Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Halaman
HALAMAN JUDUL.............................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................ii
PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUORGANISASI...............3
LANGKAH LANGKAH DALAM MEMBUAT KEPUTUSAN......6
UNSUR UNSUR ORGANISASI..........................................................8
PENERAPAN DESAIN PENGORGANISASIAN.............................8
KOORDINASI &DELEGASI WEWENANG...................................10
MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA....................................12
PERUBAHAN ORGANISASI DAN INOVASI.................................16
PROSES & TIPE-TIPE PERUBAHAN
YANG DIRENCANAKAN……………………………18
1
9.1 PENGORGANISASIAN DAN STRUKTUORGANISASI
PENGERTIAN PENGORGANISASIAN
Istilah pengorganisasian mempunyai bermacam-macam pengertian Istilah
tersebut dapat digunakan untuk menunjukkan hal-hal berikut ini:
2
2. Bagaimana organisasi mengelompokkan kegiatan-kegiatannya, di mana
setiap pengelompokan diikuti dengan penugasan seorang manajer yang
diberi wewenang untuk mengawasi anggota-anggota kelompok.
3. Hubungan hubungan antara fungsi-fungsi, jabatan-jabatan, tugas tugas dan
para karyawan.
4. Cara dalam mana para manajer membagi lebih lanjut tugas-tugas yang
harus dilaksanakan dalam departemen mereka dan mende delegasikan
wewenang yang diperlukan untuk mengerjakan tugas tersebut.
3
organisasi formal, 4) rantai perintah dan kesatuan perintah, 5) tingkat-
tingkat hirarki manajemen, 6) saluran komunikasi, 7) penggunaan Komite,
8) rentang manajemen dan kelompok-kelompok informal vane tak dapat
dihindarkan.
STRUKTUR ORGANISASI
Struktur organisasi (disain organisasi) dapat didefinisikan sebagai lisme-
mekanisme formal dengan mana organisasi dikelola. Struktur organisasi
menunjukkan kerangka dan susunan perwujudan pola tetap hubungan-hubungan
di antara fungsi-fungsi, bagian-bagian atau posisi posisi, maupun orang-orang
yang menunjukkan kedudukan, tugas wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda-beda dalam suatu organisasi. Struktur ini mengandung unsur-unsur
spesialisasi kerja, standardisasi, koordinasi, sentralisasi atau desentralisasi dalam
pembuatan keputusan dan besaran (ukuran) satuan kerja.
Adapun faktor-faktor utama yang menentukan perancangan struktur
organisasi adalah sebagai berikut:
1. Strategi organisasi untuk mencapai tujuannya. Chandler” telah menjelaskan
hubungan strategi dan struktur organisasi dalam studinya pada perusahaan-
perusahaan industri di Amerika. Dia pada dasarnya menyimpulkan bahwa
struktur mengikuti strategi. Strategi akan menjelaskan bagaimana aliran
wewenang dan saluran komunikasi dapat disusun di antara para manajer dan
bawahan. Aliran kerja sangat dipengaruhi strategi, sehingga bila strategi
berubah maka struktur organisasi juga berubah.
2. Teknologi yang digunakan. Perbedaan teknologi yang digunakan untuk
memproduksi barangbarang atau jasa akan membedakan bentuk struktur
organisasi. Sebagai contoh, perusahaan mobil yang mempergunakan teknologi
industri masal akan memerlukan tingkat standardisasi dan spesialisasi yang
lebih tinggi dibanding peru sahaan industri pakaian jadi yang mengutamakan
perubahan mode.
3. Anggota (karyawan) dan orang-orang yang terlibat dalam orga nasi.
Kemampuan dan cara berpikir para anggota, serta kebutuhan mereka untuk
4
bekerjasama harus diperhatikan dalam merancang struktur organisasi.
Kebutuhan manajer dalam pembuatan keju tusan juga akan mempengaruhi
saluran komunikasi, wewenang dan hubungan di antara satuan-satuan kerja
pada rancangan struktur organisasi. Di samping itu, orang-orang di luar
organisasi, seperti pelanggan, supplier, dan sebagainya perlu dipertimbangkan
dalam penyusunan struktur.
4. Ukuran organisasi. Besarnya organisasi secara keseluruhan maupun satuan-
satuan kerjanya akan sangat mempengaruhi struktur organisasi. Semakin besar
ukuran organisasi, struktur organisasi akan semakin kompleks, dan harus
dipilih bentuk struktur yang tepat
5
sistematis yang harus dilakukan dalam proses pengambilan keputusan adalah
sebgai berikut :
Mengidentifikasi atau mengenali masalah yang dihadapi
Mencari alternatif perusahaan bagi masalah yang dihadapi
Memilih alternatif yang paling efisien dan efektif untuk
memecahkan masalah
Melaksanakan alternatif tersebut Mengevaluasi apakah alternatif
yang dilaksanakan berhasil dan sesuai dengan yang diharapkan.
