Anda di halaman 1dari 9

Cara Survive di Pasar Saham, bahkan

Untung Besar

Dilengkapi studi kasus saham RIMO dan BBRI

Saham RIMO saat ini menjadi perbincangan hangat buat investor dan trader saham di Indonesia.
Bagaimana tidak, saham ini melaju 7 kali dari harga terendah dari bulan April 2017 sekitar Rp 100, melejit
hingga harga Rp 700 pada 26-27 Oktober 2017.

Beberapa investor berpesta pora dengan keuntungan yang ia dapat dari saham RIMO ini, meski
keuntungan yang diperoleh tidak sampai tepat 7 kali lipat nya, tapi sudah lumayan banget. Beberapa cerita
yang saya dengar dari alumni Super Performance Trader dan member Premium Access dalam beberapa
bulan ada yang bisa dapat keuntungan 50% hingga 300%.

Namun demikian, tidak sedikit pula investor yang terjebak karena membeli di harga tinggi, dan mengalami
kerugian besar. Bayangkan saja, jika investor membeli di harga Rp 700, saat ini, investor sudah mengalami
kerugian sekitar 60% hanya dalam beberapa hari saja, menjadi Rp 254. Dan bahkan, risiko yang terbesar
bukanlah capital loss / kerugian uang, namun kerugian terbesar adalah karena investor tidak bisa menjual
sahamnya karena selama beberapa hari harga langsung terguyur dan kena auto reject bawah. Ditambah
lagi, pada 7 November 2017 (saat artikel ini saya tulis), saham RIMO mengalami suspense / perhentian
perdagangan dari PT Bursa Efek Indonesia.

Jadi gimana dong menyikapinya?

Bagaimana caranya supaya dapat keuntungan besar, dan terhindar dari kerugian tersebut?

Simak 3 langkah cuan dari saham gorengan dan terhindar dari kerugian, berikut ini.

1. Pahami karakter saham dan karakter Anda

Sun Tzu, jendral perang yang terkenal dengan kebijaksanaannya dalam strategi perang,
mengatakan bahwa, kenali diri Anda dan kenali lawan Anda, dan kemenangan pun akan menjadi
milik Anda.

1
Pola pikir ini sangat penting sekali diadopsi untuk trading dan investasi. Dalam trading dan
investasi saham, musuh kita bukanlah saham atau market maker (a.k.a sering disebut bandar),
dan bukanlah fluktuasi saham. Musuh utama sebenarnya adalah ego dan emosi diri sendiri.

Langkah pertama, sebelum Anda memutuskan untuk membeli sebuah saham, pahami skill diri
Anda. Bicara tentang skill, bukan hanya soal kemampuan Anda untuk menganalisis dan memilih
saham. Namun seperti yang diajarkan dalam Super Performance Trader (untuk trading), diajarkan
untuk mengelola psikologis, menjinakkan emosi, serta mengatur resiko.

Tips pertama, baik Anda sudah pernah atau belum pernah belajar di pelatihan tersebut adalah,
sadari seberapa jauh keberanian Anda dalam melakukan pembatasan risiko. Apakah Anda dengan
mudah bisa melakukan pembatasan risiko, tanpa rasa sedih dan galau?

Sebaliknya, apakah Anda bisa dengan tenang menghadapi saham yang posisi untung besar tanpa
euphoria? Apakah Anda merasa dag dig dug jika harga saham yang Anda beli berfluktuasi?

Meski sangat terlihat sepele, namun hal ini sangat sangat sangat penting sekali untuk
diperhatikan, karena akan berpengaruh pada cara memilih saham.

Jadi, bagaimana dengan diri Anda?

Biasanya, semakin terlatih seorang trader (dan juga investor), semakin paham ilmunya, semakin
banyak pengalaman dan jam terbang, akan semakin tenang pula dalam menghadapi gejolak
pasar.

Kesimpulannya, jika Anda masih pemula, dan bahkan belum pernah belajar dalam pelatihan, saya
sarankan sebaiknya Anda pilih saham-saham yang lebih likuid dan berkapitalisasi besar.
Contohnya, TLKM, INDF, BBRI, BBCA, UNVR, BMRI, dan beberapa saham lain, yang saya ulas dalam
buku Nabung Saham Sekarang

Fluktuasi dari saham-saham tersebut, memang tidak semenarik dan se-sexy saham RIMO.
Pertumbuhan saham-saham big caps tersebut cenderung steady. Kalau dibandingkan dengan
saham RIMO yang melejit 700% dari April – Oktober 2017, saham BBRI hanya bertumbuh sekitar
36.5% dari awal tahun 2017 di harga Rp 11900 Rp 16250. Far far away… kalau dibandingkan
dengan RIMO.

