Anda di halaman 1dari 7

Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.

6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

PENDAYAGUNAAN TENAGA KERJA


PADA PROYEK KONSTRUKSI
(STUDI KASUS: PT TRAKINDO UTAMA MANADO)

Pricilia Asmita Wowor


B. F. Sompie, H. Taroreh, D. R. O. Walangitan
Fakultas Teknik, Jurusan Sipil, Universitas Sam Ratulangi
email: pricqueen_girlz@yahoo.com

ABSTRAK
Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini telah memacu perkembangan industri
yang ada di Indonesia. Hal ini dapat kita lihat dari semakin banyaknya proyek yang ada dan
dilaksanakan berbagai teknologi dan inovasi baru yang diterapkan. Antara lain penggunaan
plat bondeck sebagai salah satu bahan dalam pekerjaan plat lantai. Akan tetapi dengan
perkembangan ini banyak juga pelaksanaan suatu proyek tidak dibarengi dengan
penggunaan tenaga kerja yang terampil dibidangnya serta perencanaan dan pola
pendayagunaanya tidak diterapkan secara baik bahkan tidak direncanakan secara tepat.
Sehingga banyak pekerjaan yang diselesaikan mengalami keterlambatan waktu
pelaksanaannya dan tidak sesuai dengan mutu dan kualitasnya. Pemanfaatan tenaga kerja
yang efisien dan efektif, penempatan tenaga kerja sesuai dengan bidang dan keahliannya
perlu diterapkan dengan tujuan setiap potensi manusia yang terlibat dalam proyek ini
didayagunakan secara cermat, ekonomis, dan sistematis untuk mencapai sasaran yang
direncanakan. Dengan penerapan suatu pendayagunaan yang baik maka diperoleh informasi
data yang digunakan secara tepat dan teratur, alokasi sumber daya tenaga kerja dengan
jumlah yang dibutuhkan, dari 101 tenaga kerja menjadi 50 tenaga kerja yang berpotensial
dibidangnya. Agar terhindar dari pemutusan hubungan kerja sehingga proyek dapat selesai
dengan waktu yang telah direncanakan.
Kata kunci: Perencanaan, Perataan, Tenaga Kerja

PENDAHULUAN aturan sehingga dapat berjalan dengan baik


dan sesuai dangan apa yang diharapkan.
Kemajuan ilmu pengetahuan dan Pendayagunaan tenaga kerja yang kurang
teknologi dewasa ini mengalami per- baik dan tidak tepat akan menjadi sumber
kembangan yang begitu pesatnya. Hal ini masalah yang sangat besar. Hal ini
pula yang memacu berkembangnya industri dikarenakan sumber daya tenaga kerja
ataupun jasa konstruksi yang ada. Saat ini merupakan satu sumber daya yang sangat
dapat kita temui begitu banyaknya proyek penting dalam pelaksanaaan suatu proyek.
proyek pembangunan yang dilaksanakan Oleh karena itu dalam pelaksanaan suatu
oleh pemerintah maupun pihak swasta, proyek harus ada suatu pola pendayagunaan
tentunya dengan berbagai teknologi dan yang tepat agar sasaran yang di capai dapat
inovasi-inovasi yang ditawarkan. terwujud.
Seiring dengan adanya peningkatan jumlah
usaha konstruksi inilah maka tak jarang kita Rumusan Masalah
dapati para kontraktor berusaha men- Dalam pelaksanaan suatu proyek
dapatkan proyek tanpa memikirkan memerlukan beberapa daya diantaranya
ketersediaan sumber daya serta pengaturan tenaga kerja. Penggunaan tenaga kerja yang
atau manajemen yang tepat dan seharusnya tidak efektif dan efisien sering kali terjadi
diterapkan. dalam pelaksanan suatu proyek. Oleh sebab
Dengan adanya suatu pola pendaya- itu diusahakan sedapat mungkin agar tenaga
gunaan yang tepat oleh para manajer kerja yang ada mampu memberikan hasil
rekayasa konstruksi maka setiap pelaksanan yang maksimal dengan biaya seminimal
suatu pekerjaan dapat dilaksanakan sesuai mungkin. Masalah kini yang timbul adalah

