Anda di halaman 1dari 66

Skills Lab 1

Pengkajian 1:
Data Dasar Keluarga, perkembangan keluarga dan riwayat
kesehatan keluarga, data lingkungan, struktur keluarga
Oleh: Uswatun Khasanah, MNS

Tujuan:

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian


keluarga untuk item data dasar keluarga,
perkembangan keluarga, riwayat kesehatan
keluarga, data lingkungan, dan struktur keluarga.

Scenario:

Ners A mendapatkan data bahwa keluarga P salah


satu anggota keluarga menderita gangguan jiwa
yang baru saja pulang dari rumah sakit, Keluarga P
masih belum tahu bagaimana merawatnya. Anda
diminta datang kerumah keluarga A. Hari ini
adalah hari yang telah dijanjikan untuk pertemuan
keluarga pertama. Anda akan melakukan
pengkajian hari ini.

Pertanyaan minimal:

1.Apa saja yang harus diperhatikan dalam


melakukan pengkajian keluarga?
2.Bagaimanakah melakukan pengkajian keluarga?
3. Item-item apa saja yang harus dikaji?

MATERI

Asuhan keperawatan keluarga merupakan proses yang kompleks dengan menggunakan pendekatan
sistematik untuk bekerjasama dengan keluarga dan individu sebagai anggota keluarga. Tahapan dari
proses keperawatan keluarga adalah: 1) pengkajian keluarga dan individu didalam keluarga. Pengkajian

1
keluarga dengan cara: mengidentifikasi data demografi dan social cultural, data lingkungan, struktur dan
fungsi keluarga, stress dan koping yang digunakan yang digunakan dalam keluarga dan perkembangan
keluarga, sedangkan pengkajian terhadap individu sebagai anggota keluarga dengan cara mengkaji: fisik,
mental, emosi, social, dan spiritual, 2) perumusan diagnosa keperawatan, 3) penyusunan perencanaan, 4)
pelaksanaan asuhan keperawatan, 5) evaluasi. (lihat pada lampiran pengkajian keperawatan keluarga pada
materi skillab 2 untuk format pengkajian keperawatan keluarga).
Pada materi skillab pengkajian 1 ini difokuskan pada pengkajian: Identifikasi data, perkembangan
keluarga dan riwayat kesehatan keluarga, data lingkungan, struktur keluarga. Pengkajian dibawah adalah
menggunakan model Friedman (2003).

1. Data dasar Keluarga


Data yang perlu dikaji dalam data dasar keluarga atau yang sering disebut juga dengan data umum ini
adalah:
a. Nama kepala keluarga
Diisi dengan nama kepala keluarga
b. Usia
Di isi dengan usia kepala keluarga dan akan lebih baik jika juga diisi dengan tanggal lahir kepala
keluarga
c. Pendidikan terakhir
Diisi dengan pekerjaan pokok kepala keluarga
d. Alamat dan nomor telepon
Diisi dengan alamat dan nomor telepon, ditulis dengan lengkap. Jika terdapat nomor telepon
rumah dan handphone maka dituliskan semua.
e. Komposisi keluarga
Diisi dengan membuat kolom nama dimulai dari usia yang paling tua, jenis kelamin, hubungan
dengan kepala keluarga, tempat dan tanggal lahir, pekerjaan dan pendidikan.
f. Genogram (ada materi skillab tersendiri untuk membuat genogram pada sesi 3—pada sesi skills
lab 1 ini anda tidak perlu mempelajari dan membuat genogram)
Menggambarkan struktur keluarga dengan menggunakan simbol-simbol yang umum digunakan
dalam membuat genogram.
g. Tipe keluarga
Menjelaskan mengenai jenis tipe keluarga tersebut serta kendala atau masalah yang terjadi
dengan jenis tipe keluarga tersebut.
Macam-macam Tipe keluarga:
1) Tradisional nuclear, keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal dalam
satu rumah ditetapkan oleh saksi-saksi legal dalam satu ikatan perkawinan, satu/keduanya
dapat bekerja di luar rumah.
2) Extended family, adalah keluarga inti ditambah dengan sanak keluarga misalnya: nenek,
kakek, keponakan, saudara sepupu, paman, bibi, dsb.
3) Reconstituted nuclear, pembentukan baru dari keluarga inti melalui perkawinan kembali
suami/istri, tinggal dalam pembentukan satu rumah dengan anak-anaknya, baik itu bawaan
dari perkawinan lama maupun hasil dari perkawinan baru. Satu atau keduanya dapat bekerja
diluar rumah.
4) Niddle ade/aging couple, suami sebagai pencari uang, istri dirumah/kedua-duanya bekerja
dirumah, anak-anak sudah meninggalkan rumah karena sekolah/perkawinan/meniti karier.
5) Dyadic nuclear, suami istri yang sudag berumur dan tidak mempunyai anak, keduanya/salah
satunya bekeja diluar rumah.
6) Single parent, satu orang tua, akibat perceraian/kematian pasangannya dan anak-anaknya
dapat tinggal dirumah/dil luar rumah.
7) Dual carrier, suami istri atau keduanya orang karier dan tanpa anak.

2
8) Commuter married, suami istri/keduanya orang karier dan tinggal terpisah pada jarak
tertentu, keduanya saling mencari pada waktu-waktu tertentu.
9) Single adult, wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya keinginan
untuk kawin
10) Three generation, tiga generasi atau lebih tinggal dalam satu rumah
11) Institutional, anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam suatu panti-panti
12) Communal, satu rumah terdiri dari dua/lebih pasangan yang monogamy dengan anak-
anaknya dan bersama-sama dalam menyediakan fasilitas.
13) Group marriage, satu perumahan terdiri dari orang tua dan keturunannya didalam satu
kesatuan keluarga dan tiap individu adalah kawin dengan yang lain dan semua adalah orang
tua dari anak-anaknya
14) Unmarried parent and child, ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya
diadopsi
15) Cohibing couple, dua orang/satu pasangan yang tinggal bersama tanpa kawin.
h. Suku bangsa
Diisi dengan latar belakang budaya dari keluarga dan dikaitkan dengan kesehatan:
1) Menjelaskan latar belakang budaya keluarga.
2) Bahasa yang digunakan keluarga
3) Asal Negara atau daerah
4) Hubungan sosial keluarga dari dari etnis yang sama atau tidak
5) Aktivitas agama, sosial, budaya, rekreasi, dan pendidikan keluarga
6) Kebiasaan diet dan berpakaian tradisional atau modern
7) Dekorasi rumah menandakan dipengaruhi budaya daerah tertentu
8) Struktur kekuatan keluarga banyak dipengaruhi oleh budaya tradisional atau modern
9) Etnis yang paling berpengaruh dalam keluarga.
10) Pemanfaatan pelayanan dan praktek kesehatan, menggunakan pelayanan kesehatan
tradisional atau meyakini budaya kesehatan tradisional penduduk asli.
i. Agama
Pada kolom agama ini diisi dengan:
1) Agama keluarga
2) Perbedaan antar anggota keluarga dalam berkeyakinan
3) Keaktifan keluarga dalam menjalankan ibadahnya
4) Pengaruh agama sebagai dasar keyakinan atau nilai yang mempengaruhi kehidupan keluarga.

j. Status social ekonomi keluarga


Merupakan ilustrasi pekerjaan , pendidikan, dan pendapatan. Memuat informasi tentang pencari
nafkah di dalam keluarga, siapa yang member bantuan untuk memenuhi kebutuhan keluarga,
tentang keadequatan pendapatan dalam mensupport keluarga, serta bagaimana keluarga mengatur
pendapatan-pengeluaran mereka.
k. Aktifitas rekreasi keluarga
Identifikasi tipe dan aktivitas keluarga serta seberapa sering hal tersebut dilakukan. Dapatkan
juga informasi tentang perasaan anggota keluarga terhadap waktu luang mereka. Rekreasi
keluarga tidak hanya dilihat kapan saja keluarga pergi bersama-sama untuk mengunjungi tempat
rekreasi namun dengan menonton TV dan mendengarkan radio juga merupakan aktivitas rekreasi.

2. Perkembangan keluarga
a. Tahap perkembangan keluarga saat ini
Menjelaskan tahapan perkembangan keluarga saat ini, apakah keluarga berada pada tahap
keluarga dengan anak usia sekolah, keluarga dengan lansia dan sebagainya.

3
b. Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
Merupakan kesenjangan dari tahap perkembangan keluarga yang seharusnya telah dilalui baik
pada keluarga atau masing-masing anggota keluarga.
c. Riwayat keluarga inti
Meliputi deskripsi perkembangan mental, status kesehatan yang unik,dan pengalaman seperti
kematian, kehilangan, dan perceraian.

3. Riwayat Kesehatan Keluarga


a. Riwayat keluarga inti
Meliputi deskripsi perkembangan mental, status kesehatan yang unik,dan pengalaman seperti
kematian, kehilangan, dan perceraian.
b. Riwayat keluarga sebelumnya
Merupakan riwayat dari kedua orang tua, termasuk riwayat kesehatannya.

4. Data Lingkungan
a. Karakteristik rumah
Berisi denah rumah, status kepemilikan serta deskripsi kondisi rumah, meliputi ventilasi,
penetrasi cahaya, kelembaban, dsb. Kaji juga sistem sanitasi keluarga seperti pembuangan
limbah, pembuangan sampah, sumber air, fasilitas toilet, sabun, handuk dan penggunaannya.
Observasi secara umum kebersihan dan sanitasi rumah. Identifikasi sumber-sumber ada tidaknya
zat berbahaya.
b. Karakteristik tetangga dan komunitas
Karakteristik fisik tetangga dan komunitas, tipe penduduk seperti rural, urban, suburban, atau
perkotan. Tipe hunian seperti daerah industry, perumahan, pertanian dsb. Fasilitas apa saja yang
ada di komunitas tersebut seperti kesehatan, pasar, pelayanan agensi social, rumah ibadah,
sekolah, transportasi, keamanan dan kasus kejahatan yang terjadi di komunitas.
c. Mobilitas geografis keluarga
Mobilitas geografis mencakup berapa lama keluarga tinggal di daerah tersebut, adakah sejarah
pindah dan dari mana pindahnya.

d. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan komunitas


Poin ini mencakup bagaimana anggota keluarga mengetahui penggunaan pelayanan komunitas,
frekuensi dan fasilitas apa yang didapat, apakah keluarga memiliki perhatian terhadap pelayanan
yang sesuai dengan kebutuhan mereka, bagaimana perasaan keluarga terhadap kelompok atau
organisasi yang memberi bantuan dan bagaiman keluarga memandang komunitas.
e. Sistem pendukung keluarga
Sistem pendukung meliputi pihak yang memberi bantuan, konseling terhadap aktivitas keluarga.
Sistem pendukung ini dapat bersifat informal (teman, tetangga, kelompok sosial, pegawai) dan
formal (pelayanan kesehatan, agensi, lembaga pemerintahan).

5. Struktur Keluarga
a. Pola komunikasi
Observasi dari seluruh anggota keluarga dalam berhubungan, bagaiman akekuatan dari fungsi dan
disfungsi komunikasi, berikan contohnya. Seberapa baik anggota keluarga menjadi pendengar,
kejelasan dalam menyampaikan informasi dan perasaan, frekuensi terjadinya perdebatan karena
penyampaian pesan yang tidak adequat, apakah tipe emosinya konstruktif atau destruktif.
Identifikasi juga mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pola komunikasi keluarga (situasi,
tahap siklus kehidupan keluarga, latar belakang budaya, kondisi keluarga, status sosial ekonomi).
b. Struktur kekuatan keluarga

4
Kekuatan di sini merefleksikan pihak yang berwenang mengambil keputusan, seberapa penting
keputusan atau issue di keluarga seperti anggaran keluarga. Bagaimanakah proses pengambilan
keputusan, dengan konsensus, tawar-menawar, kompromi dsb.
c. Struktur peran
Menjelaskan bagaimana pelaksanaan peran, apakah ada konflik di dalam peran, bagaimana
perasaan individu terhadap perannya, apakah peran berlaku fleksibel. Jika ada masalah di dalam
peran, siapa yang mempengaruhi anggota keluarga dalam penyelesaiannya.
Analisa tentang model peran, siapa yang menjadi model peran dan berpengaruh terhadap
pelaksanaan peran tersebut, siapa yang memberikan pengaruh terhadap perkembangan anggota
keluarga. Kaji juga mengenai variabel yang mempengaruhi peran, pengaruh sosial ekonomi,
budaya, dan perkembangan terhadap angota keluarga dalam menjalankan perannya,
d. Nilai-nilai keluarga
Dalam hal ini dikaji nilai-nilai kebudayaan yang dianut oleh keluarga, nilai inti keluarga seperti
siapa yang berperan dalam mencari nafkah, orientasi masa depan, kesesuaian antara nilai-nilai
keluarga dan nilai-nilai sub sistem keluarga, serta bagaimana nilai-nilai tersebut mempengaruhi
kesehatan keluarga.

Format Pengkajian Keluarga:


Data dasar keluarga, perkembangan keluarga dan riwayat kesehatan
keluarga, data lingkungan, struktur keluarga
Pengkajian pada tanggal: …………………………………………………..
A. Data Dasar Keluarga
1. Nama Kepala Keluarga (KK) : …………………………………………………..
2. Usia : …………………………………………………..
3. Pendidikan : …………………………………………………..
4. Pekerjaan : …………………………………………………..
5. Alamat/No. Telp : …………………………………………………..

No Nama Gender Hub. Dgn TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan Agama


KK

6. Komposisi keluarga : …………………………………………………..


7. Genogram(gambarkan genogram keluarga klien): ……………………………
8. Tipe keluarga:
 Keluarga inti  Keluarga besar
 Janda/duda  Lain-lain, sebutkan……………

9. Suku bangsa: …………………………………………………..


10. Agama: …………………………………………………..
11. Status soseial ekonomi keluarga
o Total pendapatan keluarga per bulan:
o Dibawah Rp. 600.000

5
o Rp. 600.000 s/d Rp. 1.000.000
o Rp. 1.000.000 s/d Rp. 2.000.000
o Diatas Rp 2.000.000
o Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari:
o Ya o Tidak
Bila tidak apa yang dilakukan keluarga: ……………………………………
o Apakah keluarga memiliki tabungan
o Ya o Tidak
o Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga
o Ya o Tidak
Bila ada, siapa: …………………………………………………
o Siapakan yang mengelola keuangan dalam keluarga
o Ayah o Ibu
o Lain-lain, sebutkan
12. Aktifitas rekreasi keluarga:
13. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:
14. Riwayat keluarga inti:
15. Riwayat keluarga sebelumnya: …………………………………………………..

B. Lingkungan
1. Perumahan
a. Jenis rumah
o Permanen o Semi-permanen o Non-permanen
b. Luas Bangunan :………………..m2
c. Luas Penerangan:………………..m2
d. Status rumah
o Milik pribadi o Sewa bulanan
o Kontrakan o Lain-lain
e. Atap rumah
o Genteng o Seng/asbes
o Sirap/Atap o Lain-lain
f. Ventilasi rumah
o Ada o Tidak ada
g. Bila ada berapa luasnya
o > 10% luas lantai o <10% luas lantai
h. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
o Ya o Tidak
i. Penerangan
o Listrik o Patromak
o Lampu tempel o Lain-lain
j. Lantai
o Keramik o Ubin o Plester
o Papan o Tanah o
k. Kebersihan rumah secara keseluruhan
o Bersih o Berdebu o Sampah bertebaran
o Banyak lalat o Banyak lawa-lawa o Lain-lain, sebutkan

2. Denah Rumah
3. Pengelolaan sampah
a. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
o Ya o Tidak
Bila ya: terbuka/tertutup
b. Bagaimana cara pengolahan sampah rumah tangga
o Di buang ke sungai/got o Diambil petugas
o Ditimbun o Dibakar
o Lain-lain,……
4. Sumber air
a. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
o Sumur gali o Pompa tangan/listrik

6
o Sungai o PAM
o Lain-lain,…… o Air isi ulang
5. Jamban keluarga
a. Apakah keluarga memiliki WC sendiri
o Ya o Tidak
Bila tidak, dimana keluagra buang air besar
b. Bila ya, jenis jamban keluarga
o Leher angsa o Cemplung
o Lain-lain o
c. Berapa jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja
o < 10 meter o > 10 meter
6. Pembuangan air limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor)
 Ya, bagaimana kondisinya…………………………….
Kemana pembuangannya……………………………………..
 Tidak, dimana pembuangannya,…………………………….

7. Fasilitas social dan fasilitas kesehatan


a. Adakah perkumpulan social dalam kegiatan dimasyarakat setempat?
 Ada, apa jenisnya
 Tidak ada
b. Adakah fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat?
 Ada, apa jenisnya
 Tidak ada
c. Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu
 Ya
 Tidak, apa alasannya
d. Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga dengan kendaraan umum?
 Bila ya dengan kendaraan apa
 Bila tidak bagaimana cara mengatasinya
8. Karakteristik tetangga dan komunitas ……………………………………….
9. Mobilitas geografis keluarga ………………………………………..
10. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat ………………………………
11. Sistem pendukung keluarga ………………………………………..

A. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Nilai dan norma budaya

Tugas:
Kajilah keluarga untuk item:
Data Dasar Keluarga, perkembangan keluarga, dan riwayat kesehatan
keluarga, data lingkungan, struktur keluarga

7
CEK LIST PENGKAJIAN KELUARGA
Data Dasar Keluarga, perkembangan keluarga, dan riwayat kesehatan
keluarga, data lingkungan, struktur keluarga

NO ITEM YA TIDAK

1 Data Dasar Keluarga, mengkaji:


- Nama kepala keluarga
- Usia
- Pendidikan
- Pekerjaan
- Alamat dan telepon
- Komposisi keluarga
- Genogram
- Tipe keluarga
- Suku bangsa
- Agama
- Status social ekonomi
- Aktifitas rekreasi keluarga
2 Riwayat dan perkembangan keluarga

- Tahap perkembangan keluarga saat ini


- Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi
3 Riwayat Kesehatan Keluarga

- Riwayat keluarga inti


- Riwayat keluarga sebelumnya
4 Data Lingkungan

- Perumahan
- Denah rumah
- Pengelolaan sampah
- Sumber air
- Jamban keluarga
- Pembuangan air sampah
- Fasilitas social dan fasilitas kesehatan
- Karakteristik tetangga dan komunitas
- Mobilitas geografis keluarga
- Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat
- Sistem pendukunga keluarga
5 Struktur Keluarga

- Pola komunikasi keluarga


- Struktur kekuatan keluarga
- Struktur peran
- Nilai dan norma budaya

8
Contoh-contoh pertanyaan untuk Struktur Keluarga

1. Pola dan Proses Komunikasi


- Dalam mengobservasi keluarga secara keseluruhan, bagaimana komunikasi fungsional dan disfungsional digunakan
terus-menerus?
- Apakah mayoritas pesan anggota keluarga sesuai dengan isi dan istruksi?
- Bagaimana tegasnya dan jelasnya anggota keluarga mengutarakan kebutuhan-kebutuhan dan perasaan mereka?
- Sejauh mana anggota keluarga menggunakan klarifikasi dan kualifikasi dalam berinteraksi?
- Apakah anggota keluarga memperoleh dan memberikan respon dengan baik terhadap umpan balik atau biasanya
mereka menghalangi umpan balik terhadap isu?
- Sebaik apa anggota keluarga mendengar dan mengikuti ketika berkomunikasi?
- Apakah anggota keluarga mencari validasi orang lain?
- Hingga tingkat apa anggota keluarga menggunakan asumsi-asumsi dan pernyataan-pernyataan yang besifat menilai
dalam interaksi?
- Apakah anggota keluarga berinteraksi dengan pesan dalam suatu cara yang bersifat menyerang?
- Berapa kali diskualifikasi digunakan?
- Bagaimana pesan-pesan emosional (afektif) disampaikan dalam keluarga dan subsistem keluarga?
- Jenis-jenis emosi apa yang disampaikan dalam keluarga? Apakah emosi-emosi yang disampaikan bersifat negative,
positif atau keduanya?
- Bagaimana frekuensi dan kualitas komunikasi dalam keluarga?
- Siapa yang berbicara pada siapa dan dengan cara apa yang sudah lazim?
- Pola-pola umum apa yang digunakan menyampaikan pesan-pesan penting? Apakah ada pengantara?
- Apakah pesan-pesan dikirim sesui dengan perkembangan sesui anggota keluarga?
- Jenis-jenis proses disfungsional apa yang anmpak dalam pola-pola komunikasi keluarga?
- Bidang-bidang apa yang tertutup bagi diskusi, yang merupakan isu-isu penting bagi kesejahtaeraan keluarga dan
fungsi yang adekuat?
2. Struktur peran
- Posisi dan peran formal apa yang setiap anggota keluarga penuhi? Gambarkan bagaimana setiap anggota keluarga
melakukan peran-peran formal mereka?
- Apakah peran-peran ini dapat diterima dan konsisten dengan harapan-harapan anggota keluarga? Adakah ketegangan
atau konflik peran?
- Bagaimana setiap anggota keluarga melakukan setiap peran secara kompeten?
- Apakah terdapat fleksibilitas dalam peran-peran ketika dibutuhkan?
- Peran-peran informal apa yang ada dalam keluarga? Siapa yang berperan dan seberapa sering peran informal tersebut
dilakukan?
- Apakah tujuan dari dilaksanakan peran-peran informal tersebut?
- Jika peran-peran informal tersebut bersifat disfungsional, siapa yang melakukan?
- Apa pengaruh/dampak terhadap orang-orang yang memainkan peran-peran tersebut?
- Siapakah yang menjadi model-model anggota keluarga dalam memainkan perannya?
- Bagaimana latar belakang kelas sosial mempengaruhi struktur peran formal dan informal dalam kelurga?
- Bagaimana struktur keluarga dipengaruhi oleh latar belakang budaya?
- Apakah perilaku peran sekarang dari anggota keluarga sesuai berdasarkan tahap perkembangan keluarga?
- Bagaimana masalah kesehatan mempengaruhi peran-peran keluarga? Relokasi peran-peran/tugas apa saja yang sudah
dilakukan? Begaimana anggota keluarga yang telah menerima peran-peran baru dapat menyesuaikan diri? Apakah ada
konflik akibat peran? Bagaimana anggota keluarga dengan masalah kesehatan bereaksi terhadap perubahan atau
hilangnya peran (peran-peran)?
3. Struktur kekuatan
- Siapa yang membuat suatu keputusan?
- Bagaimana pentingnya dan pengaruh keputuan tersebut bagi anggota keluarga? Contoh pertanyaan:
o Siapa yang menganggarkan, membayar tagihan dan emmutuskan bagaimana uang digunakan?
o Siapa yang memutuskan bagaimana menghabiskan liburan, siapa teman atau kerabat yang akan
dikunjungi?
o Siapa yang mamutuskan masalah pindah pekerjaan atau tempat tinggal?
o Siapa yang mendisiplinkan dan memutuskan kegiatan-kegiatan anak?
- Bagaimana keluarga membuat keputusan-keputusannya?
- Atas dasar kekeuasaan apa anggota keluarga membuat keputusan? Variabel-variabel yang mempengaruhi kekuasaan
keluarga?
- Siapa yang menjalankan keluarga?

9
- Siapa yang memenangkan argumen-argumen atau isu-isu penting?
- Siapa yang dapat menjalankan keluarga jika mereka tidak sepakat?
- Bagaimana hierarki kekuasaan keluarga dijalankan?
- Jelaskan mengenai jaringan komunikasi keluarga!
- Tahap perkembangan keluarga apa yang sekarang dialami keluarga tersebut?
- Bagaimana latar belakang agama dan kebudayaan?
4. Nilai-nilai keluarga
- Apakah ada kesesuaian antara nilai-nilai keluarga dengan kelompok referensi keluarga atau komunitas yang lebih
luas?
- Apakah ada kesesuian antara nilai-nilai keluarga dan nilai-nilai subsistem keluarga?
- Bagaimana pentingnya nilai-nilai yang diidentifikasikan dari nilai-nilai subsistem keluarga ini terhadap keluarga?
- Apakah nilai-nilai ini dianut dengan kesadaran atau dengan perasaan terpaksa?
- Apakah ada konflik nilai yang menonjol dalam keluarga itu?
- Bagaimana kelas sosial, latar belakang kebudayaan keluarga dan tahap perkembangan keluarga mempengaruhi
keluarga?
- Bagaimana nilai-nilai keluarga mempengaruhi status kesehatan keluarga?

Contoh-contoh pertanyaan untuk Pengkajian Fungsi Keluarga


1. Fungsi Afektif
- Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan-kebutuhan anggota keluarga lain dalam keluarga?
- Apakah orang tua mampu menggambarkan kebutuhan anak-anak mereka?
- Bagaimana sensitifitas seluruh anggota keluarga terhadap perasaan dan kebutuhan masing-masing anggota keluarga
lain?
- Apakah setiap anggota kelurga mempunyai seseorang dalam kelurga yang sipercaya yang dapat membantu
meringankan beban mereka?
- Apakah kebutuhan-kebutuhan, keinginan-keinginan dan perbedaan dihormati oleh anggota keluarga yang lain?
- Apakah antar anggota keluarga benar-benar saling menghormati dan menghargai?
- Sejauh mana anggota keluarga memberikan perhatian satu sama lain? Bagaimana mereka mendukung satu sama lain?
- Apakah terdapat perasaan akrab dan intim diantara anggota keluarga?
- Sebaik apa anggota keluarga bergaul satu sama lain?
- Apakah dan bagaimanakah cara menujukkan kasih sayang antar anggota keluarga?
- Bagaimana keluarga menghadapi isu-isu tentang perpisahan dan kebersamaan?
- Bagaimana anggota keluarga membantu anggotanya agar dapat bersama dan menjaga kebersamaan?
2. Fungsi Sosialisasi
- Kaji bagaimana keluarga membesarkan anak dalam hal:
o Control perlaku (disiplin, penghargaan dan hukuman)
o Otonomi dan ketergantungan
o Memberi dan menerima cinta
o Latihan perilaku yang sesuai dengan usia (perkembangan social, fisisk, emosional, bahas dan intelektual)
- Siapa yang mendapatkan tanggung jawab untuk peran membesarkan dan mendidik anak? Apakah peran ini dipikul
bersama? Jika iya, bagaimana pengaturannya?
- Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga?
- Keyakinan-keyakinan budaya apa yang mempengaruhi pola-pola pengasuhan anak?
- Bagaimana factor-faktor social mempengaruhi pengasuhan anak?
- Apakah keluarga ini beresiko mengalami masalah pengasuhan anak? Jika iya, factor-faktor apa yang menempatkan
keluarga dalam resiko tinggi?
- Apakah lingkungan rumah sesuai untuk tahap perkembangan anak?
3. Fungsi Perawatan Kesehatan
- Nilai-nilai apa yang diberikan keluarga pada kesehatan? Peningkatan kesehatan, prevensi?
- Dalam kegiatan-kegiatan peningkatan kesehatan apa keluarga terlibat secara teratur?
- Bagaimana keluarga mendefinisikan kesehatan dan sakit bagi anggota keluarga?
- Dapatkah keluarga mengobservasi gejala-gejala dan perubahan-perubahan yang penting terkait masalah kesehatan?
- Apa sumber-sumber informasi kesehatan dari anggota keluarga?
- Bagaimana pengetahuan tentang kesehatan diteruskan kepada anggota keluarga?
- Bagaimana keluarga menkaji tingkat kesehatan?
- Masalah-masalah kesehatan apa yang saai ini diidentifikasi oleh keluarga?
- Apakah keluarga mengetahui sumber-sumber makanan yang mempengaruhi kesehatan?

10
- Apakah diit keluarga memadai?
- Siapakah yang mengatur masalah diit keluarga mulai dari belanja, cara pengolahan, penyimpanan dll?
- Bagaimana kebiasaan tidur anggota keluarga?
- Dimana anggota keluarga tidur?
- Adakah syarat-syarat tidur tertentu yang sesuai dengan tuntutan usia dan status kesehatan mereka?
- Apa pendapat keluarga tentang aktivitas rekreasi, pekerjaan dan kesibukan lain dalam keluarga?
- Apakah kebiasaan penggunaan alcohol, kopi, tembakau, cola dan teh oleh keluarga?
- Bagaimana kebiasaan anggota keluarga terhadap penggunaan obat-obatan? Apakah menggunakan obat sesuai
instruksi dokter? Atau menggunakan obat-obatn secara bebas?
- Apa yang dilakukan keluarga untuk memperbaiki status kesehatan?
- Apa yang dilakukan keluarga untuk mencegah munculnya penyakit?
- Siapa yang menjadi pemimpin kesehatan dalam keluarga?
- Siapa yang membuat keputusan masalah kesehatan dalam anggota keluarga?
- Jika ada anggota keluarga yang sakit, apa yang aakn dilakukan keluarga untuk mengatasi masalah tersebut?
- Bagaimana anggota keluarga terpajan terhadap bahaya-bahaya lingkungan yang ditemukan dalam tanah, air dan
udara?
- Apakah anggota keluarga menggunakan pestisida, cairan pembersih, lem, pelarut, logam berat dan racun dalam
kelurga?
- Apa saja praktik kebersihan dan hygiene dalam keluarga?
- Apa status imunisasi dari anggota keluarga?
- Apa kebiasaan perawatan gigi (gosok gigi, periksa kesehatan gigi, penggunaan sikat dan pasta gigi, dll)
- Pelayanan perawatan kesehatan apa yang diterima oleh keluarga?
- Bagaimana perasaan dan persepsi keluarga berkenaan dengan pelayanan kesehatan yang diperoleh keluarga?
- Jika ada kejadian darurat, apakah keluarga tahu dimana penyedia pelayanan kesehatan darurat?
- Bagaimana keluarga emmbayar pelayanan kesehatan yang diperlukannya?
- Apakah keluarga mempunyai asuransi kesehatan?
- Berapa jauh fasilitas kesehatan dari rumah keluarga?
- Alat transportasi apa yang digunakan keluarga untuk mencapai pelayanan kesehatan?

11
Skills Lab 2
Pengkajian 2:
Fungsi keluarga, Stress dan Koping Keluarga, Pemeriksaan Fisik, Harapan
Keluarga terhadap Asuhan Keluarga
Oleh: Uswatun Khasanah, MNS
Yanuar Primanda, Ns.

Tujuan:

Mahasiswa mampu melakukan pengkajian keluarga


untuk item fungsi keluarga, stress dan koping keluarga

Scenario:
Seorang wanita yang sedang hamil anak pertamanya
setelah 5 tahun menikah dibawa ke RS oleh suaminya
karena mengalami perdarahan. Usia kehamilannya saat
ini adalah 28 minggu. Wanita tersebut merasa sangat
cemas dan menangis karena takut bayi yang
dikandungnya akan mengalami keguguran. Suami wanita
tersebut juga tampak cemas, tetapi selalu mendampingi
istrinya dan berusaha menenangkan istrinya. Suami
tersebut mengatakan pada istrinya agar tetap sabar dan
berdoa, serta pasrah atas segala ketentuan Allah.
Selama di RS, banyak saudara yang mengunjungi,
memberikan dukungan dan doa agar kehamilan wanita
tersebut dapar dipertahankan dan lahir dengan selamat.
Setelah beberapa hari istirahat total di RS, wanita ini
pulang kerumah dengan keadaan sehat dan janin yang
dikandung juga sehat. Namun dokter menyarankan
wanita tersebut istirahat total dan tidak beraktivitas
terlalu banyak. Hal ini ternyata membuat keluarga ini
bingung, karena wanita ini bekerja menjadi seorang
karyawan di sebuah perusahaan swasta.
Pertanyaan minimal:
1. Apa saja item yang perlu dikaji dalam pengkajian
fungsi keluarga?
2. Apa saja item yang perlu dikaji dalam item stress
dan koping?

12
MATERI

Fungsi Keluarga
Fungsi afektif sangat terkait dengan fungsi internal keluarga—terkait dengan proteksi psikososial
dan support kepada masing-masing anggota keluarganya. Terdapat banyak penelitian yang menyiratkan
adanya pengaruh positif yang erat antara kesehatan personal dan hubungan antar family dengan
kesehatan individu dan kesejahteraannya. Hubungan social yang positif berkorelasi dengan outcome
kesehatan yang lebih baik, umur panjang, berkurangnya level stress. Dibawah akan dibahas mengenai
cara mengkaji fungsi afektif keluarga.
Friedman (1992) menggambarkan fungsi sebagai apa yang dilakukan keluarga. Fungsi keluarga berfokus
pada proses yang digunakan oleh keluarga untuk mencapai tujuan keluarga tersebut. Proses ini termasuk
komunikasi diantara anggota keluarga, penetapan tujuan, resolusi konflik, pemberian makanan, dan
penggunaan sumber dari internal maupun eksternal
Tujuan reproduksi, seksual, ekonomi dan pendidikan dalam keluarga memerlukan dukungan secara
psikologi antar anggota keluarga, apabila dukungan tersebut tidak didapatkan maka akan menimbulkan
konsekuensi emosional seperti marah, depresi dan perilaku yang menyimpang.

Fungsi keluarga menurut Friedman (1998) adalah:


1. Fungsi afektif dan koping, Keluarga memberikan kenyamanan emosional anggota, membantu
anggota dalam membentuk identitas dan mempertahankan saat terjadi stress.
2. Fungsi sosialisasi, Keluarga sebagai guru, menanamkan kepercayaan, nilai, sikap, dan mekanisme
koping, memberikan feedback, dan memberikan petunjuk dalam pemecahan masalah.
3. Fungsi reproduksi, Keluarga melahirkan anak, menumbuh-kembangkan anak dan meneruskan
keturunan.
4. Fungsi ekonomi, Keluarga memberikan finansial untuk anggota keluarganya dan kepentingan di
masyarakat
5. Fungsi fisik, Keluarga memberikan keamanan, kenyamanan lingkungan yang dibutuhkan untuk
pertumbuhan, perkembangan dan istirahat termasuk untuk penyembuhan dari sakit.

