Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Barang satu ini tentu saja sudah tidak asing lagi bagi kita. Setiap hari tentu kita akan
selalu berhubungan dengan uang untuk digunakan sebagai alat transaksi. Uang nyatanya
tidak pernah sekalipun terpisah dari kehidupan manusia.
Tidak ada seorang pun di dunia ini yang tidak membutuhkan uang. Ada yang
mengatakan bahwa uang bukan segalanya, tetapi segalanya membutuhkan uang. Kita
tidak bisa munafik dan kita harus mengakui hal itu. Hampir semua barang di dunia ini
hanya bisa kita dapatkan dengan menggunakan uang. Uang berfungsi sebagai alat tukar
atau alat jual beli. Ketika membeli barang atau jasa tertentu orang akan membutuhkan
uang sebagai alat tukar untuk mendapatkan kedua hal tersebut.

B. Rumusan Masalah
1. Apa definsi uang ?
2. Bagaimana sejarah penggunaan uang ?
3. Apa fungsi uang ?
4. Berapa jumlah uang beredar ?
5. Bagaimana uang dalam modernisasi perekonomian ?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui definisi uang
2. Untuk mengetahui sejarah penggunaan uang
3. Untuk memahami fungsi uang
4. Untuk mengerti jumlah uang yang beredar
5. Untuk memahami pergerakan uang dalam modernisasi perekonomian

1
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI UANG
Definisi umum dari uang adalah segala sesuatu yang dapat digunakan sebagai alat
tukar. Alat tukar sendiri dalam ekonomi memiliki makna segala sesuatu yang diterima
oleh masyarakat secara luas sebagai alat pembayaran dalam proses pertukaran barang dan
jasa.
Uang didefinisikan secara berbeda menurut ilmu ekonomi klasik atau tradisional dan
modern. Pada ilmu ekonomi tradisional, uang diartikan sebagai segala macam benda yang
dapat dimanfaatkan menjadi alat tukar dengan syarat benda tersebut diterima oleh
masyarakat umum di suatu wilayah.
Sementara uang dalam pandangan ilmu ekonomi modern memiliki makna yang lebih
luas. Uang merupakan segala sesuatu berwujud benda yang diterima secara umum
sebagai alat pembayaran transaksi jual beli atas barang atau jasa serta kekayaan atau aset
berharga lainnya, dan sekaligus sebagai alat pembayaran utang.
Dari beberapa definisi tersebut, dapat diambil suatu kesimpulan bahwa uang
merupakan suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat di suatu wilayah
guna mengukur nilai, menukar, dan membayar setiap transaksi pembelian barang dan
jasa, serta menimbun kekayaan.

B. SEJARAH UANG
1. Tahap Sebelum Perdagangan Barter
Awalnya, setiap orang berusaha memenuhi kebutuhannya melalui usaha
sendiri. Usaha tersebut dilakukan antara lain dengan cara berburu, membuat pakaian
sendiri dari bahan-bahan yang sederhana, serta mencari buah-buahan untuk konsumsi
sendiri. Perkembangan selanjutnya manusia dihadapkan pada kenyataan bahwa apa
yang dilakukannya tidak cukup untuk memenuhi seluruh kebutuhannya.

2. Tahap Perdagangan Barter

2
Sistem barter yaitu barang yang ditukar dengan barang. Sistem barter ini
merupakan tingkat kedua dari perkembangan perekonomian. Barter adalah pertukaran
atas suatu barang terhadap jenis barang yang lain. Dalam suatu pertukaran dengan
menggunakan cara barter ini harus dipenuhi syarat berupa adanya kesamaan
keinginan (double coincidence of wants) dari pihak yang terlibat barter. Menyamakan
keinginan dari pihak-pihak yang terlibat barter ini tidaklah mudah, sehingga syarat
”double coincidence of want” ini sekaligus menjadi hambatan yang terjadi dalam
transaksi dengan menggunakan cara barter ini.