459
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

bagaimana pola pendayagunaan tenaga kerja METODOLOGI PENELITIAN


yang harus diterapkan agar proyek dapat
berjalan dengan baik dan sesuai yang di Metode yang dipakai dalam penelitian
harapkan. ini adalah studi literature dan studi lapangan.
Kedua metode yag digunakan saling
Batasan Masalah mendukung untuk mencapai tujuan akhir
Tinjauan ini dibatasi pada: penulisan.
Sumber daya yang ditinjau adalah sumber Studi literature dilakukan penulis dengan
daya tenaga kerja cara membaca literature yang berhubungan
Sumber daya yang ditinjau dibatasi pada dengan materi sebagai bahan pengkajian
pelaksanaan pekerjaan plat lantai yang dari segi teoritis. Selain itu informasi
menggunakan plat bondeck. lainnya diperoleh lewat internet.
Untuk studi lapangan dilakukan penulis
Tujuan Penelitian dengan cara pengumpulan data dan
Tujuan penulisan ini adalah untuk informasi yang menyangkut aktifitas-
mencari bentuk dan struktur tenaga kerja aktifitas kegiatan pada proyek serta proyek
pada suatu proyek konstruksi, dimana secara keseluruhan, volume pekerjaan dari
segenap potensi manusia yang terlibat di aktifitas yang ada, gambar proyek, time
proyek ini didayagunakan secara cermat, schedule dari yang menjadi objek penelitian,
ekonomis dan sistematis untuk mencapai alokasi tenaga kerja, kondisi proyek dengan
sasaran yang telah di rencanakan. mengadakan peninjauan langsung di lokasi
objek penelitian. Setelah itu penelitian
Manfaat Penelitian mengolah data.
Secara umum manfaat penelitian yang di
harapkan Dari penelitian ini adalah sebagai HASIL DAN PEMBAHASAN
bahan masukan bagi kontraktor dan tenaga
kerja untuk bagaimana seharusnya potensi Proyek ini dimiliki oleh PT. Trakindo
manusia ittu didayagunakan khususnya Utama, dengan konsultan PT. Deserco dan
dalam pelaksanaan pekerjaan plat lantai sebagai kontraktor untuk pekerjaan sipil dan
menggunakan menggunakan plat modern arsitektur adalah PT. Cakra Buana Megah
yaitu plat bondek. yang membidangi pekerjaan struktur
bangunan. Dimana struktur bangunan atas
Tinjauan Pustaka menggunakan konstruksi baja, dan juga plat
Manajemen terdapat dalam semua lantai yang menggunakan komposit baja
kegiatan manusia baik dalam rumah tangga, beton berupa ( bondeck, shear connector,
pemerintah, perusahaan, dan sebagainya. cor beton), rangka atap menggunakan baja
Oleh karena itu, manajemen perlu untuk ringan.
dipelajari dan selanjutnya diaplikasikan. Dalam aktivitas pekerjaan konstruksi
Berikut ini pengertian dasar manajemen sipil menggunakan baja seperti dalam
menurut beberapa tokoh manajemen yang pekerjaan pondasi. Pekerjaan balok dan
telah mendefinisikan manajemen (Tarore, kolom menggunakan baja erection,
Mandagi, 2006). Konsultan manajemen pekerjaan plat dan lantai menggunakan
konstruksi adalah suatu badan/lembaga komposit dari tulangan berupa (bondeck,
multidisiplin profesional, tangguh dan wiremesh, shear connector, cor beton),
independen yang bekerja untuk pemilik rangka atap menggunakan baja ringan
proyek dari saat awal perencanaan sampai galvalum. Karena aktivitas pekerjaan
pengoperasian proyek, mampu bekerjasama banyak menggunakan baja maka banyak
dengan konsultan perencana (architect sumber daya tenaga kerja yang digunakan
engineer) guna mencapai hasil yang optimal adalah tenaga terampil yang didatangkan
dalam aspek waktu, biaya serta kualitas kontraktor dari Jawa. Sedangkan untuk
seperti yang sudah ditentukan atau material baja juga didatangkan langsung dari
diinginkan sebelumnya (Tarore, Mandagi, pabrik di Jawa. Untuk beton menggunakan
2006). material dari lokal.

