MAKALAH
MANUSIA, KESERAGAMAN, DAN KESEDERAJATAN
KELOMPOK :
1. Aji Asfiyan (18/431839/SV/15810)
2. Dina Tsani Wulandari (18/426137/SV/15279)
3. Nabila Febriani (18/426149/SV/15291)
4. Via Angraini (18/426158/SV/15300)
5. Zuhrotunnisa (18/431857/SV/15828)
SEKOLAH VOKASI
UNIVERSITAS GADJAH MADA
2018
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT, atas segala
limpahan rahmat dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan
penyusunan makalah ini sebagai tugas mata kuliah Ilmu Sosial dan Budaya Dasar.
Kami telah menyusun makalah “Manusia, Keseragaman, dan Kesederajatan” ini
dengan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai
manusia biasa tidak luput dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami semoga
bias menjadi koreksi di masa mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya. Tak
lupa ucapan terima kasih kami sampaikan kepada dosen pembimbing, Bapak
Marko Ferdian Salim, M.P.H., atas bimbingan, dorongan, dan ilmu yang telah
diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya dan Insyaallah sesuai yang kami harapkan. Dan
kami mengucapkan terima kasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang
terkait dalam penyusunan makalah ini. Pada dasarnya makalah yang kami sajikan
ini khusus mengupas tentang manusia, keseragaman, dan kesederajatan. Untuk
lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah
ini bias memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita
semuanya. Aamiin.
Penyusun
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR 2
DAFTAR ISI 3
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang 4
1.2 Rumusan masalah 5
1.3 Tujuan 5
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Makna Keragaman dan Kesederajatan 6
2.2 Unsur Keragaman dan Kesejahteraan di Masyarakat Indonesia 7
2.3 Makna Keragaman dan Kesederajatan dalam Masyarakat 9
2.4 Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam 10
2.5 Manusia Beradab dalam Keragaman 13
2.6 Pengaruh Keragaman terhadap Kehidupan Beragam, Bermasyarakat,
Bernegara, dan Kehidupan Global 13
2.7 Struktur Masyarakat Indonesia 15
BAB III PENUTUP
3.1 Kesimpulan 19
3.2 Saran 19
DAFTAR PUSTAKA 20
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Indonesia merupakan Negara kepulauan dengan kebudayaan yang beragam.
Struktur masyarakat Indonesia ditandai dengan keragaman suku bangsa, ras,
agama dan budaya. Namun keragaman ini menimbulkan konflik dimana-mana.
Keadaan seperti ini menggambarkan bahwa unsur-unsur yang ada di Indonesia
belum berfungsi secara satu kesatuan. Yang menjadi pemasalahan sekarang
adalah bagaimana membuat unsur-unsur yang ada di Indonesia menjadi suatu
system yaitu adanya jalinan kesatuan antara satu unsur dengan unsur yang lain,
atau bagaimana membuat Bangsa Indonesia dapat terintegrasi secara nasional
Keragaman atau kemajemukan merupakan kenyataan sekaligus keniscayaan
dalam kehidupan di masyarakat. Keragaman merupakan salah satu realitas utama
yang dialami masyarakat dan kebudayaan di masa silam, kini dan di waktu-waktu
mendatang. Sebagai fakta, keragaman sering disikapi secara berbeda. Di satu sisi
diterima sebagai fakta yang dapat memperkaya kehidupan bersama, tetapi di sisi
lain dianggap sebagai faktor penyulit. Kemajemukan bisa mendatangkan manfaat
yang besar, namun juga bisa menjadi pemicu konflik yang dapat merugikan
masyarakat sendiri jika tidak dikelola dengan baik.
Setiap manusia dilahirkan setara, meskipun dengan keragaman identitas
yang disandang. Kesetaraan merupakan hal yang inheren yang dimiliki manusia
sejak lahir. Setiap individu memiliki hak-hak dasar yang sama yang melekat pada
dirinya sejak dilahirkan atau yang disebut dengan hak asasi manusia.
Kesetaraan dalam derajat kemanusiaan dapat terwujud dalam praktik nyata
dengan adanya pranata-pranata sosial, terutama pranata hukum, yang merupakan
mekanisme kontrol yang secara ketat dan adil mendukung dan mendorong
terwujudnya prinsip-prinsip kesetaraan dalam kehidupan nyata. Kesetaraan derajat
individu melihat individu sebagai manusia yang berderajat sama dengan
meniadakan hierarki atau jenjang sosial yang menempel pada dirinya berdasarkan
atas asal rasial, suku bangsa, kebangsawanan, atau pun kekayaan dan kekuasaan.