3. Tahap Uang Barang (Commodity Money)


Untuk mengatasi kesulitan yang timbul pada perdagangan barter, maka ada
pemikiran untuk menggunakan benda-benda tertentu untuk digunakan sebagai alat
tukar. Benda-benda yang ditetapkan sebagai alat pertukaran itu adalah benda-benda
yang diterima oleh umum (generally accepted) benda-benda yang dipilih bernilai
tinggi (sukar diperoleh atau memiliki nilai magis dan mistik), atau benda-benda yang
merupakan kebutuhan primer sehari-hari; Meskipun alat tukar sudah ada, kesulitan
dalam pertukaran tetap ada. Kesulitan-kesulitan itu antara lain karena benda-benda
yang dijadikan alat tukar belum mempunyai pecahan sehingga penentuan nilai uang,
penyimpanan (storage), dan pengangkutan (transportation) menjadi sulit dilakukan
serta timbul pula kesulitan akibat kurangnya daya tahan benda-benda tersebut
sehingga mudah hancur atau tidak tahan lama.

4. Tahap Uang Logam


Uang logam mulai banyak digunakan pada abad ke-18, yakni uang logam baik
berupa uang perak maupun uang emas dan kemudian berlaku standar emas sampai
awal abad ke-20. Logam dipilih sebagai alat tukar karena memiliki nilai yang tinggi
sehingga digemari umum, tahan lama dan tidak mudah rusak, mudah dipecah tanpa
mengurangi nilai, dan mudah dipindah-pindahkan. Logam yang dijadikan alat tukar
karena memenuhi syarat-syarat tersebut adalah emas dan perak.
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, maka tukar-menukar
menggunakan uang logam juga berkembang, sementara jumlah logam mulia terbatas.
Penggunaan uang logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar

5. Tahap Uang Kertas

3
Sejalan dengan perkembangan perekonomian, timbul suatu kesulitan ketika
perkembangan tukar-menukar yang harus dilayani dengan uang logam bertambah
sementara jumlah logam mulia (emas dan perak) sangat terbatas. Penggunaan uang
logam juga sulit dilakukan untuk transaksi dalam jumlah besar sehingga diciptakanlah
uang kertas. Mula-mula uang kertas yang beredar merupakan bukti-bukti pemilikan
emas dan perak sebagai alat/perantara untuk melakukan transaksi. Mereka menjadikan
kertas bukti tersebut sebagai alat tukar
Nilai dari uang kertas bukan ditentukan oleh nilai intrinsiknya melainkan oleh
daya beli dari uang tersebut. Uang kertas ini digunakan secara luas karena lebih sesuai
sebagai medium pertukaran.

C. FUNGSI UANG
1. Fungsi Asli
a. Sebagai alat tukar (medium of exchange).
Orang tak lagi kesulitan untuk melakukan repertukaran, di mana pertukaran tak
lagi menggunakan barang dengan barang, tetapi barang dengan uang. Keberadaan
uang ini tentu menjadi solusi dari kesulitan-kesulitan yang timbul dalam sistem
barter.
b. Sebagai satuan hitung (unit of account).
Uang menunjukkan nilai suatu barang dan jasa yang diperjualbelikan, besarnya
kekayaan, dan juga menghitung besar kecilnya pinjaman. Tak hanya itu, uang juga
dapat digunakan untuk menentukan harga suatu barang dan jasa. Pada fungsi ini,
uang memiliki peran dalam memperlancar aktivitas pertukaran.
c. Sebagai penyimpan nilai (valuta).
Uang dapat mengalihkan daya beli dari masa kini ke masa mendatang. Orang
yang mendapatkan uang karena menjual barang atau jasa, maka ia bisa
menyimpannya untuk kemudian digunakan membeli barang atau jasa di masa
yang akan datang.

2. Fungsi Turunan
a. Sebagai alat pembayaran yang sah.
Fungsi ini memungkinkan dan mempermudah transaksi jual beli suatu barang atau
jasa baik dapat kuantitas kecil maupun besar.
b. Sebagai alat pembayaran utang.