Berikut ini merupakan penjabaran proses pengambilan keputusan.
Pengambilan keputusan
Pengambilan keputusan pada dasarnya adalah proses pemecahan masalah
yang menghalangi atau menghambat tercapainya tujuan. Agar masalah dapat
dipecahkan, terlebih dahulu harus dikenali apa masalahnya.
Mencari alternatif pemecahan
Setelah masalah dikenali maka dapat dilakukan pencarian terhadap
alternatif-alternatif yang mungkin dapat memecahkan masalah yang dihadapi.
Dalam mencari alternatif hendaknya tidak mamikirkan masalah efisiensi dan
efektifitas. Yang terpenting adalah mengumpulkan sebanyakbanyaknya alternatif.
Setelah alternatif terkumpul, barulah disusun berurutan dari yang paling
diinginkan sampai yang tidak diinginkan.
Memilih alternatif
Setelah alternatif tersusun, barulah dapat dilakukan pilihan alternatif
yang dapat memberikan manfaat, dalam arti dapat memecahkan masalah dengan
cara yang paling efektif dan efisien. Sebelum menjatuhkan pilihan pada sebuah
alternatif, ajukan pertanyaan untuk tiap-tiap alternatif.
Pelaksanaan alternatif
Setelah alternatif dipilih, tibalah saatnya melaksanakannya ke dalam
bentuk tindakan. Pelaksanaan harus sesuai denga rencana, agar tujuan
memecahkan masalah dapat tercapai.
Evaluasi
6
Setelah alternatif dilaksanakan, bukan berarti proses pengambilan
keputusan telah selesai. Pelaksanaan alternatif harus terus diamati, apakah
berjalan sesuai dengan yang diharapkan. Bila langkah-langkah pelaksanaan telah
dilakukan dengan benar tetapi hasil yang dicapai tidak maksimal, sudah waktunya
untuk mempertimbangkan kembali pemilihan alternatif lainnya. Tidak
maksimalnya hasil yang dicapai mungkin terjadi karena pengaruh negatif
potensial benar-benar terjadi, atau mungkin
7
organisasi. Desain mengandung unsur-unsur spesialisasi kerja, standardisasi,
koordinasi, sentralisasi, desentralisasi dalam pembuatan keputusan dan besaran
satuan kerja.
1. Model Mekanistik
Pada organisasi yang berbentuk mechanistic, terdapat ciri-ciri
yaitu: adanya tingkat formalisasi yang tinggi, tingkat sentralisasi yang
tinggi, training atau pengalaman kerja yang sedikit atau tidak terlalu
penting,ada span of control yang lebar serta adanya komunikasi yang
bersifat vertikal dan tertulis.
2. Model Organik
Pada organisasi yang berbentuk organik, maka dalam organisasi ini
terdapat tingkat formalisasi yang rendah, terdapat tingkat sentralisasi yang
rendah, serta diperlukan training dan pengalaman untuk melakukan tugas
pekerjaan. Selain itu terdapat span of control yang sempit serta adanya
komunikasi horizontal dalam organisasi.
8
berbagai divisi atau bagian-bagian pada perusahaan untuk mensikronisasi dan
mendukung proses manajerial dalam perusahaan.
Dalam hal ini seorang Pegawai atau karyawan dalam suatu perusahaan
terhubung dalam suatu kesatuan struktur yang menyatu dengan tujuan agar
pekerjaan yang ada dapat terselesaikan dengan lebih baik dibandingkan tanpa
adanya pembagian bagian tugas kerja. Untuk melakukan pengumpulan orang-
orang dalam suatu unit, divisi, bagian ataupun departemen dengan tugas pekerjan
yang berkaitan diadakan kegiatan departementalization atau departementalisasi.
Posisi adalah kualitas maka setiap orang yang menempati posisi yang ia kuasai
dalam suatu organisasi akan menghasilkan kontribusi besar dalam suatu
organisasi tersebut.
KOORDINASI
9
Tanpa koordinasi, individu-individu dan departemen departemen akan kehilangan
pegangan atas peranan mereka dalam organisasi. Mereka akan mulai mengejar
kepentingan sendiri, yang sering merugikan pencapaian tujuan organisasi secara
keseluruhan.
10
3. SalingSaling ketergantungan timbal balik (reciprocal interdependence),
merupakan hubungan memberi dan menerima antar satuan organisasi.
DELEGASI WEWENANG
11
Alasan-alasan Pendelegasian
Pertama
Prinsip – prinsip yang dapat dijadikan dasar untuk delegasi efektif adalah
1. Prinsip Skalar. Dalam proses pendelegasian harus ada garis wewenang yang
jelas mengalir setingkat demi setingkat dari tingkatan organisasi paling atas
ke tingkatan paling bawah. Garis wewenang organisasi untuk mengetahui: (a)
kepada siapa dia dapat mendelega sikan, (b) dari siapa dia akan menerima
delegasi, dan (c) kepada siapa dia harus memberikan pertanggungjawaban.
