Anda di halaman 1dari 11

Administrasi Keuangan Sekolah

19.47
 
Unknown

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Setiap kegiatan perlu diatur agar kegiatan tersebut berjalan lancar, efektif dan efisien. Kegiatan di

sekolah yang sangat kompleks membutuhkan pengaturan yang baik. Keuangan di sekolah merupakan

bagian yang amat penting karena setiap kegiatan butuh uang. Keuangan juga perlu diatur sebaik

mungkin, sehingga diperlukan manajemen keuangan yang baik. Melalui kegiatan manajemen keuangan

maka, kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya,

dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara

efektif dan efisien.

Pembiayaan pendidikan hendaknya dilakukan secara efisien. Makin efisien suatu sistem pendidikan,

semakin kecil dana yang diperlukan untuk pencapaian tujuan-tujuan pendidikan. Untuk itu, bila sistem

keuangan sekolah dikelola secara baik, maka akan meningkat efisiensi penyelenggaraan pendidikan.

Artinya, dengan anggaran yang tersedia, dapat mencapai tujuan-tujuan pendidikan secara produktif,

efektif, efisien, dan relevan antara kebutuhan di bidang pendidikan dengan pembangunan masyarakat. 

PEMBAHASAN

A. Pengertian Administrasi Keuangan Sekolah

Menurut asal katanya, administrasi berasal dari bahasa latin administrate yang berarti melayani,

membantu, dan memenuhi. Dari perkataan itu terbentuk kata benda administratio dan kata sifat

administrativus yang kemudian masuk ke dalam bahasa Inggris administration. Perkataan itu

selanjutnya diterjemahkan ke dalam bahasa Indonesia menjadi administrasi.


Administrasi dalam arti sempit, diambil dari istilah Belanda yaitu administratie yang berarti setiap

penyusunan keterangan-keterangan secara sistematis dan pencatatannya secara tertulis dengan

maksud untuk memperoleh suatu ikhtisar mengenai keterangan-keterangan itu dalam keseluruhannya

dan dalam hubungannya satu sama lain. Sedangkan administrasi dalam arti luas, Administrasi adalah

segenap proses penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama sekelompok manusia untuk mencapai

tujuan tertentu. Adapun administrasi secara arti luas yang kami fahami adalah proses kerja sama antara

dua orang atau lebih berdasarkan rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan bersama yang telah

ditentukan. 

Sedangkan keuangan adalah merupakan hasil dari suatu proses pencatatan, yang merupakan suatu

ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan. 

a. Administrasi keuangan dalam arti sempit, yaitu segala pencatatan masuk dan keluarnya

keuangan untuk membiayai suatu kegiatan organisasi kerja yang berupa tata usaha atau tata

pembukuan keuangan.

b. Administrasi keuangan menurut arti luas, yaitu kebijakan dalam pengadaan dan penggunaan

keuangan untuk mewujudkan kegiatan organisasi kerja yang berupa kegiatan perencanaan, pengaturan

pertanggungjawaban dan pengawasan keuangan.

Maka dapat disimpulkan Administrasi keuangan sekolah adalah sebagai tata penyelenggaraaan

keuangan dalam pelaksanaan anggaran belanja di sekolah. 

Menurut Depdiknas (2000) bahwa manajemen keuangan merupakan tindakan

pengurusan/ketatausahaan keuangan yang meliputi pencatatan, perencanaan, pelaksanaan,

pertanggungjawaban dan pelaporan Dengan demikian, manajemen keuangan sekolah dapat diartikan

sebagai rangkaian aktivitas mengatur keuangan sekolah mulai dari perencanaan, pembukuan,

pembelanjaan, pengawasan dan pertanggung-jawaban keuangan sekolah. 

Menurut Suad Husnan, bahwa manajemen keuangan adalah manajemen terhadap fungsi-fungsi

keuangan. Sedangkan fungsi keuangan merupakan kegiatan utama yang harus dilakukan oleh mereka

yang bertanggung jawab dalam bidang tertentu. Fungsi manajemen keuangan adalah menggunakan

dana dan mendapatkan dana. 


Administrasi keuangan sekolah merupakan seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan dilaksanakan

secara sengaja dan bersungguh-sungguh, dan pembiayaan secara kontinu terhadap biaya operasional

sekolah. 

Biaya operasional sekolah terdiri dari biaya untuk belajar mengajar, gaji dan honorarium guru dan

pegawai TU, alat tulis kantor (ATK), pemeliharaan dan rehabilitasi, dan kegiatan-kegiatan lainnya. 

Pengelolaan pembiayaan dan pendanaan diawali dengan perencanaan yang sesuai dengan kebutuhan.

Prinsip efektifitas dan efesiensi menjadi dasar yang kuat yang memungkinkan pengelolaan keuangan

digunakan secara bertanggung jawab.