4
Di Indonesia, berbagai konflik antar suku bangsa, antar penganut keyakinan
keagamaan, ataupun antar kelompok telah memakan korban jiwa dan raga serta
harta benda, seperti kasus Sambas, Ambon, Poso dan Kalimantan Tengah.
Masyarakat majemuk Indonesia belum menghasilkan tatanan kehidupan yang
egalitarian dan demokratis.
1.3 Tujuan
1.3.1 Untuk mengetahui pengertian keragaman
1.3.2 Untuk mengetahui unsur-unsur keragaman masyarakat Indonesia
1.3.3 Untuk mengetahui problematika diskriminasi dan dapat
mengetahui bagaimana menyelesaikannya
1.3.4 Untuk mengetahui apa saja pelapisan sosial dalam masyarakat
5
BAB II
PEMBAHASAN
B. Makna Kesederajatan
Kesederajatan berasal dari kata sederajat yang menurut (KBBI) artinya
adalah sama tingakatan (pangkat, kedudukan). Dengan demikian konteks
kesederajatan disini adalah suatu kondisi dimana dalam perbedaan dan keragaman
yang ada pada manusia tetap memiliki satu kedudukan yang sama dan satu
tingkatan Hierarki. termasuk perlakuan yang sama dalam bidang apapun tanpa
membedakan jenis kelamin, keturunan, kekayaan, suku bangsa, daan lainnya.
Dalam pandangan Islam, kedudukan manusia itu sama dalam segala hal, dan yang
paling mulia kedudukannya dimata Tuhan, adalah didasarkan pada ketaqwaannya
dan keimananya.
6
2.2. Unsur Keragaman dan Kesejahteraan di Masyarakat Indonesia
A. Suku bangsa dan ras
Suku bangsa yang menempati wilayah Indonesia dari sabang sampai
merauke sangat beragam. Sedangkan perbedaan ras muncul karena adanya
pengelompokan besar manusia yang memiliki ciri-ciri biologis lahiriah yang sama
seperti rambut, warna kulit, ukuran tubuh, mata, ukuran kepala, dan lain
sebagainya.
7
Ø Karena agama merupakan sumber moral
Ø Karena agama merupakan petunjuk kebenaran
Ø Karena agama merupakan sumber informasi tentang masalah metafisika.
Ø Karena agama memberikan bimbingan rohani bagi manusia baik di
kalasuka,maupun di kala duka
8
D. Tatakrama
Tatakrama yang dianggap arti bahasa jawa yang berarti “ adat sopan santun,
basa basi “ pada dasarnya ialah segala tindakan, perilaku, adat istiadat, tegur sapa,
ucap dan cakap sesuai kaidah atau norma tertentu.
9
2.4. Problematika Diskriminasi dalam Masyarakat yang Beragam
Diskriminasi adalah setiap tindakan yang melakukan pembedaan terhadap
seseorang atau sekelompok orang berdasarkan ras, agama, suku, etnis,
kelompok, golongan, status, kelas sosial ekonomi, jenis kelamin, kondisi fisik,
usia, orientasi seksual, pandangan ideologi, dan politik serta batas negara dan
kebangsaan seseorang.
Pasal 28I Ayat 2 UUD NKRI 1945 Telah menegaskan bahwa “ Setiap orang
berhak bebas dari perlakuan yang bersifat diskriminatif atas dasar apapun dan
berhak
mendapatkan perlindungan terhadap perlakuan yang bersifat diskriminatif
itu “. Sementara itu Pasal 3 UU No 30 Tahun 1999 tentang HAM Telah
menegaskan bahwa “Setiap orang dilahirkan bebas dengan harkat dan martabat
yang sama dan sederajat”
Komunitas Internasional telah mengakui bahwa diskriminasi masih terjadi
diberbagai belahan dunia, dan prinsip non diskriminasi harus mengawali
kesepakatan antar bangsa untuk dapat hidup dalam kebebasan, keadilan, dan
perdamaian.
