Ringkasan Permasalah SDA
Ringkasan Permasalah SDA
Peristiwa banjir dan kekeringan dari tahun ke tahun semakin sering terjadi seiring dengan
perubahan iklim yang merupakan efek lanjutan dari pemanasan global oleh meningkatnya
emisi C02 di atmosfir. Selain itu efek dari pemanasan global ini menyebabkan perubahan
pola hujan dan siklus hidrologi yang menyulitkan dalam memprediksi dan perencanaan
alokasi air.
Konsep pengelolaan terpadu SDA yang berbasis DAS ataupun wilayah sungai dikenal
dengan istilah Integrated Water Resources Management (IWRM) atau dalam bahasa
Indonesia dikenal dengan sebutan Pengelolaan Terpadu SDA mencakup dua komponen
besar yaitu sistem alami dan non alami.
Keterpaduan pada komponen pengelolaan sistem alami, mencakup:
1) Kawasan hulu dengan kawasan hilir.
2) Kuantitas air dengan kualitas air.
3) Air hujan dengan air permukaan, dan air bawah tanah.
4) Penggunaan lahan (land use) dengan pendayagunaan air (water use).
Sedangkan keterpaduan pada komponen pengelolaan sistem non alami, mencakup :
1) Keterpaduan antar sektor dalam perumusan kebijakan dan program, di tingkat
pusat dan daerah, Keterpaduan dalam aspek ini diperlukan untuk menyelaraskan
kebijakan pembangunan ekonomi dengan kebijakan pembangunan sosial serta
lingkungan hidup.
2) Keterpaduan antar semua pihak yang terkait (stakeholder) dalam perencanaan
dan pengambilan keputusan. Keterpaduan dalam aspek ini merupakan elemen penting
dalam menjaga keseimbangan dan keberlanjutan pendayagunaan air.
3) Keterpaduan antar wilayah administrasi, secara horisontal maupun vertikal.
Dalam aspek ini tidak saja perlu ada kejelasan tentang pembagian wewenang dan
tanggung jawab pengelolaan, tetapi perlu juga dikembangkan pola kerjasama antar
daerah atas dasar saling menggantungkan dan saling menguntungkan.
Pengelolaan terpadu SDA merupakan proses yang berkesinambungan, melalui proses dan
tahapan yang selalu diakhir dengan kegiatan evaluasi tingkat capaian maupun kinerjanya.