae)


yang memiliki nama ilmiah Capsicum sp. Cabe berasal dari benua Amerika
tepatnya daerah Peru dan menyebar ke Negara-negara benua Amerika, Eropa
dan Asia termasuk Negara Indonesia.

Selain di Indonesia, cabai juga tumbuh dan populer sebagai bumbu


masakan di Negara-negara Asia Tenggara lainnya. Meskipun ukurannya lebih
kecil daripada varietas cabai lainnya, ia dianggap cukup pedas karena
kepedasaanya mencapai 50.000 – 100.000 pada skala Scoville. Cabai rawit biasa
dijual di pasar-pasar bersama dengan varietas cabai lainnya. Cabai rawit dapat
tumbuh baik di dataran tinggi maupun rendah.

Cabe rawit sebenarnya mempunyai berbagai varietas, kurang lebih tiga


varietas, namun semuanya masih termasuk dalam kelompok genus capsicum.
Pada awalnya, cabe akan berwarna hija tua ketika masih kecil dan akan berubah
merah ketika sudah memasuki musim panen.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Sebutkan klasifikasi tanaman cabai rawit?
2. Apa saja zat yang terkandung dalam cabi rawit?
3. Apa saja manfaat dari cabai rawit?
4. Jelaskan morfologi tanaman cabai?
5. Bagaimana farmakologi cabai rawit?

C. TUJUAN

Untuk menambah pengetahuan Mahasiswa tentang obat-obatan tradisional.

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. Morfologi

1. Batang

Batang tanaman cabai rawit memiliki struktur yang keras dan berkayu,
berwarna hijau gelap, berbentuk bulat, halus dan bercabang banyak. Batang
utama tumbuh tegak dan kuat. Percabangan terbentuk setelah batang tanaman
mencapai ketinggian berkisar antara 30-45 cm. cabang tanaman beruas-ruas,
setiap ruas ditumbuhi daun dan tunas (cabang).

2.      Daun

Daun berbentuk bulat telur dengan ujung runcing dan tepi daun rata
(tidak bergerigi/berlekuk) ukuran daun lebih kecil dibandingkan dengan daun
tanaman cabai besar. Daun merupakan daun tunggal dengan kedudukan agak
mendatar, memiliki tulang daun menyirip dan tangkai tunggal yang melekat
pada batang/cabang. Jumlah daun cukup banyak sehingga tanaman tampak
rimbun.

3.      Bunga

Bunga tanaman cabai rawit merupakan bunga tunggal yang berbentuk


bintang. Bunga tumbuh menunduk pada ketiak daun dengan mahkota bunga
berwarna putih. Penyerbukan bunga termasuk penyerbukan sendiri (self
pollinated crop), namun dapat juga terjadi secara silang, dengan keberhasilan
sekitar 56%.

4.      Buah

Buah cabai rawit akan terbentuk stelah terjadi penyerbukan. Buah


memiliki keanekaragaman dalam hal ukuran, bentuk, warna dan rasa buah.
Buah cabai rawit dapat berbentuk bulat pendek dengan ujung runcing/berbentuk
kerucut. Ukuran buah bervariasi, menurut jenisnya cabai rawit yang kecil-kecil
memiliki ukuran panjang antara  2-2,5 cm dan lebar 5 mm. sedangkan cabai

2
rawit yang agak besar memiliki ukuran yang mencapai 3,5 cm dan lebar
mencapai 12 mm.

Warna buah cabai rawit bervariasi buah muda berwarna hijau/putih


sedangkan buah yang telah masak  berwarna merah menyala/merah jingga
(merah agak kuning) pada waktu masih muda, rasa buah cabai rawit kurang
pedas, tetapi setelah masak menjadi pedas.

5.      Biji

Biji cabai rawit berwarna putih kekuningan-kuningan, berbentuk bulat


pipih, tersusun berkelompok (bergerombol) dan saling melekat pada empulur.
Ukuran biji cabai rawit lebih kecil dibandingkan dengan biji cabai besar. Biji-
biji ini dapat digunakan dalam perbanyakan tanaman (perkembangbiakan).

6.      Akar

Perakaran cabai rawit terdiri atas akar tunggang yang tumbuh lurus ke
pusat bumi dan akar serabut yang tumbuh menyebar ke samping. Perakaran
tanaman tidak dalam sehingga tanaman hanya dapat tumbuh dan berkembang
dengan baik pada tanah yang gembur, porous (mudah menyerap air) dan subur.

3
B. Klasifikasi/Sistematika tanaman cabai rawit

 Kingdom : Plantae (Plant)


 Sub kingdom : Tracheabionta (Vascular Plants)
 Division : Spermatophyta (Seed Plant)
 Sub division : Magnoliophyta (Flowering Plant)
 Classing : Magnolipsida (Dycotyledons)
 Sub classis : Asteredae
 Ordo : Solanales
 Famili : Solanaceae (Potato family)
 Genus : Capsicum L. (pepper)
 Species : Capsicum frustescens L

C. Zat yang terkandung dalam Cabai Rawit

Cabai rawit mengandung minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Benang putih
tempat biji menempel juga mengandung zat capcaisin dan capsantin yang bersifat
memanaskan.

