Anda di halaman 1dari 8

Nama Kelompok #4:

Liza Dwi Atika 10111700000038


Hazen Masrafat 10111700000040
Muhamma Ali Burhan 10111700000041
Alvian Priambudi 10111700000042
Afif Argadipa Alfiansyah 10111700000051
Nurin Rachman Caunang 10111700000094

PRA RENCANA KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA KONTRAK


(PRA – RK3K)

1. KEBIJAKAN K3
Segenap jajaran perusahaan harus selalu mengemban kepercayaan dengan:
a. Meningkatkan mutu cara kerja dan hasil kerja
b. Melaksanakan kegiatan sesuai dengan ketentuan dan mencegah ketidaksesuaian pada semua
tahapan
c. Melaksanakan noma-norma perlindungan kerja dan lingkungan serta menciptakan tempat kerja
yang aman, sehat, dan bebas resiko kecelakaan
d. Melaksanakan perbaikan kinerja mutu dan K3L secara berkelanjutan
2. PERENCANAAN
1. Identifikasi bahaya dan pengendalian resiko bahaya.

No JENIS TIPE IDENTIFIKASI PENGENDALIAN RESIKO


PEKERJAAN JENIS BAHAYA K3
DAN RESIKO K3
1. Pondasi Bore Pile a. Tertimpa alat a. Pastikan kondisi bor
bore pile pile dalam keadaan
(luka berat) baik dan operator
b. Alat bore memiliki keahlian
pile terjatuh untuk pengoperasian
(luka alat tersebut.
berat/mati) b. Pastikan sebelum
c. Tertimpa dilakukan
besi tulangan pengeboran pondasi
(luka bor pile alat berdiri
berat/mati) tegak lurus ujung
d. Terjatuh mata bor sentries
dalam lobang dengan posisi titik
pondasi pondasi, dan alat bor
bekas dibor pile berada pada
(luka posisi rata/tidak
berat/mati) miring
c. Pastikan mobil crane
berada dalam posisi
yang rata dan mesin
dalam kondisi baik
serta dioperasikan
oleh operator yang
terampil
d. Untuk penurunan
besi tulangan yang
telah dirakit diangkat
dengan
menggunakan mobil
crane, dan pastikan
sepanjang lintasan
yang dilewati besi
tulangan tersebut
tidak ada
pekerja/masyarakat
setemopat.
e. Pastikan titik pondasi
yang akan dibor telah
dipasang tanda-tanda
pengaman sehingga
tidak ada pekerja
yang terjatuh ke
dalam lobang
pondasi tersebut.
2. Sasaran K3
1) Sasaran K3 :
Pencegahan kecelakaan kerja, apabila terhindar munculnya potensi bahaya dari suatu pekerjaan,
dapat diminimalisir resiko bahaya yang muncul. Waspada terhadap timbulnya kecelakaan-
kecelakaan kerja yang terjadi selama pelaksanaan kegiatan, seperti :
 Jatuh pada saat kerja
 Tergelincir atau terpental
 Terkena aliran listrik
 Terkena paku
 Tergencet alat
 Kebakaran
Perhatian pada lingkungan sekitar mengenai:
 Resiko bahaya yang berasal dari lokasi pekerjaan
 Kebersihan/sanitasi kantor proyek
 Kebersihan jalan umum dari material proyek
 Fasilitas makan dan minum
 Ketersediaan air bersih
Perlu alat pelindung diri dan alat penunjang lainnya, sesuai dengan lingkup pekerjaan, seperti:
 Pengadaan/pemakain alat pelindung diri
 Perlengkapan K3
 Alat-alat penunjang K3
3. Program K3
Bertujuan untuk meningkatkan pemahaman terhadap resiko bahaya potensial yang
mungkin muncul dari suatu pekerjaan, melalui :
 Pembuatan petunjuk kerja pelaksanaan K3 atau tindakan pencegahan kecelakaan di
proyek.
 Penyediaan sraana pendukung K3
 Pemasangan rambu-rambu peringatan pada lokasi yang membahayakan
 Pengarahan sebelum dimulainya K3
 Pemahaman bahaya penggunaan bahan kimia saat kerja.