Dibawah ini adalah item-item yang perlu ditanyakan dalam mengkaji fungsi keluarga
1. Fungsi afektif
- Apakah anggota keluarga merasakan kebutuhan individu lain dalam keluarga
- Bagaimana sensitivitas anggota keluarga dengan melihat tanda-tanda yang berhubungan dengan
perasaan
- Apakah anggota keluarga memiliki orang yang mereka percayai.
- Fungsi afektif juga menggambarkan bagaimana anggota keluarga saling memperhatikan, saling
mendukung satu sama lain
- Apakah terdapat hubungan yang akrab dalam keluarga.
2. Fungsi sosialisasi
a. Cara keluarga dalam membesarkan anak
- Kaji bagaimana keluarga membesarkan anak (meliputi kontrol perilaku seperti disiplin, reward
and punishment, otonomi dan ketergantungan, memberi dan menerima cinta, serta latihan
perilaku yang sesuai dengan usia. Pada aspek fungsi sosialisasi, juga dikaji mengenai siapa yang

13
menerima tanggungjawab dan peran membesarkan anak, apakah fungsi ini dilaksanakan
bersama-sama, bagaimana juga hal ini diatur.
b. Penghargaan terhadap anak dalam keluarga
- Bagaimana anak-anak dihargai dalam keluarga, keyakinan kebudayaan yang dianut dalam
membesarkan anak, serta bagaimana faktor sosial mempengaruhi pola pengasuhan anak.
c. Resiko dalam sosialisasi
- Apakah keluarga mempunyai resiko tinggi dalam membesarkan anak, faktor resiko apa saja
yang menempatkan keluarga masuk resiko tinggi, apakah lingkungan memberikan dukungan
dalam perkembangan anak seperti memfasilitasi tempat bermain dan istirahat.
3. Fungsi perawatan kesehatan
a. Nilai yang dianut keluarga.
- Fungsi ini mencakup nilai yang diberikan keluarga untuk kesehatan, apakah ada konsistensi
anggota keluarga terhadap nilai-nilai kesehatan yang dianut, apakah anggota keluarga selalu
terliabat dalam kegiatan peningkatan kesehatan di keluarga.
b. Definisi keluarga tentang sehat-sakit.
- Bagaimana keluarga mendefinisikan sehat-sakit, tanda-tanda sakit, siapa yang mengambil
keputusan di keluarga tentang sehat-sakit, apakah keluarga dapat melaporkan tanda dan
perubahan penting tentang kesehatannya, dan apa saja sumber informasi kesehatan bagi
keluarga.
c. Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit
- Bagaimana keluarga mengkaji tingkat kesehatan, masalah kesehatan apa yang diidentifikasi
keluarga saat ini, dan apa persepsi keluarga terhadap kontrol yang mereka lakukan untuk
menjaga kesehatan.
d. Diet keluarga
- Apakah keluarga mengetahui sumber-sumber makanan bergizi, apakah diet keluarga memadai,
siapa yang bertanggungjawab terhadap perencanaan belanja dan pengolahan makanan,
bagaimana makanan disajikan (seperti seringnya digoreng, direbus, dipanggang, bersantan),
berapa jumlah makanan yang dikonsumsi dalam sehari, apakah ada batas anggaran rumah
tangga, bagaimana sikap keluarga terhadap makanan dan jam makan.
e. Kebiasaan istirahat-tidur
- Apakah jumlah jam istirahat tidur anggota keluarga sesuai dengan tingkat perkembangan,
apakah ada jam tidur tertentu yang harus diikuti oleh anggota keluarga, siapa yang memutuskan
anak untuk tidur siang, serta bagaimana kualitas tempat istirahat tidur keluarga (apakah cukup
kondusif untuk beristirahat)
f. Latihan dan rekreasi
- Apakah keluarga menyadari pentingnya rekreasi bagi kesehatan, jenis rekreasi yang dilakukan
keluarga secara teratur, apakah keluarga mempunyai kesempatan untuk melakukan aktivitas
latihan/ barolahraga.
g. Kebiasaan penggunaa obat-obatan oleh keluarga
- Apakah ada penggunaan alkohol, tembakau dan kopi, berapa lama penggunaan obat tertentu dan
alkohol dalam keluarga, apakah penggunaan tersebut merupakan suatu masalah dalam keluarga,
apakah keluarga sering menggunakan obat-obatan tanpa resep, bagaimana penyimpanan obat-
obatan, apakah cukup aman dari jangkauan anak-anak.

14
h. Peran keluarga dalam praktek perawatan diri dan lingkungan
- Apa yang dilakuikan keluarga untuk memperbaiki status kesehatannya, apa upaya keluarga
untuk mencegah terjadinya suatu penyakit, siapa yang mengambil keputusan dalam kesehatan,
apa yang dilakukan keluarga untuk menyelesaikan masalah kesehatan yang ada, apakah ada
keyakinan, sikap serta nilai-nilai dalam hubungannya dengan perawatan di rumah.
i. Tindakan preventif
- Bagaimana perasaan keluarga tentang keadaan fisik ketika berada dalam keadaan sehat, kapan
terakhir kali anggota keluarga melakukan pemeriksaan kesehatan.
j. Kesehatan gigi
- Apakah keluarga menggunakan air yang mengandung florida, apakah anak-anak dianjurkan
untuk menggosok gigi secara teratur, kapan waktu yang tepat untuk menggosok gigi bagi
keluarga, apakah keluarga mempunyai frekuensi yang cukup sering dalam mengkonsumsi gula
dan kanji, apakah keluarga telah menerima perawatan gigi yang memadai untuk mencegah
terjadinya kerusakan pada gigi.
k. Riwayat kesehatan keluarga
- Bagaimana kesehatan anggota keluarga dan keluarga yang lain dalam satu keturunan, apakah
ada penyakit keturunan dalam keluarga.
l. Pelayanan kesehatan yang diterima
- Perawatan kesehatan diperoleh dari mana, apakah tenaga kesehatan yang datang bertemu
dengan seluruh anggota keluarga.
m. Persepsi tentang pelayanan kesehatan
- Apa yang diketahui keluarga tentang pelayanan kesehatan yang ada di komunitas, bagaimana
perasaan dan persepsi keluarga terhadap pelayanan kesehatan di komunitas, bagaimana
pengalaman keluarga dalam menerima perawatan kesehatan yang terdahulu-apakah keluarga
merasa puas, percaya dan nyaman dengan perawatan yang diberikan oleh tenaga kesehatan,
apabila tidak ada pelayanan darurat-tahukah keluarga kemana harus meminta pertolongan,
apakah keluarga mengetahui cara memanggil ambulan dan perawatan medis, apakah keluarga
memiliki suatu perencanaan kesehatan darurat.
n. Sumber pembiayaan
- Bagaimana keluarga membayar pelayanan yang diterima, apakah keluarga menjadi anggota
Asuransi kesehatan, apakah keluarga juga mendapatkan perawatan gratis.
o. Logistik untuka mendapatkan perawatan
- Seberapa jauh fasilitas perawatan dari keluarga, alat transportasi apa yang digunakan untuk
mencapai pelayanan kesehatan, masalah apa saja yang ditemukan jika kleuarga menggunakan
fasilitas umum.
4. Fungsi Reproduksi
Mengkaji berapa jumlah anak, merencanakan jumlah anggota keluarga, metode apa yang digunakan
keluarga dalam mengendalikan jumlah anggota keluarga.

5. Fungsi ekonomi
Mengkaji sejauh mana keluarga memenuhi kebutuhan sandang, pangan, dan papan, dan memanfaatkan
sumber yang ada dimasyarakat dalam upaya meningkatkan status kesehatan keluarga.

15
Stress dan Koping
Stress adalah ketegangan atau tekanan yang ada dalam diri seseorang atau sistem sosial dan
merupakan suatu reaksi terhadap situasi yang menghasilkan tekanan (Burgess, 1978). Sedangkan stressor
merujuk pada agen-agen pencetus atau penyebab yang mengaktifkan proses stress (Chrisman dan Fowler,
1980). Agen-agen pencetus yang mengaktifkan stress dalam keluarga adalah kejadian-kejadian dalam
hidup yang cukup serius yang menimbulkan perubahan-perubahan dalam system keluarga (Hill, 1949).
Stressor-stressor keluarga ini dapat berupa kejadian atau pengalaman antar pribadi (dari dalam muapun
dari luar keluarga), lingkungan, ekonomi, factor social budaya. Persepsi keluarga terhadap stressor
merupakan factor penting bagi keluarga berkaitan dengan stress yang dialami keluarga.
Koping keluarga didefinisikan sebagai respon yang pisitif, sesuai dengan masalah, afektif, persepsi
dan respon perilaku ynag digunakan keluarga dan subsistemnya untuk memecahkan masalah atau
meengurangi stress yang diakibatkan oleh masalah. Mengubah dari tingkat koping individu menjadi
koping keluarga, koping menjadi jauh lebih rumit. Respon-respon atau perilaku koping keluarga
merupakan tindakan-tindakan pengenalan yang digunakan keluarga, sedangkan pola-pola dan strategi
koping adalah respon yang sama yang membentuk set-set hommogen. Srtategi-srategi koping keluarga
berkembang dan berubah dari waktu ke waktu, sebagai respon terhadap tuntutan-tuntutan atau stressor
yang dialami.

Tipe-tipe strategi koping :


1. Strategi koping keluarga internal
a. Mengandalkan kelompok keluarga
b. Penggunaan humor
c. Pengungkapan bersama yang semakin meningkat (memelihara ikatan keluarga)
d. Mengontrol arti atau makna dari masalah : pembentukan kembali kognitif dan penilain pasif
e. Pemecahan masalah keluarga secara bersama-sama
f. Fleksibilitas peran
g. Normalisasi
2. Strategi koping keluarga eksternal
a. Mencari informasi
b. Memelihara hubungan aktif dengan komunitas
c. Mencari dukungan social
i. Penggunaan jaringan dukungan social informal
ii. Penggunaan system-sistem social informal
iii. Penggunaan kelompok-kelompok mandiri
d. Mencari dukungan spiritual

Skala urutan penyesuaian ulang sosial dari Holmes dan Rehe

Urutan Kejadian Hidup Nilai Urutan Kejadian Hidup Nilai


1 Kematian pasangan 100 23 Anak Laki-laki atau Perempuan 29
Meninggalkan Rumah
2 Perceraian 73 24 Permusuhan Dengan Ipar-ipar 29
3 Perpisahan Perkawinan 65 25 Pencapaian Pribadi Yang Belum 28
Terlaksana
4 Lamanya Dipenjara 63 26 Istri Berhenti Bekerja atau Mulai 26

16
Urutan Kejadian Hidup Nilai Urutan Kejadian Hidup Nilai
Bekerja
5 Kematian Anggota Keluarga Dekat 63 27 Mulai atau Selesai Sekolah 26
6 Cedera atau Sakit Pribadi 53 28 Perubahan Kondisi Hidup 25
7 Perkawinan 50 29 Perbaikan Kebiasaan Hidup 24
8 Dipecat dari Tempat Kerja 47 30 Permasalahan dengan Atasan 23
9 Rekonsiliasi Perkawinan 45 31 Perubahan Jam Kerja atau Kondisi 20
Kerja
10 Pensiun 45 32 Pindah Tempat Tinggal 20
11 Perubahan Dalam Kesehatan 44 33 Pindah Sekolah 20
Anggota Keluarga
12 Kehamilan 40 34 Perubahan Rekreasi 19
13 Kesulitan Menyangkut Seks 39 35 Perubahan Kegiatan-kegiatan 19
Keagamaan
14 Penambahan Anggota Keluarga 39 36 Perubahan Kegiatan Sosial 18
Baru
15 Penyesuaian Bisnis 39 37 Pinjaman Ringan 17
16 Perubahan Keadaan Keuangan 38 38 Perubahan Kebiasaan-kebiasaan Tidur 16
17 Kematian Teman Dekat 37 39 Perubahan Jumlah Pertemuan Keluarga 15
18 Perubahan Pada Jajaran Kerja 36 40 Perubahan Kebiasaan Makan 15
Yang Berbeda
19 Perubahan Banyaknya Argumen 35 41 Liburan 13
Dengan Pasangan
20 Penggadaian Barang atau Pinjaman 31 42 Hari Raya Keagamaan 12
Besar
21 Pembatalan Penggadaian atau 30 43 Kekerasan-kekerasan Kecil Melawan 11
Pinjaman Hukum
22 Perubahan Tanggung Jawab 29
Ditempat Kerja

Keterangan penggunaan skala urutan penyesuaian ulang social :


Jumlahkan nilai unit-unit krisis hidup untuk kejadian-kejadian hidup yang dialami dalam periode dua
tahun:
Skor 0-150 : tidak ada masalah yang signifikan
Skor 155-199 : krisis hidup yang ringan dan memungkinkan sakit 33%
Skor 200-299 : krisis hidup ukuran sedang dengan kemungkinan sakit 80%
Skor 300 atau lebih : krisis hidup besar dan kemungkinan sakit 80%

Adaptasi, Adaptasi adalah suatu proses penyesuaian terhadap perubahan. Adaptasi bisa positif dan bisa
negative, yang menyebabkan meningkat atau menurunnya keadaan sehat keluarga.
Strategi adaptasi disfungsional :
1. Kekerasan keluarga
2. Perlakuan kejam terhadap anak
3. Mengkambinghitamkan
4. Menggunakan ancaman
5. Pengabaian anak
6. Mitos keluarga
7. Pseudomutualitas

17
8. Triangling
9. Otoritarianisme (tunduk kepada dominansi yang menonjol)

Dibawah ini adalah item-item yang perlu ditanyakan dalam mengkaji stress dan koping
keluarga

1. Stressor jangka panjang dan pendek.


Tanyakan stressor jangka panjang dan pendek pada keluarga. Merupakan stressor yang dirasakan
keluarga dan memerlukan penyelesaian dalam waktu kurang lebih 6 bulan. Stressor jangka panjang
adalah stressor yang dialami keluarga yang memerlukan penyelesaian dalam waktu lebih dari 8 bulan.
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
Tanyakan bagaimana keluarga menghadapi masalah yang dihadapinya. Pada bagian ini menjelaskan
sejauh mana keluarga berespon terhadap situasi yang dihadapi. Apakah keluarga mampu bertindak
berdasarkan penilaian yang objektif dan realistis terhadap stressor.
3. Strategi koping yang digunakan
Perlu dikaji juga mengenai reaksi keluarga terhadap stressor, strategi koping yang digunakan keluarga
bila menghadapi masalah, apakah konstruktif atau destruktif.
Dikaji juga apakah anggota keluarga mempunyai koping yang berbeda-beda, bagaimana strategi
koping internal dan external yang diajarkan. Koping internal meliputi kelompok kepercayaan keluarga,
penggunaan humor, self evaluation, penggunaan ungkapan, pengontrolan keluarga terhadap masalah,
pemecahan masalah secara bersama, dan fleksibilitas peran. Strategi koping external meliputi
pencarian informasi, pemeliharaan hubungan dengan komunitas, serta pencarian dukungan sosial.
4. Strategi adaptasi yang disfungsi
Dijelaskan mengenai strategi yang menyimpang dari masalah yang dihadapi oleh keluarga.

Pemeriksaan Fisik Anggota Keluarga


Dilakukan terhadap semua anggota keluarga, metode yang digunakan pada pemeriksaan fisik tidak
berbeda dengan pemeriksaan fisik di klinik (head to toe). Koping keluaraga terkait dengan kemampuan
keluarga dalam mengatasi stressor, merupakan respon yang positif, sesuai dengan masalah-afektif-
persepsi, serta respon perilaku yang digunakan keluarga. Adapun format isian untuk pemeriksaan fisik
anggota keluarga adalah sebagai berikut:

No Sistem Ayah Ibu Anak M … ..


1 TTV
2 Kulit/kepala
3 Mata
4 Telinga
5 Hidung
6 Mulut
7 Dada
8 Abdomen
9 Ekstremitas
10 Lainnya
11 Kesimpulan

Harapan keluarga terhadap asuhan keluarga

18
Pada akhir pengkajian, perawat menanyakan harapan keluarga terhadap petugas kesehatan yang
ada serta harapannya terhadap keluarga dan kesehatannya

Tugas:
Kajilah keluarga untuk item:
Fungsi keluarga, stress dan koping keluarga, pemeriksaan fisik anggota
keluarga, dan harapan keluarga terhadap asuhan keluarga

CEK LIST PENGKAJIAN KELUARGA


Fungsi Keluarga, Stress dan Koping Keluarga, Pemeriksaan Fisik kepada
Seluruh Anggota Keluarga, dan Harapan terhadap asuhan keluarga

NO ITEM YA TIDAK

1 Fungsi Keluarga

- Fungsi afektif
- Fungsi sosialisasi
1) Cara keluarga dalam membesarkan anak
2) Penghargaan terhadap anak dalam keluarga
3) Resiko dalam sosialisasi
- Fungsi perawatan kesehatan
1) Nilai yang dianut keluarga.
2) Definisi keluarga tentang sehat-sakit.
3) Status kesehatan keluarga dan kerentanan terhadap sakit
4) Diet keluarga
5) Kebiasaan istirahat-tidur
6) Latihan dan rekreasi
7) Kebiasaan penggunaa obat-obatan oleh keluarga
8) Peran keluarga dalam praktek perawatan diri dan lingkungan
9) Tindakan preventif
10) Kesehatan gigi
11) Riwayat kesehatan keluarga
12) Pelayanan kesehatan yang diterima
13) Persepsi tentang pelayanan kesehatan
- Fungsi Reproduksi
- Fungsi ekonomi
2 Stress dan adaptasi
- Stresor jangka pendek dan jangka panjang
- Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
- Strategi koping yang digunakan
- Strategi adaptasi disfungsional
3 Pengkajian fisik anggota keluarga
- Dilakukan pada semua anggota keluarga
- Pemeriksaan fisik dilakukan dengan benar

19
4 Harapan keluarga terhadap asuhan keluarga
- Harapan terhadap tenaga kesehatan
- Harapan terhadap keluarga dan kesehatan keluarga
Contoh-contoh pertanyaan untuk mengkaji Stress Keluarga
1. Stressor Keluarga
- Stressor jangka pendek apa yang dialami keluarga?
- Stressor jangka panjang apa yang dialami keluarga?
- Adakah stressor yang berhubungan dengan sosioekonomi, lingkungan, peran dan kesehatan yang
dialami keluarga? Jelaskan!
- Gunakan skala penyesuaian social dari Holmes dan Rehe.
- Apakah perawat bisa memastikan lama dan kekuatan dari stressor-stressor yang dialami keluarga?
- Apakah keluarga dapat mengatasi stressor biasa dan ketegangan sehari-hari?
2. Koping Keluarga
- Apakah keluarga mampu bertindak berdasarkan penilaian yang obyektif dan realistis terhadap situasi
yang penuh dengan stress?
- Bagaimana keluarga bereaksi terhadap situasi yang penuh dengan stress (strategi-strategi koping apa
yang dibuat)?
- Strategi koping apa yang digunakan oleh keluarga untuk menghadapi tipe-tipe masalah?
- Apakah anggota keluarga berbeda dalam cara-cara koping terhadap masalah-masalah mereka
sekarang? Jika demikian, bagaimana?
- Apa strategi-strategi koping internal keluarga?
- Apa strategi-strategi koping eksternal dari keluarga?
- Strategi-strategi adaptif disfungsional apa yang keluarga telah dan sedang digunakan?
- Jika ada tanda-tanda dari salah satu disfungsionalitas, catat keberadaannya dan bagaimana keluarga
menggunakannya? Jelaskan!

