JOB III
PENGUJIAN EKSTRAKSI ASPAL METODE SENTRIFUGAL
A. TUJUAN
Untuk mengetahui kadar aspal dan gradasi material pada campuran
agregat dan aspal dengan metode ekstraksi sentrifugal.
B. DASAR TEORI
Salah satu metode yang telah dikembangkan untuk menguji kandungan
kadar aspal dalam campuran (Mix Design) adalah dengan menggunakan metode
Ekstraksi sentrifugal menurut prosedur pemeriksaan AASTHO (T – 164 – 80),
dimana pengujian ekstraksi terbagi 2 metode yaitu, metode penguapan dan
sentrifugal.
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan dari bahan padat maupun cair
dengan bantuan pelarut. Pelarut yang digunakan harus dapat mengekstrak
substansi yang diinginkan tanpa melarutkan material lainnya.
Pengujian Ekstraksi menunjukan bahwa gradasi agregat berubah menjadi
lebih halus dari gradasi semula perubahan gradasi agregat diakibatkan oleh
kehancuran, beberapa partikel agregat ini menaikan volume rongga udara dalam
campuran yang menghasilkan penurunan kepadatan serta peningkatan VIM dan
VMA.
Agregat yang hancur, tidak terlapisi aspal, Hal ini mengakibatkan
penurunan stabilitas dan indeks perendaman dan memasukan kelelehan sehingga
menurunkan marshall Qoutient dari benda uji Marshall. Immersion, Proses
Ekstraksi merupakan proses pemisahan campuran dua atau lebih bahan dengan
cara menambahkan pelarut yang bisa melarutkan salah satu bahan yang ada
dalam campuran tersebut dapat dipisahkan. Pelarut yang biasa digunakan dalam
proses ekstraksi antara lain spiritus, bensin minyak tanah, Trichlor Ethylen
Teknis, dll salah satu contoh tujuan dilakukan proses ekstraksi yaitu untuk
mengetahui kadar aspal yang terdapat dalam campuran aspal yang dibuat (mix
design) yang menggunakan alat centrifuge Extractor dengan bensin sebagai
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 25
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
pelarutnya selain itu dapat pula digunakan alat soklet dengan menggunakan
Trichlor Ethylen Teknis Sebagai bahan pelarutnya
Faktor-faktor yang mempengaruhi laju ekstraksi adalah :
a. Tipe persiapan sampel
b. Waktu ekstraksi
c. Kuantitas pelarut
d. Suhu pelarut
e. Tipe Pelarut
Rumus Perhitungan Kadar Aspal
H = ( A – (E + D)) / A x 100 %
Keterangan :
H = kadar aspal sampel (%)
A = Berat Sampel sebelum ekstraksi (gram)
D = Berat masa dari kertas filter (gram)
E = Berat sampel setelah ekstraksi (gram)
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 26
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
2. Bahan
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 27
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
Kertas Filter
D. LANGKAH KERJA
1. Menyiapkan benda uji dan peralatan.
2. Memasukkan benda uji kedalam oven dengan suhu 110 ± 5⁰.
3. Tumbuk benda uji dalam cawan hingga terpisah, setelah itu timbang benda
uji yang akan diektraksi sebanyak 500 gr.
4. Campurkan benda uji dengan minyak tanah yang dimaksudkan untuk
memudahkan aspal terpisah dari agregat.
5. Aduk campuran menggunakan spatula sampai kira-kira agregat sudah
terpisah dari aspal. Kemudian, rendam campuran selama ± 24 jam.
6. Tuangkan benda uji kedalam mesin ektraksi.
7. Jalankan mesin ekstraksi untuk memisahkan agregat dengan aspal serta
siapkan saringan dicorong mesin ekstraksi yang sudah diberikan kertas filter
untuk menyaring campuran aspal dan minyak yang menetes.
8. Agregat yang tertinggal dalam tabung mesin dan kertas filter ditempatkan
dalam cawan kemudian dioven dengan suhu 110⁰ ± 5⁰.
9. Keluarkan agregat dan kertas filter dari dalam oven. Kemudian, dinginkan
terlebih dahulu kemudian timbang berat keringnya.
10. Kemudian melakukan pengujian analisa saringan pada agregat yang telah
dioven.
N
URAIAN KODE Sampel I Unit
O
Berat Sampel Briket Sebelum
1 A 500.24 gr
Ekstraksi
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 28
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 29
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
10
1 1" 0 0 0 100.00 0 - 100 %
2 3/4" 0 0 0 100.00 90 - 100 %
3 1/2" 10.73 10.73 2.27 97.73 75 - 90 %
4 3/8" 29.17 39.9 8.44 91.56 66 - 82 %
5 4 145.67 185.57 39.25 60.75 46 - 64 %
6 8 99.59 285.16 60.32 39.68 30 - 49 %
7 16 61.22 346.38 73.27 26.73 18 - 38 %
8 30 45.66 392.04 82.92 17.08 12 - 28 %
9 50 27.62 419.66 88.77 11.23 7 - 20 %
1
5 - 13
0 100 21.06 440.72 93.22 6.78 %
1
- 8
1 200 13.3 454.02 96.03 3.97 4 %
1
2 Pan 18.75 472.77 100.00 0.00 0 0 %
1
3 Total 472.77
100
90
80
70
Persen Berat Lolos (%)
60
50
40
30
20
10
0
0.01 0.10 1.00 10.00 100.00
Ukuran Saringan (mm)
F. KESIMPULAN
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 30
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
G. SARAN
a. Sebaiknya saat mendapatkan hasil pengujian kadar aspal harus dilakukan
hingga aspal yang terdapat pada benda uji hilang (dapat dilihat kasat
mata) agar pengujian ekstraksi maksimal
b. Sebaiknya menyiapkan minyak tanah lebih saat pengujian ekstraksi.
c. Sebaiknya menggunakan benda uji yang telah diketahui analisa
saringannya agar dapat dicocokkan dengan rancangan yang telah dibuat.
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 31
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
H. DOKUMENTASI
Mengelua
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 32
LABORATORIUM JALAN DAN ASPAL
JURUSAN TEKNIK SIPIL
POLITEKNIK NEGERI UJUNG PANDANG
KELOMPOK 4
KELAS 3A TEKNIK KONSTRUKSI SIPIL 33