Disusun
Oleh :
Devi Meiliawati
NIM 190341621683
B. LATAR BELAKANG
Kehidupan manusia dizaman modern ini tidak dapat dipisahkan dari
listrik. Karena listrik sudah menjadi kebutuhan vital bagi manusia. Didalam
kelistrikan terdapat istilah-istilah yang tidak asing yaitu kuat arus, teganga
listrik dan hambatan. Untuk mengukur kuat arus, tegangan dan hambatan
diperlukan alat-alat pengukur kelistrikan. Terdapat dua alat ukut kelistrikan
yang lazim digunakan yaitu adalah Ampermeter dan Voltmeter.
Arus listrik adalah banyaknya muatan listrik yang yang mengalir
melalui suatu penampang atau penghantar listrik tiap satuan waktu .Beda
potensial adalah perbedaan jumlah electron yang berada dalam satu arus
listrik. Alat pengukur besarnya arus listrik disebut dengan amperemter dan
alat pengsukur beda potensial atau tegangan adalah voltmeter (Supramono,
2005). Kedua alat ini adalah alat kelistrikan yang umumnya lazim berada
didalam laboratorium fisika. Laporan praktikum ini fokus pembahasannya
adalah mengenai amperemeter dan voltmeter.
Pemahaman yang baik sangat diperlukan dalam praktikum ini dimana
praktikan harus memahami sistem kerja alat ukur, batas ukur, besaran serta
satuan alat ukur. Untuk melakukan pengukuran terhadap tegangan listrik (V),
dapat digunakan alat voltmeter, dengan satuan volt. Untuk melakukan
pengukuran terhadap besarnya kuat arus (I), maka dapat digunakan
amperemeter. Sedangkan untuk mengukur hambatan (R), digunakan ohm
meter. Pengetahuan dalam mengoperasikan alat ukur juga sangat penting
supaya mampu memahami bagaimana suatu alat dapat bekerja dan
mendapatkan data yang baik sehingga ketika nnatinya dilakukan analisis dapat
sesuai dengan teori-teori yang sudah ada.
Kecermatan dalam penyusunan komponen alat listrik sangat
diperlukan supaya dapat menghasilkan rangkaian alat listrik yang dapat
berfungsi sebagaimana mestinya. Hal ini sangat penting karena jika terdapat
kesalahan dalam penyusunan kmponen-komponen suatu alat kelistrikan maka
alat kelistrikan tersebut tidak dapat berfungsi.
Gambar (1a); (1b); (1c); (1d). Skema pengukuran tegangan dan kuat
arus listrik.
V
RA =
I
I 1− I
RA = 2
RB
I2
V
Rv =
I
D. PROSEDUR KERJA
1. Mengikuti semua petunjuk praktikum atau arahan yang diberikan.
2. Menyusun rangkaian sebagai berikut, tanpa menghubungkan rangkaian
dengan Rb (dari bangku hambat), menutup switch S, atau hambatan geser.
Mencatat kedudukan amperemeter (I1), sesudah itu menghubungkan Rb
(tanpa mengubah yang lain), mencatat lagi kedudukan amperemeter (I2).
Mengukur dan mencatat harga hambatan bangku yang digunakan (Rb).
Mengulangi percobaan ini 10 kali dengan cara menggeser hambatan geser.
RB = 0,82 Ω
No
I 1 (ampere) I 2 (ampere)
.
1 0,20 0,18
2 0,22 0,20
3 0,24 0,22
4 0,26 0,24
5 0,28 0,25
6 0,30 0,28
7 0,32 0,25
8 0,34 0,31
9 0,36 0,32
10 0,38 0,34
NST = 0,005 A
No V 1 (volt) V 2 (volt)
.