20
PENGKAJIAN TAMBAHAN DATA KELUARGA
Deskripsi:
Pengkajian dibawah perlu dikaji sesuai dengan kebutuhan dan permasalah dalam keluarga.
II. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT PUS
a. Usia PUS saat ini:
b. Penggunaan alat kontrasepsi:  Ya  Tidak
c. Jenis kontrasepsi
 IUD  Implant
 Pil  Lain-lain, sebutkan………………..
 Suntik
d. Alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi
 Tidak tahu
 Mahal
 Tidak nyaman  Dilarang agama
e. Sumber informasi KB
 Petugas kesehatan  Media elektronik
 Orang lain  Media massa
f. Kondisi kesehatan PUS  Sehat Sakit
g. Tindakan yang dilakukan bila sakit
 Ke Yan.kes  Obat warung
 Didiamkan saja  Alternatif
h. Masalah kesehatan pada PUS
 Infertil
 Kista
 Impotensi
III. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU HAMIL
1. Usia kehamilan …………..
2. Peningkatan berat badan selama kehamilan (trimester III)
 < 9 kg  9-12 kg > 12 kg
3. Frekuensi makan
 3 x makanan pokok + selingan
 3 x makanan pokok dan tanpa selingan
 3 X dan tanpa selingan
4. Pemeriksaan kehamilan
 Ya  Tidak
5. Tempat pemeriksaan
 Bidan  Dukun terlatih
 Dokter  Lain-lain, sebutkan…………………..
6. Frekuensi pemeriksaan
 1 kali  3 kali  > 4 kali
 2 kali  4 kali
7. Alasan tidak melakukan pemeriksaan
 Jauh  Malas
 Takut  Mahal
 Tidak tahu
 Lainnya:…
8. Pemberian imunisasi TT
 Ya  Tidak
9. Frekuensi pemberiaan imunisasi TT
 1 kali  2 kali
10. Alasan tidak diimunisasi TT:……………..
11. Kondisi ibu hamil:  Sehat  Sakit
12. Masalah kesehatan ibu hamil

21
 Anemia  DM  Pre eklamsi

IV. BISA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU NIFAS


1. Penolong saat melahirkan
 Bidan  Dokter  Dukun terlatih  Lain-lain
2. Pemberian informasi perawatan masa nifas
 Ya  Tidak
3. Jenis informasi yang didapat
 Kebersihan diri
 Perawatan payudara
 Perawatan genetalia
 Memandikan bayi
 Perawatan tali pusat
4. Kondisi ibu nifas:  Sehat  Sakit
5. Masalah kesehatan ibu nifas
 Perdarahan
Anemia
 Infeksi

V. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU MENYUSUI


1. Informasi cara pemberian ASI
 Ya  Tidak
2. Jenis informasi yang didapat
 Perawatan payudara
 Manfaat ASI
 Teknik menyusui
3. Pemberian kolostrum:  Ya  Tidak
4. Usia pemberian ASI eklusif
 4 bulan
 6 bulan
5. Usia pemberian ASI
 6 bulan
 6-12 bulan
12-18 bulan
 18-24 bulan
6. Masalah kesehatan ibu menyusui:  Mastitis  ASI tidak keluar
Lainnya,………….

VI. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT BALITA


1. Usia balita:…………………
2. Berat badan balita:……………..
3. Status gizi balita berdasarkan KMS:
 garis merah  garis hijau
 garis kuning  garis kuning diatas hijau (kelebihan berat badan)
4. Jenis Imunisasi
 BCG  Polio 3
 DPT I  Polio 4
 DPT II  Campak
 DPT III Hepatitis 1
 Polio 1  Hepatitis 2
 Polio 2  Hepatitis 3
5. Kelengkapan imunisasi:  Lengkap Belum lengkap  Tidak lengkap
6. Penimbangan balita:  Ya  Tidak
7. Alasan tidak melakukan penimbangan:  Jauh  Malas  Repot  Tidah tahu
8. Pemberian makan selingan diantara waktu makan:  Ya  Tidak  Kadang-kadang
9. Kondisi balita saat ini:  Sehat  Sakit
10. Masalah kesehatan balita :  ISPA  Diare  Gizi Kurang  Lain-lain,….

VII. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK PRASEKOLAH DAN USIA SEKOLAH

22
1. Kebiasaan anak melakukan kebersihan gigi:  1x  2x  3x
2. Kondisi gigi saat ini:
 Berlubang dan hitam
 Gusi bengkak dan berdarah
 Bersih dan sehat
3. Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan:  Ya  Tidak
4. Kebiasaan memakai alas kaki saat bermain:  Ya  Tidak
5. Kondisi anak saat ini:  Sehat  Sakit
6. Masalah kesehatan anak:  Cacingan  Caries

VIII. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT REMAJA


1. Kegiatan remaja setelah pulang sekolah:  Bekerja  Bermain
2. Tindakan saat ada masalah
 Kabur  Marah  Diam
3. Kondisi remaja:  Sehat  Sakit
4. Masalah kesehatan remaja:  Narkoba  Seks bebas

IX. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT DEWASA


1. Kegiatan dewasa setelah lulus:  bekerja  Menikah
2. Kondisi dewasa:  Sehat  Sakit
3. Masalah kesehatan dewasa:  Gastritis  Typoid  Kecelakaan  Lainnya…………

X. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT LANJUT USIA


1. Jumlah lanjut usia dalam rumah:
2. Penyakit keturunan dalam keluarga:
 Jantung  DM  Lainnya, sebutkan…………
 Hipertensi  Asma
3. Pemerikasaan kadar gula darah dalam 3 bulan terakhir:  Ya  Tidak
4. Hasil pemeriksaan kadar gula darah pada tanggal:……………adalah………….
5. Kondisi kadar gula darah 1 bulan terakhir:  Terkontrol  Tidak terkontrol
6. Kontrol tekanan darah:  Ya  Tidak
7. Kondisi tekanan darah dalam 1 bulan terakhir:  Terkontrol Tidak terkontrol
8. Kondisi lanjut usia saat ini:  Sehat  Sakit
9. Penyakit yang diderita lanjut usia, sebutkan………………..
10. Tindakan yang dilakukan saat sakit
 Ke pelayanan kesehatan
 Didiamkan saja
 Beli obat diwarung
11. Kegiatan lanjut usia sehari-hari
 Ikut pengajian  Lainnya, sebutkan:……………..
 Menjaga cucu
 Berkebun
12. Keterlibatan lanjut usia di Posyandu:  Rutin  Kadang-kadang  Tidak pernah
13. Lanjut usia tinggal dengan:  Sendiri  Pasangan  Anak  Lainnya, sebutkan
14. Orang paling dekat dengan lanjt usia, sebutkan……………
X. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
1. Masalah gangguan jiwa dalam keluarga:  Ada  Tidak ada
2. Kondisi klien gangguan jiwa dalam keluarga:
 Depresi  Lainnya
 Amuk
3. Upaya mengatasi adanya gangguan jiwa dalam keluarga:
 Pelayanan kesehatan
 Didiamkan saja
 Alternatif

23
Skills Lab 3
Genogram dan Ecomap
Oleh: Uswatun Khasanah, MNS

Tujuan:
Mahasiswa mampu membuat genogram dan ecomap

Scenario:
Keluarga M, mempunyai 3 orang anak masing-masing I,
perempuan 40 tahun; K, laki-laki 35 tahun dan si bungsu Y,
30 tahun. Anak I sudah menikah dan punya 2 anak, anak
pertama laki-laki berusia 20 tahun (bekerja di Mall) dan
anak kedua perempuan berusia 17 tahun, masih SMA. Bpk
M berusia 70 tahun menderita diabetes (ayah bapak M
sudah meninggal pada usia 60 tahun karena diabetes juga,
ibu bapak M juga sudah meninggal pada usia 50 tahun
karena stroke). Nyonya M usia 60 tahun, sehat (Bapak dan
Ibunya nyonya M masih hidup dan mereka berusia 80
tahun). Bapak M pernah menikah sebelumnya dengan
Nyonya H dan mempunyai anak yaitu J berusia 45 tahun.
Didalam rumah sekarang ini yang tinggal yaitu Bp dan Ibu
M, anak bungsunya yang belum menikah dan bapak dan
ibunya Nyonya M. Hubungan anak bungsu yaitu Y dengan
kakak-kakaknya sangat dekat, tetapi kurang dekat dengan
Bapak M, karena Bpk M orangnya sangat keras.
Ibu M sangat rajin ke masjid dan merasa mendapat
ketenangan jika sering ke masjid. Sedangkan Bpk. M
merasa sangat stress dengan kondisinya sekarang ini.

Pertanyaan minimal:
1. Apakah genogram itu?
2. Apakah ecomap itu?
3. Bagaimanakah cara membuat genogram dan ecomap?

24
Materi
Genogram
Kerangka genogram cenderung mengikuti alur genetic. Pembuatan genogram ini sangat berguna ketika
diaplikasikan/dibuat pada saat pertama pertemuan dengan keluarga. Hal ini memberikan data yang kaya
makna diantaranya yaitu data tentang: kesehatan, pekerjaan, agama, etnik, ataupun migrasi. Selain itu
dengan membuat genogram akan didapatkan informasi tentang perkembangan dan fungsi keluarga.
Anggota keluarga diletakkan pada baris horizontal sebagai contoh perkawinan sedangkan garis vertical
untuk menunjukkan keturunan/anak.
Anak digambarkan dari baris paling kiri ke kanan bermulai dari yang paling tua, setiap individu dalam
keluarga harus dimunculkan dalam keluarga.
Nama orang dan umur sebaiknya dituliskan didalam kotak/lingkaran. Jika seorang anggota keluarga telah
meninggal maka harus dituliskan tahun kematiannya diatas symbol baik kotak maupun lingkaran. Ketika
keguguran, maka jenis kelamin anak perlu dituliskan (jika diketahui).

Cara membuat genogram


Pada awal pertemuan, ners perlu menginformasikan kepada keluarga akan dimulainya wawancara
untuk mengetahui kondisi dan keadaan keluarga. Dengan membuat genogram ners akan memahami
komposisi keluarga dan batasannya. Penulisan diawali dengan kertas kosong dan dengan menggambar
garis atau lingkaran/kotak untuk orang pertama dalam keluarga atau diawali dengan menggambar orang
yang sedang diwawancarai.
Hal awal yang perlu digambarkan adalah keluarga inti, baru setelah keluarga inti tergambar
dilanjutkan dengan wawancara dan menggambar kelurga extendednya (keluarga besarnya). Bisa jadi tidak
semua anggota didalam keluarga besar digambarkan, kecuali jika ada alasan tertentu sehingga perlu
digambarkan semua, misalnya pada keluarga yang mempunyai penyakit keturunan seperti hemophilia.
Gambaran orang tua suami dan gambaran orang tua istri perlu dibuat. Jika suami istri pernah menikah
sebelumnya maka wawancara dilakukan satu persatu, bisa dimulai dengan menanyakan
hubungan/pernikahan suami yang telah lalu dan jika ada penggambaran anak-anak dari pernikahan
sebelumnya. Ketika genogram sudah cukup lengkap maka untuk membedakan anngota keluarga utama
dengan membuat lingkaran, lingkaran ini juga dibuat untuk membedakan siapa saja yang tinggal bersama
keluarga utama.
Jika sudah pernah cerai, tahun perceraian perlu dituliskan diatas garis horizontal yang menunjukkan
hubungan yang telah lalu. Pada beberapa keluarga, bisa jadi akan mudah diajak kerja sama dalam
membuat genogram, tetapi beberapa keluarga mungkin merasa sungkan terlebih jika pernah ada kejadian
cerai dan perawat menuliskan kata cerai dalam genogram yang dibuat.

Hal-hal penting dalam membuat genogram


1. Tentukan prioritas dalam membuat genogram dengan memperhatikan situasi keluarga.
2. Genogram dituliskan dalam 3 generasi, terlebih untuk kasus-kasus tertentu yang kesehatan
seseorang dipengaruhi karena berada dalam generasi ketiga.
3. Libatkan keluarga dalam membuat/melengkapi genogram
4. Gunakan genogram sebagai alat pemecah suasana, berikan percakapan yang bermakna
5. Hindari percakapan yang menyalahkan atau menyakitkan
6. Berikan perhatian ke setiap anggota keluarga dan sensitive dengan kebutuhan-kebutuhan mereka
7. Berikan perhatian terhadap pesan verbal maupun non verbal dari anak atau anggota keluarga yang
lain

25
Berikut adalah symbol-simbol genogram

26
Contoh kasus:
Mike, age 47, has been married to Karen, age 35, since 1984. The have two children,
Shely, age 14 who is in grade 8; and Jack, age 7, who is repeating grade 1. Mike is
employed as a parks department foreman and Karen refers to him as “alcoholic.”
Karen is a homemaker ans states that she has been “depressed” for several years.
Both of Mike’s parents are decreased. His father died in 1994 and his mother in 1992
of a stroke. Mike’s older brother also has a drinking problem. Young Jack was named
for his grandfather. Karen’t mother, Susan, age 54, has arthritis, which has been
gretting progressively worse since her husband died in 1991. Karen has two older
disters and a brother.

Contoh Genogram Keluarga M

27
Tugas:

Buatlah genogram keluarga yang anda kaji!

Ecomap
Pendekatan lain yang sangat berguna yaitu ecologic map atau ecomap. Ecology adalah suatu
cabang ilmu yang mempelajari hubungan antar organism satu dengan yang lainnya didalam
lingkungan.Ecomap adalah representasi visual dari sebuah unit keluarga hubungannya dengan komunitas.
Ecomap adalah gambaran tentang keadaan keluarga, dan hubungan yang menyebabkan kondisi stress
keluarga dengan lingkungannya.
Ecomap kosong berisi lingkaran besar dengan lingkaran kecil-kecil disekelilingnya. Untuk
melengkapi ecomap, genogram keluarga diletakkan didalam pusat lingkaran besar. Lingkaran besar
menunjukkan batasan (boundary) antar rumah tangga dengan lingkungan ekternalnya. Lingkaran kecil
dalam ecomap menunjukkan orang, institusi, agen didalam kontek sebuah keluarga. Garis yang dibuat
antar menunjukkan sifat dan kualitas hubungan dan menunjukkan sumber-sumber apa saja didalam dan
diluar keluarga. Garis lurus menunjukkan hubungan yang kuat atau dekat, lenih tebal garis menunjukkan
hubungan yang lebih kuat. Garis bergerigi menunjukkan hubungan yang penuh stress dan garis putus-
putus menunjukkan hubungan yang jauh. Anak Panah menunjukkan arah dari pengaliran energy atau
kekuatan dan hubungan sumber antar orang serta antar orang dengan lingkungan.
Ecomap sangat berguna bagi ners selain memberikan informasi tentang situasi keluarga yang
lebih terintegrasi, ecomap dapat juga berguna untuk membuat tujuan, misalnya meningkatkan hubungan
yang kurang baik.

Simbol Ecomap

28
29
Contoh kasus untuk ecomap keluarga R:

In the Mike’ family. Mike, Karen, Ashley and Jack are placed
in the center circle. Mike has strong connections with his
workplace, where he is foreman and a union representative. He
has moderately strong bonds with his “drinking buddies.”
These relationships, however stressful for him. Karen’s
connections are mainly with her mother and the healthcare
system. She sees her family physican every week “for nerves”
and sees the family health nurse (FHN) once a week. Karen’s
mother, Susan, visits Karen every day from 11 AM to 10 PM.
There is a strong connection between Karen and her mother,
but Karen says she really ‘doesn’t like Mom coming over so
often.” Jack has a few friends, most of whom are fire setters.
He is in a special class for his learning disability and enjoys
both the teacher and the school. Asley is in junior high school,
where she maintains an average grade of D. She frequently
does not attend school, and when she does attend, she
participates little. She spends about 6 hours a day with her
boyfriend.

When the FHN completed ecomap with the R family, Mrs.


R (Karen) commented, “I seem to spend all my time with
medical or health people.”Mr R. (Mike) then said, “You’re also
so busy with your mother that you don’t have time for anybody
else. The nurse was able to use this information from ecomap
to discuss further with the family the types of relationship they
wanted with those inside their household and with those
outside the immediate family.

Source: Wright, L.M., & Leahey, M. (2000). Nurses and families: A guide to family assessment
and intervention. Philadelphia: F.A. Davis Company. Pp: 95

30
Contoh Ecomap dari kasus diatas

Tugas:

Buatlah ecomap keluarga yang anda kaji!

31
Skills Lab 4
Analisa Data dan Formulasi Diagnosa
Keperawatan Keluarga
Oleh: Uswatun Khasanah, MNS
Yanuar Primanda, Ns.