2
Meski keuntungan jauh lebih kecil, resiko yang potensi muncul juga lebih kecil.

Oleh karena itulah, penting bagi investor untuk memahami karakter saham terlebih dahulu
sebelum dibeli.

Jika Anda seorang pemula banget di pasar saham, lebih baik fokus pada saham-saham
berfundamental kuat. Boleh trading saham kok. Namun pilihan sahamnya nggak jauh beda
dengan saham yang dipilih untuk Nabung Saham seperti yang tercantum di buku Nabung Saham
Sekarang.

Itu-itu aja dong pilihannya? Ya lebih baik begitu buat pemula. Yang penting survive dulu. Itu saja.
Kalau bisa konsisten profitnya di atas IHSG, udah bagus.

Oke dah… pemula beres.


Tapi… tapi… saya kan pengen juga nih dapat keuntungan lebih besar. Masa saya nggak boleh
ikutan beli kalau ada saham yang “sexy”, apalagi kalau saham tersebut beberapa kali
direkomendasikan di Gold Premium Access.

Boleh… boleh… sabar dulu :)

3
Warren Buffett sang investor legendaris mengatakan, resiko itu muncul karena ketidakpahaman
kita sendiri.

Jadi, meski Warren Buffett tidak trading, banyak trader yang sudah berhasil selain saya (hehehe…
bukan pamer), dan juga alumni Super Performance Trader (baca kisah sukses mereka di sini), ada
banyak trader legendaris seperti Jesse Livermore, Nicolas Darvas, Richard Wyckoff, David Ryan,
dan banyak lagi yang lain.

Artinya, ada pola yang bisa diikuti dan dipelajari untuk trading saham. Bagaimana caranya? Yuk
meluncur ke langkah nomor 2.

1. Kunci keberhasilan trading: pahami timing!


Sebelum bicara lebih jauh soal trading dan investasi, kita samakan dulu ya persepsi trading dan
investasi.

Investasi saham adalah beli dan simpan saham, dengan pola pikir membeli perusahaan, bukan
sekedar beli saham, dengan rentang waktu lebih dari 1 tahun. Bisa belasan sampai puluhan tahun.

Jika beberapa orang menganggap trading saham dilakukan dalam beberapa jam / beberapa hari,
tidak demikian dengan saya. Jika saham yang saya pegang untung, saya bisa simpan sampai
beberapa bulan. Kecuali rugi, saya akan cepat jual. Jadi, persepsi tentang waktu trading saham
jangka pendek buat saya adalah beberapa bulan, bukan daily.

Trading saham (beli dan jual saham jangka pendek) itu totally different jika dibandingkan dengan
investasi.

Jika dalam investasi saham jangka panjang, saya menggunakan aturan-aturan yang strict untuk
pemilihan saham (lebih tepatnya memilih perusahaan), maka dalam trading saham, saya puny a
prinsip yang tidak bisa diterapkan dalam investasi.

Dalam investasi jangka panjang, buat saya kesehatan perusahaan adalah nomor satu. Timing
nomor dua.

Namun tidak demikin ketika saya trading. Ketika saya trading saham, timing adalah nomor satu,
yang terpenting, dan satu-satunya.

Prinsipnya, dalam trading saham, semua saham akan indah pada waktunya.

Saya tidak terlalu peduli dengan fundamental perusahaan, karena pada kenyataannya, saham
seperti RIMO yang tidak memiliki fundamental kuat, bisa memberi profit tinggi. Dan hal itu bisa
terjadi pada saham apa pun.

4
Contoh lain, saham yang baru saja melantai di bursa, saham TOPS (PT Totalindo Eka Persada, Tbk)
yang bergerak di bidang konstruksi, memberi imbal hasil lebih dari 130% hingga saat artikel ini
saya tulis, sejak saya beli pada 17 Juli di harga 1138.

Jadi timing apakah yang perlu diperhatikan?

Trading saham, terutama trading pada saham-saham super (sebutan untuk saham yang memberi
profit 3 digit / ratusan persen), butuh penguasaan untuk mengetahui timing : kapan buyer serakah
(di mana demand akan lebih besar daripada suplai), dan kapan buyer mulai jenuh membeli, dan
mulai ingin menjual (di mana suplai akan lebih besar daripada demand).

Kenali aliran suplai dan demand, mengenali kapan akumulasi dan distribusi sebuah saham.