Pembiayaan dan pendanaan yang diperoleh dan dimiliki sekolah harus menunjukkan penggunaan skala

prioritas, terutama untuk: peningkatan kompetensi guru, penyelenggaraan proses pembelajaran,

pengadaan sarana dan prasarana utama, pemeliharaan sarana dan prasarana yang tersedia, dan lain

sebagainya. 

Pendapat kami bahwa administrasi atau manajemen keuangan sekolah ini adalah segala hal yang

bersangkut paut dengan yang namanya uang, dimana hal ini merupakan sesuatu yang amat penting

dalam sebuah organisasi, lembaga atau instansi. Masalah keuangan ini merupakan hal yang amat

sensitif, karena banyak penyelewengan yang dilakukan dilatarbelakangi oleh uang. Jadi, manajemen

keuangan sekolah mencakup segala hal mengenai uang dan permasalahannya yang ada di sebuah

sekolah.

B. Perencanaan Keuangan Sekolah

Perencanaan atau planning sebagaimana dikatakan oleh Luther M.Gulick: “Planning that is working out

broad outline the things that need to be done and the methods for doing them to acomplish the purpose

set for enterprise”. Perencanaan adalah aktivitas atau kegiatan menyusun garis-garis besar yang luas

tentang hal-hal yang akan dikerjakan dan cara-cara mengerjakannya untuk mecapai tujuan tertentu.

Perencanaan dapat diartikan sebagai proses penyusunan berbagai keputusan yang akan dilaksanakan

pada masa yang akan datang untk mencapai tujuan yang telah ditentukan. 

Beberapa hal yang perlu mendapat perhatian dalam menyusun rencana keuangan sekolah sebagai

berikut. 
1) Perencanaan harus realistis

Perencanaan harus mampu menilai bahwa alternatif yang dipilih sesuai dengan kemampuan

sarana/fasilitas, daya/ tenaga, dana, maupu waktu.

2) Perlunya koordinasi dalam perencanaan

Perencanaan harus mampu memperhatikan cakupan dan sarana/ volume kegiatan sekolah yang

kompleks.

3) Perencanaan harus berdasarkan pengalaman, pengetahuan, dan intuisi

Pengalaman, pengetahuan, dan intuisi, mampu menganalisa berbagai kemungkinan yang terbaik dalam

menyususn perencanaan.

4) Perencanaan harus fleksible (luwes)

Perencanaan mampu menyesuaikan dengan segala kemungkinan yang tidak diperhatikan sebelumnya

tanpa harus membuat revisi.

5) Perencanaan yang didasarkan penelitian

Perencanaan yang berkualitas perlu didukung suatu data yang lengkap dan akurat melalui suatu

penelitian.

6) Perencanaan akan menghindari under dan over planning

Perencanaan yang baik akan menentukan mutu kegiatan-kegiatan yang diselenggarakan. Rencana

anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) pada dasarnya memuat tentang berbagai program

dan kegiatan yang akan dilaksanakan sekolah, serta keuangan untuk membiayai program tersebut

selama 1 tahun anggaran. Penyusunan RAPBS dapat menempuh beberapa langkah. Sutisna 1989

menyatakan langkah dimaksud sebagai berikut:

1. Penetapan Tujuan; perumusan tujuan adalah suatu keharusan dalam penyusunan anggaran yang

efektif
2. Penjabaran tujuan kedalam program pendidikan

3. Penentuan sumber daya manusia dan materil yang berimplementasikan program-program pendidikan

yang ditetapkan. Pada tahap ini mesti ada gambaran yang jelas mengenai: 

1. Jumlah staff dan kemampuan-kemampuan

2. Gedung dan fasilitas fisik

3. Perlengkapan dan perbengkelan

4. Pelayanan bantuan, operasi dan pemeliharaan

5. Pelayanan administratif

4. Pembuatan perkiraan anggaran belanja dengan teliti. 

Menurut kami disini, segala sesuatu itu butuh perencanaan yang matang, apalagi ini hal yang

menyangkut masalah keuangan. Butuh perhatian yang ekstra serta perencanaan yang amat hati-hati

dalam mengurusnya. Selain itu, dengan dilakukannya perencanaan yang matang maka, tujuan yang

telah ditentukan atau disepakati bersama akan tercapai. Oleh karena itu, amat pentinglah sebuah

perencanaan ini untuk mencapai tujuan yang kita inginkan bersama.

C. Pengelolaan Keuangan Sekolah

1. Pengertian

Pengertian pengelolaan keuangan sekolah cenderung dibatasi pada ruang lingkup yang lebih sempit,

yaitu pencatatan uang masuk dan uang keluar. Dalam arti luas pengelolaan keuangan sekolah
mencakup kegiatan perencanaan penggunaan, pencatatan, pelaporan, dan pertanggung jawaban

keuangan sekolah yang sudah dialokasikan untuk pembiayaan kegiatan sekolah selama periode

tertentu. 

