Anda di halaman 1dari 6

Menurut UU No.

3 Tahun 2002 tentang Pertahanan Negara Pasal 9, Bela negara adalah sikap dan
perilaku warga negara yang dijiwai oleh kecintaannya kepada NKRI, yang berdasarkan Pancasila
dan UUD 1945 dalam menjamin kelangsungan hidup Bangsa dan Negara.

NILAI-NILAI DASAR DALAM BELA NEGARA


1. Cinta Tanah Air
Yaitu : perasaan yang timbul dalam hati sanubari seseorang WNI, untuk mengabdi,
memelihara, menjaga dan melindungi tanah airnya dari berbagai macam ancaman
Indicator Cinta Tanah Air diantaranya :
 Menjaga tanah dan pekarangan serta seluruh ruang wilayah Indonesia
 Jiwa raga bangga sebagai bangsa Indonesia
 Menajaga nama baik bangsa Indonesia
 Jiwa patriotism terhadap bangsa dan negara
 Memberi kontribusi pada kemajuan bangsa dan negara
 Bangga menggunakan hasil produk bangsa Indonesia
2. Kesadaran Berbangsa dan bernegara
Keadaan mengerti bahwa adanya berbagai macam adat, budaya, agama, ras, bahasa dan suku
yang bersatu dalam wadah NKRI
Indicator Kesadaran Berbangsa dan bernegara :
 Berpartisipasi aktif dalam organisasi kemasyarakatan, profesi maupun politik
 Menjalankan hak dan kewajiban sebagai warga negara sesuai dengan pertauran
perundang-undangan yang berlaku
 Berpikir, bersikap dan berbuat yang terbik bagi bangsa dan negara
 Ikut serta dalam pemilihan umum
 Berpartisipasi menjaga kedaulatan bangsa dan negara

3. Yakin akan Pancasila sebagai ideologi negara


Yakin dan setia berpegang teguh pada janji, pendirian, patuh, taat, bagaimanapun beratnya
tugas yang harus dijalankan, tetap melaksanakan dan memenuhi janjinya.
Indicator keyakinan akan Pancasila sebagai ideologi negara :
 Paham nilai nilai dalam Pancasila
 Mengamalkan nilai nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari
 Menjadikan Pancasila sebagai pemersatu bangsa dan negara
 Senantiasa mengembangkan nilai nilai Pancasila
 Yakin dan percaya bahwa Pancasila sebagai dasar negara

4. Rela berkorban untuk bangsa dan negara


Sikap dan perilaku yang dilakukan dengan ikhlas untuk mendahulukan kepentingan bangsa
dan negara daripada kepentingan diri sendiri
Indikator Rela berkorban untuk bangsa dan negara :
 Bersedia mengorbankan waktu, tenaga dan pikiran untuk kemajuan bangsa dan
negara
 Siap membela bangsa dan negara dari berbagai macam ancaman
 Berpartisipasi aktif dalam pembangunan masyarakat , bangsa dan negara
 Gemar membantu sesame warga negara yang mengalami kesulitan
 Yakin dan percaya bahwa pengorbanan untuk bangsa dan negara tidak akan sia-sia

5. Memiliki kemampuan awal bela negara


 secara psikis (mental) memiliki sifat disiplin, ulet, mentaati segala peraturan
perundang-undangan yang berlaku, percaya akan kemampuan diri sendiri, tahan uji,
pantang menyerah dalam menghadapi kesulitan untuk mencapai tujuan nasional.
 secara fisik (jasmani) memiliki kondisi kesehatan dan keterampilan jasmani yang
dapat mendukung kemampuan awal bela negara yang bersifat psikis.
 Indicator Memiliki kemampuan awal bela negara :
a. Memiliki kecerdasan emosional dan spiritual serta intelejensia
b. Senantiasa memelihara jiwa dan raga
c. Senantiasa bersyukur dan berdoa atas kemikmatan yang diberikan TYME
d. Gemar berolahraga dan senantiasa menjaga Kesehatan

