Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGENCERAN LARUTAN
Oleh :
( ) ( Muhammad Alhamidi )
BAB I. PENDAHULUAN
3.2 Pembahasan
Larutan penyangga atau larutan buffer merupakan larutan yang digunakan
sebagai stabilisator tingkat keasaman saat penambahan larutan asam, larutan basa
dan larutan garam dan pada proses pengenceran. Larutan penyangga asam
memiliki fungsi untuk dapat mempertahankan tingkat keasaman pada kondisi
asam (nilai pH kurang dari 7). Contoh larutan penyangga asam adalah campuran
antara senyawa basa CH3COONa dan senyawa asam CH3COOH dimana basa
konjugasi pada larutan tersebut adalah ion CH 3COO-. Untuk larutan penyangga
basa, komponen penyusunnya adalah senyawa basa dengan asam konjugasinya
yang berfungsi untuk menstabilkan atau mempertahankan nilai pH di atas 7 yang
bersifat basa. Contoh larutan penyangga basa adalah campuran antara senyawa
NH4OH dan NH4Cl dimana asam konjugasinya adalah NH4+ (Day, 2012).
Dalam analisis kadang-kadang kita memerlukan suatu zat dalam konsentrasi
yang berbeda- beda. Untuk mempermudah maka larutan yang konsentrasinya
tinggi harus diencerkan. Hal ini dilakukan dengan terlebih dahulu menentukan
jumlah larutan yang akan kita buat kemudian menghitung banyaknya larutan awal
yang akan diencerkan.
Kacamata dan sarung tangan sangat penting saat bekerja dengan asam dan
basa kuat. Karena asam dan basa kuat biasanya bersifat korosif. Jika terkena
langsung bahkan hanya percikannya saja pada kulit dan mata, maka efeknya bisa
fatal. Pada mata dapat menyebabkan kebutaan permanen, sedangkan pada kulit
jika terkena asam dan basa kuat dapat berlubang. Jadi sangat dianjurkan ataupun
harus menggunakan kacamata dan sarung tangan saat bekerja dengan asam dan
basa kuat.
Selain memudahkan kita dalam melakukan pengenceran, labu ukur juga
diperlukan dalam pembuatan larutan. Bentuk labu ukur memudahkan kita dalam
mencampurkan zat terlarut dan zat pelarut. Pada labu ukur juga terdapat batas tera
untuk memudahkan kita dalam menentukan takaran zat pelarut yang dibutuhkan
(Sutresna, 2017).
BAB V. KESIMPULAN
A. Diagram Alir.
Bahan
Hasil
B. Olahan Data
1. M1 = 12,06
V1 = ...
M2 = 0,5
V2. = 100 ml
M1V1 = M2V2
12,06 V1 = 0,5 x 100
50
V1 =
12,06
V1 = 4,146 ml
2. M1 = 12,06
V1 = ...
M2 = 0,5
V2. = 50 ml
M1V1 = M2V2
12,06 V1 = 0,5 x 50
25
V1 =
12,06
V1 = 2,06 ml