Anda di halaman 1dari 11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Semen

Semen merupakan bahan padat yang di hasilkan dari proses pembakaran dalam
kiln yang berbentuk butiran-butiran atau nodul, bahan baku pembentuk semen
sendiri adalah Limestone (batu kapur) yang banyak mengandung CaCO3, Clay
(tanah liat) yang banyak mengandung SiO2 dan Al2O3, Pasir silika yang banyak
mengandung SiO2 dan Pasir besi yang banyak mengandung Fe2O3, pada dasarnya
proses pembuatan semen mengambil oksida-oksida yang terkandung di empat
bahan baku di atas yang pada akhirnya membentuk mineral-mineral baru yang
membentuk komposisi semen.
Dalam pabrik semen, kategori semen yang memang akan memasuki proses
selanjutnya, yaitu proses setelah cyclone separator yakni berukuran 75 mikron,
sedangkan pada proses sebelumnya atau penggilingan di dalam ball mill, semen
yang terbentuk yaitu berukuran 75 – 600 mikron, maka harus ada pemisah semen
yang memang sesuai (75 mikron) dan yang tidak sesuai (diatas 75 mikron) maka
dari itu di butuhkan alat untuk memisahkan semen yaitu cyclone separator.

2.2 Definisi Cyclone Separator

Cyclone separator adalah alat kontrol partikulat yang sangat umum


digunakan pada banyak aplikasi, terutama partikel yang relatif besar yang perlu
dikumpulkan. Cyclone separator termasuk perangkat yang sangat sederhana yang
menggunakan gaya sentrifugal untuk memisahkan partikel dari aliran udara.
Cyclone separator biasanya terbuat dari lembaran logam, meski bahan lainnya bisa
digunakan. Cyclone separator memiliki biaya pembuatan yang rendah dan tidak
memerlukan ruang yang besar serta tidak ada bagian yang bergerak. Tentu saja,
perangkat eksternal seperti pipa penghubung dan blower, diperlukan untuk
memindahkan aliran material yang terbawa oleh udara ke dalam cyclone separator.
Model cyclone separator sederhana diilustrasikan pada Gambar 2.1, sebagai berikut
(Air Pollution Control Technologi Handbook, Chapter 21 : Cyclone Design, Hal.
305-306 )

12
13

Gambar 2.1 Model Cyclone Separator

2.3 Prinsip Kerja Cyclone Separator

Pada gambar 2.1, cyclone separator memiliki lubang untuk masuknya partikel
yang dinamakan inlet cyclone separator, setelah melalui inlet cyclone separator
terjadi aliran gas berputar-putar, Bentuk kerucut cyclone menginduksikan aliran
gas atau fluida untuk berputar, menciptakan vortex. Partikel dengan ukuran atau
kerapatan yang lebih besar didorong ke arah luar vortex. Gaya gravitasi
menyebabkan partikel-partikel tersebut jatuh ke sisi kerucut menuju tempat
pengeluaran, Partikel dengan ukuran atau kerapatan yang lebih kecil keluar melalui
bagian atas dari cyclone separator melalui pusat yang bertekanan rendah, Vortex
Finder tidak menciptakan pusaran atau aliran yang berputar-putar. Fungsinya
adalah untuk mencegah hubungan langsung dari inlet cyclone separator ke outlet
cyclone separator. (Air Pollution Control Technology Handbook, Chapter 21 :
Cyclone Design, Hal. 305-306 )
14

2.4 Bagian-bagian Cyclone Separator

Untuk mengetahui lebih detail mengenai bagian-bagian dari cyclone separator


bisa dilihat pada gambar 2.2 di bawah ini (American Journal of Engineering
Research (AJER), Hal : 131),

Gambar 2.2 Bagian-bagian Cyclone Separator

Keterangan :
• Blower : berfungsi mendorong gas dan partikel yang akan
diproses di dalam Cyclone Separator
• Inlet : tempat masuknya gas dan partikel yang akan
diproses pada Cyclone
• Motor : berfungsi menggerakkan putaran Blower
• Outer Cylinder : Bagian dari body cyclone yang berbentuk Silinder
• Cone : bagian dari body Cyclone yang berbentuk kerucut
yang berfungsi menciptakan vortex pada aliran gas
dan dan dengan prinsip gravitasi mendorong
partikel ke bawah
• Dust Chute : saluran untuk pengotor berat menuju ke tempat
penampung ( Dust Bin)
15