MANFAAT KESIAPSIAGAAN BELA NEGARA


1. Membentuk sikap disiplin waktu, aktivitas, dan pengaturan kegiatan lain.
2. Membentuk jiwa kebersamaan dan solidaritas antar sesama rekan seperjuangan.
3. Membentuk mental dan fisik yang tangguh.
4. Menanamkan rasa kecintaan pada Bangsa dan Patriotisme sesuai dengan kemampuan diri.
5. Melatih jiwa leadership dalam memimpin diri sendiri maupun kelompok.
6. Membentuk Iman dan Taqwa pada Agama yang dianut oleh individu.
7. Berbakti pada orang tua, bangsa, agama.
8. Melatih kecepatan, ketangkasan, ketepatan individu dalam melaksanakan kegiatan.
9. Menghilangkan sikap negatif seperti malas, apatis, boros, egois, tidak disiplin.
10.Membentuk perilaku jujur, tegas, adil, tepat, dan kepedulian antar sesama

Beberapa contoh bela negara dalam kehidupan sehari-hari di zaman sekarang di berbagai
lingkungan:
1. Menciptakan suasana rukun, damai, dan harmonis dalam keluarga. (lingkungan
keluarga).
2. Membentuk keluarga yang sadar hukum (lingkungan keluarga).
3. Meningkatkan iman dan takwa dan iptek (lingkungan pelatihan) Kesadaran untuk
menaati tata tertib pelatihan (lingkungan kampus/lembaga pelatihan).
4. Menciptakan suasana rukun, damai, dan aman dalam masyarakat (lingkungan
masyarakat).
5. Menjaga keamanan kampung secara bersama-sama (lingkungan masyarakat).
6. Mematuhi peraturan hukum yang berlaku (lingkungan negara).
7. Membayar pajak tepat pada waktunya (lingkungan negara)

Bentuk Kesiapsiagaan Bela Negara Dalam Kerangka Pelatihan Dasar Pegawai Negeri Sipil
A. Kesiapsiagaan Jasmani
Kesiapsiagaan jasmani adalah kegiatan atau kesanggupan seseorang untuk melakuksanakan
tugas atau kegiatan fisik secara lebih baik dan efisien. Komponen penting dalam
kesiapsiagaan jasmani, yaitu kesegaran jasmani dasar yang harus dimiliki untuk dapat
melakukan suatu pekerjaan tertentu baik ringan atau berat secara fisik dengan baik dengan
menghindari efek cedera dan atau mengalami kelelahan yang berlebihan.
Manfaat kesiapsiagaan jasmani yang selalu dijaga dan dipelihara adalah :
 Memiliki postur yang baik, memberikan penampilan yang berwibawa lahiriah karena
mampu melakukan gerak yang efisien.
 Memiliki ketahanan melakukan pekerjaan yang berat dengan tidak mengalami
kelelahan yang berarti ataupun cedera, sehingga banyak hasil yang dicapai dalam
pekerjaannya.
 Memiliki ketangkasan yang tinggi, sehingga banyak rintangan pekerjaan yang dapat
diatasi, sehingga semua pekerjaan dapat berjalan dengan cepat dan tepat untuk
mencapai tujuan.

Sifat dan Sasaran Pengembangan Kesiapsiagaan Jasmani


 Pengembangan kesiapsiagaan jasmani pada prinsipnya adalah dengan rutin melatih
berbagai aktivitas latihan kebugaran dengan cara mengoptimalkan gerak tubuh dan
organ tubuh secara optimal.
 Kesiapsiagaan dapat dilatih untuk ditingkatkan.
 Tingkat kesiapsiagaan dapat meningkat dan/atau menurun dalam periode waktu
tertentu, namun tidak datang dengan tiba-tiba (mendadak).
 Kualitas kesiapsiagaan sifatnya tidak menetap sepanjang masa dan selalu mengikuti
perkembangan usia.
 Cara terbaik untuk mengembangkan kesiapsiagaan dilakukan dengan cara
melakukannya.