460
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

Oleh kontraktor tersedia tenaga kerja floordeck dengan penampang kasar lebih
yang dalam pembagian pekerjaan diatur baik dalam memikul sederetan beban
menurut kebutuhan kegiatan pekerjaan yang terpusat, sedangkan plat dan rangka ruang
di rencanakan. Selain dari itu pekerjaan cenderung lebih cocok untuk memikul
tidak luput dari keterlambatan pekerjaan beban terdistribusi merata.
yang diakibatkan oleh cuaca yang tidak
mendukung, keterlambatan kiriman, atau Plat Bondeck
pasokan bahan dan material, dan Plat Bondeck adalah pada dasarnya
keterbatasan penggunaan alat berat. adalah plat yang menggunakan deck baja
yang digalvanis berkekuatan tinggi dan
Tinjauan Plat Secara Umum berfungsi ganda yaitu sebagai bekisting tetap
Plat adalah struktur planar kaku yang dan penulangan positif searah. Lembaran
secara khas terbuat dari material monolit panel ini dibentuk dari plat baja dan telah
yang tingginya sangat kecil dibandingkan digalvanis dengan rata dan sempurna.
dengan dimensi lainnya. Beban yang Panjang maksimum yang dianjurkan adalah
umumnya bekerja pada plat mempunyai 12m, karena biasanya batas panjang
sifat banyak arah dan tersebar. Sejak maksimum di tentukan oleh kemudahan
digunakannya beton bertulang modern untuk pengerjaan dan pengangkutan. Dek baja ini
plat, hampir semua gedung menggunakan sebagai pengganti tulangan positif searah
material ini sebagai elemen plat. Plat dapat sedangkan pasak yang berupa rusuk- rusuk
ditumpu seluruh tepinya, atau juga hanya panel tertanam dengan kuat di dalam beton
pada titik tertentu, atau campuran antara yang membuat seluruh panel menjadi
tumpuan menerus dan titik.kondisi tumpuan tulangan positif searah yang sangat kuat.
sederhana atau dijepit. Adanya kemung- Panel bondeck dibentuk dari baja
kinan variasi kondisi tumpuan menyebabkan berkekuatan tinggi (tegangan leleh min =
plat dapat digunakan untuk berbagai 5500kg/cm2) merupakan bahan yang tidak
keadaan. Pada umumnya dapat dikatakan mudah rusak baik baik dalam waktu
bahwa plat yang terbuat dari material padat pengangkutan maupun waktu pemasangan
homogen mempunyai sifat yang sama di dan memiliki faktor keamanan yang besar
segala arah. Sekalipun demikian, ada pula dalam perencanaan. Konstruksi plat beton
jenis elemen lain yang mempunyai perilaku komposit dengan tambahan sedikit
struktural analog dengan yang dimiliki oleh penulangan keamanan terhadap kebakaran
plat. Rangka ruang (rangka batang) yang dapat bertahan terhadap api selama 2 jam,
terdiri atas elemen-elemen pendek kaku walaupun dibawahnya tidak terdapat
berppola segitiga secara tiga dimensi dan pelindung yang lain. Untuk menambah
membentuk struktur permukaan bidang kaku ketahanan terhadap kebakaran dapat di
besar dengan ketebalan relatif tipis adalah lakkan dengan memberi bahan pelindung
contoh struktur analog dengan plat. Struktur pada permukaan bagian bawah deck.
bondeck juga merupakan contoh lainnya.
Struktur bondeck bidang secara khas terdiri Plat Floor Deck/ Bondeck
dari elemen-elemen linear kaku panjang Deck dapat di sediakan dengan panjang
seperti rangka batang, yang batang tepi atas sampai 12m atau lebih dan sebaiknya
dan bawahnya sejajar. Titik hubungannya diambil panjang yang dapat menutup dua
bersifat kaku. Distribusi momen dan geser atau tiga bentang. Rata-rata bondeck punya
pada struktur seperti ini dapat merupakan ketebalan 0.75mm, tinggi 4.5cm dan lebar
distribusi yang terjadi pada plat-plat efektif 1m. Jarak sambungan memanjang
monolit. antara panel-panel diusahakan seminimal
Dapat terlihat jenis umum kelengkungan mungkin. Panel-panel deck diletakkan di
dan momen eksternal yang timbul pada atas balok-balok pemikul dan umumnya di-
struktur plat konvesional dan floor deck perlukan minimum 5cm. bidang perletakan
pada dasarnya sama apabila dimensi balok tengah atau balok akhir baik pada
umumnya sama. Cara sebenarnya masing- konstruksi baja maupun pada pemasangan
masing struktur memberikan momen batu bata dan beton. Panel-panel itu harus
internal tahanan dan perilaku khususnya, segera dimatikan/dipakukan pada tumpuan-
bagaimanapun berbeda. Pada umumnya nya setelah penempatan selesai untuk