4
Fungsi ini memiliki keterkaitan dengan fungsi asli uang sebagai penyimpan nilai,
di mana uang dapat digunakan untuk mengukur pembayaran di masa yang akan
datang.
c. Sebagai alat penimbun kekayaan.
Uang tak digunakan seluruhnya untuk kebutuhan konsumsi, tetapi disisihkan
sebagian untuk disimpan dalam bentuk tabungan, giro, deposito, atau investasi
guna keperluan di masa depan.
d. Sebagai alat pemindah aset.
Setiap orang dapat memindahkan aset dari satu tempat ke tempat lain dengan
uang. Contohnya, seseorang memiliki rumah di suatu daerah dapat memindahkan
aset tersebut ke daerah lain dengan cara menjualnya terlebih dahulu kemudian
membeli aset di lokasi yang baru.
e. Sebagai alat pendorong perekonomian.
Perekonomian akan semakin berkembang apabila nilai uang stabil. Stabilitas nilai
uang ini dapat memicu sentimen investasi secara positif, di mana orang-orang
akan tergiur untuk melakukan investasi sehingga perekonomian semakin
bertumbuh dan berkembang.

D. JENIS – JENIS UANG


1. Berdasarkan Bahan Pembuatan
a. Uang Logam, terbuat dari emas / perak, nominalnya kecil seperti Rp 100 , Rp 200
, Rp 500 , Rp 1.000
b. Uang Kertas, terbuat dari kertas agar tidak mudah robek, luntur, dan tahan
terhadap air. Nominalnya seperti Rp 2.000 , Rp 5.000 , Rp 10.000

2. Berdasarkan Nilai
a. Bernilai Penuh (Full Bodied Money), uang yang nilai intrinsiknya sama dengan
nilai nominal, misalnya nilai emas pada uang logam Rp 500 bernilai sama dengan
nominalnya.
b. Tidak besifat penuh (Representative full bodied money), nilai intrinsik lebih
kecil dari nilai nominal. Biasanya terdapat pada jenis uang kertas.

3. Berdasarkan Lembaga yang Menerbitkan

5
a. Uang kartal, diterbitkan oleh Bank Sentral yaitu Bank Indonesia serta digunakan
oleh seluruh masyarakat dalam bentuk logam dan kertas
b. Uang giral, diterbitkan oleh bank umum dalam bentuk cek / bilyet giro

4. Berdasarkan Kawasan
a. Uang lokal, hanya dapat berlaku di satu negara tertentu. Misalnya Rupiah hanya
berlaku di Indonesia
b. Uang regional, berlaku di suatu kawasan yang leboh luas daripada uang local.
Misalnya uang euro dapat digunakan untuk beberapa negara yang ada di benua
Eropa seperti Jerman, Spanyol, Austria
c. Uang internasional, berlaku di seluruh dunia sebagai standar pembayaran ,
contoh US Dolar

E. SYARAT – SYARAT UANG


1. Diterima secara umum (Acceptability)
Uang harus dapat diterima secara umum penggunaannya, baik sebagai alat tukar,
penimbun kekayaan, sebagai standar pencicilan uang / sebagai alat pembayaran utang.
2. Mudah disimpan (Storable)
Uang harus memiliki fleksibilitas, seperti bentuk fisiknya yang tidak terlalu besar /
mudah dilipat/ uang harus mudah dismpan dimana saja seperti di saku / dompet.
3. Mudah dibawa (Portability)
Uang harus ringan dan mudah dipindahkan dari satu tempat ke tempat lain. Hal ini
untuk memudahkan melakukan pembayaran.
4. Tahan lama (Durability)
Uang harus tahan lama dan tidak mudah rusak. Kualitas fisik harus awet dan tahan
lama serta tidak mudah robek, pecah, luntur, / rusak. Hal ini agar nilai dari uang itu
tidak mudah hilang.
5. Mudah dibagi (Divisibility)
Uang juga harus mudah dibagi ke dalam berbagai nilai nominal. Artinya uang harus
mudah dibagi-bagi tanpa mengurangi nilai aslinya sehingga uang dapat digunakan
untuk kelancaran jual beli dan dapat diatur pembagiannya menurut satuan dengan
berbagai ukuran nominal.
6. Ada jaminan dari Pemerintah