Bagaimana caranya? Idenya adalah, kita cari saham mana yang sedang dalam tahap diakumulasi
oleh market maker, dan kita ikut berpartisipasi ketika harga saham mulai ditarik naik, keluar ketika
terjadi distribusi.

Grafik saham / analisis teknikal merupakan sebuah cara ampuh untuk mengenali kegiatan
akumulasi dan distribusi sebuah saham. Namun, bukan sekedar analisis teknikal. Analisis teknikal
yang kita pelajari di Super Performance Trader lebih mengutamakan pemahaman berdasarkan
pengalaman. Mengapa? Karena, sekali lagi, karakter setiap saham berbeda.

Tapi kan… aktivitas jual beli di pasar nego tidak terekam dalam grafik saham, pun dalam volume
transaksi saham.

Benar sekali. Meski aktivitas di pasar nego tidak terekam dalam grafik, namun secara psikologis
pasar retail / regular tetap akan merespon apabila ada gejala akumulasi dan distribusi di pasar
nego.

5
Sebagai contoh, lihatlah aktivitas harga pada tangal 26-27 Oktober pada grafik saham RIMO
di atas. Salah satu hal sederhana namun penting yang perlu Anda perhtikan adalah naiknya
volatilitas pada dua hari tersebut, yang nampak dari panjangnya kedua ekor candle.

Sebelum itu, pada tanggal 23 Oktober 2017, harga saham melejit 23.99%, yang juga kita
ajarkan dalam Super Performance Trader workshop, bahwa munculnya pola seperti itu di
penghujung trend naik, merupakan tanda “tarikan nafas terakhir”, menunjukkan tenaga
terakhir, energi terakhir dari saham tersebut.

Jadi, kalaupun Anda tidak tahu hiruk pikuk behind the scene aktivitas market maker pada
saham RIMO ini, Anda tetap sudah mendapat sinyal dan petunjuk untuk keluar dari saham
tersebut dan tidak membeli saham tersebut. Itulah alasan mengapa kami di Premium Access
berulang kali menyarankan Anda untuk keluar dari saham itu selama bulan Oktober kemarin.

Terlepas dari berbagai hiruk pikuk private placement saham RIMO, pelajaran penting yang
perlu kita ambil dari kejadian saham ini adalah:

Do your homework. Jika Anda seorang long term investor, jangan terpancing fluktuasi harga.
Lebih fokus ke analisis kesehatan perushaan.

Jika Anda seorang trader, jangan serakah dengan naiknya harga yang terus menerus, tanpa
memperhatikan aliran suplai dan demand.

Membaca grafik memang membutuhkan latihan setelah belajar di Super Performance Trader,
namun saya bisa katakan, ini ilmu yang paling praktikal untuk berhasil dalam saham. Asal mau
berlatih, bisa kok dapat untung 3 digit (ratusan persen) secara konsisten.

Yang bilang cuan 3 digit nggak bisa, itu artinya ia belum pernah mengalami :)

6
Nyatanya, saham yang naik 3 digit bertebaran. Untuk saat ini, selain RIMO, member Premium
Access (dan juga saya pribadi) ada hold beberapa saham lain seperti INKP yang sudah
berbunga 142,22 % sejak saya beli pada 2 May 2017 , INDY yang berbunga 127,84 % sejak
dibeli pada 22 Agustus , TKIM yang sudah berbuah 104,47%, TOPS yang sudah bertumbuh
139,89 % dan saham-saham lain yang sudah berbunga dan berbuah.

Kalau sudah bisa sekali dua kali, lama-lama jadi kebiasaan.

Saham2 yang baru saja saya sebut di , disebut hanya sebagai contoh saja. Mengapa? Karena
sebuah saham untuk trading akan mencapai masa “kadaluarsa” jika sudah mencapai
periode distribusi. Agar artikel ini tidak basi, saya tidak menyertakan rekomendasi saham
untuk trading. Rekomendasi dan edukasi untuk trading bisa Anda dapat di sini (
bit.ly/goldpremiumaccess )

Meski demikian, Anda perlu tahu juga, bahwa tidak semua transaksi / saham yang saya beli
selalu untung. Ada juga kok yang rugi. Namun so far, keuntungan dari satu atau dua saham
selalu bisa menutup kerugian dari buanyak cut loss yang pernah terjadi. Pada bulan Oktober
2017 yang lalu misalnya, saya sempat membatasi kerugian pada beberapa saham seperti
saham PNBN, ROTI, BWPT, SRIL yang saya jual rugi dengan kisaran 6-9%.

Banyak yang bisa untung besar dari saham, tapi berapa banyak yang survive?