Sasaran latihan kesiapsiagaan jasmani adalah mengembangkan dan/atau memaksimalkan


kekuatan fisik, dengan melatih kekuatan fisik akan dapat menghasilkan :
 Tenaga (Power). Kemampuan untuk mengeluarkan tenaga secara maksimal disertai
dengan kecepatan.
 Daya tahan (endurance). Kemampuan melakukan pekerjaan berat dalam waktu lama.
 Kekuatan (muscle strength). Kekuatan otot dalam menghadapi tekanan atau tarikan.
 Kecepatan (speed). Kecepatan dalam bergerak,
 Ketepatan (accuracy). Kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh dengan
kontrol yang tinggi.
 Kelincahan (agility). Kemampuan untuk menggerakkan anggota tubuh dengan lincah.
 Koordinasi (coordination). Kemampuan mengkoordinasikan gerakan otot untuk
melakukan sesuatu gerakan yang kompleks.
 Keseimbangan (balance). Kemampuan melakukan kegiatan yang menggunakan otot
secara berimbang.
 Fleksibilitas (flexibility). Kemampuan melakukan aktivitas jasmani dengan
keluwesan dalam menggerakkan bagian tubuh dan persendian

B. Kesiapsiagaan Mental
Kesiapsiagaan mental adalah kesiapsiagaan seseorang dengan memahami kondisi mental,
perkembangan mental, dan proses menyesuaikan diri terhadap berbagai tuntutan sesuai
dengan perkembangan mental/jiwa (kedewasaan) nya, baik tuntutan dalam diri sendiri
maupun luar dirinya sendiri, seperti menyesuaikan diri dengan lingkungan rumah, sekolah,
lingkungan kerja dan masyarakat.
Dalam rangka meningkatkan tingkat kesiapsiagaan mental, perlu memperhatikan beberapa
faktor yang dapat mempengaruhinya, yaitu faktor internal dan eksternal.
Menerima dan mengakui dirinya sebagaimana adanya (Ikhlas dan bersyukur).
 Berpikir positif dan bersikap sportif.
 Percaya diri dan memiliki semangat hidup.
 Siap menghadapi tantangan dan berusaha terus untuk mengatasinya.
 Terbuka, tenang, tidak emosi bila menghadapi masalah.
 Banyak bergaul dan bermasyarakat secara positif.
 Banyak latihan mengendalikan emosi negatif, dan membiasakan membangkitkan
emosi positif.
 Memiliki integrasi diri atau keseimbangan fungsi-fungsi jiwa dalam mengatasi
problema hidup termasuk stress.
 Mampu mengaktualisasikan dirinya secara optimal guna berproses mencapai
kematangan.
 Mampu bersosialisasi atau menerima kehadiran orang lain.
 Menemukan minat dan kepuasan atas pekerjaan yang dilakukan.
 Memiliki falsafah atau agama yang dapat memberikan makna dan tujuan bagi
hidupnya.
 Pengawasan diri atau memiliki kontrol diri terhadap segala keinginan yang muncul.
 Memiliki perasaan benar dan sikap bertanggung jawab atas perbuatanperbuatannya.

Pengaruh kesiapsiagaan mental terhadap diri sesorang, maka akan sebagi berikut :
a. Berperilaku menurut norma-norma sosial yang diakui, sikap perilaku tersebut digunakan
untuk menuntun tingkah lakunya;
b. Mengelola emosi dengan baik;
c. Mengembangkan berbagai potensi yang dimilik secara optimal;
d. Mengenali resiko dari setiap perbuatan;
e. Menunda keinginan sesaat untuk mencapai tujuan jangka panjang, dan,
f. Menjadikan pengalaman (langsung atau tidak langsung) sebagai guru terbaik.

Anda mungkin juga menyukai