Anda di halaman 1dari 4

TUGAS 1

TATA BAHASA TRADISIONAL

Tugas Mata Kuliah Linguistik Pendidikan

yang Dibina oleh Dr. Siti Ainim Liusti, M.Hum.

Larasati

NIM 20174043

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA

PROGRAM MAGISTER FAKULTAS BAHASA DAN SENI

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

2020
PETA KONSEP
Pertemuan 1 (Topik Tatabahasa Tradisional)

Aliran Sejarah
Tradisional Pengertian

Tokoh

Ciri-ciri
Aliran Aliran
Keunggulan dan
Lingusitik Struktural Kelemahan

Perkembangan

Aliran
Transformasional

Aliran Tradisional
Munculnya berbagai kajian dan telaah tentang hakikat bahasa menunjukan urgensi
bahasa dalam pengembangan ilmu pengetahuan. Namun, dalam perjalanan meletakan bahasa
sebagai sesuatu yang hakikat dan universal, menguak berbagai dilema yang berimplikasi pada
lahirnya berbagai aliran linguistik. Diawali dari linguistik tradisional hingga linguistik
trasformasional dan aliran-aliran sesudahnya menunjukan hakikat bahasa sebagai sebagai
sesuatu yang unik dan abstrak. Kendati tiap-tiap aliran muncul dengan niat dan tujuan
berbeda dalam mengonsepkan bahasa, tetapi semua itu masih dalam tahap perkembangan dan
penyempurnaan konsep-konsep sebelumnya, alih-alih diwujudkan dalam tindakan observasi
dan klasifikasi. Tujuan akhir adalah merumuskan satu konsep bahasa secara otonom
sekaligus didudukan sebagai suatu disiplin ilmu (Insum, 2015)
Sejarah membuktikan bahwa awal mula pergulatan tentang fenomena bahasa
diletakan oleh filsafat Yunani, Plato dan Aristoteles. Selepas kemunculan Bapak Linguistik
Modern, Mongin Ferdinand de Saussure, ide-ide cemerlan lainnya tentang bahasa pun
bermunculan dari berbagai ilmuan yang notabene berlatar belakang non linguistik, seperti
antropologi, filsafat, bahkan matematika (Insum, 2015).
Sejalan dengan pendapat Dhanawaty, dkk ( 2015: 14) yang mengatakan bahwa
“Aliran tradisional sebagai aliran pertama dalam linguistik ini muncul berdasarkan
pendekatan Aristoteles dan Plato dengan melihat bahasa dari pandangan filsafat. Analisis
aliran tradisional ini pada akhirnya membawa kesimpulan bahwa bahasa didasarkan pada
makna”.
Bahasa dilihat sebagai sebuah fenomena sosial yang diproduksi oleh masyarakat
dengan beragam latar belakang budaya. Bahasa diproduksi secara sosial dalam konteks
interaksi antara stimulus dan respon. Kecendrungan ilmuan antropologi menggandurungi
bidang bahasa menunjukan bahwa bahasa dan budaya seperti dua sisi mata uang, berbeda
tetapi tidak dapat dipisahkan. Bahasa ada dalam budaya dan budaya adalah bagian dari
bahasa.
Ciri-ciri atau karakteristik aliran tradisional adalah menjadi aliran yang paling tua
karena merupakan tumpuan perkembangan teori-teori kebahasaan yang lain, bertolak dari
landasan pola pikir Filsafat, tidak membedakan bahasa dan tulisan, pemakaian bahasa
berkiblat pada pola/kaidah, level-level gramatikal belum rapi, tataran yang dipakai hanya
pada level huruf, kta dan kalimat, Dominasi pada permasalahan jenis kata.
Keunggulan aliran Tradisional ialah lebih tahan lama, keteraturan penggunaan bahasa
sangat dibanggakan karena berkiblat pada bahasa tulis baku, mampu menghasilkan generasi
yang mempunyai kepandaian dalam menghafal istilah, menjadikan penganutnya memiliki
pengetahuan tata bahasa, memberikan kontribusi besar terhadap pergerakan prinsip yang
benar adalah benar walaupun tidak umum dan yang salah adalah salah walaupun banyak
penganutnya. Sedangkan kelemahan dari aliran ini ialah, belum mampu membedakan bahasa
dan tulisan, tidak menyajikan kenyataan bahasa yang kemudian dianalisis dan disimpulkan,
pemakaian bahasa hanya berkiblat pada pola dan kaidah namun tidak mahir berbahasa dalam
masyarakat, level gramatikalnya belum rapi, pemerian bahasa menggunakan pola bahasa
Latin yang sangat berbeda dengan bahas Indonesia, ruang lingkup permasalahan masih sangat
sempit, objek kajian hanya sampai level kalimat sehingga tidak kominikatif.
Kajian ilmu bahasa atau linguistik dari waktu ke waktu selalu mengalami
perkembangan. Perkembangan kajian tersebut disebabkan oleh ketidakpuasan terhadap hasil
kajian sebelumnya karena ketidaktuntasan dalam menyusun deskripsi bahasa. Disamping itu,
perkembangan ilmu bahasa ini disebabkan juga oleh adanya perbedaan paradigm yang
digunakan oleh para analisis bahasa dalam mengkaji bahasa. Perkembangan yang demikian
ini memiliki pengaruh yang signifikan dalam pengajaran bahasa (Suyitno, 2006).

Daftar Rujukan
Dhanawaty, dkk. 2017. Pengantar Linguistik Umum. Pustaka Landasan: Denpasar Bali.
Malawat, Insum. 2015. Studi Komparatif: Aliran Linguistik Tradisional dan Linguistik
Struktural. Jurnal Kibas Cendrawasih, Vol. 12, No. 1.
Materi Sajian (Bahan Tayangan) Linguistik Mutakhir
Suyitno, Imam. 2006. Ilmu Bahasa dan Implikasinya dalam pengajaran Bahasa Indonesia.
Jurnal Ilmiah Bahasa, Sastra dan Pengajarannya, Vol. 13, No. 1.

Anda mungkin juga menyukai