• Flex Hose : selang feksibel yang masih bagian dari Dust Chute
• Dust Bin : tempat penampung Partikel
• Cyclone Outlet : tempat keluaran gas dan partikel yang terbawa
yang telah diproses atau bisa disebut juga Vortex
finder
• Blower Outlet : mendorong gas dan partikel yang telah diproses
keluar
• Insulated HVAC Duct : berfungsi mengkondisikan gas yang telah diproses
agar tidak terpengaruh kondisi luar
• Muffler : saluran pengeluaran, berfungsi seperti knalpot
pada kendaraan
• Filter : berfungsi menyaring partikel pengotor ringan yang
masih terbawa pada gas sebelum dikeluarkan
• Clean Out : tempat keluarnya gas yang telah dipisahkan dari
Pengotor

2.5 Tipe-tipe Cyclone Separator

Tiga jenis Cyclone yang berbeda ditunjukkan pada gambar 2.3. Gambar
pertama yaitu 2.3a menunjukkan Cyclone Separator dengan masukan (Inlet
tangensial. Jenis cyclone ini memiliki bentuk yang khas dan mudah dikenali dan
banyak digunakan di pembangkit listrik, industri semen, pabrik pakan ternak dan
banyak industri proses lainnya. Untuk Gambar 2.3b menunjukkan cyclone dengan
masukan aksial, gas masuk sejajar dengan sumbu bodi cyclone. Dalam kasus ini,
gas penuh debu masuk dari atas dan diarahkan ke pola pusaran (vortex) oleh baling-
baling yang menempel pada pusat tabung. Masukan dengan bentuk aksial biasanya
digunakan pada multi cyclone, karena memberikan efisiensi yang lebih tinggi.

Bentuk lain dari cyclone separator yang lebih besar yang ditunjukkan pada
gambar 2.3c yang sering digunakan untuk menangkap partikulat lalu dimasukkan
ke dalam air. Pada bentuk ini, udara masuk secara tangensial di bagian bawah,
membentuk vortex. Cyclone separator dapat dirancang untuk banyak aplikasi.
Masing-masing dari tiga bentuk cyclone ini memiliki desain dasar sama yang bisa
16

dilihat pada gambar 2.3. (Design and fabrication of cyclone separator, Chapter 1 :
Type of Cyclone, Hal : 11-12)

Gambar 2.3 Jenis Cyclone separator a. Cyclone Separator menggunakan Inlet


Tangensial ,b. Cyclone Separator menggunakan Inlet Axial, c. Cyclone Separator
menggunakan Inlet Tangensial (dibawah) (Design and fabrication of cyclone
separator, Chapter 1 : Type of Cyclone, Hal : 11-12)

2.6 Standart Dimensi Cyclone Separator

Penelitian telah dilakukan untuk menentukan seberapa jauh pengaruh dimensi


cyclone terhadap kinerjanya. Dalam hasil penelitian Shepherd dan Lapple (1939 &
1940) telah ditemukan dimensi "optimal" untuk cyclone. Penelitian selanjutnya
melaporkan kejadian yang serupa, dan Cyclone Separator dengan ukuran "standar"
dihasilkan. Semua dimensi yang terkait dengan diameter cyclone dihasilkan dan
bisa diaplikasikan secara umum. Untuk tabelnya sendiri bisa dilihat pada tabel 2.1
di bawah ini (Design and fabrication of cyclone separator, Chapter 1 : Type of
Cyclone, Hal : 18).
17