10
2.4.2 Integrasi dan Disintegrasi
Integrasi yaitu proses penyatuan dan perpaduan berbagai macam unsur
masyarakat berbeda, menjadi satu kesatuan saling berhubungan organis dan “sama
kedudukannya”, sederajad atau sejajar. Makin komplek tingkat keberagamanya :
‘problem serius & rumit’ bagi proses integrasi.
Integrasi butuh “kerjasama & akomodasi”. Kerja bersama sama, saling
pahami dan terima kelebihan dan kekurangan setiap unsur masyarakat. Integrasi
mutlak butuh “konsensus nilai”, dijadikan ‘pedoman’ hidup bersama. Butuh
“komitmen” semua anggota masyarakat. Jauhi “prasangka negatif, egoisme,
diskriminasi dan dominasi”. Proses integrasi butuh kesadaran “esensi
keberagaman, kesederajadan kodrati & pengendalian diri”.
Perpecahan / disintegrasi : kehendak atau keinginan berpisah dan lepaskan
diri dari ikatan kesatuan. Ada berbagai macam alasan dan kepentingan :
“perbedaan”. Spirit “primordialisme, pluralisme, fanatisme, rasisme dan egoisme”
– akar fundamental perpecahan. Keinginan untuk “lebih baik dan unggul” dari
yang lain : ‘potensi’ perpecahan & disintegrasi yang implikasinya sangat besar.
11
2.4.5 Pengaruh Keragaman dan Globalisasi terhadap Pengembangan
Kepribadian Masyarakat
Keragaman dan globalisasi terhadap pengembangan kepribadian masyarakat
dapat menimbulkan pengaruh dalam kehidupan. Pengaruh tersebut dapat
mendatangkan hal positif dan negatif. Pengaruh positifnya yaitu adanya IPTEKS
yang sangat berguna dalam globalisasi dunia, sedangkan pengaruh negatifnya
adalah kebudayaan luar yang masuk secara langsung atau dapat menggeser
kebudayaab asli.
12
2.5. Manusia Beradab dalam Keragaman
a. Keragaman Budaya dan Peradaban
Menurut pendapat Prof. Sutan Takdir Alisyahbana, apabila perwujudan
budaya itu penekanannyapada akal, akan timbul peradaban yan berbeda, akal
biasanya selalu dihubungkan dengan peradaban bukan kebudayaan. Apabila
perwujudan budaya itu penekanannya pada tiga unsur akal, perasaan, dan
kehendak, akan timbul tingkat kebudayaan yan berbeda, akan timbul pernyataan
bahwan ada peradaban rendah karena diukur dengan faedah bagi manusia.
b. Faktor Penyebab Munculnya Keragaman Peradaban
1. Faktor Lingkungan
2. Faktor Filsafat dan Peradaban
3. Faktor Perekonomian
c. Sikap Manusia Beradab dalam Keragaman
Sebagai manusia beradab, sikap kita terhadap kebudayaan yang beragam
adalah mengikuti perkembangan kebudayaan di daerahnya dan apabila
kebudayaan itu tidak sesuai dengan kita, tidak boleh menganggap rendah
kebudayaan tersebut, walaupun kita tidak harus mengikutinya, tetapi kita wajib
menghormatinya.
Usaha mengurangi atau menghilangkan prasangka dan diskriminasi antara
lain dengan cara :
Ø Untuk perbaikan kondisi sosial ekonomi
Ø Untuk perluasan kesempatan belajar
Ø Untuk sikap terbuka dan sikap lapang
Ø Untuk menghilangkan sikap etnosentrisme.
13
2. Memiliki struktur sosial yang terbagi-bagi kedalam lembaga-lembaga yang
bersifat non komplemeter.
3. Kurang mengembangkan konsesus diantara para anggota masyarakat tentang
nilai-nilai sosial yang bersifat dasar.
4. Secara relatif sering kali terjadi konflik diantara kelompok yang satu dengan
yang lainnya.
5. Secara relatif intergrasi sosial tumbuh diatas paksaan dan saling
ketergantungan didalam bidang ekonomi.