Perbaikan tugas kelompok #4


1. Cari denah pondasi yang menggunakan bore pile dan potongan pondasinya.
2. Tetapkan alat bore pile dan cari juga cara kerjanya
3. Pada denah tetapkan arah pelaksanaan pekerjaan bore pile
4. Tugas anda pada kelompok #4 ini adalah menetapkan SOP sederhana berdasarkan informasi yang
didapat dari cara kerja bore pile (butir 2).
5. Bersama instruktur akan menetapkan “hazard(s)” atau potensi bahaya pada saat pelaksanaan bore
pile.
6. Tugas anda adalah menetapkan formulir-formulir yang diperlukan dalam pelaksanaan SMK3-L
pekerjaan bore pile, sedemikian hingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang telah
diidentifikasi pada butir 5.

1. Denah dan Potongan

1.1 Denah

1.2 Potongan
2. Pelaksanaan
2.1 Marking dan setting out posisi pile

2.2 Pemasangan casing temporary

2.3 Boring Operation / Pekerjaan Pengeboran


2.4 Cleaning

2.5 Measuring tape / pengecekan kedalaman dasar pengeboran

2.6 Reinforcement Steel Cage


2.7 Setting Tremi Pipa

2.8 Pengecoran

3. Berikut SOP Pemasangan Bore Pile

a. PROSES PENGEBORAN
Pengeboran dengan sistem bor kering / dry drilling : Tanah di bor dengan menggunakan mata bor
spiral. Dengan cara memutar mata bor dan diangkat setiap interval 0,5meter. Hal ini dilakukan
berulang-ulang sampai kedalaman yang ditentukan.
Pengeboran dengan sistem bor basah / wash borring : Tanah di bor dengan menggunakan mata
bor cross bit ex design sesuai kebutuhan yang memiliki kecepatan putar 375 rpm dan tekanan +/-
200 kg. Jika tanah dalam keadaan mudah runtuh dapat diberi chasing sementara terlebih dahulu
untuk menghindari kelongsoran dinding lubang hasil pengeboran. Pengikisan tanah dibantu
dengan tembakan air lewat lubang stang bor yang dihasilkan dari pompa NS-80. Hal ini
menyebabkan tanah yang terkikis menjadi lumpur dan terdorong keluar dari lubang. Setelah
mencapai kedalaman sesuai rencana, pengeboran dihentikan, sementara mata bor dibiarkan
berputar tetapi beban penekanan dihentikan dan air sirkulasi tetap mengalir terus sampai serpihan
tanah terdorong keluar dari lubang seluruhnya. Selama pembersihan ini berlangsung, baja
tulangan dan pipa tremi sudah disiapkan di dekat lubang bor. Setelah cukup bersih, stang bor
diangkat dari lubang bor. Dengan bersihnya lubang pengecoran akan mendapatkan hasil yang
terbaik.
b. PEMBERSIHAN LUBANG BOR
Tahap kedua adalah pembersihan lubang bor pile dari lumpur pekat yang terjadi. Pembersihan
harus dilakukan dengan alat pembersih kusus dengan ukuran yang sesuai dengan diameter lubang
bor.