Tabel 2.1 Standart Dimensi Cyclone Separator

2.7 Persamaan-Persamaan yang Dipakai Dalam Instalasi Cyclone Separator

2.7.1 Cyclone Separator

Laju Aliran Volumetrik Q = VIn x AIn

Q
Diameter Cyclone Separator DC =√
0,125 x VIn

Tinggi Cylinder Cyclone Separator Lc = 2 𝑥 DC

Tinggi Inlet Cyclone Separator Hc = DC /2

Lebar Inlet Cyclone Separator Bc = DC /4

Diameter Vortex Finder De = DC / 2

Tinggi Vortex Finder Yc = Hc + S c

Tinggi Cone Cyclone Separator Zc = 2 𝑥 DC

D
Panjang Cone Cyclone Separator Xc = √( 2C − A)2 + (Zc )2

Diameter keluaran Cyclone Separator Jc = DC /4


18

3 Dc 3 x Pc x SF
Tebal Cyclone Separator 𝑡 =
2,2 x E

1 Zc
Jumlah putaran Outer Vortex Ne = ( Lc + )
Hc 2

π x Dc x Ne
Waktu Outer Vortex Δ𝑡 =
Vout

ρudara x (V 2
out )
ΔP =
Penurunan Tekanan Udara dalam 2

Cyclone Separator A
x (K x DIn2)
c

Kecepatan Inner Vortex Q


VIV =
A0

Diameter Inner Vortex DIV = De

Keterangan :

- 𝑉𝑖𝑛 = inlet velocity (𝑚⁄𝑠)


- AIn = Luas Inlet Cyclone Separator (m2 )
- 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = massa jenis udara (𝑘𝑔⁄𝑚3)
- Q = laju aliran volumetrik (m3 ⁄𝑠)
- DC = Diameter Cyclone Separator (m)
- Lc = Tinggi Cylinder Cyclone Separator (m)
- Hc = Tinggi Inlet Cyclone Separator (m)
- Bc = Lebar Inlet Cyclone Separator (m)
- De = Diameter Vortex Finder (m)
- Sc = Selisih tinggi Inlet cyclone separator dengan
Vortex Finder
- Yc = Tinggi Vortex Finder (m)
- Zc = Tinggi Cone Cyclone Separator (m)
- Jc = Diameter keluaran Cyclone (m)
- A = Panjang setengah dari Jc (m)
- Xc = Panjang Cone Cyclone Separator (m)
19

- Pc = Tekanan Yang dihasilkan Blower (kg⁄cm2 )


- SF = Faktor Keamanan
- E = Modulus Elastisitas bahan (N⁄m2 )
- 𝑡 = Tebal Cyclone Separator (cm)
- Ne = Jumlah putaran Outer Vortex

- 𝐾 = Konstanta yang bergantung pada Kondisi


operasi cyclone Separator
- Vout = Kecepatan Udara Keluar Ujung Inlet Cyclone
Separator (m/s)
- Δ𝑡 = Waktu Outer Vortex (Sec)

- ΔP = Penurunan Tekanan Udara dalam Cyclone


Separator (Pa)
- VIV = Kecepatan Inner Vortex
- DIV = Diameter Inner Vortex

2.7.2 Pipa Penghubung Cyclone Separator

VIn x AIn
Kecepatan udara masuk VInD =
Apipa
Pipa

(VInD 𝑏 )
Faktor Gesekan f = 𝑎
(𝑄𝑐 )
𝐿 (VIn )2
Pressure Drop Untuk ΔP = f x ρudara x x
Bc 2
Sambungan Inlet Cyclone
Separator /Blower

𝐿 (VInD )2
ΔP = f x ρudara x x
Pressure Drop Untuk Pipa Dpipa 2
Lurus

(VInD )2
Pressure Drop Untuk Pipa ΔP = 𝐾𝑓 x ρudara x
2
Elbow
20

Keterangan :

- VInD = Kecepatan udara masuk Pipa (𝑚⁄𝑠)


- AIn = Luas Inlet (m2 )
- Dpipa = Diameter Pipa (m)
- Apipa = Luas Penampang Pipa (m2 )
- f = Faktor Gesekan
- 𝜌𝑢𝑑𝑎𝑟𝑎 = massa jenis udara (𝑘𝑔⁄𝑚3)
- 𝑉𝑖𝑛 = inlet velocity (𝑚⁄𝑠)
- Bc = Lebar Inlet Cyclone Separator (m)
- L = panjang pipa/sambungan pipa (m)

2.8 Faktor-Faktor yang Mepengaruhi Efisiensi Cyclone Separator

Berbagai faktor telah diamati untuk mengetahui pengaruh efisiensi cyclone.