1 0,6 0,5
2 0,8 0,6
3 1,0 0,8
4 1,2 0,9
5 1,4 1,0
6 1,6 1,1
7 1,8 1,2
8 2,0 1,3
9 2,4 1,4
s 2,5 1,5
Nilai Skala Terkecil (voltmeter) = 0,05V
0.3
0.2
I2
0.1
0
0.2 I1 0.3
1.6
1.4
1.2
1
0.8
V2
0.6
0.4
0.2
0
0.6 0.8 1 1.2 1.4 1.6 1.8 2 2.4 2.5
V1
Gambar 7. Hubungan antara pertambahan V1 (tanpa Rb) dengan V2 (dengan Rb)
Faktor internal yaitu faktor yang terdapat dalam diri praktikan adalah
sebagai berikut :
1. Tidak memahami konsep dari arus listik, tegangan dan hambatan
dengan utuh
2. Penyusunan rangkain yang keliru
3. Terlalu terburu-buru dan tidak teliti sehingga menyebakan salah
dalam pembacaan nilai yang terukur
F. KESIMPULAN
Berdasarkan percobaan mengenai penggunaan Amperemeter dan
Voltmeter DC tersebut didapati pengetahuan mengenai cara penggunaan
pengukuran hambatan dalam amperemeter dan hambatan dalam voltmeter.
Dimana terdapat komponen-komponen yang menyusun sebuah rangkaiain
sehingga dapat berfungsi untuk menentukan kuat arus maupun voltmeter yang
selanjutnya dapat diperoleh nilai hambatan yang bekerja pada sebuah
rangkaian.
Untuk menentukan hambatan dalam dapat dilakukan menggunakan dua
cara yakni melalui pengukuran secara langsung dan pengukuran secara
bertahap dengan bangku hambatan (Rb). Untuk dapat menentukan besarnya
nilai dari hambatan dalam Amperemeter, maka Amperemeter disusun secara
paralel sedangkan untuk dapat menentukan nilai hambatan dalam dari
Volmeter maka voltmeter tersebut dirangkai secara seri.
G. SARAN
Untuk menghindari terjadinya kesalahan dalam praktikum yang akan
berdampak pada data yang diperoleh maka sebelum melakukan praktikum
sebaiknya mahasiswa harus mengenal alat-alat yang akan digunakan dalam
praktikum, memahami dengan baik prinsip kerja dari alat tersebut dan cara
merangkai alat percobaan.
Dalam proses kegiatan praktikum praktikan harus selalu berhati-hati
dan bekerja dengan loyalitas yang tinggi agar kegiatan praktikum dapat
berhasil. Jangan bermain-bermain sembarangan dengan alat yang digunakan
karena berhubungan dengan arus listrik.
H. DAFTAR RUJUKAN
Malang.
Sutrisno, Tjahjono, 2009. Fisika Dasar II. Lembaga peneitian UIN Jakarta.
Tim Praktikum Fisika Dasar. 2016. Modul Praktikum Fisika untuk Biologi.
Malang: Jurusan Fisika FMIPA Universitas Negeri Malang.
