Anda di halaman 1dari 8

A.

Implementasi Nilai-nilai Pancasila dalam Perencanaan Pembelajaran


1. Kegiatatan Perencanaan Pembelajaran
Prosedur pengintegrasian nilai-nilai Pancasila ke dalam silabus PKn di SMA
…….. merupakan salah satu langkah yang dilakukan oleh guru PKn dalam menyusun
silabus yang memuat nilai-nilai Pancasila. Pada pelaksanaannya, pengembangan silabus
ini dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau berkelompok dalam sebuah
sekolah atau beberapa sekolah, kelompok musyawarah guru mata pelajaran (MGMP)
atau pusat kegiatan guru (PKG. Penyusunan silabus harus sistematis dan
berkesinambungan, agar silabus bisa benar-benar difungsikan, baik dalam pembuatan
RPP maupun dalam pelaksanaaan pembelajaran. Sehingga hasil pembelajaran tersebut
dapat diterapkan siswa ke dalam lingkungan keluarga, sekolah, maupun masyarakat.
Sesuai dalam Winarno (2007: 5) bahwa pelaksanaan pembelajaran PKn secara tidak
langsung juga menerapkan nilai-nilai Pancasila di dalamnya, baik itu di lingkungan
keluarga, sekolah, maupun masyarakat. Pengintegrasian ini bisa dilakukan secara
mandiri, namun alangkah baiknya dan agar lebih mudah jika dilakukan secara
berkelompok melalui MGMP. Selain itu, dalam pengintegrasian nilai Pancasila ke dalam
silabus PKn juga memperhatikan sumber belajar, karena sumber belajar disini merupakan
salah satu sarana pembelajaran yang dapat menunjang proses pembelajaran. Selain dalam
silabus, nilai-nilai Pancasila juga dituangkan dalam bentuk Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP). RPP sangat penting dalam kegiatan pembelajaran, karena RPP
merupakan langkah awal bagi seorang guru untuk memulai proses pembelajaran kepada
siswa. Pengintegrasian nilai-nilai Pancasila pada penyusunan RPP juga harus
mencantumkan metode, media dan sumber belajar yang mencerminkan nilai Pancasila.
Menyusun RPP sendiri juga tidak mudah, seorang guru harus teliti dan cermat dalam
menyusun RPP agar dalam pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diinginkan. Dalam proses pembelajaran memiliki tujuan agar siswa
memperoleh ilmu pengetahuan dan pengalaman, serta perubahan tingkah laku kearah
yang lebih baik. Pembelajaran sendiri bertujuan untuk membantu siswa agar memperoleh
berbagai pengalaman dan dengan pengalaman tersebut tingkah laku siswa yang meliputi
12 pengetahuan, keterampilan, dan nilai atau norma yang berfungsi sebagai pengendali
sikap dan perilaku siswa menjadi bertambah, baik kuantitas maupun kualitasnya
(Hamalik, 2003:35). Prosedur dalam penyusunan RPP PKn yang memuat nilai-nilai