Baca terus sampai habis bagaimana cara survive di pasar saham.

2. Cara Survive di Pasar Saham


Cara survive investor jangka panjang, beda dengan trader saham jangka pendek. Bagi seorang
investor, supaya bisa survive, yang menjadi prioritas nomor 1 dan paling penting adalah memilih
perusahaan yang sehat secara fundamental. Itu saja. Baru langkah kedua adalah menentukan
timing beli yang bisa dilihat secara valuasi, dan dikonfirmasi dengan grafik.

Jadi, jika salah timing, asalkan fundamental perusahaan bagus, untuk jangka panjang masih oke
lah…

Kalau nggak tau timing yang tepat buat investasi, bisa pakai cara nabung saham di buku Nabung
Saham Sekarang

Namun, alangkah baiknya jika investor bisa berinvestasi pada perusahaan bagus dan pada timing
yang tepat, seperti yang diajarkan dalam workshop Winning Stocks Masteries.

7
Bagaimana dengan trader?

Trader totally different!

Dalam trading, supaya Anda bisa survive, maka kemampuan untuk mengatur resiko (money
management) menjadi kunci utama.

Buat saya pribadi, money management ini lebih dari sekedar strategi, namun sebuah pola pikir
yang saya yakini, seperti pola pikir seorang pebisnis. Dengan demikian saya tidak merasa sayang
ketika harus membuang “bisnis” yang nggak bagus. Dan saya justru merasa sayang untuk
membuang “bisnis” yang bagus.

Saya punya keyakinan, bahwa saham yang naik, masih akan bisa naik lagi, hingga muncul pola
distribusi. Dan saham yang turun, masih akan bisa turun terus … jadi saya dengan mudah melepas
saham yang mulai muncul pola yang tidak bagus.

Apa sih yang dimaksud money management?

Money management, sederhananya begini loh….

Kalau Anda beli 10 saham, jika 9 rugi, dan 1 untung, Anda masih survive bahkan membukukan
total keuntungan dari 10 transaksi itu.

Sebagai ilustrasi, dalam perjalanan trading Anda, Anda beli beberapa saham. Seiring Anda belajar
dan berlatih, Anda mulai membeli beberapa saham hingga genap 10 saham di portofolio Anda,
dan Anda pun mulai memutuskan untuk berhenti beli saham karena sudah tidak ada lagi amunisi.

-5% -5% -5% -5% -5% -5% -5% -5% -5% +100%

Dari 10 saham tersebut, mulai nampak fluktuasi… naik sedikit-sedikit, ada pula yang turun sedikit-
sedikit.

Setelah naik turun, dan naik turun, singkat cerita beberapa saham mulai kena level toleransi
kerugian maksimal Anda, di mana Anda menetapkan angka 5% sebagai batas maksimalnya. Dan…
setelah berjalannya waktu, akhirnya cuma 1 saham yang moncer, dan menghasilkan keuntungan
di atas saham lainnya. Sebutlah mungkin waktu itu Anda beli salah 1 saham yang saya ceritakan
di atas, dan Anda dapat untung 100% dari 1 saham itu.

8
Maka, jika dihitung, jika Anda rugi 9 kali sebesar 5%, total kerugian Anda adalah 45%. Sementara
itu, dengan keuntungan 100%, Anda masih dapat keuntungan bersih 55%.

Semua itu, bisa dengan mudah Anda lakukan asalkan Anda menguasai cara mengenali timing
suplai demand dan juga akumulasi distribusi, serta sabar… sabar… dan sabar… berlatih sampai
tanpa sadar Anda semakin percaya diri dan keahlian trading Anda menjadi second nature.

Ada banyak lagi ilmu untuk menjadi seorang super trader dan winning investor yang saya mau
bagikan buat Anda.

Persingkat waktu Anda belajar, hemat uang Anda untuk belajar pada orang yang tepat dan cara
yang tepat, dan jangan mubazirkan uang Anda untuk terlalu banyak trial dan error secara otodidak
yang tentunya sangat melelahkan, atau belajar pada orang yang belum berhasil.

Pelajari cara jadi super trader di Super Performance Trader, dan jadi investor yang lebih dari
pemenang di Winning Stock Masteries, dengan cara masukkan contact Anda pada formulir
waiting list berikut, sehingga Anda bisa dapatkan informasi registrasi lebih awal dan diutamakan
saat registrasi dibuka (VIP registration), di sini:

bit.ly/joinsupertrader
bit.ly/winningstockmasteries

We teach what we do. We make money, and teach you making money, to change lives.

Salam profit,
Ellen May

Anda mungkin juga menyukai