Anda di halaman 1dari 6

PERUNDANG UNDANGAN ILMU TERNAK

KASUSU STUDI DUNIA PETERNAKAN

NAMA :SYAMHAJI

NIM :1803511046

KLS : A / IV

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS UDAYANA

2020
PERUNDANG UNDANGAN DAN KEBIJAKAN

PETERNAKAN

( KASUS STUDI DALAM DUNIA)


BAB 1

I. KASUSU STUDI DUNIA PETERNAKAN

Analisis Pendapatan Usaha Peternakan Sapi Potong Rakyat (Studi Kasus Di Desa
Kemejing Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul)

Pembangunan peternakan sebagai bagian integral pembangunan pertanian yang


merupakan bagian dari pembangunan nasional bertujuan antara lain untuk meningkatkan
produksi ternak dan hasil ternak agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan
masyarakat. Usaha peternakan sapi potong berpotensi untuk dikembangkan di Kabupaten
Gunungkidul. Hal tersebut dapat ditunjukkan dari jumlah populasi sapi potong yang cukup
besar. Didukung oleh lahan yang cukup luas untuk ketersediaan pakan, menjadikan potensi
pengembangan usaha peternakan sapi potong rakyat di Gunungkidul semakin tinggi.
Desa kemejing termasuk dalam wilayah kecamatan semin Gunungkidul. Penelitian ini
bertujuan untuk mengetahui pendapatan dan mengetahui pengaruh faktor biaya bakalan,
biaya pakan hijauan, biaya pakan konsentrat, biaya pakan suplemen, biaya tenaga kerja serta
biaya vaksin, obat dan kesehatan terhadap tingkat pendapatan usaha peternakan sapi potong
rakyat di Desa Kemejing Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul.
Penelitian dilaksanakan di Desa Kemejing, Kecamatan Semin, Kabupaten
Gunungkidul Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta, pada bulan September sampai Oktober
2011. Metode penelitian dilakukan dengan menggunakan metode survai (survey method).
Lokasi penelitian ditentukan secara sengaja dengan lokasi penelitian di Desa Kemejing,
Kecamatan Semin, Kabupaten Gunungkidul dengan pertimbangan bahwa dilokasi tersebut
memiliki populasi ternak sapi potong cukup tinggi. Pengambilan sampel penelitian
ditentukan secara sengaja (purposive sampling) dengan mengambil responden sebanyak 60
orang. Pengambilan data melalui observasi, wawancara, dan kuesioner.
Data penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan metode analisis
pendapatan dan diolah dengan model pendekatan ekonometri dan dijelaskan secara deskriptif.
Analisis data dengan menggunakan Model Pendekatan Teknik Ekonometri menggunakan
analisis regresi linear berganda. Hasil penelitian peternak sapi potong paling banyak pada
umur 15-64 tahun sebanyak 75% yang berarti peternak tergolong dalam umur produktif.
Ditinjau dari segi pendidikan formal yang pernah ditempuh tingkat pendidikan responden
terbanyak 47% hanya tamat SD, hal ini menunjukkan tingkat pendidikan responden masih
rendah. Hasil penelitian paling banyak pengalaman beternak selama 11 tahun lebih, hal ini
menggambarkan bahwa peternak sudah cukup lama dalam mengembangkan usaha sapi
potong.
Hasil penelitian menunjukan bahwa pekerjaan utama dari responden adalah sebagai
petani sebanyak 75%. Sapi potong yang paling banyak dipelihara responden adalah jenis sapi
Simmental sebanyak 81%. Sapi Simmental merupakan sapi tipe pedaging yang baik dan
mempunyai efisiensi penggunaan pakan lebih baik dibandingkan dengan sapi lokal. Peternak
responden di daerah penelitian memelihara sapi potong rata-rata 2 tahun sebanyak 81,7%.
Hal ini tentunya berpengaruh terhadap tingkat pendapatan peternak. Efisiensinya rendah
karena waktu pemeliharaan yang lama. Tingkat kepemilikan sapi jantan rata-rata 1 ekor
sebanyak 75%. Umur bakalan sapi terbanyak 80% adalah dibawah 1 tahun.
Hasil penelitian menunjukan bahwa rata-rata pendapatan bersih peternak sapi potong
rakyat yaitu Rp 506.502,2 per ekor per tahun. Hasil regresi linier berganda diperoleh
persamaan regresi Y= -2243967 +1,0519*X1 +0,9406*X2 +0,189*X3 -1,526*X4 +4,18*X5
-2,768*X6. Berdasarkan hasil analisis uji t dengan tingkat signifikan 0,05 faktor biaya
bakalan, pakan hijauan dan tenaga kerja berpengaruh terhadap pendapatan peternak sapi
potong rakyat di Desa Kemejing Kecamatan Semin Kabupaten Gunungkidul.
BAB II
II. SOLUSI
Berkaitan  dengan masalah diatas yaitu terhadap maslah kekurangan pakan yang
selalu terjadi, mungkin kasus diatas tidak hanya terjadi pada ternak sapi namun juga bagi
hewan ternak lainnya.
Kemarau adalah hari-hari sulit bagi petani untuk menyediakan pakan bagi ternaknya.
Saat panen padi sudah lewat, sawah-sawah mengering dan pematang belum ditumbuhi
rumput, namun ternak sapi tetap membutuhkan pakan.Pakan bagi ternak merupakan
kebutuhan pokok yang harus terpenuhi agar dapat tumbuh dan berkembang. Agar dapat
berproduksi dengan optimal, kebutuhan pakan harus tercukupi baik dalam jumlah (kuantitas) 
maupun kandungan nutrisi (kualitas). 
Kebutuhan hijauan akan semakin banyak sesuai dengan bertambahnya jumlah
populasi ternak  yang dimiliki. Kendala utama penyediaan hijauan pakan untuk ternak adalah
ketersediaan yang tidak tetap sepanjang tahun.  Pada saat musim penghujan, produksi hijauan
makanan ternak akan melimpah, sebaliknya pada saat musim kemarau tingkat produksinya
akan rendah, atau bahkan tidak berproduksi sama sekali.
Di peternakan dan industri usaha ternak ruminansia  terdapat realitas berupa
pemanfaatan jerami padi secara langsung. Hal itu menimbulkan masalah karena jerami padi
dalam segi kuantitas memang melimpah, tetapi dalam segi kualitas masih tergolong bernutrisi
rendah sebab jerami padi hanya mengandung protein sekitar 3  sampai 4 .
Hijauan pakan ternak  dapat diolah menjadi pakan  fermentasi dengan menambahkan
bakteri probiotik pada hijauan pakan dan  dengan menambahkan bekatul atau bahan lain
sehingga kualitasnya meningkat. Sebagai gambaran bahwa jerami dapat meningkat  dari
kadar protein 3  sampai 4 menjadi 7  sampai 8 dengan teknologi fermentasi (Suwignyo 2003).
Beberapa manfaat pakan fermentasi yaitu:

1. Mengawetkan pakan. Pakan ternak terfermentasi dapat menjadi alternatif penyediaan


pakan berkualitas yang dapat digunakan dalam jangka waktu lama, terutama pada musim
kemarau.
2 Meningkatkan Kecernaan, kualitas pakan serta memperbaiki kondisi rumen. Dijelaskan
bahwa peningkatan bobot badan oleh probiotik, disebabkan oleh konsumsi bahan kering yang
meningkat, kondisi rumen yang cenderung lebih baik, kecernaan bahan kering dan protein
yang meningkat serta retensi nitrogen yang lebih tinggi .
Menanggapi hal tersebut yaitu penyebab kekurangan hijauan pakan ternak dapat
diatasi dengan pemamanfaatan tumbuhan yang rengah akan protein menjadi kaya protein.
Dengan demikian Produktivitas ternak ruminansia dapat ditingkatkan dengan teknologi
fermentasi atau menambahkan probiotik didalam pakan.
DAFTAR PUSTAKA
https://jurnal.unma.ac.id/index.php/AG/article/view/601
http://www.tribunnews.com/tribunners/2018/08/06/mengatasi-ternak-yang-kelaparan-nutrisi
https://digilib.uns.ac.id/dokumen/abstrak/35809/Analisis-Pendapatan-Usaha-Peternakan-
Sapi-Potong-Rakyat-Studi-Kasus-Di-Desa-Kemejing-Kecamatan-Semin-Kabupaten-
Gunungkidul

Anda mungkin juga menyukai