461
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

menghindari terjadinya pergeseran yang ini untuk mencegah kemungkinan masuknya


diakibatkan oleh angin ataupun beban air semen melalui rusuk ke dasar floor deck.
pelaksanaan pada konstruksi Ujung rusuk floor deck dapat ditutup
Panel floor deck berfungsi sebagai dengan meletakan polystyrene pada ujung
bekisting untuk beton basah dan merupakan rusuk dan kemudian dipikul dengan papan di
lantai kerja yang aman untuk pekerjaan depan lubang rusuk. Alternatif lain ialah
lainnya. Meskipun demikian harus di- rusuk floor deck ditutup dengan pita
hindarkan adanya pemusatan beban dan adhesive yang cocok selebar rusuk floor
sebaiknya bagian-bagian yang memikul deck. Untuk bentang besar, tiang penyangga
beban atau lalu lintas berat dicor lebih diperlukan untuk meniadakan lendutan panel
dahulu. floor deck pada waktu beton masih basah.
Tiang penyangga harus cukup kuat dan
Pemasangan pada portal konstruksi beton: mempunyai daya dukung yang cukup kuat
1. Panel floor deck dipasang sebagai bentang agar tidak terjadi penurunan. Hubungan
tunggal yaitu antara balok-balok pemikul. langsung antara floor deck dengan balok
Dalam hal ini panel deck harus dimatikan, kayu muda/basah harus dihindarkan untuk
pada balok/dinding pemikul. Untuk plat-plat mencegah timbulnya noda halus pada dasar
bentang menerus, tulangan negatif harus floor deck. Tergantung dari beban dan
dipasang di atas balok pemikul. Untuk keadaan pemeliharaan beton sesudah dicor,
pengikatan panel floor deck pada biasanya tiap penyangga sementara dapat di-
balok/dinding beton dapat dipakai paku- cabut/dilepas setelah beton berumur 7
paku beton dengan cara manual atau sampai 14 hari. Pembebanan penuh sesuai
mekanis atau dapat juga dengan pengelasan dengan rencana baru dapat diberikan setelah
pada tulangan balok/dinding pemikul. Pelat beton berumur 28 hari, dimana kekuatan
beton komposit dicor menjadi satu dengan beton telah tercapai.
dinding pemikul. Bila dalam perencanaan diperlukan
2. Panel Bondeck dipasang sebagai bentang pemasangan penahanan geser, maka
penerus. Dalam hal ini balok/dinding penahan geser harus dipasang biasanya
pemikul sudah dicor penuh dan panel floor menembus panel floor deck dan dilas atau
deck diletakkan di atasnya dan dimatikan tertanam pada balok-balok pemikul. Adapun
dengan stek/ angker-angker masuk luas penampang dan jarak geser antara
dibengkokkan kemudian dicor menjadi satu penahan geser ditentukan dari perhitungan
dengan balok-balok pemikul. Tulangan statika. Bentuk penahan geser bermacam-
negatif diatas balok pemikul tetap macam, ada yang berbentuk khusus dan ada
diperlukan. Angker-angker pengikat panel pula yang dibuat dari besi beton yang
floor deck akan berfungsi sebagai penahan biasanya dibengkokan. Penahan geser ini
geser, bila balok-balok pemikul tengah harus diletakkan dengan tinggi maksimum
diperhitungkan sebagai balok T dan tepi 2cm di bawah permukaan akhir plat beton.
balok sebagai balok L. dalam hal ini luas Untuk semua jenis plat, disarankan
penampang angker harus diperhitungkan. memakai tulangan susut yang berfungsi
Panel floor deck dibuat dengan memiliki tepi selain untuk mengatasi perubahan
rusuk yang dapat tepat menumpang dari temperature, juga untuk menyebarkan
lembar panel berikutnya. Untuk pembebanan. Untuk plat tebal 9-12 cm,
mendapatkan sambungan yang baik dan dapat dipakai jarring baja BRC M-5 dan 13-
dasar panel yang rata, tumpangan samping 16 cm dipakai BRC M-16.
harus diikat dengan sekrup atau las. Tulangan diletakkan 2cm di bawah
Pengikat tumpangan samping ini diperlukan permukaan atau beton. Jaringan kawat baja
khususnya untuk panel floor deck yang ini harus menutup permukaan plat dan pada
dipasang pada konstruksi beton. sambungan saling bertumpangan dan diikat
Bila dasar floor deck akan digunakan sesuai dengan ketentuan pabrik pembuatnya,
sebagai langit-langit/plafon, maka lubang- untuk memperoleh kekuatan dalam 2 arah.
lubang yang terjadi karena terbukanya Untuk plat-plat beton khusus yang kedap air
ujung-ujung rusuk floor deck pada waktu dan plat-plat bagian luar yang berhubungan
terbukanya ujung-ujung rusuk floor deck langsung dengan sinar matahari, diperlukan
pada waktu pengecoran harus ditutup. Hal tulangan susut yang lebih berat.