Pancasila di SMA ….. diatas merupakan langkah-langkah dalam menyusun RPP yang
memuat nilai-nilai Pancasila. Prosedur tersebut termasuk prosedur yang sistematis. Hal
ini dikarenakan prosedur tersebut sesuai dengan aturan Permendikbud No. 22 Tahun
2016 Tentang Standar Proses yang berisikan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
merupakan perencanaan yang harus dibuat oleh guru PPKn sebelum melaksanakan proses
pembelajaran. RPP merupakan penjabaran dari silabus yang telah dikembangkan oleh
guru sebelumnya. Berdasarkan kurikulum 2013 penyusunan RPP yang sudah dibuat
harus sudah mengembangkan model pembelajaran dan karakter didalamnya. Silabus
mengacu dari dokumen pemerintah. RPP dikembangkan guru berisi kompetensi inti,
kompetensi dasar, tujuan, indikator, kegiatan pembelajaran, dan kegiatan evaluasi.
Pembelajaran disini merupakan proses interaksi yang diberikan pendidik kepada peserta
didik melalui pendidik agar dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan,
penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan peserta
didik. Pembelajaran disini merupakan proses interaksi yang diberikan pendidik kepada
peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar (UU No. 20/2003, Bab 1
ayat 1 pasal 20). RPP PKn ini merupakan pedoman ke dua setelah silabus yang berperan
dalam proses pembelajaran. Pembelajaran disini merupakan proses interaksi yang
diberikan pendidik kepada peserta didik melalui pendidik agar dapat terjadi proses
perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan kemahiran dan tabiat, serta pembentukan
sikap dan kepercayaan peserta didik. Pembelajaran disini merupakan proses interaksi
yang diberikan pendidik kepada peserta didik dan sumber belajar pada suatu lingkungan
belajar (UU No. 20/2003, Bab 1 ayat 1 pasal 20). Sedangkan pembelajaran sendiri
diartikan sebagai suatu kombinasi yang tersusun meliputi unsur-unsur manusiawi (siswa,
guru dan tenaga lainnya), material (buku-buku dan alat tulis menulis), fasilitas (ruangan
kelas dan laboratorium), perlengkapan(media pembelajaran, perlengkapan audio-visual,
komputer, dan sebagainya), dan prosedur (meliputi jadwal dan metode pembelajaran)
yang saling mempengaruhi untuk mencapai tujuan pembelajaran. (Hamalik, 2003:25).
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi dokumen RPP sudah disesuaikan KI
dan KD yang akan diberikan. Guru selalu membawa RPP yang akan disampaikan pada
setiap pembelajaran. Guru memiliki instrumen penelitian yang menyesuaikan dengan
Kurikulum 2013. Instrumen penelitian tersebut seperti pembuatan skala sikap. Karakter
sudah dimasukan ke dalam RPP.