Tim Fisika dasar, 2019. Modul Teori Ralat dan Keselamatan Kerja. Malang:
I. LAMPIRAN
V
Ra =
I
2,5
Ra =
0,29
Ra = 8,6206897 = 8,62 Ω
Perhitungan ralat
2 2
SRa =
√| ∂ Ra 2
∆V 3 ||
. .∆V +
2
∂ Ra 2
| . .∆ I
∂I 3
2
SRa =
√| 1 2 V 2
|| |
. . ∆V + 2 . . ∆ I
I 3 I 3
2 2
SRa =
√| 1 2
. .0,05 +
0,29 3 || 2,5 2
. . 0,005
0,0841000 3 |
SRa = √ 0,0132118+ 0,0098185
SRa = 0,1517574 = 0,15
SRa
Ralat relatif = x 100 %
Ra
0.15
Ralat relatif = x 100 %
8,62
Ralat relatif = 1,7401392 % = 1,74 %
Jadi nilai Ra adalah 8,62 ± 0,15 Ω dengan ralat relatif sebesar 1,74 %
Rb = 0,82 Ω
´ 2
I 1−I
Ra = x Rb
I´2
0,29−0,26
Ra = x 0,82
0,29
Ra = 0,0848276 = 0,08 Ω
Perhitungan ralat
2 2
SRa =
√| ∂ Ra 2
. .∆ I1 +
∂ I1 3
2
∂ Ra 2
|| . .∆ I2
∂ I1 3 |
2
SRa =
√| Rb 2
||
−I 1 2
. . ∆ I 1 + 2 . Rb . . ∆ I 2
I2 3 I2 3 |
2 2
SRa =
√| 0,82 2
. .0,005 +
0,26 3 ||
−0,29
0,0676000
2
.0,82 . .0,005
3 |
SRa = √ 0,0001105+ 0,0001375
SRa = 0,0157480 = 0,016 Ω
SRa
Ralat relatif = x 100 %
Ra
0,016
Ralat relatif = x 100 %
0,08
Ralat relatif = 20 %
Jadi nilai Ra adalah 0,08 ± 0,016 Ω dengan ralat relatif sebesar 20 %
Perhitungan ralat
2 2
SRv =
√| ∂ Rv 2
∆V 3 ||
. .∆V +
2
∂ Rv 2
∂V 3
. .∆ I
2
|
SRv =
√| 1 2 −V 2
||
. .∆V + 2 . .∆I
V 3 I 3 |
2 2
SRv =
√| 1 2
. .0,05 +
2,5 3
−2,5 2
|| . . 0,005
6,25 3 |
SRv = √ 0,0001778+0 ,0000018
SRv = 0,0134007 = 0,01 Ω
SRv
Ralat relatif = x 100 %
Rv
0,0134007
Ralat relatif = x 100 %
1
Ralat relatif = 1,34 % %
Jadi nilai Rv adalah 1 ± 0,01 Ω dengan ralat relatif sebesar 1,34 %
Rb = 47 Ω
´ 2
V 1−V
Rv = x Rb
V´ 2
1,530−1,025
Rv = x 27 Ω
1,025
Rv = 13,3024390 = 13,30 Ω
Perhitungan ralat
2 2
SRv =
√| ∂ Rv 2
. .∆V1 +
∂V 1 3
∂ Rv 2
|| . .∆V2
∂V2 3
2
|
SRv =
√| −V 2 2
|
. . ∆ V 1 +¿ ¿ ¿
(V 1−V 2 ¿ ) 3
2
2 2
SRv =
√| −1,025 2
0,505 2
. .0,05 +
3
1,530 2
||
2
. .27 .0,05
0,5052 3 |
2
SRv =
√| −1,025 2
. .0,05 +
0,2550250 3
1,530
||
0,2550250
2
.27 . . 0,05
3 |
SRv = √ 0,0179490+29,1542832
SRv = 5,4011325 = 5,40 Ω
SRv
Ralat relatif = x 100 %
Rv
5,40
Ralat relatif = x 100 %
13,30
Ralat relatif = 40,6015038 % = 40,60 %
Jadi nilai Rv adalah 13,30 ± 5,40 Ω dengan ralat relative
sebesar 40,60 %
Tugas
a. Dengan melihat letak dari amperemeter pada Gambar 1a dan voltmeter pada
Gambar 1b masing-masing sebagai alar ukur arus melalui R dan tegangan
ujung-ujung R, maka bagaimana sebaiknya hambatan masing-masing pada
kedua alat tersebut.
c. Turunkan persamaan (2) dan (4), sertakan juga syarat-syarat yang diperlukan
serta koreksi yang mungkin diperlukan ! Turunkan persamaan (2) dan (4),
sertakan juga syarat- syarat yang diperlukan serta koreksi yang mungkin
diperlukan.
Jawab:
R 1 V −R 2 V R 2
= x Rb
R 1 xR 2 V
R 1−R 2
= x Rb
R1
V 2−V 1
Rv = X Rb
V1
R 1 xI −R 2 xI
= x Rb
IxR 2
R 1−R 2
= x Rb
R1