6
Uang yang beredar diterbitkan oleh pemerintah. Tentu setiap uang yang diterbitkan
harus dijamin oleh pemerintah. Dengan adanya jaminan dari pemerintah, penggunaan
uang untuk berbagai keperluan mendapat kepercayaan dari masyarakat luas.
7. Nilainya stabil (Stability of Value)
Jika nilai uang naik-turun tidak menentu, orang pun tidak mau menggunakannya
sebagai alat tukar. Kestabilan nilai ini sangat penting sebagai syarat uang agar tidak
terjadi fluktuasi yang besar.
8. Kualitasnya cenderung sama (Uniformity)
Kualitas tiap uang harus cenderung sama dan tidak berbeda. Artinya tidak ada satu
uang pada nominal yang sama dengan kualitas yang lebih dibandingkan uang lain
karena akan menyebabkan ketidakpercayaan masyarakat.
9. Tidak mudah dipalsukan (Scarity)
Harus terdapat ciri-ciri khusus dari uang yang membuat benda ini menjadi tidak
mudah dipalsukan oleh para pemalsu uang. Jika uang gampang dipalsukan maka nilai
uang akan turun karena diperkirakan akan banyak uang palsu bertebaran di
masyarakat.
10. Ada komunitas yang berkelanjutan
Artinya penggunaan uang tersebut dapat digunakan secara berkelanjutan dalam
jangka waktu yang relatif lama sehingga kepercayaan masyarakat kepada uang
tersebut tetap ada.

F. PERKEMBANGAN UANG BEREDAR


Uang Beredar adalah kewajiban sistem moneter (Bank Sentral, Bank Umum, dan
Bank Perkreditan Rakyat/BPR) terhadap sektor swasta domestik (tidak termasuk
pemerintah pusat dan bukan penduduk).
Kewajiban yang menjadi komponen Uang Beredar terdiri dari uang kartal yang
dipegang masyarakat (di luar Bank Umum dan BPR), uang giral, uang kuasi yang
dimiliki oleh sektor swasta domestik, dan surat berharga selain saham yang diterbitkan
oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka waktu
sampai dengan satu tahun.
Uang Beredar dapat didefinisikan dalam arti sempit (M1) dan dalam arti luas (M2).
M1 meliputi uang kartal yang dipegang masyarakat dan uang giral (giro berdenominasi
Rupiah), sedangkan M2 meliputi M1, uang kuasi (mencakup tabungan, simpanan
berjangka dalam rupiah dan valas, serta giro dalam valuta asing), dan surat berharga yang

7
diterbitkan oleh sistem moneter yang dimiliki sektor swasta domestik dengan sisa jangka
waktu sampai dengan satu tahun.
Faktor yang mempengaruhi uang beredar:
1. Aktiva luar negeri bersih
2. Aktiva dalam negeri bersih, terdiri dari tagihan bersih kepada pemerintah pusat
(net claims on central government / ncg) dan tagihan kepada sektor lainnya
(sektor swasta, pemeritah daerah, lembaga keuangan dan perusahaan bukan
keuangan) terutama dalam bentuk pinjaman yang diberikan.

Uang Beredar disusun dengan mengacu pada Monetary and Financial Statistics
Manual (MFSM) 2000 dan Compilation Guide (2008).

Sumber : SEKI BI, diolah Pusat Data dan Sistem Informasi, Kementerian Perdagangan

G. PERKEMBANGAN UANG ELEKTRONIK DI ERA MODERNISASI


1. ATM (Automated Teller Machine)
Sebuah alat elektronik yang melayani nasabah bank untuk mengambil uang dan
mengecek rekening tabungan mereka tanpa perlu dilayani oleh seorang "teller"
manusia.mumnya ATM dapat digunakan untuk melakukan penarikan tunai,
penyetoran tunai, pembayaran tagihan-tagihan, membeli pulsa, dan transfer tunai
(sesama atau antar bank). 

2. E-Banking (Internet Banking)

8
Internet banking merupakan suatu aktivitas yang melakukan transaksi, pembayaran
dan transaksi lain dengan menggunakan internet dengan website bank yang sudah
diberi sistem keamanan. Contoh E-Banking : Klik BCA, BCA Mobile.