Tujuan:
Mahasiswa mampu membuat analisa data dan
menformulasi diagnosa keperawatan keluarga

Scenario:
Sebuah keluarga terdiri dari bapak sebagai kepala
keluarga (32 tahun), istri (28 tahun) dan 3 orang
anak (5 tahun, 4 tahun dan 2 tahun). Si ibu, saat ini
sedang hamil 32 minggu. Mengeluhkan lehernya
sering terasa tegang, kaki sering bengkak-bengkak
sudah 5 minggu dan semakin membesar. Ibu
mengatakan tidak pernah bisa istirahat karena harus
mengurus 3 anaknya yang lain. Ibu dan suaminya
menganggap kaki bengkak dan sering pusing
adalah hal biasa bagi orang hamil.
Saat dilakukan pengkajian oleh perawat,
didapatkan data tekanan darah 140/85 mmHg,
makanan yang disajikan pada menu makan siang
untuk ibu hamil berupa ikan asin. Suami jarang
mengungkapkan pendapatnya selama proses
interview.

Pertanyaan minimal:
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam
membuat analisa data?
2. Apa saja komponen dari diagnosa
keperarawatan?
3. Apa saja macam diagnosa keperawatan
keluarga?

Materi
32
A. Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Keluarga
Setelah data dari hasil pengkajian didapatkan, maka langkah selanjutnya yaitu data disusun
sehingga ada gambaran tentang status atau keadaan dan hal-hal yang menyebabkan keadaan tersebut.
Sesudah itu, perlu dilihat hubungan data yang satu dengan data yang lain serta pengaruhnya terhadap
kesehatan anggota keluarga dan perkembangan keluarga. Melalui pertimbangan yang logis berdasarkan
atas fakta/data, perawat mengambil kesimpulan yang disebut masalah perawatan keluarga.
Problem (masalah) adalah suatu pernyataan tidak terpenuhinya kebutuhan dasar manusia yang
dialami keluarga atau anggota keluarga. Etiologi (penyebab) adalah suatu pernyataan yang dapat
menyebabkan masalah. Symptom (tanda dan gejala) adalah sekumpulan data obyektif dan subyektif
yang diperoleh perawat dari keluarga yang mendukung masalah dan penyebab.
Diagnosa keperawatan keluarga merupakan respon keluarga terhadap masalah kesehatan yang
dialami, yang dapat diatasi dengan tindakan keperawatan secara mandiri maupun kolektif yang terdiri dari
problem, etiologi dan symptom (PES). Diagnosa keperawatan ini dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu :
1. Diagnosis aktual
Diagnosis aktual menunjukkan keadaan yang nyata dan sudah terjadi pada saat pengkajian di
keluarga. Contoh : bersihan jalan nafas tidak efektif pada An. Y di keluarga Tn. Z berhubungan dengan
ketidakmampuan keluarga merawat anggota keluarga dengan infeksi saluran nafas atas.
2. Diagnosis resiko/resiko tinggi
Merupakan masalah yang belum terjadi pada pengkajian, namun dapat menjadi masalah actual bila
tidak dilakukan tindakan pencegahan dengan tepat. Contoh : resiko cedera pada Tn. C di keluarga Tn. H
berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga mengenal masalah penurunan fungsi penglihatan pada
Tn. C.
3. Diagnosis potensial/wellness
Diagnosis petensial/wellness merupakan proses pencapaian tingkat fungsi yang lebih tinggi.
Potensial juga merupakan suatu keadaan sejahtera dari keluarga yang sudah mampu memenuhi kebutuhan
kesehatan dan mempunyai sumber penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.
Diagnosis ini dapat dirumuskan tanpa disertai etiologi. Contoh : Potensial peningkatan koping keluarga
pada keluarga Tn. B.

B. Format dan Contoh Analisa Data dan Diagnosa Keperawatan Keluarga

33
DATA DIAGNOSIS KEPERAWATAN

DO: 1. Gangguan keluarga dalam


Ibu hamil 32 minggu odem dikaki, tekanan mempertahankan kesehatan ibu hamil
darah 140/85 mmHg, makanan yang berhubungan dengan ketidakpahaman
disajikan pada menu makan siang untuk ibu keluarga akan tanda-tanda kehamilan
hamil berupa ikan asin beresiko serta bahayanya
Tugas:
DS: Buatlah analisa data dan diagnosa keperawatan keluarga dengan
- Ibu mengeluh sering tegang didaerah memperhatikan hasil pengkajian kelompok
kepala dan terganggu dengan kakinya
yang sering bengkak-bengkak
- Ibu menyatakan bengkaknya sudah
terjadi selamaDATA 5 minggu ini dan DIAGNOSIS KEPERAWATAN
bertambah besar
- Ibu hamil mengeluh tidak pernah bisa
DO: 1.
DS: beristirahat karena harus mengurus 3
anaknya yang lain
- Ibu dan suaminya menganggap kaki
bengkak dan sering pusing adalah hal
biasa bagi orang hamil
DO: 2. Resiko kecelakaan pada anak berhubungan
- Pupuk urea dibiarkan terbuka dan menjadi dengan kuranya pemahaman keluarga
mainan untuk anak-anak keluarga H tentang barang-barang berbahaya untuk
- Cangkul, sabit dibiarkan tergeletak dilantai anak, terbatasnya finansial untuk
rumah menyediakan permainan untuk anak-anak,
- Terdapat bekas luka pada kaki dan tangan Kurangnya pengetahuan terkait penyediaan
anak ke 2 lingkungan aman bagi toddler
- Terdapat kabel kipas angin listrik yang
sedikit terkelupas didekat tempat berlari-
lari anak-anak keluarga H
DS:
- Ibu menyatakan anak sulungnya yang
berusia 5 tahun 1 minggu yang lalu
muntah-muntah karena mencicipi pupuk
urea
- Anak ke 2 keluarga tersebut pernah
tersengat listrik 4 bulan yang lalu
- Ibu menyatakan bahwa bekas luka pada
anak ke 2 nya karena senang bermain
cangkul dan sabit miliknya ayahnya
DO: 3. Kelemahan komunikasi verbal pada suami
- Suami jarang mengungkapkan berhubungan tidak tahu bagaimana
pendapatnya selama proses berkomunikasi yang baik dengan istri dan
interview anak-anaknya,
DS:
- Istri menyatakan sering bingung
karena suaminya cenderung diam,
tidak akrab dengan anak-anaknya,
hanya tiba-tiba marah jika ada yang
tidak disetujuinya
34
DIAGNOSA KEPERAWATAN NANDA YANG RELEVAN DENGAN KEPERAWATAN
KELUARGA

No Diagnosa Keperawatan
1 Gangguan proses keluarga
2 Gangguan didalam mempertahankan kesehatan
3 Gangguan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh
4 Gangguan nutrisi: lebih dari kebutuhan tubuh
5 Gangguan nutrisi: potensial untuk lebih atau potensian kurang dari kebutuhan tubuh
6 Gangguan dalam pengasuhan anak (parenting)
7 Gangguan pola eliminasi: tidak adekuatnya kondisi kebersihan
8 Gangguan peran
9 Gangguan pola sexual
10 Konflik keputusan (lebih dispesifikan)
11 Koping keluarga: potensial untuk perkembangan
12 Perilaku pencarian kesehatan (health seeking behavior)
13 Koping keluarga tidak efektif:
14 Koping keluarga tidak efektif: ketidakmampuan
15 Kelemahan dalam penataan (impaired adjustment)
16 Kelemahan dalam menajemen penataan rumah
17 Kelemahan dalam interaksi social
18 Kurangnya pengetahuan (lebih dispesifikkan lagi)
19 Ketidakpatuhan
20 Konflik peran orang tua
21 Potensial gangguan dalam pengasuhan
22 Potensial terjadi trauma (kecelakaan)
23 Potensial terjadi kekerasan
24 Tidak mempunyai kekuatan/kekuasaan (powerlessness)
25 Isolasi social

DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG UMUM DAN ETIOLOGI DALAM KELUARGA

Diagnosa Keperawatan Etiologi yang mungkin

Ketidakmampuan menata aktifitas 1. Kurang pengetahuan tentang tehnik manajemen


perawatan rumah berhubungan dengan waktu
2. Kurang informasi terkait sumber-sumber di
komunitas
3. Kurangnya system pendukung
4. Tidak terkompensasinya keterbatasan fisik,
anggota keluarga
Ketidakefektifan pengasuhan berhubungan 1. Kurangnya pengetahuan tentang perkembangan
dengan bayi normal dan implikasinya dalam perawatan
2. Kurang tersedinya sumber financial
3. Depresi reaktif (ibu), karena tidak adekuatnya
paska perceraian
Gangguan intake nutrisi, kurang dari yang 1. Kurangnya pengetahuan tentang intake makanan
dibutuhkan yang tepat
2. Keterbatasan financial dan kurangnya

35
pengetahuan tentang sumber-sumber yang ada
3. Terbatasnya makanan yang sesuai dengan
kulturnya (yang dipercayainya)
Gangguan proses keluarga, 1. Kurangnya pengetahuan tentang tehnik
ketidakmampuan menyediakan support pemberian perawatan
fisik dan emosi kepada anggota keluarga 2. Persepsi terhadap diri sendiri terkait
ketidakmampuan mempelajari hal-hal yang
komplek
3. Terbatasnya financial untuk menyediakan
peralatan-perawatan yang dibutuhkan
Kelemahan manajemen kesehatan: 1. Kurangnya pengetahuan tentang pentingnya
kurangnya imunisasi (pada anak) imunisasi
berhubungan dengan 2. Konflik kepercayaan nilai/kepercayaan agamanya
tidak membolehkan untuk disuntik
3. Kurangnya akses terhadap sumber-sumber
financial dan/atau kurangnya tempat perawatan
anak
Potensial terjadi injuri 1. Tidak terkontrolnya tempat penampungan
sampah
2. Kurangnya perhatian terhadap barang-barang
berbahaya
3. Kurangnya pengetahuan terkait penyediaan
lingkungan aman bagi toddler
4. Tidak tepatnya pembuangan zat-zat yang
membahayakan

CEK LIST ANALISA DATA DAN DIAGNOSA KEPERAWATAN

NO ITEM YA TIDAK

1 Analisa data
- Mengelompokkan data objektif (DO)
- Mengelompokkan data subjektif (DS)
- Semua kemungkinan masalah dari pengkajian sudah tertulis dalam
analisa data
- Data dalam analisa data relevan dengan hasil pengkajian dan tertulis
dalam hasil pengkajian
2 Diagnosa Keperawatan
- Merumuskan problem/masalah keperawatan (P)
- Merumuskan etiologi (E)
- Diagnosa keperawatan terdiri dari problem, etiologi, dan tanda-tanda
- Diagnosa relevan dengan masalah klien
- Tata bahasa diagnosa mudah dipahami dan tidak terdapat kalimat
yang ambivalen

36
Skills Lab 5
Prioritas Diagnosa dan Perencanaan
Keperawatan Keluarga
Oleh: Uswatun Khasanah, MNS

Tujuan:
Mahasiswa mampu membuat prioritas diagnosa
dan perencanaan keperawatan keluarga

Scenario:
Seorang bapak berusia 45 tahun merupakan kepala
keluarga dari seorang istri yang berusia 40 tahun.
Keluarga ini memiliki 3 orang anak yang
semuanya sudah menikah dan semuanya tinggal
terpisah (diluar kota). Saat ini bapak tersebut
sedang mengeluhkan sakit kepala dan tengkuk
terasa kaku serta kesemutan di ujung jari dan kaki.
Bapak tersebut memiliki kebiasaan merokok 1
bungkus perhari dan minum kopi 4 gelas sehari,
tidak pernah berolahraga dan suka makan makanan
yang asin dan bersantan. Istri bapak tersebut
sekarang sedang cemas memikirkan masalah
kesehatan yang diderita suaminya, namun istrinya
tidak tahu apa yang harus dilakukan. Saat bapak
tersebut diperiksakan ke puskesmas, didapatkan
data TD:160/100mmHg, N:90x/mnt, RR:24x/mnt,
S:37ºC.
Keadaan rumah sangat kotor. Perabotan rumah
berantakan, banyak air bergenangan. Bapak dan
Ibu belum tahu tentang penyakit yang diderita si
bapak dan belum tahu bagaimana mendapatkan
perawatan untuk bapak. Jarak dengan puskesmas
adalah 1 KM.
Pertanyaan minimal:
1. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam
membuat prioritas diagnosa?
2. Jelaskan tentang komponen perencanaan
keperawatan keluarga?

Materi

37
Dalam satu keluarga, perawat dapat menemukan masalah lebih dari satu diagnosa keperawatan, karena
data hasil pengkajian yang didapatkan meliputi data yang didapatkan dari seluruh anggota keluarga.
Tidak mungkin seluruh masalah tersebut diselesaikan dalam satu waktu secara bersamaan. Oleh karena
itu, perawat perlu menentukan prioritas terhadap diagnosa keperawatan keluarga yang ada dengan
menggunakan skala prioritas asuhan keperawatan keluarga (Bailon & Maglaya, 1978). Prioritas masalah
adalah memprioritaskan masalah berdasarkan urutan melalui perhitungan skor. Skala yang digunakan
memiliki 4 kriteria, masing-masing kriteria memilik skor dan bobot yang berbeda disertai dengan
pembenaran/alas an penentuan skala tersebut. Kriteria tersebut terdiri dari :

1. Sifat masalah (Bobot 1)


Pembenaran sesuai dengaan masalah yang sudah terjadi, akan terjadi atau kearah pencapaian
tingkat fungsi yang lebih tinggi. Terdiri dari 3 skala yaitu: actual (skor: 3), resiko (skor: 2), wellness
(skor: 1)
2. Kemungkinan masalah dapat diubah (Bobot 2)
Pembenaran ditunjang dengan data pengetahuan (pengetahuan klien/keluarga, teknologi dan
tindakan untuk menangani masalah yang ada), sumber daya keluarga (dalam bentuk fisik, keuangan dan
tenaga), sumber daya perawat (pengetahuan, ketrampilan dan waktu), dan sumber daya masyarakat
(dalam bentuk fasilitas, organisasi dalam masyarakat dan sokongan masyarakat). Kemungkinan masalah
dapat diubah terdiri dari 3 skala: Mudah (skor 2), Sebagian (skor 1), Tidak dapat diubah (0).
3. Potensial masalah untuk dicegah (Bobot 1)
Pembenaran ditunjang dengan data kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah, lamanya masalah (waktu masalah itu ada), tindakan yang sedang dijalankan (tindakan yang tepat
dalam memperbaiki masalah) dan adanya kelompok high risk atau kelompok yang sangat peka
menambah potensi untuk mencegah masalah. Potensial masalah untuk dicegah terdapat 3 skala: Tinggi
(skor 3), cukup (skor 2), rendah (skor 1).
4. Menonjolnya masalah (Bobot 1)
Pembenaran ditunjang dengan data persepsi keluarga dalam melihat masalah yang ada. Skala terdiri
dari: Segera (skor 2), tidak perlu segera (skor 1), tidak dirasakan (skor 0).

Setelah mampu menentukan skor dari tiap kriteria, kemudian skor akhir dihitung dengan cara :
Skor X Bobot = Nilai Masalah
Skala tertinggi

38
Skala untuk menentukan prioritas asuhan keperawatan keluarga (Bailon dan Maglaya)

No Kriteria Skor Bobot Pembenaran


1 Sifat Masalah
Aktual 3
1
Resiko 2
Potensial 1
2 Kemungkinan masalah dapat diubah
Mudah 2
2
Sebagian 1
Tidak dapat 0
3 Potensial masalah untuk dicegah
Tinggi 3
1
Cukup 2
Rendah 1
4 Menonjolnya masalah
Segera 2
1
Tidak perlu segera 1
Tidak dirasakan 0

Contoh Prioritas Masalah


Diagnosa:
Nyeri akut kepada pada Bp. U yang berhubungan dengan ketidakmampuan keluarga merawat anggota
keluarga lansia dengan hipertensi
No Kriteria Skor Pembenaran

1 Sifat masalah: 3/3 x 1 = 1 Masalah dikatakan actual karena sudah terjadi


ditandai dengan nyeri kepala dan sakit pada
Aktual tengkuk, TD: 160/100, keluarga belum melakukan
perawatan karena belum mendapatkan informasi

2 Kemungkinan masalah ½x2=1 Keluarga belum mendapatkan informasi tentang


dapat diubah: penyakit yang diderita Bp. U dan cara
perawatannya. Untuk mengatasi masalah ini dapat
Sebagian menggunakan obat tradisional yang terjangkau.
Sumber daya keluarga kurang karena Bp. U sudah
tidak bekerja, tetapi Bp. U dan Ibu R masih dapat
beraktifitas tanpa dibantu. Perawat memiliki
pengetahuan, keterampilan, serta waktu yang
memadai untuk membantu keluarga mengatasi
masalah. Jarak pelayanan kesehatan dapat
ditempuh dengan mudah.

3 Potensial masalah 2/3 x 1 = 2/3 Bp. U sudah lansia dan menderita keluhan sudah
untuk dicegah: setahun. Kebiasaan merokok dan minum kopi
membutuhkan waktu cukup lama untuk
mengubahnya. Ibu R memiliki keinginan yang

39
Cukup tinggi untuk membantu mengatasi masalah
kesehatan Bp. U. Perawat memiliki kemampuan
untuk mengatasi masalah tersebut.

4 Menonjolnya masalah: 2/2 X 1 = 1 Ibu R memiliki keinginan untuk membantu


mengatasi masalah kesehatan Bp. U dan keluarga
Segera merasakan bahwa sakit kepala yang diderita Bp. U
adalah suatu masalah yang perlu untuk diatasi.