2. Prinsip-prinsip pengelolaan administrasi keuangan sekolah

Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip. Undang-undang No 20 Tahun

2003 pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan,

efisiensi, transparansi, dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu mendapat

penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut, yaitu transparansi, akuntabilitas,

efektivitas, dan efisiensi.

1. Transparansi

Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang manajemen berarti adanya keterbukaan

dalam mengelola suatu kegiatan. Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan

berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga pendidikan, yaitu keterbukaan

sumber keuangan dan jumlahnya, rincian penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas

sehingga bisa memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya. Transparansi

keuangan sangat diperlukan dalam rangka meningkatkan dukungan orang tua, masyarakat dan

pemerintah dalam penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu transparansi

dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan

warga sekolah melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh informasi

yang akurat dan memadai.

Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua warga sekolah dan orang tua siswa

misalnya rencana anggaran pendapatan dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan

pengumuman di ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang

membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang tua siswa bisa mengetahui

berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu.

Perolehan informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah. 

2. Akuntabilitas

Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain karena kualitas performansinya

dalam menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat dipertanggungjawabkan sesuai

dengan perencanaan yang telah ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan

peraturan yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung jawab.

Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua, masyarakat dan pemerintah. Ada tiga pilar

utama yang menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu (1) adanya transparansi para

penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen dalam

mengelola sekolah , (2) adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam

melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya, (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan

suasana kondusif dalam menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya yang

murah dan pelayanan yang cepat.

3. Efektivitas 

Efektif seringkali diartikan sebagai pencapaian tujuan yang telah ditetapkan. Garner (2004)

mendefinisikan efektivitas lebih dalam lagi, karena sebenarnya efektivitas tidak berhenti sampai tujuan

tercapai tetapi sampai pada kualitatif hasil yang dikaitkan dengan pencapaian visi lembaga.

Effectiveness ”characterized by qualitative outcomes”. Efektivitas lebih menekankan pada kualitatif

outcomes. Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau kegiatan yang dilakukan

dapat mengatur keuangan untuk membiayai aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang

bersangkutan dan kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.

4. Efisiensi

Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan. Efficiency ”characterized by quantitative

outputs”. Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan keluaran (out put)

atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan

tersebut dapat dilihat dari dua hal: 

a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya

Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya

dapat mencapai hasil yang ditetapkan.

b. Dilihat dari segi hasil


Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga dan biaya tertentu

memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya.

Pendapat kami, dalam sebuah administrasi keuangan tentu ada pengelolaan keuangan termasuk

masalah uang keluar dan uang masuknya. Dalam pengelolaan keuangan ini, butuh seseorang yang ahli

dan dapat dipercaya sehingga tidak terjadi penyelewengan-penyelewengan seperti yang kita dengar

akhir-akhir ini. Apabila segala sesuatu direncanakan dengan baik kemudian dikelola oleh orang yang

tepat, maka tujuan akhir pun akan trcapai dengan baik.

D. Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah

a) Kekuasaan Keuangan 

1. Penguasaan Umum.

Dalam kekuasaan umum dikenal dua pejabat, yaitu: 

a. Otorisator, yaitu pejabat yang memiliki hak untuk mengambil tindakan membawa akibat pengeluaran

dan penarikan anggaran. Seperti Rektor.

b. Ordonator, penguasa sekunder yang memegang kekuasaan dalam pengurusan keuangan.ordonator

mengambil tindakan yang mengakibatkan masuknya keuangan dan mengeluarkan keuangan Negara.

2. Penguasaan Khusus

Yakni orang-orang yang ditunjuk secara khusus untuk menangani khusus penerimaan dan pengeluaran

uang saja (bendaharawan).

b) Pengurusan Keuangan 

1. Pengajuan Anggaran(DUK)
Di tiap unit kerja harus terlebih dahulu mengajukan DUK (Daftar Usulan Keuangan) yang nantinya akan

dipakai sebagai dasar untuk penentuan besar kecilnya rencana anggaran. 

2. Pengambilan/perelaian anggaran/ dropping

Untuk dapat memperoleh uang pembayaran, terlebih dahulu harus mengajukan SPU (Surat Permintaan

Uang) yang berlaku untuk tiap triwulan, yangharus dilengkapi dengan:

 Rencana pengeluaran riil yang diperlukan

 SPJ pada bulan yang lalu. 

Pengambilan uang dilakukan oleh bendaharawan atas perintah ordonator.