462
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

Dalam pelaksanaan aktivitas proyek Pendayagunaan tenaga kerja pada


didasarkan pada analisa penggunaan mutu proyek PT Trakindo Utama Manado.
yang mempengaruhi penggunaan tenaga Perekrutan tenaga kerja
kerja, baik dalam jumlah dan keahliannya. Perekrutan tenaga kerja adalah suatu
 Mutu beton K 250 proses mencari tenaga kerja dengan men-
 Mutu baja U 24 untuk diameter tulangan dorong serta memberikan suatu pengharapan
12 untuk melamar pekerjaan pada perusahaan.
 Mutu baja U 32 untuk diameter tulangan Perekrutan ini dilakukan dengan memilih
16 atau lebih. tenaga kerja yang telah berpengalaman dan
 Mutu baja profil ASTM A36 terampil di bidangnya.
 Ware mesh U50 U/DMS Tenaga kerja untuk proyek PTTU ini
 Kolom tipe K1= Hwf (250x250x9x14) sebagian besar direkrut dari luar daerah
 Kolom tipe K2= Hwf (250x250x9x14) yaitu Jawa dengan alasan bahwa tenaga
 Kolom tipe K3=Hwf ( 250x250x8x12) kerja dari Jawalah yang terampil dan
 Rangka R1 = Wf (500x200x10x16) mengerti tentang pekerjaan yang di
 Gelegar tipe G1 = Wf (300x150x6,5x9) laksanakan yaitu pekerjaan dengan
 Geleger tipe G2 = Wf (300x150x6,5x9) penggunaan Plat Bondeck.
 Gording = Cnp (200x75x20x3,2) Penempatan tenaga kerja
 Ikatan Angin = Besi Beton ø 16mm Pada proyek ini tenaga kerja yang ada
 Trekstang = Besi Beton ø 12mm ditempatkan sesuai dengan kebutuhan
 Atap = Seng Warna pekerjaan yang ada. Yaitu untuk setiap
Selain itu alat bantu yang digunakan berupa pekerjaan ditempatkan 1 orang mandor,
mobile crane yang sangat mempengaruhi untuk mengawasi pelaksanaan pekerjaan dan
terhadap penggunaan tenaga kerja juga beberapa orang pekerja untuk
khususnya dalam pemindahan material dan pelaksanaan tersebut.
bahan konstruksi. Dimana mobile crane ini Khusus untuk pekerjaan plat lantai
sangat membantu dalam pekerjaan ereksi ditempatkan tenaga kerja dengan pengaturan
baja balok dan kolom, pengangkatan sebagai berikut:
wiremesh, bondeck, dan material lainnya. Pemasangan Bondeck : 3 Orang pekerja
Pelaksanaan proyek dapat dikelompokan Shear Conector : 2 Orang pekerja
dalam beberapa area dengan beberapa jenis Pemasangan wiremash : 2 Orang pekerja
pekerjaan menyangkut volume pekerjaan Sistem Pemberian Upah
dan lama waktu penyelesaian masing- Sistem pemberian upah pada tenaga
masing aktivitas yang terjadi pada proyek kerja selama pengamatan pekerjaan plat
tersebut berdasarkan data perencanaan dari lantai khususnya untuk pemasangan
pelaksana proyek. bondeck, shear connector dan wiremash
Perhitungan Jumlah Pekerja Berdasarkan diperhitungkan dengan seberapa besar
Volume Pekerjaan volume produk yang dihasilkan perhari.
Jumlah kebutuhan tenaga kerja pada tiap
pekerjaan, dihitung berdasarkan data volume Pengendalian dan pengawasan tenaga
pekerjaan. Sebagai contoh di ambil salah kerja
satu pekerjaan yaitu: Untuk mengendalikan waktu pelaksa-
Jenis Pekerjaan : Fabrikasi Baja naan sehingga tidak mengalami keterlam-
Volume Pekerjaan : 1 ton batan dilakukan beberapa cara yaitu :
Koefisien analisa satuan tukang : 1,74 Kerja Lembur
Dengan mengadakan kerja lembur,
Maka untuk pekerjaan Fabrikasi baja maka pekerja dapat melanjutkan peker-
Volume Pekerjaan : 32.528kg = 32 ton jaannya setelah waktu kerja tiap hari selesai.
Tukang : 1,74 x 32 = 55,68 Tetapi dampak dari hal ini adalah upah kerja
Jumlah tenaga kerja : = 56 lebih tinggi dari yang biasa dibayarkan.
Durasi pekerjaan : 45 hari Untuk kerja lembur dibayarkan untuk
Kebutuhan tenaga kerja harian : pekerja Rp.70.000/ hari. Dan untuk tukang
56 : 45 = 1,24 ~ ( 2 tenaga/hari ) Rp.90.000/ hari.