6. Adanya dominasi politik oleh suatu kelompok terhadap kelompok yang lain.
14
2.7. Struktur Masyarakat Indonesia
Struktur masyarakat Indonesia ditandai oleh dua cirinya yaitu :
1. Horizontal
Ditandai oleh kenyataan adanya kesatuan-kesatuan sosial berdasarkan
perbedaan suku-bangsa, perbedaan agama, adat serta perbedaan-perbedaan
kedaerahan. Perbedaan suku-bangsa, agama, adat dan kedaerahan sering kali
disebut sebagai ciri masyarakat Indonesia yang bersifat majemuk. Istilah
masyarakat majemuk (plural societies) ini diperkenalkan oleh J.S. Furnivall untuk
menggambarkan masyarakat Indonesia pada zaman Hindia-Belanda. Plural
societies yaitu suatu masyarakat yang terdiri atas dua atau lebih elemen yang
hidup sendiri-sendiri tanpa ada pembauran satu sama lain dalam kesatuan politik.
Masyarakat Indonesia zaman Hindia Belanda tersebut adalah tipe masyarakat
tropis dimana mereka yang berkuasa dan mereka yang dikuasai memiliki
perbedaan ras.
2. Vertikal
Struktur masyarakat Indonesia ditandai adanya perbedaan-perbedaan
vertikal antara lapisan atas dan lapisan bawah yang cukup dalam.Ditandai oleh
adanya polarisasi social berdasarkan kekuatan ekonomi dan politik. Struktur
masyarakat terpolarisasi menjadi sebagian besar orang yang secara ekonomi dan
politik lemah yang menempati lapisan bawah dan sebagian kecil orang yang
secara ekonomi dan politik kuat yang menempati lapisan atas.
Di bidang ekonomi, ada 2 sektor yaitu : sector ekonomi modern yang secara
komersial lebih bersifat canggih, banyak bersentuhan dengan lalu lintas
perdagangan internasional, profit oriented dan sector ekonomi tradisional yang
bersifat konservatif, kurang mampu mengusahakan pertumbuhan, tidak profit
oriented.Struktur masyarakat dalam bidang politik ditandai adanya gap yaitu
antara sejumlah kecil orang yang memegang kekuasaan dengan sejumlah besar
orang yang tidak memilki kekuasaan
15
Seperti kita tahu bahwa di Indonesia banyak sekali suku, budaya, ras,
agama, tentu saja sering terjadi perubahan sosial yang menyebabakan konflik,
padahal tujuan adanya perbedaan yaitu agar terjadi keselarasan dan kesederajatan,
namun tetap saja konflik itu terjadi tanpa bisa dihindari. Factor-faktor pendorong
yang menyebabkan terjadinya perubahan social ada 2 macam, yaitu yang berasal
dari luar masyarakat dan dari dalam diri itu sendiri.
1. Faktor yang berasal dari luar masyarakat
a. Akulturasi.
Akulturasi atau cultural contact berarti suatu kebudayaan tertentu yang
dihadapkan dengan unsure-unsur kebudayaan asing yang sedemikian rupa
sehingga lambat laun unsure-unsur kebudayaan asing tersebut melebur atau
menyatu kedalam kebudayaan sendiri, tetapi tidak menyebabkan hilangnya
kepribadian.
b. Difusi
Difusi ialah penyebaran unsur-unsur kebudayaan dari satu tempat ketempat
lain. Sedikit demi sedikit, hal ini berlangsung berkaitan dengan terjadinya
perpindahan atau penyebaran manusia dari satu tempat ke tempat lain.
c. Penetrasi
Penetrasi adalah masuknya unsur-unsur masuknya kebudayaan asing secara
paksa, sehingga merusak kebudayaan bangsa yang di datangi penetrasi tersebut,
dinamakanPenetration Violent, misalnya ketika bangsa Spanyol dan Portugis
datamg ke Amerika Latin sehingga kebudayaan maya dan inka menjadi musnah.