2. Pelaksanaan Pembelajaran
Berdasarkan observasi pelaksanaan pembelajaran nilai-nilai Pancasila di kelas
indikator yang dikaji adalah persiapan mengajar, menerapkan teknik pendekatan,
metode, model, dan media pembelajaran nilai-nilai Pancasila. Sebelum mengajar di
depan kelas guru telah mempersiapkan diri dengan baik. Pada awal pembelajaran
sudah siap dikelas. Pada jam mengajar yang telah ditentukan ditandai bel masuk.
Sebelum memulai dan mengakhiri pelajaran guru mengucapkan salam, setelah
mengucapkan salam guru memimpin peserta didik untuk berdoa menurut agama dan
kepercayaan masing-masing. Kebiasaan yang ditanamkan guru tersebut
mencerminkan sila pertama. Sesuai materi, selesai berdoa dilanjutkan dengan
menyanyikan lagu nasional Garuda Pancasila. Tujuannya memberikan motivasi, dan
pembiasaan jiwa nasionalisme sesuai sila ketiga. Setelah itu guru mengecek
kehadiran peserta didik. Guru saat presensi memanggil satu persatu dan menanyakan
peserta didik yang tidak hadir. Tujuannya sesuai sila kedua, yaitu dapat mengetahui
keadaan dan kesiapan siswa sebagai manusia. RPP dalam proses pembelajaraan
kadang tidak diterapkan sesuai urutan yang telah disusun, dikarenakan kondisi siswa,
jam mengajar, dan waktu yang terbatas. Guru berusaha untuk mengajak siswa untuk
terlibat aktif dalam pembelajaran. Dampaknya siswa menjadi merasa diperhatikan.
Guru mengembangkan dialog dan kesempatan bertanya sehingga siswa dapat
memahami materi yang sedang diberikan dan mempunyai kemampuan untuk
merealisasikan nilai-nilai Pancasila. Siswa terlihat berani menyampaikan jawaban dan
pendapatnya. Guru mengembangkan pula pendekatan berkelompok dan diskusi untuk
melihat peserta didik dapat bekerja sama dengan teman yang lain sesuai sila ketiga.
Guru memberikan tugas dalam bentuk individual dan kelompok. Tujuan pemberian
tugas kelompok agar siswa berlatih mengenal dan mampu bekerjama dengan siswa
lain.
Nilai-nilai Pancasila yang disampaikan dalam pembelajaran PKn meliputi nilai
ideal, nilai instrumental, dan nilai praksis. Menurut Moerdiono (dalam Mulyono: 2-3)
ada 3 tataran nilai dalam ideologi Pancasila yaitu nilai dasar, nilai instrumental, dan
nilai praksis.
a. Nilai dasar, yaitu suatu nilai yang bersifat amat abstrak dan tetap, yang terlepas dari
pengaruh perubahan waktu. Nilai dasar merupakan prinsip, yang bersifat amat
abstrak, bersifat amat umum, tidak terikat oleh waktu dan tempat, dengan kandungan
kebenaran yang bagaikan aksioma. Dari segi kandungan nilainya, maka nilai dasar
berkenaan dengan eksistensi sesuatu, yang mencakup cita-cita, tujuan, tatanan dasar
dan ciri khasnya. Nilai dasar Pancasila ditetapkan oleh para pendiri negara. Nilai
dasar Pancasila tumbuh baik dari sejarah perjuangan bangsa Indonesia melawan
penjajahan yang telah menyengsarakan rakyat, maupun dari cita-cita yang
ditanamkan dalam agama dan tradisi tentang suatu masyarakat yang adil dan makmur
berdasarkan kebersamaan, persatuan dan kesatuan seluruh warga masyarakat.
b. Nilai instrumental, yaitu suatu nilai yang bersifat kontekstual. Nilai instrumental
merupakan penjabaran dari nilai dasar tersebut, yang merupakan arahan kinerjanya
untuk kurun waktu tertentu dan untuk kondisi tertentu. Nilai instrumental ini dapat
dan bahkan harus disesuaikan dengan tuntutan zaman. Namun nilai instrumental
haruslah mengacu pada nilai dasar yang dijabarkannya. Penjabaran itu bisa dilakukan
secara kreatif dan dinamik dalam bentuk-bentuk baru untuk mewujudkan semangat
yang sama, dalam batas-batas yang dimungkinkan oleh nilai dasar itu. Dari
kandungan nilainya, maka nilai instrumental merupakan kebijaksanaan, strategi,
organisasi, sistem, rencana, program, bahkan juga proyek-proyek yang
menindaklanjuti nilai dasar tersebut. Lembaga negara yang berwenang menyusun
nilai instrumental ini adalah MPR, Presiden, dan DPR.
c. Nilai praksis, yaitu nilai yang terkandung dalam kenyataan sehari-hari, berupa cara
bagaimana rakyat melaksanakan (mengaktualisasikan) nilai Pancasila. Nilai praksis
terdapat pada demikian banyak wujud penerapan nilai-nilai Pancasila, baik secara
tertulis maupun tidak tertulis, baik oleh cabang eksekutif, legislatif, maupun
yudikatif, oleh organisasi kekuatan sosial politik, oleh organisasi kemasyarakatan,
oleh badan-badan ekonomi, oleh pimpinan kemasyarakatan, bahkan oleh warganegara
secara perseorangan.

B. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila di Sekolah


Pengamalan sila pertama di lingkungan sekolah yaitu guru melalui doa bersama
sebelum dan sesudah pembelajaran, peringatan hari-hari besar keagamaan, dan
melakukan ibadah di sekolah. Pengamalan sila kedua, yaitu guru secara bertahap
memberikan bimbingan pentingnya memberikan contoh-contoh perilaku yang sopan,
tidak membeda-bedakan teman, tidak mengolok temannya, kebiasaan memberi salam,
dan menengok temannya yang sakit. Sila ketiga, melalui upacara bendera, melaksanakan
piket kebersihan kelas, dan menjaga kebersihan dilingkungan sekolah sebagai salah satu
bukti siswa mencintai tanah air. Sila keempat, melalui bermain peran pemilihan ketua
kelas, pemilu ketua osis, dan diskusi kelas. Sila kelima, melalui mengumpulkan bantuan
dana untuk korban bencana alam/kemanusiaan dan bakti sosial.
Model implementasi nilai-nilai Pancasila pada peserta didik oleh guru PPKn di
kelas, dapat dilakukan memalui empat aspek yang ada disekolah, yaitu pembelajaran,
pelatihan, keteladanan, dan pembiasaan. Pada proses pembelajaran, model implementasi
nilai-nilai Pancasila dapat dilakukan pada waktu kegiatan intrakurikuler atau pada saat
proses pembelajaran mata pelajaran PPKn dimulai. Implementasi nilai-nilai Pancasila
dilakukan melalui materi-materi yang sedang dipelajari di kelas. Aspek berikutnya iaalah
aspek pelatihan, aspek ini dapat dilakukan dengan cara melaksanakan kegiatan
ektrakurikuler dan kegiatan intrakurikuler. Pada kegiatan ekstrakurikuler, nilai-nilai
Pancasila diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan penunjang minat dan bakat
siswa. Nilai-nilai Pancasila tersebut dapat dimasukkan kedalam kegiatan-kegiatan yang
mampu menumbuhkan dan mengembangkan pengetahuan, pemahaman, dan pelaksanaan
nilai-nilai Pancasila. Kegiatan intrakurikuler dilakukan dengan menerapkan pembelajaran
PPKn yang melatih keterampilan peserta didik. Kegiatan yang dapat dilaksanakan seperti
simulasi musyawarah, simulasi debat, dan observasi isu-isu sosial kewarganegaraaan di
lingkungan tempat tinggal peserta didik. Berdasarkan penelitian didapatkan pembelajaran
Pancasila di sekolah dilaksanakan dengan cara pembiasaan dan keteladanan. Guru
diharapkan tidak hanya mengejar administrasi dan kognitif. Pengembangan karakter
sikap dan perilaku mutlak diperhatikan. Kebiasaan (habituasi) yang ditanamkan guru
tersebut diharapkan siswa memiliki ketaatan dan keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha
Esa, seperti melaksanakan Tadarus bersama di awal jam pembelajaan, Sholat Dhuha dan
Sholat Dzuhur berjamaah. Selain itu, diperlukan sikap keteladanan dari warga sekolah,
contohnya guru memberi contoh berpakaian yang rapi dan sopan, bersikap ramah
terhadap orang lain, dan bagaimana harus menyapa terlebih dahulu apabila berpapasan
baik di lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah. Guru harus berperan
sebagai model yang baik bagi siswa dan membangun kepribadian siswa dengan cara
menanamkan nilai-nilai yang dapat digali dari Pancasila dan pemberian contoh atau
keteladanaan kepada siswa. Karena dalam ajaran Pancasila. Selain dalam mapel PPKn
dalam pelajaran lainpun secara tidak langsung juga sudah menerapkan nilai-nilai
pancasila, contoh saja dalam pembentukan kelompok disana pasti akan terjadi
musyawarah untuk mengerjakan tugasnya. Melalui upacara bendera ditanamkan nilai
persatuan dan dapat menghafalkan sila-sila yang terdapat Pancasila.