463
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

Untuk pekerjaan plat lantai tidak di lakukan jumlah tenaga kerja dengan cara perataan
kerja lembur karena pekerjaan ini tidak sumber daya tenaga kerja.
membuhtukan waktu yang lama dalam Hasil Perataan Sumber Daya
proses penyelesaiannya. Kerja lembur ini Setelah perataan maka diperoleh hasil
biasa di lakukan pada pekerja penyusunan yang cukup berbeda dari sumber daya
batu bata. tenaga kerja awal. Dimana penggunaan
Pembagian Tenaga Kerja tenaga kerja lebih merata dalam pelaksanaan
Tenaga kerja yang ada dipekerjakan setiap pekerjaan. Dengan adanya perataan
bergiliran dan dibagi giliran. Untuk sumber daya tenaga kerja ini dimaksudkan
pekerjaan plat lantai terdiri dari 7 orang untuk menghindari adanya pihak dan
tenaga kerja diatur pembagian kerja untuk kekurangan tenaga dalam setiap aktivitas-
pemasangan plat bondeck 3 orang, nya.
pemasangan shear connector 2 orang dan
wiremash 2 orang. Untuk pembagian kerja Tabel 1. Sumber Daya Tenaga Kerja Awal
pagi atau malam dilakukan bila ada kerja Waktu/Minggu Jumlah Tenaga Kerja Keterangan
lembur.
1 25 -
Pengawasan tenaga kerja. 2 30 -
Hal-hal yang diawasi dalam pelaksanaan 3 20 -
4 49 -
pekerjaan proyek ini adalah : 28 -
5
1. Disiplin kerja 6 35 -
Dimana tenaga kerja diharuskan bekerja 7 43 -
sesuai jam kerja yang ditetapkan, disamping 8 50 -
9 55 -
itu juga tenaga kerja harus mampu
10 65 -
menyelesaikan pekerjaan sesuai target yang 11 58 -
ditetapkan. Apabila tidak melaksanakan 12 70 -
pekerjaan sesuai dengan yang ditetapkan 13 78 -
maka akan diberikan peringatan dan 14 80 -
15 90 -
selanjutnya pemotongan upah kerja. 16 85 -
2. Disiplin Pelaksanaan 17 101 -
Khusus untuk pekerjaan lantai pada saat 18 80 -
pemasangan shear connector pada plat 19 65 -
20 5 -
bondeck selalu diawasi karena harga untuk
Sumber: Hasil Pendataan
satu lembar plat bondeck adalah Rp.
120.000,- agar tidak menimbulkan kerugian
Tabel 2.Hasil Perataan Sumber Daya
pada pemilik proyek dan tidak berpengaruh
Waktu/Minggu Jumlah Tenaga Kerja Keterangan
terhadap kualitas dan kuantitas pekerjaan.
1 25 Kurang baik
Dari penelitian selama di lokasi proyek
2 30 Kurang baik
disiplin pelaksanaannya sudah cukup 3 20 Kurang baik
berjalan dengan baik karena pekerjaan dapat 4 49 Kurang Baik
selesai sesuai dengan jadwal yang di 5 28 Kurang Baik
tetapkan. Di mana telah dilaksanakan acara 6 35 Baik
7 43 Baik
Grand Opening Trakindo Utama ini pada 8 50 Baik
bulan January sesuai dengan jadwal proyek 9 55 Baik
yang ada. 10 65 Baik
11 58 Baik
12 70 Baik
Perataan Sumber Daya. 13 78 Baik
Data Awal 14 80 Baik
15 90 Kurang Baik
Dari data penjadwalan awal sumber 16 85 Kurang Baik
daya tenaga kerja yaitu 101 tenaga kerja 17 101 Kurang Baik
untuk minggu pertama di bulan Desember 18 80 Kurang Baik
sebagai jumlah tenaga kerja terbesar yang 19 65 Baik
20 5 Kurang Baik
digunakan dalam satu minggu dengan waktu
Sumber: Hasil Pendataan
senggang yang ada maka dapat dikurangi