Selain itu masih ada jenis penetrasi lain yaitu masuknya unsur kebudayaan asing
dengan tidak sengaja dan tanpa paksaan dalam kebudayaan setempat sehingga
saling mempengaruhi, penetrasi semacam ini disebut Penetration Pasifique,
seperti masuknya agama dan kebudayaan Hindu, Budha, Islam kedalam
kebudayaan Indonesia.
d. Invasi
Invasi yaitu masuknya unsur-unsur kebudayaan asing kedalam kebudayaan
setempat dengan peperangan (Penaklukan) bangsa asing terhadap bangsa lain,
penaklukan itu pada umumnya dilanjutkan dengan penjajahan, selama masa
16
penjajahan itulah terjadi pemaksaan masuknya unsur-unsur asing kedalam
kebudayaan bangsa-bangsa terjajah.
e. Asimilasi
Asimilasi kebalikan dari penetrasi. Asimilasi adalah proses penyesuaian
seseorang atau kelompok orang asing terhadap kebudayaan setempat.
f. Hibridisasi
Hibridisasi adalah perubahan kebudayaan yang disebabkan oleh perkawinan
campuran antara orang asing dengan penduduk setempat. Hibridisasi umumnya
bersifat individu, walaupun tidak menutup kemungkinan perubahan akibat
perkawinan campuran meluas hingga ke lingkungan masyarakat sekelilingnya,
akibat hibridisasi ialah munculnya kebudayaan baru, yaitu setengah kebudayaan
asing dan setengah kebudayaan setempat.
g. Milenarisasi
Milenarisasi merupakan salah satu bentuk gerakan kebangkitan, yang
berusaha mengangkat golongan masyarakat bawah yang tertindas dan telah lama
menderita dalam kedudukan sosial yang rendah dan memiliki ideologi sub
kultural yang baru.
2. Perubahan yang Terjadi karena Pengaruh dari Dalam
a. Sistem Pendidikan yang Maju
Ø Inovasi adalah pembauran unsur teknologi dan ekonomi dari
kebudayaan
Ø Discovery adalah penemuan unsur kebudayaan yang baru, baik berupa
alat walaupun ide baru yang diciptakan oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu masyarakat. Namun, adapula pendapat
lain menyatakan bahwa discovery adalah penemuan sesuatu yang
sebelumnya telah ada.
Ø Invention adalah pendapatan atau perolehan hal-hal baru yang
dilakukan melalui usaha yang sungguh-sungguh walaupun melalui trial
and error.
Ø Enkulturasi atau pembudayaan ialah suatu proses manusia mempelajari
17
dan menyesuaikan alam fikiran serta sikapnya dengan sistem norma
(meliputi norma susila, adat, hukum dan agama) yang hidup dalam
masyarakat.
b. Menghargai hasil karya orang lain
c.Adanya keterbukaan di dalam masyarakat
d. Adanya toleransi terhadap perbuatan-perbuatan yang menyimpang (deviation)
e. Penduduk yang heterogen
18
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Dari penulisan makalah ini kami dapat menyimpulkan bahwa perubahan
dinamis dan arus globalisasi yang tinggi menyebabkan masyarakat kita sebagai
bangsa Indonesia yang memiliki banyak dan beragam kebudayaan kurang
memiliki kesadaran akan pentingnya peranan budaya lokal kita ini dalam
memperkokoh ketahanan budaya bangsa. padahal sesungguhnya budaya lokal
yang kita miliki ini dapat menjadikan kita lebih bernilai dibandingkan bangsa lain
karena betapa berharganya nilai – nilai budaya lokal yang ada di negara ini
3.2 Saran
Untuk itu seharusnya kita bisa lebih tanggap dan peduli lagi terhadap semua
kebudayaan yang ada di indonesia ini. Selain itu kita harus memahami arti
kebudayaan serta menjadikan keanekaragaman budaya yang ada di Indonesia
sebagai sumber kekuatan untuk ketahanan budaya bangsa.Agar budaya kita tetap
terjaga dan tidak diambil oleh bangsa lain. Karena kekayaan bangsa Indonesia
yang tidak ternilai harganya itu dan tidak pula dimiliki oleh bangsa-bangsa asing.
Oleh sebab itu, sebagai generasi muda, yang merupakan pewaris budaya bangsa,
hendaknya memelihara seni budaya kita demi masa depan anak cucu.
19
DAFTAR PUSTAKA
http://www.slideshare.net/aalfinn/manusiakeragaman-dan-kesederajatan diakses
20 April 2015
http://www.academia.edu/9479666/MANUSIA_KERAGAMAN_DAN_KESEDE
RAJATANdiakses 20 April 2015
http://obengg.blogspot.com/2013/12/-isbd-keragaman-dan-
kesederajatan.htmldiakses 20 April 2015
http://cupidjacq.blogspot.com/2013/07/keragaman-dan-kesederajatan-
manusia.html,diakses 20 April 2015
20