D. Farmakologi cabai rawit berdasarkan manfaatnya

1. Meredakan nyeri

Khasiat capsaicin yang sudah terbukti secara klinis adalah sebagai obat antinyeri.
Sifat antinyeri pada capsaicin efektif membantu meredakan nyeri otot, nyeri
sendi pada penderita radang sendi, nyeri saraf dan migrain.

Capsaicin bekerja dengan cara menghambat hantaran sinyal atau rangsangan nyeri
pada saraf, sehingga sensasi nyeri yang dirasakan berkurang.

2. Mengatasi gatal-gatal pada kulit

Zat capsaicin diketahui memiliki efek anti radang dan memberikan sensasi pedas
atau panas. Efek ini membuat capsaicin bermanfaat untuk mengurangi peradangan

4
dan meringankan gatal pada kulit serta meringankan keluhan terkait masalah kulit,
seperti psoriasis dan eksim.

Studi pada pasien psoriasis yang diobati dengan krim capsaicin menunjukkan
adanya perbaikan gejala psoriasis, seperti kulit berkerak, gatal, dan kemerahan,
secara signifikan.

Akan tetapi, pada beberapa kasus, capsaicin dapat menyebabkan iritasi kulit dan
kemerahan pada kulit, sehingga tidak semua masalah kulit cocok diatasi dengan
capsaicin.

3. Meredakan pilek

Zat capsaicin ini dapat mengurangi pembengkakan di dalam hidung dan


merangsangnya untuk mengeluarkan lendir, sehingga pilek pun mereda.

Selain itu, capsaicin juga dapat menguatkan daya tahan tubuh. Efek baik untuk
meredakan pilek yang disebabkan oleh flu.

4. Meningkatkan metabolisme dan menurunkan berat badan

Capsaicin diketahui dapat meningkatkan metabolisme tubuh. Sejumlah penelitian


menunjukkan bahwa capsaicin dapat meningkatkan metabolisme tubuh, sehingga
menghasilkan pembakaran lemak yang lebih banyak. Alhasil berat badan pun
menurun.

Para peneliti juga menemukan bahwa capsaicin dapat mengurangi hasrat untuk
makan dan membuat kita merasa kenyang lebih lama. Meski demikian, manfaat
capsaicin untuk menurunkan berat badan hanya akan efektif jika dibarengi
dengan pola hidup sehat dan olahraga teratur.

5. Menyehatkan jantung

Dislipidemia adalah kondisi di mana kadar lemak atau kolesterol dalam darah


meningkat. Hal ini berisiko menyebabkan penyumbatan pembuluh darah yang dapat
menimbulkan penyakit jantung dan stroke.

5
Menurut beberapa studi, capsaicin pada cabai diketahui dapat mengurangi
kolesterol, menurunkan tekanan darah, dan memiliki efek antikoagulan (mencegah
penggumpalan darah).

Oleh karena itu, capsaicin dapat digunakan untuk mengurangi risiko terjadinya
penyakit jantung, hipertensi, dan stroke, dengan cara menurunkan kadar kolesterol
jahat LDL sekaligus meningkatkan kadar kolesterol baik HDL dalam tubuh.

6
BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

Cabe rawit sebenarnya mempunyai berbagai varietas, kurang lebih tiga


varietas, namun kesemuanya masih termasuk dalam kelompok genus capsicum.
Pada awalnya, cabe akan berwarna hija tua ketika masih kecil dan akan berubah
merah ketika sudah memasuki musim panen.
Cabai rawit masuk dalam suku terong-terongan (solanaceae) dan merupakan
tanaman yang mudah ditanam di dataran rendah maupun tinggi. Tanaman cabai
banyak mengandung mengandung minyak atsiri yang bersifat antibakteri. Benang
putih tempat biji menempel juga mengandung zat capcaisin dan capsantin yang
bersifat memanaskan.

B. SARAN
Diharapkan bagi para pembaca untuk dapat memberikan respon terhadap
makalah ini, dan dapat menambah pengetahuan mengenai cabai rawit dalam obat-
obatan tradisional.

7
DAFTAR PUSTAKA

1. https://search.yahoo.com/search?
fr=mcafee&type=E210US91215G0&p=morfologi+cabai+rawit
2. Buku Materia Medika Indonesia Jilid III (1979)
3. http://darsatop.lecture.ub.ac.id/2015/10/cabai-rawit-capsicum-
frutescens-l/
4. https://agrotek.id/klasifikasi-dan-morfologi-tanaman-cabai-rawit/
5. https://dosenpertanian.com/tanaman-cabai/

Anda mungkin juga menyukai