c. PEMASANGAN BESI BETON DAN PIPA TREMI


Tahap ketiga adalah pemasangan besi beton dan pipa tremi untuk pengecoran.
Kerangka baja tulangan yang telah di instal diangkat dengan bantuan diesel dan power winch
dalam posisi tegak lurus terhadap lubang bor dan diturunkan dengan hati-hati agar tidak terjadi
banyak singgungan dengan lubang bor. Baja tulangan yang telah dimasukan dalam lubang bor
ditahan dengan potongan tulangan melintang lubang bor. Bila kebutuhan baja tulangan lebih dari
12 meter bisa dilakukan penyambungan dengan diikat dengan kawat beton dengan panjang
overlap 50-60cm atau sesuai pada gambar yang di sediakan.
Setelah rangka baja tulangan terpasang, maka pipa tremi harus di masukkan kedalam lubang
dengan panjang sesuai kedalaman lubang bor. Bila pada waktu pemasangan baja tulangan terjadi
singgungan dan terjadi keruntuhan di dalam lubang bor, maka diperlukan pembersihan ulang
dengan memasang head kombinasi diameter 6 "ke diameter 2". Dengan memompa air kedalam
stang bor dan pipa tremi, maka reruntuhan dan tanah yang menempel pada besi tulangan dapat
dibersihkan kembali.

d. PENGECORAN BORE PILE


Tahap keempat adalah pekerjaan pengecoran bore pile ke dalam lubang bor.
Untuk memisahkan adukan beton dari lumpur limbah pengboran di awal pengecoran, maka di
gunakan kantong plastik yang diisi adukan beton dan diikat dengan kawat beton kemudian
digantung di bagian dalam lubang tremi satu meter kebawah dari corong pipa tremi.
Setelah persiapan pengecoran selesai, beton slump 18+-2cm ditampung di dalam corong tremi
dan ditahan oleh bola plastik yang berisi adukan beton setelah cukup penuh bola kantong plastik
dilepas sehingga beton mendorong lumpur yang ada di dalam lubang tremi. Pengecoran
dilakukan secara terus-menerus untuk menghidari kemacetan pada pipa tremi. Dengan sistem
tremi ini pengecoran dimulai dari dasar lubang dengan mendorong air / lumpur dari bawah
menuju keluar lubang.
Setelah pipa tremi penuh dan ujung pipa tremie tertanam beton sehingga beton tidak dapat
mengalir karena ada tekanan dari bawah. Untuk memperlancar adukan beton didalam pipa tremi,
maka harus dilakukan hentakan-hentakan pada pipa tremi. Pipa tremi harus selalu tertanam di
dalam adukan beton dan pengisian di dalam corong harus dijaga terus menerus agar corong tidak
kosong.
Pipa tremi dilepas setiap 3 meter akan tetapi ujung pipa di dalam harus dalam keadaan tertanam
di dalam beton. Pengecoran dihentikan setelah adukan beton yang naik ke permukaan telah bersih
dari lumpur. Setelah pekerjaan pengecoran selesai, semua peralatan pengecoran dibersihkan dari
sisa beton dan lumpur dan disiapkan kembali untuk dipakai pada titik bor selanjutnya.

Note: slump beton untuk pengecoran bored pile yaitu 18+-2cm supaya beton dapat mengisi
lubang secara maksimal dan untuk mempermudah proses pengecoean bored pile atau supaya
beton tidak terhenti di dalam pipa tremi.

4. Bahaya yang Terjadi


a. Tertimpa alat bore pile (luka berat)
b. Alat bore pile terjatuh (luka berat/mati)
c. Tertimpa besi tulangan (luka berat/mati)
d. Terjatuh dalam lobang pondasi bekas dibor (luka berat/mati)

5. Formulir-formulir yang diperlukan dalam pelaksanaan SMK3-L pekerjaan bore pile, sedemikian
hingga dapat mencegah terjadinya kecelakaan kerja yang telah diidentifikasi pada butir 5 adalah
sebagai berikut.
a. Formulir PRA-RK3K
b. Formulir analisis risiko pekerjaan bore pile
c. Formulir inspeksi pekerjaan bore pile

• Jatuh pada saat kerja.


• Tergelincir/terpental.
• Terkena aliran listrik.
• Terkena paku.
• Tergencet alat.
• Kebakar
6. d. Melaksanakan perbaikan kinerja mutu dan K3L secara berkelanjutan

Anda mungkin juga menyukai