12
penanggung jawabnya, (b) overlaps, yaitu tanggung jawab atas tugas yang sama
diberi kan kepada lebih dari satu orang individu, dan (c) splits, yaitu tanggung
jawab atas tugas yang sama diberikan dari satu satuan organisasi. Bila hal-hal ini
terjadi akan menim bulkan kebalauan wewenang dan akuntabilitas.
Delegasi adalah faktor kritis bagi manajemen yang efektif, tetapi banyak
manajer gagal untuk mendelegasikan, atau mendeley dengan lemah, karena
beberapa alasan. Alasan-alasan tersebut lain:
13
1. Manajer merasa lebih bila mereka tetap mempertahankan hak pembuatan
keputusan.
2. Manajer tidak bersedia menghadapi risiko bahwa bawahan akan
melaksanakan wewenangnya dengan salah atau gagal.
3.Manajer tidak atau kurang mempunyai kepercayaan akan kemampuan
bawahannya.
4. Manajer merasa bahwa bawahan lebih senang tidak mempunyai pembuatan
keputusan yang luas.
5. Manajer takut bahwa bawahan akan melaksanakan efektif sehingga
posisinya sendiri terancam.
6..manajer tidak mempunyai kemampuan manajerial untuk mendelegasikan
tugasnya
14
secara tepat dalam pencapaian tujuan organisasi. Ada tiga bagian perencanaan
personalia: (1) penentuan jabatan-jabatan yang harus diisi, kemampuan yang
dibutuhkan karyawan untuk melaksanakan pekerjaan tersebut, dan berapa jumlah
karyawan yang dibutuhkan; (2) pemahaman pasar tenaga kerja di mana karyawan
potensial ada; dan (3) pertimbangan kondisi permintaan dan penawaran karyawan.
Perubahan
Perubahan merupakan transformasi dari kondisi yang saat ini menuju
kondisi yang diharapkan di masa yang akan datang, dengan kata lain suatu kondisi
atau keadaan yang lebih baik. Perubahan dalam skala yang sangat luas
dikemukakan oleh Toffler (1980:23) yang menyatakan bahwa telah terjadi
gelombang pertama sebagai revolusi pertanian, disusul dengan gelombang kedua
berupa revolusi industri.
Jenis-Jenis Perubahan
Secara umum terdapat 2 jenis perubahan yang terjadi dalam suatu
organisasi
1) Perubahan Proaktif
Merupakan perubahan yang dirancang dan
diimplementasikan secara berurutan dan tepat waktu sebagai
antisipasi dari peristiwa di masa yang akan datang. Perubahan yang
direncanakan bertujuan untuk menyiapkan seluruh organisasi atau
sebagian besar untuk menyesuaikan diri terhadap perubahan
signifikan dalam sasaran dan arah suatu organisasi.
2) Perubahan Reaktif
Merupakan perubahan yang bersifat spontanitas dan tanpa
arahan. Perubahan yang dilakukan sebagai reaksi terhadap tanda-
tanda bahwa perubahan itu diperlukan.
15
Mengapa Perubahan Yang Direncanakan Itu Diperlukan?
16
5. Takut mengalami kegagalan
6. Hilangnya status atau keamanan kerja
17
3) Diagnosa dan Pengenalan Masalah.
Pada tahap ini pengantar perubahan mulai mengumpulkan
berbagai informasi (data), kemudian menganalisanya. Masalah yang
paling penting dikenali dan diperhatikan untuk dipecahkan.
4) Penemuan dan Komitmen penyelesaian
Pada tahap ke empat ini, pengantar perubahan dan merangsang
pemikiran, kretivitas serta mulai meninggalkan "metode-metode kerja
lama", menggantinya dengan mtode-metode baru yang lebih afektif.
Begitu juga untuk penyesuaian dibuatlah rencana program-program
latihan, keterampilan, peningkatan wawasan, dll.
5) Percobaan dan Pencarian Hasil.
Setelah alternatif terbaik untuk penyelesaian ditemukan dan
dikembangkan, selanjutnya diadakan percobaan penerapannya untuk
diketahui hasilnya.
6) Penguatan dan Penerimaan.
Pada tahap ini, setelah penerapan program-program kegiatan
dalam rangka penyesuaian dengan perubahan ataupun
pengembangannya telah berhasil dan sesuai dengan keinginan, maka
kegiatan untuk perubahan tersebut diusahakan harus diterima oleh para
karyawan dan menjadi penguat yang dapat mengikat semua karyawan
pada perubahan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Gibson, James L., Donnelly Jr, James H., Ivancevich, John M.,
Konopaske, Robert (2012). Organizationa Behavior, Structure,
Processes, Fourteenth Edition (International Edition).1221 Avenue of
The Americas, New York, NY 10020: McGraw-Hill
T. Hani Handoko, 2001, Manajemen, Edisi 2, Yogyakarta, BPFE
19