Menurut Schnell dan Brown dalam buku Air Pollution Control Technology
Handbook, mengatakan bahwa Kecepatan masuk adalah faktor utama yang
mempengaruhi penurunan tekanan dan efisiensi Cyclone. Efisiensi meningkat
dengan kenaikan kecepatan mengakibatkan gaya sentrifugal meningkat namun ini
juga meningkatkan penurunan tekanan yang tidak menguntungkan.

Disamping itu, penurunan diameter cyclone meningkatkan gaya sentrifugal dan


karenanya menjadikan efisiensinya meningkat. Faktor lain yang mempengaruhi
efisiensi cyclone adalah viskositas gas. Dengan penurunan viskositas, efisiensi
meningkat. Penurunan suhu juga akan meningkatkan densitas gas. Banyak yang
mengira bahwa hal ini akan meningkatkan efisiensi saat viskositas menurun.
Namun kenaikan suhu juga menurunkan laju alir volumetrik sehingga menurunkan
efisiensi. Faktor penting lain yang mempengaruhi efisiensi adalah pembebanan
partikel. Dengan pemuatan partikel yang tinggi bertabrakan satu sama lain lebih
banyak dan hasilnya mendorong partikel menuju dinding. Hal ini juga
meningkatkan efisiensi.
21

2.9 Blower

2.9.1 Pengertian Blower

Blower adalah sebuah mesin sentrifugal berkecepatan tinggi yang berfungsi


sebagai penghembus dengan memanfaatkan udara atau gas yang tidak melebihi
35 psig. Udara atau gas pada sentrifugal ini digerakkan oleh aksi dinamik dari
perputaran sudu-sudu dari satu atau beberapa impeler. Seiring dengan
perkembangannya aplikasi pemakaian blower pada saat sekarang sangat
banyak sekali untuk utilitas-utilitas, industri-industri dan pabrik kimia antara
lain : Pengering gabah, pelayuan teh, pemberian udara atau aerasi untuk
penjernihan air kotor, turbin-turbin uap , pengedar gas pada industri-industri
kimia serta pengedar udara untuk transportasi semen (Ardiansyah dkk, 2016)

2.9.2 Jenis-jenis Blower

1. Blower Sentrifugal

Blower sentrifugal terlihat lebih seperti pompa sentrifugal daripada


fan. Impelernya digerakan oleh gir dan berputar 15.000 rpm. Pada blower
multi – tahap, udara dipercepat setiap melewati impeler. Pada blower tahap
tunggal, udara tidak mengalami banyak belokan, sehingga lebih efisien.
Blower sentrifugal beroperasi melawan tekanan 0,35 sampai 0,70 kg/cm2,
namun dapat mencapai tekanan yang lebih tinggi. Satu karakteristiknya
adalah bahwa aliran udara cenderung turun secara drastis begitu tekanan
sistim meningkat, yang dapat merupakan kerugian pada sistim pe
ngangkutan bahan yang tergantung pada volume udara yang mantap. Oleh
karena itu, alat ini sering digunakan untuk penerapan sistim yang cenderung
tidak terjadi penyumbatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar
2.5. (Ardiansyah dkk, 2016)
22

Gambar 2.4 Blower Sentrifugal

2. Blower Jenis Positive Displacement

Blower jenis positive displacement memiliki rotor, yang "menjebak"


udara dan mendorongnya melalui rumah blower. Blower ini menyediakan
volume udara yang konstan bahkan jika tekanan sistimnya bervariasi.
Cocok d igunakan untuk sistim yang cenderung terjadi penyumbatan, karena
dapat menghasilkan tekanan yang cukup (biasanya sampai mencapai 1,25
kg/cm2) untuk menghembus bahan – bahan yang menyumbat sampai
terbebas. Mereka berputar lebih pelan daripada blower sentrifugal (3.600
rpm) dan seringkali digerakkan dengan belt untuk memfasilitasi perubahan
kecepatan. Untuk lebih jelasnya bisa dilihat pada gambar 2.6. (Ardiansyah
dkk, 2016)

Gambar 2.5 Blower jenis Positive Displacement

Anda mungkin juga menyukai