464
Jurnal Sipil Statik Vol.1 No.6, Mei 2013 (459-465) ISSN: 2337-6732

PENUTUP  Disiplin tenaga kerja dalam bekerja


perlu ditingkatkan
Kesimpulan  Perlu adanya peningkatan penga-
Dari hasil penelitian pada proyek “PT. wasan terhadap tenaga kerja,
TRAKINDO UTAMA”, dapat ditarik sehingga pekerja lebih rajin dan ulet
kesimpulan bahwa, Jumlah penggunaan lagi.
tenaga kerja terbesar dari 101 tenaga kerja  Perencanaan jumlah tenaga kerja
pada data awal pekerjaan, mengalami dalam setiap pelaksanaan setiap
perataan dengan memanfaatkan penggunaan pekerja harus dibuat sebaiknya
jumlah tenaga kerja terbesar. Sehingga di dengan suatu pola pendayagunaan
hindarkan dari PHK dan kekurangan tenaga yang tepat salah satunya dengan
dalam pelaksanaan pekerjaan. adanya perataan sumber daya tenaga
agar tidak akan terjadi kekurangan
Saran tenaga dan menghindarkan dari
Untuk mendapatkan tenaga kerja yang PHK.
efisien dan optimal perlu diperhatikan
beberapa hal berikut:

DAFTAR PUSTAKA

Barrie S. Donald, Boyd C. Pauldson, 1987. Manajemen Konstruksi Profesional. Erlangga.


Jakarta.

Dipohusodo, Istimawan., 1995. Manajemen Proyek dan Konstruksi, jilid IKanisius,


Yogyakarta

Nugraha, Paulus, Nathan, Ishak dan Sutjipto, R. 1985. Manajemen Proyek Konstruksi I,
Kartika Yudha. Surabaya.

Soeharto Imam, 1998. Manajemen Proyek (Dari konseptual Sampai operasional), Jilid II.
Erlangga. Jakarta

Silalahi Beneth N. B. 1983. Perencanaan Pembinaan Tenaga Kerja Perusahaan. Jakarta..

Tarore, H dan Mandagi, R. J. M. 2006. Sistem Manajemen Proyek dan Konstruksi


(SIMPROKON). Tim Penerbit JTS Fakultas Teknik Universitas Sam Ratulangi.
Manado

465

Anda mungkin juga menyukai