Layanan E-Banking :
1. Perbankan Daring (Online Banking)
Pada dasaranya adalah gabungan dua istilah dasar yakni daring (online) dan
perbankan (banking). Sekarang ini internet sudah menghubungkan kurang lebih
100 juta orang. Bisa melakukan transaksi perbankan (finansial dan non-finansial)
dengan komputer yang tersambung dengan jaringan internet bank. Jenis transaksi
dengan online bangking adalah:
- Transfer dana/uang
- Mengecek informasi saldo
- Mengecek informasi nilai tukar
- Melakukan pembayaran beberapa tagihan seperti kartu kredit, rekening
telepon, rekening listrik dan lain sebagainya.
- Melakukan pembelian (pulsa handphone, tiket pesawat, tiket kereta dan lain
sebagainya.

2. Perbankan Bergerak
Perbankan bergerak (mobile banking) merupakan layanan perbankan yang bisa
diakses secara langsung dengan telepon seluler GSM dengan memakai SMS. Jenis
transaksi yang dapat dilakukan adalah:
- Transfer dana
- Mengecek informasi saldo
- Melakukan mutasi rekening
- Mengecek nilai tukar
- Melakukan jenis pembayaran seperti kartu kredit, rekening listrik, rekening
telepon, asuransi)
- Membeli pulsa isi ulang dan saham

3. E-Money

9
Sebuah alat pembayaran berupa media server atau chip yang di dalamnya memiliki
nominal nilai uang yang tersimpan secara elektronik.
E-Money dalam fungsinya biasa digunakan untuk melakukan berbagai pembayaran, di
antaranya seperti membayar tarif jalan tol, tiket transportasi umum, biaya parkir, dan
juga membayar tagihan belanja di toko swalayan atau mini market.
Biasanya setiap bank konvensional menerbitkan e-money. Contoh : FLAZZ BCA,
Mandiri E-Money, TapCash BNI, BRIZZI BRI

4. E-Wallet (Dompet Elektronik)


Penggunaan uang elektronik atau e-wallet sebagai alat pembayaran yang inovatif dan
praktis memiliki karakteristik yang berbeda dengan jenis kartu kredit dan debit yang
telah lebih dulu digunakan. Uang elektronik juga menjadi alternatif alat pembayaran
non tunai yang dapat menjangkau masyarakat yang selama ini belum mempunyai
akses kepada sistem perbankan. Contoh E-Wallet : OVO, GOPAY, LinkAja, Dana.

Manfaat Uang Elektronik: 


- Memberikan kemudahan dan kecepatan dalam melakukan transaksi transaksi
pembayaran tanpa perlu membawa uang tunai.
- Tidak lagi menerima uang kembalian dalam bentuk barang (seperti permen)
akibat padagang tidak mempunyai uang kembalian bernilai kecil (receh).
- Sangat cocok digunakan untuk transaksi massal yang nilainya kecil namun
frekuensinya tinggi, seperti: transportasi, parkir, tol, fast food, dan lain-lain

Risiko Uang Elektronik:

 Risiko uang elektronik hilang dan dapat digunakan oleh pihak lain, karena
pada prinsipnya uang elektronik sama seperti uang tunai yang apabila hilang
tidak dapat diklaim kepada penerbit.
 karena masih kurang pahamnya pengguna dalam menggunakan uang
elektronik, seperti pengguna tidak menyadari uang elektronik yang digunakan
ditempelkan dua kali pada reader untuk suatu transaksi yang sama sehingga
nilai uang elektronik berkurang lebih besar dari nilai transaksi.

10
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Uang adalah suatu benda yang diterima secara umum oleh masyarakat di suatu
wilayah guna mengukur nilai, menukar, dan membayar setiap transaksi pembelian barang
dan jasa, serta menimbun kekayaan. Sejarah penggunaan uang ada 5 tahap yaitu, tahap
sebelum perdagangan barter, tahap perdagangan barter, tahap uang barang, tahap uang
logam, tahap uang kertas.
Fungsi uang ada 2 yaitu, fungsi asli dan fungsi turunan uang. Jenis – jenis uang dibagi
berdasarkan bahan pembuatannya, berdasarkan nilai, berdasarkan lembaga yang
menerbitkan, berdasarkan kawasan.
Semakin berkembangnya teknologi, peradaban uang semakin berkembang. Di era
globalisasi ini sudah muncul uang elektronik, antara lain ATM, E-Banking, E-Money dan
E-Wallet. Dengan itu semua semakin memudahkan masyarakat untuk melakukan
transaksi.

11

Anda mungkin juga menyukai