C. Hambatan dan Solusi dalam Pengimplementasian Nilai-Nilai Pancasila di kalangan


Generasi Milenial
1. Materi Pancasila atau pengimplementasian Pancasila hanya terbatas diberikan di
kelas Saja.
2. Dari sisi di lingkungan masyarakat banyak contoh yang tidak sesuai dengan nilai-nilai
Pancasila. Faktor lingkungan tempat tinggal sangat mempengaruhi pembentukan
perilaku peserta didik. Sekolah hanya bisa memantau di lingkungan dalam, sementara
saja untuk perilaku anak di luar pembelajaran atau di luar sekolah sudah menjadi
tanggung jawab orangtua.
3. Di era globalisasi sekarang siswa perlu diberikan pemahaman dan pendampingan
terkait perilaku yang boleh ditiru dan tidak. Karena perilaku yang tidak sesuai nilai-
nilai Pancasila dapat beredar bebas lewat internet, gadget dan media sosial. Sehingga
pengaruh negatifnya bisa cepat merasuki pemikiran siswa.
4. Kondisi kemampuan siswa dan sekolah yang berbeda-beda dan kondisi kelas yang
susah dikendalikan. Sebenarnya guru sudah cukup tegas dalam menghadapi siswa
yang ramai di kelas.

Upaya mengatasi kendala pembelajaran yaitu terkait dengan fakor lingkungan, guru
berusaha melakukan pendekatan personal dengan siswa. Terutama dengan siswa yang
sering melangar tata tertib sekolah. Latar belakang keluarga bervariatif membuat
karakter siswa juga beraneka ragam. Kebiasaan siswa yang dibawa dari rumah
masing-masing anak berbeda. Kendala yang berkaitan dengan keterbatasan waktu jam
pelajaran, guru berusaha memanfaatkan waktu seoptimal mungkin agar tujuan
pembelajaran tercapai. Agar rencana dan tujuan pembelajaran dapat tercapai sesuai
dengan yang diharapkan. Media pembelajaran yang lengkap sangat dapat menunjang
kegiatan pembelajaran di kelas. Keunggulan media berbasis teknologi yang dimiliki
sekolah harus sangat dimanfaatkan secara maksimal dan dilakukan pendampingan
dan pemahaman bahwa teknologi ada pengaruh negatif yang harus diwaspadai terkait
perilaku yang tidak sesuai nilai-nilai Pancasila. Diperlukan kreatifitas guru agar
pelaksanaan pembelajaran tetap berjalan dengan optimal. Pemakaian media lain non
teknologi sangat diajurkan, mengingat ada beberapa sekolah yang fasilitas
multimedinya terbatas. Misalkan dengan gambar yang berasal dari koran, majalah,
dan internet. Peserta didik dilatih untuk tanggap terhadap isu-isu kewarganegaraan
disekitarnya. Selain itu siswa diajak berpartisipasi secara cerdas dan tanggung jawab
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara sehingga nantinya
menjadi warga negara yang mampu mengamalkan nilai-nilai Pancasila. Guru
memiliki peran sebagai fasilitator, dinamisator, dan mediator. Sebagai fasilitator guru
memberi kesempatan kepada siswa untuk mencoba mencari dan menganalisis
informasi maupun berita-berita yang diterimanya. Sebagai dinamisator, guru harus
mampu menciptakan suasana kelas yang kondusif dan interaktif. Sebagai mediator,
guru memberikan rambu-rambu atau pengarahan kepada peserta didik dalam belajar
sebagai motivator, guru harus memberikan dorongan agar perserta didiknya mampu
bersemangat dalam mengikuti proses pembelajaran dan menuntut ilmu.
Daftar pustaka
1. Winarno. 2007. Paradigma baru Pendidikan Kewarganegaraan (volume 2).
Jakarta: Bumi Aksara
2. Hamalik, Oemar. 2003. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara
3. Mulyono. Dinamika Aktualisasi Nilai Pancasila dalam Kehidupan Berbangsa dan
Bernegara. Jurusan Sejarah Fakultas Ilmu Budaya Universitas Diponegoro
4. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem
Pendidikan Nasional. 2003, (Online), (http://www. Dikti.org/UUno20th2003-
Sisdiknas.htm), diakses tanggal 30 Desember 2019
5. Lampiran Permendikbud No. 22 Tahun 2016 Tentang Standar Proses

Anda mungkin juga menyukai