Jumlah 3 2/3

Tugas:
Buatlah prioritas masalah untuk masalah yang lain dengan format seperti
diatas!

Perencanaan Keperawatan Keluarga

Perencanaan adalah penyusunan rencana asuhan keperawatan yang terdiri dari komponen tujuan
umum, tujuan khusus, kriteria, standard, rencana tindakan untuk menyelesaikan masalah keperawatan
keluarga berdasarkan prioritas dan tujuan yang telah ditetapkan.
Perencaan umum adalah bagian dari perencanaan yang meliputi penyusunan prioritas, menetapkan
tujuan, identifikasi sumber daya keluarga, dan menyeleksi intervensi keperawatan. Penetapan tujuan
meliputi tujuan umum dan khusus, serta dilengkapi dengan kriteria dan standar.
Tujuan umum adalah bagian dari perencanaan yang meliputi perumusan tujuan sampai
penyelesaian masalah yang berorientasi pada masalah keperawatan (problem). Tujuan khusus adalah
bagian dari perencanaan yang meliputi perumusan tujuan sampai pada penyelesaian masalah yang
berorientasi pada penyebab masalah (etiologi).
Kriteria dan standar merupakan pernyataan spesifik tentang hasil yang diharapkan dari setiap
tindakan keperawatan berdasarkan tujuan khusus yang ditetapkan. Kriteria adalah suatu hasil yang
rasional mampu dicapai keluarga dalam menyelesaikan masalah kesehatan keluarga ataupun memenuhi
kebutuhan kesehatan keluarga. Standar adalah tolok ukur pencapaian hasil intervensi keperawatan
terhadap masalah keperawatan atau kebutuhan kesehatan kesehatan keluarga, apakah hasilnya telah sesuai
dengan kriteria yang diharapkan.
Komponen form perencanaan keperawatan keluarga adalah:
1. Diagnosa Keperawatan keluarga
2. Tujuan Umum
3. Tujuan Khusus
4. Rencana tindakan
5. Metode pertemuan klien-keluarga
6. Sumber-sumber yang dibutuhkan

Contoh Rencana Tindakan Keperawatan Keluarga

40
N Diagno Tujuan Umum Tujuan Khusus Rencana Metode Sumber/alat
o sa Tindakan pertemuan bantu yang
Kepera klien- dibutuhkan
watan keluarga

1 DX 1 Sesudah mendapatkan Sesudah intervensi 1. Mendiskusikan: Home Visit Sumber


intervensi keperawatan, keluarga material:
keperawatan, status akan mampu: *implikasi tanda
nutrisi keluarga dan gejala Model
terutama anak *memanfaatkan dan malnutrisi yang makanan,
perempuan yang menggunakan suplemen terobservasi pada contoh diet
berumur 1 tahun makanan/makanan keluarga makanan harga
diharapkan dapat tambahan yang diberikan murah, cara
meningkat setelah 6 oleh pelayanan kesehatan *bahayanya memasak yang
bulan atau instansi lain untuk malnutrisi benar.
mencegah malnutrisi
2. Mendiskusikan
* merencanakan dan pemilihan
membuat rencana diit makanan,
untuk anggota keluarga manajemen ,
dengan memperhatikan makanan,
budget keluarga menyiapkan
makanan serta
*Mampu meningkatkan kebiasaan makan
kualitas dan kuantitas keluarga.
makanan yang disajikan
untuk keluarga 3. Memberikan
pendidikan
*meningkatkan status kesehatan dengan
kesehatan seluruh anggota berfokus -kualitas
keluarga pertemuan,
4. Ajarkan dan alokasi waktu
berikan nasehat pertemuan
kepada keluarga antara ibu dan
terkait cara yang perawat
baik dalam
menata budget
keluarga
Pengeluaran
untuk
pembuatan alat
bantu dan
pengeluaran
untuk
transportasi
perawat

Tugas:

Buatlah rencana tindakan keperawatan keluarga sesuai dengan diagnosa


keperawatan yang telah anda dapatkan!

41
No Diagnosa Tujuan Tujuan Khusus Rencana Metode Sumber/alat
Keperawatan Umum Tindakan pertemuan bantu yang
klien- dibutuhkan
keluarga

Skills Lab 6
42
Pelaksanaan dan Evaluasi Tindakan
Keperawatan Keluarga
Oleh: Uswatun Khasanah, MNS

Tujuan:
Mahasiswa mampu melakukan tindakan
keperawatan berdasarkan masalah dan melakukan
evaluasi terhadap yang telah dilakukan
Scenario:
Sebuah keluarga terdiri dari bapak sebagai kepala
keluarga (32 tahun), istri (28 tahun) dan 3 orang
anak (5 tahun, 4 tahun dan 2 tahun). Si ibu, saat ini
sedang hamil 32 minggu. Mengeluhkan lehernya
sering terasa tegang, kaki sering bengkak-bengkak
sudah 5 minggu dan semakin membesar. Ibu
mengatakan tidak pernah bisa istirahat karena
harus mengurus 3 anaknya yang lain. Ibu dan
suaminya menganggap kaki bengkak dan sering
pusing adalah hal biasa bagi orang hamil.
Saat dilakukan pengkajian oleh perawat,
didapatkan data tekanan darah 140/85 mmHg,
makanan yang disajikan pada menu makan siang
untuk ibu hamil berupa ikan asin. Suami jarang
mengungkapkan pendapatnya selama proses
interview.
Pertanyaan minimal:
1. Apa saja yang harus diperhatikan dalam
melakukan tindakan keperawatan?
2. Apa saja komponen evaluasi?
3. Apa saja yang perlu diperhatikan dalam
melakukan tindakan keperawatan?

MATERI
Pelaksanaan
Pelaksanaan adalah tahap penyelesaian masalah keperawatan keluarga berdasarkan perencanaan
yang ditetapkan dengan melibatkan keluarga secara aktif, penyuluhan kesehatan, konseling, kontrak,
manajemen kasus, kolaborasi, dan konsultasi.

43
Pelaksanaan yang sudah disusun dilaksanakan dengan memobilisasi sumber-sumber daya yang ada
dikeluarga, masyarakat, dan pemerintahan setempat (jika diperlukan). Tindakan keperawatan terhadap
keluarga mencakup hal dibawah ini:
1. Menstimulasi kesadaran atau penerimaan keluarga mengenai masalah dan kebutuhan kesehatan
dengan cara memberi informasi, mengidentifikasi kebutuhan dan harapan tentang kesehatan, dan
mendorong sikap emosi yang sehat terhadap masalah
2. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat, dengan mengidentifikasi
konsekuensi bila tidak melakukan tindakan, mengindentifikasi sumber-sumber yang dimiliki
keluarga, dan mendiskusikan tentang konsekeunsi tiap tindakan.
3. Memberi kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan cara
mendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada dirumah, dan
mengawaasi keluarga dalam melakukan perawatan.
4. Membantu keluarga untuk menemukan cara membuat lingkunagn menjadi sehat yaitu dengan
menemukan sumber-sumber yang daoat digunakan oleh keluarga dan melakukan perubahan
lingkungan keluarga seoptimal mungkin.

Evaluasi
Evaluasi adalah tindakan menilai keefektifan intervensi yang telah dilaksanakan. Evaluasi dilakukan
antara keluarga dan perawat dengan melihat respon keluarga dan hasil yang dicapai yang dibandingkan
dengan tujuan yang telah ditetapkan.
Pada tahapan evaluasi, perawat melakukan penilaian terhadap kegiatan yang sudah dilaksanakan. Sesuai
dengan rencana tindakan yang diberikan, penilaian dilakukan untuk melihat keberhasilannya. Bila tidak
atau belum berhasil perlu disusun rencana baru yang sesuai. Seua tindakan kepeawatan mungkin tidak
dapat dilakukan dalam satu kali k unjungan ke keluarga. Untuk itu dapat dilakukan secara bertahap
sesuai dengan waktu dan kesediaan keluarga.
Evaluasi disusun dengan menggunakan SOAPIE secara operasional. Subjective (S) adalah hal-hal yang
ditemukan oleh keluarga secara subjektif setelah dilakukan intervensi keperawatan (misal: nyerinya
berkurang atau suami sudah mulai banyak terbuka dengan istri). Objektif (O) adalah hal-hal yang
ditemukan oleh perawat secara objektif setelah dilakukan intervensi keperawatan (misalnya berat badan
balita naik 0,5 kg dalam waktu 1 minggu). Analisa (A) adalah analisis dari hasil yang telah dicapai
dengan mengacu pada tujuan yang terkait dengan diagnosis. Perencanaan (P) adalah perencanaan yang
akan datang setelah melihat respon keluarga pada tahap evaluasi. Intervensi (I) adalah intervensi dari
perencanaan yang ditetapkan berdasarkan respon setelah dilakukan intervensi sebelumnya. Evaluasi (E)
adalah evaluasi setelah dilakukan intervensi ulang.

FORMAT CATATAN KEPERAWATAN KELUARGA

No Tanggal Pelaksanaan Evaluasi

1 11 Februari 1. Mengecek ulang berat S: Ibu menyatakan anaknya masih

44
2009 badan anak A sulit makan, belum tahu cara
Dx: 1 membuat makanan yang menarik
untuk anak balitanya
O: Berat badan anak A masih tetap,
13 kg.
A: Berat badan masih belum sesuai
yang diharapkan yaitu meningkat 2
kg dalam 2 bulan, yaitu menjadi 15
kg.
P:Bantu ibu dalam mengatur diet
khusus anak dan strategi menata dan
mengolah makanan agar anak tertarik
I: membantu ibu dalam menata dan
mengolah makanan untuk anak
E: berat badan meningkat 0,4 kg
dalam 1 minggu setelah ibu mampu
memberikan makanan yang menarik
untuk anak.
Catatan: untuk Evaluasi menggunakan format SOAPIE

Tugas:

Buatlah tindakan keperawatan berdasarkan masalah yang telah ditetapkan


kelompok yang telah lalu, persiapkan atau buat alat-alat yang dibutuhkan
terkait dengan tindakan yang akan dilakukan dan lakukan evaluasi terhadap
apa yang dilakukan!

CEK LIST TINDAKAN KEPERAWATAN DAN EVALUASI


NO ITEM YA TIDAK

1 Tindakan
- Tindakan sesuai dengan rencana tindakan
- Melibatkan anggota keluarga
2 Evaluasi:
- Melakukan evaluasi dengan format SOAPIE
- Melibatkan keluarga dalam melakukan evaluasi

45
Skills Lab 7
Tehnik Konseling pada Keluarga
Menggunakan Metode CEA

Tujuan:
Mahasiswa mampu mengaplikasikan tehnik
konseling pada keluarga

Scenario:
Pada sebuah keluarga yang tinggal didaerah
perkotaan didapatkan bahwa 2 (anak ke 2 dan
ke 3) dari 3 anak laki-lakinya mengalami
obesitas, ketiga anak tersebut masing masing
berusia 17 th, 14 th, dan 7 th. Seorang perawat
keluarga diminta datang oleh keluarga tersebut
untuk memberikan konseling tentang obesitas.

Pertanyaan minimal:
1. Apakah manfaat dari pertemuan keluarga?
2. Bagaimanakah tahapan konseling keluarga
menggunakan metode CEA?

Diagnosa Keperawatan:
1. Family processes, interrupted
2. Family processes, Readiness for enhanced

Materi

46
Perawat keluarga akan sangat sering berhadapan dengan keluarga. Pendekatan berfokus dengan
keluarga akan sangat bernilai terutama dalam menejemen penyakit kronik seperti tekanan darah tinggi
ataupun juga diabetes serta obesitas keluarga. Terdapat banyak penelitian yang menyatakan bahwa
intervensi keluarga lebih afektif daripada pendekatan individu. Akan tetapi masih sedikit yang kita
pahami bagaimana melakukan intervensi keperawatan keluarga pada keluarga-keluarga yang sibuk.
Salah satu permasalahan yang sering dihadapi klien adalah ketergantungan pasien dan keluarga
yang berlebihan kepada perawat atau tenaga kesehatan yang lainnya, termasuk juga sering kali adanya
ketidakmampuan keluarga dalam mengambil keputusan bagi diri dan keluarganya. Dengan demikian
perlu upaya untuk memandirikan pasien dan keluarga untuk dapat memutuskan sendiri yang terbaik bagi
dirinya yaitu dengan meningkatkan pemahaman pasien dan keluarga tentang dirinya dan masalah
kesehatan yang dihadapi. Upaya tersebut dikenal dengan pelayanan konseling kesehatan.

Tingkat Keterlibatan Tenaga Kesehatan dengan Keluarga


Walaupun derajad keterlibatan keluarga dalam intervensi keluarga perlu memperhatikan sifat dari
masalah yang ada, akan tetapi pelibatan keluarga dalam setiap intervensi perlu selalu diperhatikan.
Doherty & Baird (1983) telah membuat kontribusi yang berharga tentang konsep intervensi berfokus
keluarga dengan mengidentifikasi level keterlibatan tenaga kesehatan-pasien. Level tersebut adalah:
Level 1 : Penekanan minimal pada keluarga
Level 2 : Pemberian informasi kesehatan dan nasehat-nasehat
Level 3 : Menanyakan tentang perasaan dan memberikan support emosional
Level 4 : Pengkajian keluarga dan konseling keluarga
Level 5 : Terapi keluarga

Level 1 level ini lebih kearah keluarga yang membutuhkan alasan medis atau legal. Level 2 terutama
berfokus pada biomedis. Hal ini dicapai ketika perawat mengkomunikasikan informasi perawatan yang
dibutuhkan dan nasehat kepada anggota keluarga dan mengumpulkan informasi dari anggota keluarga.
Level 3 terkait dengan menghadapi perasaan keluarga dan terkait dengan kondisi pasien dan pengaruh
kondisi keluarga pada keluarga. Level 4 membutuhkan pemahaman terhadap teori sistem keluarga dan
dibutuhkan pemahaman tentang keterampilan dalam memberikan intervensi singkat pada keluarga dalam
meningkatkan koping dan fungsi keluarga. Level 5 membutuhkan training special dan supervise dalam
menanggani keluarga disfungsi.

Untuk tujuan konseling keluarga, pengetahuan dan keterampilan mendengar aktif dalam pertemuan
keluarga akan membantu kita dalam memberikan informasi kesehatan dan nasehat-nasehat yang
dibutuhkan oleh keluarga, dan sebagai tambahan hal tersebut juga membantu kita dalam merespon
kebutuhan emosi dari pasien dan keluarga (level 3).

When to convene the family (kapan pertemuan keluarga sebaiknya dilakukan)


Sebenarnya tidak ada batasan yang tegas kapan sebaiknya kita mengadakan pertemuan keluarga. Sebagai
salah satu petunjuka kapan dilakukan pertemuan keluarga ketika dirasakan oleh tenaga kesehatan bahwa
pertemuan tersebut penting untuk pasien. Dibawah ini adalah beberapa keadaan yang perlu diadakan
pertemuan keluarga adalah:
1. Pertemuan rutin keluarga dibawah kondisi dibawah ini:
a. Hospitalisasi
b. Pemeriksaan obstetric dan well-child care (perawatan anak)
c. Penyakit terminal dan kematian
d. Penyakit kronik serius
2. Keadaan yang perlu dipertimbangkan untuk pertemuan keluarga
a. Penyakit serius
b. Keluhan masalah-masalah

47
c. Keluarga dengan penyakit kronis yang jelek kontrolnya
d. Penggunaan pelayanan kesehatan yang berlebihan dari individu dan keluarga
e. Somatisasi
f. Kecemasan atau depresi
g. Penyalahgunaan obat-obatan
h. Masalah orangtua dengan anak
i. Permasalahan perkawinan dan seksual

Petunjuk Pertemuan dengan Keluarga


1. Libatkan keluarga dalam perawatan pasien sedini mungkin. Secara rutin tanyakan jika ada
anggota keluarga yang datang dengan pasien dan ajak mereka menjadi bagian dalam
kunjungan/perawatan pasien.
2. Bersikaplah positif dan langsung terkait kebutuhan anda dalam pertemuan keluarga. Pastikan dan
ajak mereka untuk datang dalam pertemuan. Jelaskan bahwa hal itu adalah prosedur yang rutin.
3. Tekankan pentingnya keluarga sebagai sumber-sumber dalam perawatan dengan pasien.
Sampaikan kepada keluarga bahwa pertolongan dan opini mereka dibutuhkan dalam perawatan
pasien.
4. Tekankan keuntungan sebuah pertemuan keluarga. Akui dan terimalah masalah-masalah yang
mempengaruhi semua anggota keluarga.
5. Berikan instruksi spesifik kepada pasien terkait siapa yang akan diundang dan bagaimana
mengundang mereka.
6. Cegah hal-hal dibawah:
a. Menjadi ambivalen dan tidak percaya terkait pentingnya pertemuan keluarga.
b. Menerima pernyataan pasien secara langsung bahwa anggota keluarganya tidak mau
datang dalam pertemuan keluarga.