Pertanggung jawaban dapat disampaikan pada pimpinan, sumber pemberi dana maupun kepada

personil sekolah untuk dapat diketahui bersama. Hal ini perlu dilakukan mengingat “keuangan”

merupakan hal yang sangat sensitif. Ketidakjelasan laporan pertanggung jawaban keuangan sekolah

akan menambah anggapan negatif terhadap kepala sekolah dalam hal penyelenggaraan keuangan

sekolah yang tidak tertib.

Pertanggungjawaban terhadap apa yang telah dicapai apakah sesuai dengan tujuan yang telah

ditentukan atau belum sesuai, hal ini sangat penting karena dengan mengetahui hal tersebut dapat

diambil tindakan sesuai tingkap capaian tersebut. Proses uni menyangkut pertanggungjawaban

penerimaan, penyimpanan, dan pembayaran atau penyerahan kepada pihak yang berwenang.

Pertanggung jawaban tersebut dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan triwulan kepada : (1)

Kepala Dinas Pendidikan kabupaten/kota dimana sekolah itu berada. (2) Kepala Kantor KPN; dan (3)

pihak pemberi dana baik Depdiknas maupun provinsi sesuai dengan progrbaik Depdiknas maupun

provinsi sesuai dengan program yang disetujui dan anggaran yang diditerima. Bentuk pertanggung

jawaban yang dikenal dengan UYHD (Uang Yang Harus Dipertanggungjawabkan) dilaporkan setiap bulan

kepada pemerintah melalui pihak yang ditetapkan sesuai dengan format dan ketetapan waktu. 

Menurut kami, adanya penanggung jawab masalah ini akan mempermudah banyak orang untuk

bertanya jika ia tidak paham. Kemudian, keuangan itu akan terlihat transparan jika ada yang

bertanggung jawab sehingga ia benar-benar bertanggung jawab atas keuangan ini. Kebanyakan orang

sekarang lebih suka di awal mengatakan bertanggung jawab, setelah ia mendapatkan apa yang

diinginkannya atau maksud terselebungnya, maka ia lepas tangan dan tidak mau bertanggung jawab
atas apa yang diembankan kepadanya. Untuk itu, pilihlah orang-orang yang akhlak dan moralnya baik

serta ahli dalam hal keuangan ini, sehingga KKN itu dapat diberantas.

PENUTUP

A. Kesimpulan

Manajemen keuangan merupakan salah satu substansi manajamen sekolah yang akan turut

menentukan berjalannya kegiatan pendidikan di sekolah. Melalui kegiatan manajemen keuangan maka

kebutuhan pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan pengadaannya, dibukukan

secara transparan, dan digunakan untuk membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan

efisien. Untuk itu tujuan manajemen keuangan adalah untuk Meningkatkan efektivitas dan efisiensi

penggunaan keuangan sekolah, meningkatkan akuntabilitas dan transparansi keuangan sekolah dan

untuk meminimalkan penyalahgunaan anggaran sekolah.

Pengelolaan administrasi keuangan sekolah perlu diawali dengan perencanaan yang sebaik-baiknya

karena perencanaan akan menjadi peta atau pedoman jalannya pengelolaan administrasi keuangan

sekolah. Pengelolaan administrasi keuangan juga perlu menerapkan prinsip-prinsip agar dalam

pelaksanaannya dapat berjalan sesuai dengan perencanaan, dapat berjalan dengan transparan, efektif

dan efisien, serta dapat dipertanggungjawabkan.

B.Kritik Dan Saran

Penulis menyadari berbagai kelemahan, kekurangan dan keterbatasan yang ada,sehingga tetap terbuka

kemungkinan terjadinya kekeliruan dan kekurangan dalam pembuatan makalah ini. Oleh karena itu,

dengan tangan terbuka penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang konstruktif dari para

pembaca untuk makalah yang akan datang.


DAFTAR PUSTAKA

Departemen Pendidikan Nasional. 2002. Manajemen Keuangan : Materi Pelatihan Terpadu untuk Kepala

Sekolah. Jakarta: Dirjen Dikdasmen, Direktorat Pendidikan Lanjutan Tingkat Pertama. 

Gunawan, Ary H. 2002. Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro). Jakarta : Rineka Cipta

Manullang, M..1990. Dasar-dasar Manajemen. Jakarta: Ghalia Indonesia.

Munajat, Nur. Hand Out Mata Kuliah Administrasi pendidikan.

Siahaan, Amiruddin dan Wahyuli Lius Zen. 2010. Administrasi Pendidikan. Bandung : Citapustaka Media

Perintis

Sutarsih, Cicih.Tanpa tahun. Administrasi Keuangan Sekolah.

http://masykurpijay.blogspot.com/2011/01/administrasi-keuangan-sekolah-hubungan.html

http://idhammaulana.blogspot.com/2010/04/administrasi-keuangan.html

http://dwiotomath.blogspot.com/2012/07/makalah-manajemen-keuangan-sekolah.html

Anda mungkin juga menyukai