Konseling keluarga
Intervensi keluarga adalah segala intrevensi dimana sedikitnya terdapat 2 anggota keluarga, terkadang
pasien dan salah satu anggota keluarganya. Intrevensi yang diberikan adalah psyco-education atau
konseling keluarga.
Pendekatan berfokus keluarga disini mendasarkan pada psychoeducational model dimana secara umum
berfokus pada membantu keluarga agar dapat cope (menghadapi) dengan lebih efektif terhadap penyakit
atau gangguan yang dialami oleh keluarga. Hal ini mengasumsikan bahwa keluarga adalah sehat dan
melakukan yang terbaik untuk memecahkan masalah penyakitnya.
Dua elemen yang penting dalam pendekatan ini adalah pendidikan dan support psikologis. Pendidikan
termasuk memberikan petunjuk spesifik untuk manajemen penyakit dan membantu dengan keterampilan
pemecahan masalah. Suppor psikologis termasuk diantaranya adalah empati, kesempatan untuk bertukar
perasaan, pengkajian bagaimana keluarga itu memecahkan masalah termasuk membuat jaringan social
keluarga.

Tahapan Konseling Keluarga


Dari literature ditemukan adanya peningkatan kenyamanan pasien dan kepatuhan juga akan lebih
baik ketika pasien lebih asertif dalam berpartisipasi pada observasi klinis (perawatan pasien). Hal ini
konsisten dengan ide perawatan berfokus pada pasien yang selalu mendorong ekpresi pasien terkait ide-
ide, perhatian, dan pengharapan. Prinsip yang sama dapat diperluas ketika menghadapi keluarga.
Batasan dan Karakteristik
Konseling adalah suatu proses dimana seseorang membantu seorang lain dalam membuat
keputusan atau mencari jalan untuk mengatasi masalah, melalui pemahaman tentang fakta-fakta dan
perasaan-perasaan yang terlibat didalamnya.
Menghadapi keluarga jelas lebih sulit daripada menghadapi individu, karena disana terdapat lebih
banyak orang yang mendengarkan dan perlu menyelesaian masalah yang lebih banyak pula. Prinsip

48
kunci dalam menghadapi keluarga adalah selalu berusaha netral memberikan kesempatan berbicara
kepada setiap anggota keluarga dan didengar. Pertanyaan penting harus langsung disampaikan kepada
setiap anggota keluarga baik pemikiran maupun perasaannya dan hal itu semua perlu diproses sebelum
beranjak ke pertanyaan selanjutnya.
Banyak keluarga saat ini merupakan keluarga sibuk, sehingga tenaga kesehatan hanya
mempunyai kesempatan yang terbatas dalam melakukan pertemuan dengan keluarga. Tehnik
CATHARSIS-EDUCATION-ACTION dapat digunakan dalam konseling keluarga.

A. Mendiskusikan masalah klinis


Disini termasuk:
1. Alasan berkonsultasi
2. Riwayat Kesehatan
3. Pengkajian kondisi kesehatan dengan pemeriksaan fisik jika dibutuhkan
B. Mendefinisikan Masalah Klinis (Catharsis)
Hal ini termasuk:
1. kaji pemahaman tentang kesehatan baik pasien dan keluarga
2. identifikasi emotially critical misperception
Contoh-contoh pertanyaan langsung kepada pasien dan keluarga:
a. Apa yang anda pahami terkait penyakit/disability?
b. Apa yang pahami terkait penyebab penyakit anda?
3. Merefleksikan perasaan
Pada bagian ini penting bagi konselor untuk menunjukkan empati dan merefleksikan perasaan
yang ditunjukkan atau dinyatakan oleh pasien.
Pertanyaan kepada pasien:
a. Apa yang menyebabkan sakit bagi anda?
b. Apa yang anda rasakan terkait dengan sakit anda
c. Bagaimana keluarga anda bereaksi terhadap penyakit anda?
d. Apa yang anda rasakan terkait dengan reaksi anda?
Pertanyaan kepada anggota keluarga:
a. Bagaimana penyakit klien mempengaruhi anda?
b. Apa yang anda rasakan tentang penyakit anda?
C. Mengkoreksi Mispersepsi (Educate)
Hal ini termasuk
1. Definisi
Tekankan pada masalah kekronikannya ketika penyakitnya akan mempengaruhi kepatuhan dalam
perawatan, misal penyakit diabetes
2. Etiologi
Penekanan pada predisposisi genetic ataupun yang lainnya
3. Tanda dan gejala
Tekankan pada komplikasi penyakit yang dapat menyebabkan stress
4. Perawatan dan treatmen
Penjelasan tentang perawatan dan treatmen
D. Menyampaikan masalah pasien (Treatmen/Action)
Hal ini termasuk:
1. Sharing temukan pasien dan keluarga
2. Libatkan pasien dan keluarga dalam rencana manajemen tindakan keperawatan
3. Diskusikan lebih lanjut tentang mispersepsi yang masih ada

Contoh pertanyaan:
Pertanyaan untuk pasien dan keluarga:
a. Perawatan dan treatmen yang seperti apa yang menuru anda paling membantu?

49
b. Hasil penting apa yang anda harapkan dari sebuah treatmen?
Pertanyaan untuk pasien:
a. Apa yang anda pikirkan membuat proses penyembuhan anda menjadi sulit?
b. Apa yang tenaga kesehatan perlu lakukan untuk anda?

E. Setting tujuan
Hal ini termasuk:
1. Ringkas hasil diskusi
2. Kebutuhan mutual teridentifikasi
Contoh pertanyaan:
Pertanyaan untuk pasien:
Apa seharusnya dilakukan oleh keluarga untuk anda?
Pertanyaan untuk keluarga:
Apa yang anda inginkan dilakukan oleh klien untuk anda
3. Kontrak ulang untuk memenuhi kebutuhan yang lain
4. Set perawatan/tindakan termasuk tugas-tugas pasien dan keluarga

F. Penutupan dan Follow Up


Hal ini termasuk:
1. Tanyakan isu-isu penting yang dipelajari
2. Lakukan cek perasaan
3. Set tanggal pasti dan waktu untuk follow up

CEK LIST KONSELING KELUARGA


NO ITEM YA TIDAK
1 Mendiskusikan masalah Klinis
4. Alasan berkonsultasi
5. Riwayat Kesehatan
6. Pengkajian kondisi kesehatan dengan pemeriksaan fisik jika
dibutuhkan
2 Catarsis
4. kaji pemahaman tentang kesehatan baik pasien dan keluarga
5. identifikasi emotially critical misperception
6. Merefleksikan perasaan
3 Education
5. Definisi
6. Etiologi
7. Tanda dan gejala
4 Action
4. Sharing temuan bersama pasien dan keluarga
5. Melibatkan pasien dan keluarga dalam rencana manajemen tindakan
keperawatan
6. Mendiskusikan lebih lanjut tentang mispersepsi yang masih ada
5 Setting Tujuan
5. Meringkas hasil diskusi
6. Kebutuhan mutual teridentifikasi
7. Kontrak ulang untuk memenuhi kebutuhan yang lain
8. Set perawatan/tindakan termasuk tugas-tugas pasien dan keluarga
6 Follow Up

50
4. Menanyakan isu-isu penting yang dipelajari
5. Melakukan cek perasaan
6. Set tanggal pasti dan waktu untuk follow up

Skills Lab 8
51
Konseling Individu
The Use of Counseling Skills

In Patient Education: CEA (Catharsis-Education-Action) Method

Tujuan:

A. General Instructional Objectives


At the end of the skills lab activity, the
students will be able to perform
counseling using CEA (Catharsis-
Education-Action) method to individual
patient
B. Specific instructional objectives
At the end of the skills lab activity, the
student will be able to:
1. Describe the benefit of CEA method
counseling
2. Describe the steps of CEA method
counseling
3. Perform counseling using CEA
method to individual patient
Scenario:

Ners Andika didatangi oleh seorang pasien


laki-laki yang mengeluhkan penyakit asmanya
tidak sembuh-sembuh dan dia merasa
terganggu oleh karenanya.

Minimal question:
1. Apa saja tahapan konseling individu
2. Apa saja mispersepsi yang sering
terjadi pada penyakit-penyakit

Kasus:

1. Pola makan tidak sehat


2. Tekanan darah tinggi

52
3. Kadar gula darah tidak terkontrol
4. Psoriasis
5. Asma

Introduction

We often under the impression that what makes patients come to consult is the illness that they
experience. This viewpoint falls apart, however, when confronted with the number of patient who are in
fact ill but who do not consult. One of the most frequent laments of the nurse is that patient do not consult
early enough for him to prevent a bad situation from getting worse.

Obviously, it is not enough that a patient feel ill for him to consult. He must also feel a sufficient degree
of anxiety about his illness to move him towards the nurse. This has important implications in the manner
in which we deal with such a patient. We can safely assume that for the majority of our ambulatory
patients, they come, not just with one problem but with two-the physical illness (the biology) and the
anxiety that the physical illness has produced (the psychosocial). And between the two, it is oftentimes
the anxiety rather than the illness it self that has prompted the consult. Even in this narrow sense, all
illness is biopsychosocial in nature.

Given all this, if we wish to be truly holistic and biopsychocisial in our approach to patient education, it
becomes necessary to address not just the physical illness but also the emotional impact of that illness.
The patients seek a good treatment, but they also seek comforting, the alleviation of the anxiety that has
finally provoked them into consulting.

Unfortunately, conventional method of patient education focus mainly upon pathophysiology and
pharmacology and too little upon the emotional impact. Not mean that pathophysiology and
pharmacology are not important. However, is that discussing pathophysiology and pharmacology are not
necessarily comforting, and that we must confort as much as we educate. Otherwise, our patient comes
away unsatisfied with the consult and hence is less likely to comply with the prescription/advice, or to
come back to us for follow up, or event to think of us the next time he is sick.

Emotions are caused by perception. By using the active listening skills, the nurse is able to work
backward from the anxiety to the perception that has caused the anxiety. If such perception is incongruent
with reality as the nurse perceives it-if it is a misperception-the the nurse can immediately intervene by
correcting the misperception, hence allaying the anxiety and comforting the patient. Patient may have
misperception about their illness but only few of them cause the greatest amount of anxiety. Through the
use of the active listening skills, the nurse can accurately identy the misperception that are anxiety
provoking.-what we refer to as the ECMs or the Emotionally Critical Misperception. and deal with
them a head of other misperception in order to produce the greatest comfort in the shortest possible time-

53
certainly something very useful in the context of a consultation where only 10 to 15 minutes can be
allotted due to the other patient waiting to be seen.

CATHARSIS

All of the above the reason the why CEA model. There must first be some purgation of emotions, some
way to let surface the hidden feeling of fear or anxiety of the patient. This can be done using the active
listening skills to bring out the emotions that the patient usually keeps hidden. Once the feeling have been
articulated and allowed ventilation, the the active listeling skills can be used to identify the ECMs behind
the feeling. Release of feeling also aloow the patient to think more clearly and makes him more receptive
to the next step in the CEA model, which is to educate.

Note, however, that educating patient in this model does not mean giving him a standardized lecture
about his illness. Sometimes it is tempting to give the patient a lengthy and scholarly dissertation of his
illness and his treatment, which would be good if there was time, but usually there isn’t. The education
must therefore first be directed towards the misperceptions that cause the greatest emotional pain. Time is
limited, especially if there are more patient waiting, and focusing on the ECMs provides the greatest bang
for your buck. More complete explanations can be given later is the time allows, or can be given in a
subsequent visit. It is not necessarily-and is in fact counter-productive-to bombard the patient with
information that he may not even be asking for. At the minimum, what is needed is to produce him with
sufficient data so that his anxiety will be allayed and so that he will be willing to comply with nurse
advice.

To promote catharsis, there are four basic steps, using the active listening skills to elicit required
information and to promote the ventilation of emotion:

1. What came to your mind when you started feeing your simptomps
2. What feeling came out when these thought came to your mind?
3. What consequent of your illness makes you feel this what the most? In most case, the answer to
this question is the ECM that will be the focus for patient education later.
4. Summarize the ECM and the emotion associated with it.

EDUCATION

Hopefully, at this point, two things will have happed to the patient. 1, he will habe articulated and
ventilated his emotion. 2, since he is no longer preoccupied in trying to keep a lis on is feeling, he now
has enough space in his mind to be able to listed to what the pohysician has to tell him about his illness.
This is the emotionally appropariare moment to educate-not before.

Having identitified the ECM, the task of nurse using CEA method would be to immediately address first
before addressing any other issue. The ECM is the misperception that is causing the greatest emotional
upset. It is the misperception that has creared the emotional force that has brought the patient to nurse. If
therefore deserves priority attention. If for instance the patients’s fear is that he will die of his illness, but

54
the reality is the death is distant possibility, the a straightforward statement to that effect, followed by an
simple explanation of why death is unlikely. Adressing the ECM right away communicates to the patient
that the nurse has been listening to him and understands his concerns, and the emotional conncetion that
this brings into the nurse-patient relationshio can be very significant.

In explaining the biological aspec of the illness, a few point are useful:

1, the nurse should speak in the language of the client-which is definitely not characterized by scientific
jargon. Explanation must be as simple as is appropriate for te educational attainment of the patient. As a
general rule, scientific terms should be avoided, except for those the patient is already familiar with, and
those that are absolutely to the understanding of the illness.

2, the power of analogy in explaining complicated concept should not be underestimated. For instance,
everyone knows how balloons burst when filled with to much air. Explaining the relationship between
hypertension and intracranial bleeds becomes more understandable when using the balloon analogy. As
nurse we all know that the pathophysiology is infinitely more complicated than that, but for the patient, if
the simple explanation motivates him to comply with his treatment, then the analogy would have served
its purpose.

3, In motivating a patient to comply with a treatment plan, it is important to provide scientific evidence,
but at the same time, the nurse need not be ashamed to use anecdote and testimony. For instance, he can
tell a breast cancer patient who is afraid of an operation about his other who is a breast cancer survivor
post-mastectomy/chemotherapy, and then encourage his patient to meet and talk with this survivor to hear
her testimony. Such a combined approach is far more effective than simply quoting 5-years survival rates.

4, The misperception that causes the greatest anxiety may be only marginally related to pathophysiology
or pharmacology. Example: a mother who brought her 3 year old son to the clinic and asking appatite
stimulant, because she thught her son was underweight. However from the evaluation the child’s body
weight was within normal, bur no amount of health education could allay the anxiety of the mother who
continued to ask for appaetited stimulants. But after an active listening finally we could found that she felt
was not fear something would happen to her child, but rather fear that her in-laws would think that she
was a bad mother because her child was underweight. Because that family is an overweight family.

The education therefore took a different twist, I reassured her that she was, in fact a good mother, and
that her in-laws were the ones who were negligent about the health of their children. In this situation
psychosocial factors unrelated to pathophysiology and pharmacology clearly outweight the biological
factors and sufficient attention to the psychosocial factors came about only as a result of listening more
sensitively to the feeling.

55
ACTION

After reducing the patient about the illness, the nruse must now propose an action o relieve the patient of
his ailment. Again the emotionally appropariate time to explain the proposed treatment is after the ECM
has been adrdressed- not before. Otherwise, the patient will just keep going back to the ECM and no
forward movement can be accomplished in explainin the treatment.

Assuming this has been done, however, it must be remembered that patients may also have ECMs about
treatment, particularly when the intervention involves surgery or when the medicine being given has a
reputation for side effects. Again the active listening can be used to elicit these ECMs and the ECMs can
be addressed immediately. Listening for, articulating and then dealing with there ECMs right away send
the messase to the patient that the nurse is listening and undersants his concerns. Again the emotional
“conncetion” can prove invaluable in motivating a patient to comply with treatment.

KONSELING INDIVIDU

Role Play:

Lakukan role play dalam melakukan konseling metode CEA dengan teman anda. Buatlah pasangan 2
orang dan secara bergantian berperan sebagai:

Perawat: yang akan mengkonseling pasien dengan penyakit kronik

Pasien: yang dating dengan penyakit kronik

Mahasiswa: yang berperan sebagai pasien juga bertindak sebagai observer yang mengevaluasi nurse
konselor dengan menggunakan chek list list konseling motode CEA.

Panduan untuk Peran Pasien:

Pilihlah satu dari masalah kesehatan kronik dibawah ini. Anda dating ke nurse dengan membawa
kecemasan/kekhawatiran/ketakutan yang berkaitan dengan kesalahpahaman tentang penyakit kronik yang
anda derita. Pilihlah satu atau lebih kesalahpahaman yang sesuai dengan penyakit kronik yang anda pilih.
Anda bisa mengambangakan kesalahpahaman yang terjadi berdasarkan hasil observasi atau pengalaman
pribadi anda.

Penyakit Kesalahpahaman

56
Hipetensi  Kontrol hanya kalau ada keluhan
 Konsumsi timun, seledri dan bawang putih dapat menurunkan tekanan
darah tanpa minum obat sama sekali
 Makanan tanpa garam sama sekali dapat menurunkan tekanan darah dan
menggunakan MSG dipakai sebagai pengganti garam saat memasak
makanan
 Tidak boleh banyak aktifitas
 Banyak beraktifitas untuk menurunkan tekanan darah
 Hipertensi bisa disembuhkan (promosi dari iklan pengobatan alternative)
Diabetes Melitus  Mengurangi asupan gula (minuman manis) tapi tetap makan karbohidrat
lain dalam jumlah tetap/banyak
 Mengurangi segala macam karbohidrat/makanan agar gula darahnya
turun
 Harus minum obat setiap hari, termasuk pada saat tidak makan
 Takut tergantung dengan insulin, kalau sudah dengan insulin berarti
penyakitnya sudah parah
 DM bisa disembuhkan (promosi dari iklan pengobatan alternative)
 Kalau sakit DM kaki bisa diamputasi
 Orang tua menderita DM anaknya pasti pasti sakit DM juga (padahal
DM bersifat genetic multifactorial, juga tergantung dari gaya hidup)
 Orang penderita DM tidak boleh menikah dengan orang penderita DM
TBC  Sakit parah, bisa mati
 Malu dijauhi tetangga, menganggap TBC adalah penyakit
hina/pemyakitnya orang miskin
 Begitu pasien merasa sudah baik tidak meneruskan pengobatan sampai
selesai
 Setelah dinyatakan sembuh, pasien berpikir tidak akan kambuh lagi
(padahal dia harus menjaga tubuhnya agar tetap sehat)
 Pengobatan TBC selama 6 bulan sudah dianggap otomatis selesai
(padahal harus dievaluasi)
 Pasien TBC takut dianggap selalu menularkan penyakitnya ke orang
lain walaupun dia sudah melewati pengobatan 2 minggu pertama
 Cara penularan dianggap hanya melalui batuk didepan didepan orang
lain, tetapi pasien tetap meludah disembarang tempat
PKTB  Flek ditularkan antar anak yang bermain bersama
 Anak yang tidak doyan makan dianggap menderita flek
 Penyebab dari flek berbeda dengan penyebab penyakit TBC
 Orang tua anak tidak merasa perlu mencari sumber penularan dan
melakukan pencegahan
Asma Bronkiale  Menyangkal diagnosis asma karena merasa orang tua sama sekali
tidak ada yang menderita asma, walaupun ada anggota keluarga
alergi makanan atau rhinitis alergika
 Pasien lupa/tidak mau menghindari zat allergen
 Persepsi bahwa asma muncul hanya saat anak-anak, tidak bisa
muncul saat dewasa

CHECKLIST KONSELING INDIVIDU METODE CEA

57
Aspek yang dinilai Parameter

Verbal Communication

A Membina Sambung Rasa

1 Memberikan salam dan membuat pasien merasa nyaman Assalamu’alaikum….silahkan duduk

Silahkan menceritakan masalahnya

B Catharsis Pengeluaran emosi/perasaan pasien atas


keadaan sakit yang dialaminya, dapat
mengidentifikasi adanya
kesalahpahaman pasien tentang keadaan
sakitnya yang menyebabkan kecemasan
(ECM)

Empat Langkah Dasar

Pertanyaan (3) dan Merangkum (1)

Apa yang bapak/ibu pikirkan pada saat merasakan sakitnya?

Apa yang bapak/ibu rasakan pada waktu berpikir seperti itu? Catatan: emosi dasar manusia: marah,
sedih, takut, gembira.

Hal apa dari penyakit bapak/ibu yang paling membuat merasa begitu Pada banyak kasus, jawaban pada
pertanyaan ini muncul ECM yang akan
difokuskan pada edukasi pasien
nantinya

Menyimpulakan ECM dan perasaan-perasaan yang berhubungan dengan


ECM tersebut

Education

Mengkoreksi ECM pasien

Edukasi tentang penyakit/kondisinya

Definisi Tekankan pada kronisitas jika masalah


kesehatan tsb membutuhkan kepatuhan
jangka panjang

Etiologi Tekankan predisposisi genetic versus


penularan infeksi dan sebaliknya

Gejala dan tanda Tekankan konplikasi untuk


meningkatkan stress (penekanan) jika
persepsi pasien meminimalkan realitas

Terapi Tekankan ada terapi dalam rangkan


untuk menenangkan pasien (meredakan
perasaaan/kecemasan) jika persepsi
pasien terlalu melebih-lebihkan realitas)

Action

58
Menerangkan pengelolaan penyakit

Perception checking Klarifikasi pemahaman pasien untuk


hal-hal yang penting dari penyakit dan
pengelolannya

Feeling checking Klarifikasi perasaan pasien terhadap


keadaan sakitnya

Membuat janji untuk pertemuan berikutnya jika diperlukan

Non verbal communication

Aspek-aspek komunikasi non verbal Menjaga tatapan mata

Ekspresi wajah ramah dan tersenyum

Postur tubuh terbuka, menghadap pasien

Artikulasi suara jelas dan intonasi tepat

Penampilan bersih dan rapi

Empathy and active listening

Aspek-aspek dari empati dan ketrampilan mendengar aktif Refleksi isi

Refleksi perasaan

REFERENSI
Bomar, P.J. (2004). Promoting health in families: Apllying family research and theory to nursing practice.
3rd ed. Pennsylvania: Saunders.
Friedman, M.M., Bowden, V.R., & Jones, E.G. (2003). Family Nursing research, theory, and practice.
New Jersey: Prentice Hall.
Hanson, S.M.H., & Boyd, S.T. (1996). Family health care nursing: theory, practice, and research.
Philadelphia. F.A. Davis Company.
Mubarak, W.I., Santosa, B.A., Rozikin K., & Patonah, S. (2006). Buku Ajar Ilmu Keperawatan
Komunitas 2: Teori dan aplikasi dalam praktik. Jakarta: Sagung Seto.
Tim pengajar Keperawtan Komunitas Poltekes Depkes Jakarta. (2007). Panduan pengalaman belajar
lapangan. Jakarta: EGC.
Wright, L.M., & Leahey, M. (2000). Nurses and Families. A guide to family assessment and intervention.
3rd ed. Philadelphia: F.A. Davis Company.

59
Lampiran
FORMAT PENGKAJIAN DATA KELUARGA

Pengkajian pada tanggal: …………………………………………………..


A. Data Dasar Keluarga
16. Nama Kepala Keluarga (KK) : …………………………………………………..
17. Usia : …………………………………………………..
18. Pendidikan : …………………………………………………..
19. Pekerjaan : …………………………………………………..
20. Alamat/No. Telp : …………………………………………………..

No Nama Gender Hub. Dgn TTL/Umur Pendidikan Pekerjaan Agama


KK

60
21. Komposisi keluarga : …………………………………………………..
22. Genogram(gambarkan genogram keluarga klien): ……………………………
23. Tipe keluarga:
 Keluarga inti  Keluarga besar
 Janda/duda  Lain-lain, sebutkan……………

24. Suku bangsa: …………………………………………………..


25. Agama: …………………………………………………..
26. Status soseial ekonomi keluarga
o Total pendapatan keluarga per bulan:
o Dibawah Rp. 600.000
o Rp. 600.000 s/d Rp. 1.000.000
o Rp. 1.000.000 s/d Rp. 2.000.000
o Diatas Rp 2.000.000
o Apakah penghasilan keluarga mencukupi untuk biaya hidup sehari-hari:
o Ya o Tidak
Bila tidak apa yang dilakukan keluarga: ……………………………………
o Apakah keluarga memiliki tabungan
o Ya o Tidak
o Apakah ada anggota keluarga yang membantu keuangan keluarga
o Ya o Tidak
Bila ada, siapa: …………………………………………………
o Siapakan yang mengelola keuangan dalam keluarga
o Ayah o Ibu
o Lain-lain, sebutkan
27. Aktifitas rekreasi keluarga:
28. Riwayat dan tahap perkembangan keluarga:
29. Riwayat keluarga inti:
30. Riwayat keluarga sebelumnya: …………………………………………………..
B. Lingkungan
12. Perumahan
a. Jenis rumah
o Permanen o Semi-permanen o Non-permanen
b. Luas Bangunan :………………..m2
c. Luas Penerangan:………………..m2
d. Status rumah
o Milik pribadi o Sewa bulanan
o Kontrakan o Lain-lain
e. Atap rumah
o Genteng o Seng/asbes
o Sirap/Atap o Lain-lain
f. Ventilasi rumah
o Ada o Tidak ada
g. Bila ada berapa luasnya
o > 10% luas lantai o <10% luas lantai
h. Apakah cahaya dapat masuk rumah pada siang hari
o Ya o Tidak
i. Penerangan
o Listrik o Patromak
o Lampu tempel o Lain-lain
j. Lantai
o Keramik o Ubin o Plester
o Papan o Tanah o

61
k. Kebersihan rumah secara keseluruhan
o Bersih o Berdebu o Sampah bertebaran
o Banyak lalat o Banyak lawa-lawa o Lain-lain, sebutkan

13. Denah Rumah


14. Pengelolaan sampah
a. Apakah keluarga mempunyai tempat pembuangan sampah
o Ya o Tidak
Bila ya: terbuka/tertutup
b. Bagaimana cara pengolahan sampah rumah tangga
o Di buang ke sungai/got o Diambil petugas
o Ditimbun o Dibakar
o Lain-lain,……
15. Sumber air
a. Sumber air yang digunakan oleh keluarga
o Sumur gali o Pompa tangan/listrik
o Sungai o PAM
o Lain-lain,…… o Air isi ulang
16. Jamban keluarga
a. Apakah keluarga memiliki WC sendiri
o Ya o Tidak
Bila tidak, dimana keluagra buang air besar
b. Bila ya, jenis jamban keluarga
o Leher angsa o Cemplung
o Lain-lain o
c. Berapa jarak antara sumber air dengan tempat penampungan tinja
o < 10 meter o > 10 meter
17. Pembuangan air limbah
Apakah keluarga mempunyai saluran pembuangan air limbah (air kotor)
 Ya, bagaimana kondisinya…………………………….
Kemana pembuangannya……………………………………..
 Tidak, dimana pembuangannya,…………………………….
18. Fasilitas social dan fasilitas kesehatan
a. Adakah perkumpulan social dalam kegiatan dimasyarakat setempat?
 Ada, apa jenisnya
 Tidak ada
b. Adakah fasilitas pelayanan kesehatan dimasyarakat?
 Ada, apa jenisnya
 Tidak ada
c. Apakah keluarga memanfaatkan fasilitas kesehatan tertentu
 Ya
 Tidak, apa alasannya
d. Apakah fasilitas kesehatan yang ada dapat terjangkau oleh keluarga dengan kendaraan umum?
 Bila ya dengan kendaraan apa
 Bila tidak bagaimana cara mengatasinya
19. Karakteristik tetangga dan komunitas ……………………………………….
20. Mobilitas geografis keluarga ………………………………………..
21. Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat ………………………………
22. Sistem pendukung keluarga ………………………………………..

B. Struktur Keluarga
1. Pola komunikasi keluarga
2. Struktur kekuatan keluarga
3. Struktur peran
4. Nilai dan norma budaya

C. Fungsi Keluarga

62
1. Fungsi afektif
2. Fungsi social
3. Fungsi perawatan keluarga
4. Fungsi reproduksi
5. Fungsi ekonomi
D. Stress dan koping Keluarga
1. Stresor jangka pendek dan jangka panjang
2. Kemampuan keluarga berespon terhadap masalah
3. Strategi koping yang digunakan
4. Strategi adaptasi disfungsional
5. Pemeriksaan fisik
No Sistem Ayah Ibu … … ..
1 TTV
2 Kulit/kepala
3 Mata

4 Telinga
5 Hidung
6 Mulut
7 Dada
8 Abdomen
9 Ekstremitas

10 Lainnya

11 Kesimpulan

E. Harapan keluarga terhadap asuhan keluarga


F. Fungsi perawatan kesehatan

II. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT PUS


1. Usia PUS saat ini:
2. Penggunaan alat kontrasepsi:  Ya  Tidak
3. Jenis kontrasepsi
 IUD  Implant
 Pil  Lain-lain, sebutkan………………..
 Suntik
4. Alasan tidak menggunakan alat kontrasepsi
 Tidak tahu  Mahal
 Tidak nyaman  Dilarang agama
5. Sumber informasi KB
 Petugas kesehatan  Media elektronik
 Orang lain  Media massa
6. Kondisi kesehatan PUS  Sehat Sakit
7. Tindakan yang dilakukan bila sakit
 Ke Yan.kes  Obat warung
 Didiamkan saja  Alternatif
8. Masalah kesehatan pada PUS
 Infertil
 Kista
 Impotensi
III. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU HAMIL
13. Usia kehamilan …………..
14. Peningkatan berat badan selama kehamilan (trimester III)
 < 9 kg  9-12 kg  > 12 kg
15. Frekuensi makan
 3 x makanan pokok + selingan

63
 3 x makanan pokok dan tanpa selingan
 3 X dan tanpa selingan
16. Pemeriksaan kehamilan
 Ya  Tidak
17. Tempat pemeriksaan
 Bidan  Dukun terlatih
 Dokter  Lain-lain, sebutkan…………………..
18. Frekuensi pemeriksaan
 1 kali  3 kali  > 4 kali
 2 kali  4 kali
19. Alasan tidak melakukan pemeriksaan
 Jauh  Malas
 Takut  Mahal
 Tidak tahu
 Lainnya:…
20. Pemberian imunisasi TT
 Ya  Tidak
21. Frekuensi pemberiaan imunisasi TT
 1 kali  2 kali
22. Alasan tidak diimunisasi TT:……………..
23. Kondisi ibu hamil:  Sehat  Sakit
24. Masalah kesehatan ibu hamil
 Anemia DM  Pre eklamsi

IV. BISA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU NIFAS


6. Penolong saat melahirkan
 Bidan  Dokter  Dukun terlatih  Lain-lain
7. Pemberian informasi perawatan masa nifas
 Ya  Tidak
8. Jenis informasi yang didapat
 Kebersihan diri
 Perawatan payudara
 Perawatan genetalia
 Memandikan bayi
 Perawatan tali pusat
9. Kondisi ibu nifas:  Sehat  Sakit
10. Masalah kesehatan ibu nifas
 Perdarahan
Anemia
 Infeksi

V. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT IBU MENYUSUI


7. Informasi cara pemberian ASI
 Ya  Tidak
8. Jenis informasi yang didapat
 Perawatan payudara
 Manfaat ASI
 Teknik menyusui
9. Pemberian kolostrum:  Ya  Tidak
10. Usia pemberian ASI eklusif
 4 bulan
 6 bulan
11. Usia pemberian ASI
 6 bulan
 6-12 bulan
12-18 bulan
 18-24 bulan

64
12. Masalah kesehatan ibu menyusui:  Mastitis  ASI tidak keluar
Lainnya,………….

VI. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT BALITA


11. Usia balita:…………………
12. Berat badan balita:……………..
13. Status gizi balita berdasarkan KMS:
 garis merah  garis hijau
 garis kuning  garis kuning diatas hijau (kelebihan berat badan)
14. Jenis Imunisasi
 BCG  Polio 3
 DPT I  Polio 4
 DPT II  Campak
 DPT III  Hepatitis 1
 Polio 1  Hepatitis 2
 Polio 2  Hepatitis 3
15. Kelengkapan imunisasi:  Lengkap Belum lengkap  Tidak lengkap
16. Penimbangan balita:  Ya  Tidak
17. Alasan tidak melakukan penimbangan:  Jauh  Malas  Repot  Tidah tahu
18. Pemberian makan selingan diantara waktu makan:  Ya  Tidak  Kadang-kadang
19. Kondisi balita saat ini:  Sehat  Sakit
20. Masalah kesehatan balita :  ISPA  Diare  Gizi Kurang  Lain-lain,….

VII. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT ANAK PRASEKOLAH DAN USIA SEKOLAH
7. Kebiasaan anak melakukan kebersihan gigi:  1x  2x  3x
8. Kondisi gigi saat ini:
 Berlubang dan hitam
 Gusi bengkak dan berdarah
 Bersih dan sehat
9. Kebiasaan mencuci tangan sebelum dan sesudah makan:  Ya  Tidak
10. Kebiasaan memakai alas kaki saat bermain:  Ya  Tidak
11. Kondisi anak saat ini:  Sehat  Sakit
12. Masalah kesehatan anak:  Cacingan  Caries

VIII. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT REMAJA


5. Kegiatan remaja setelah pulang sekolah:  Bekerja  Bermain
6. Tindakan saat ada masalah
 Kabur  Marah  Diam
7. Kondisi remaja:  Sehat  Sakit
8. Masalah kesehatan remaja:  Narkoba  Seks bebas

IX. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT DEWASA


4. Kegiatan dewasa setelah lulus:  bekerja  Menikah
5. Kondisi dewasa:  Sehat  Sakit
6. Masalah kesehatan dewasa:  Gastritis  Typoid  Kecelakaan  Lainnya…………

X. BILA DALAM KELUARGA TERDAPAT LANJUT USIA


15. Jumlah lanjut usia dalam rumah:
16. Penyakit keturunan dalam keluarga:
 Jantung  DM  Lainnya, sebutkan…………
 Hipertensi  Asma
17. Pemerikasaan kadar gula darah dalam 3 bulan terakhir:  Ya  Tidak
18. Hasil pemeriksaan kadar gula darah pada tanggal:……………adalah………….
19. Kondisi kadar gula darah 1 bulan terakhir:  Terkontrol  Tidak terkontrol
20. Kontrol tekanan darah:  Ya  Tidak
21. Kondisi tekanan darah dalam 1 bulan terakhir:  Terkontrol  Tidak terkontrol
22. Kondisi lanjut usia saat ini:  Sehat  Sakit

65
23. Penyakit yang diderita lanjut usia, sebutkan………………..
24. Tindakan yang dilakukan saat sakit
 Ke pelayanan kesehatan
 Didiamkan saja
 Beli obat diwarung
25. Kegiatan lanjut usia sehari-hari
 Ikut pengajian  Lainnya, sebutkan:……………..
 Menjaga cucu
 Berkebun
26. Keterlibatan lanjut usia di Posyandu:  Rutin  Kadang-kadang  Tidak pernah
27. Lanjut usia tinggal dengan:  Sendiri  Pasangan  Anak  Lainnya, sebutkan
28. Orang paling dekat dengan lanjt usia, sebutkan……………

X. PENGKAJIAN PSIKOSOSIAL
4. Masalah gangguan jiwa dalam keluarga:  Ada  Tidak ada
5. Kondisi klien gangguan jiwa dalam keluarga:
 Depresi  Lainnya
 Amuk
6. Upaya mengatasi adanya gangguan jiwa dalam keluarga:
 Pelayanan kesehatan
 Didiamkan saja
 Alternatif

66

Anda mungkin juga menyukai