Anda di halaman 1dari 9

LAPORAN MONITORING DAN EVALUASI TRIWULAN I

PELAYANAN ANESTESI DAN BEDAH

(PAB)

PERIODE JANUARI - MARET 2020

RUMAH SAKIT UMUM DAERAH TAMANSARI


2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Asesmen pra anestesi Adalah Penilaian oleh dokter anestesi atau dokter peserta pendidikan
dokter spesialis anestesi pada pasien yang akan dilakukan tindakan anestesi dan sedasi. Pada operasi
terencana dilakukan sehari sebelumnya, sedang operasi gawat darurat segera sebelum operasi.
Asesmen Pra Sedasi adalah Penilaian oleh tenaga medis yang kompeten, dokter anestesi atau dokter
peserta pendidikan dokter spesialis anestesi pada pasien yang akan dilakukan tindakan sedasi. Pada
tindakan terencana dilakukan sehari sebelumnya, sedang operasi gawat darurat segera sebelum
tindakan.
Pemantauan Status fisiologis adalah Suatu proses dalam melakukan pemantauan pasien pada
saat dimulai proses tindakan anestesi/sedasi dilakukan sampai pengakhiran tindakan anestesi/sedasi.
Proses pemulihan pasca anestesi dan sedasi adalah Suatu proses penatalaksanaan pemulihan
pasien dari tindakan anestesi meliputi serah terima pasien, pemantauan tanda vital, penanganan
komplikasi pasca anestesi, menentukan kriteria discharge, instruksi dan pencatatan rekam medis
selama di ruang pemulihan.
Konversi tindakan lokal / regional ke general anestesi adalah suatu proses penggantian
tindakan dari satu sistem ke sistem lain yang lebih baik. Setelah melewati suatu evaluasi ulang maka
bila satu tindakan dianggap gagal harus diupayakan tindakan lain.
Pengkajian pra operasi adalah penilaian dokter operator dengan mempersiapkan pasien secara
fisik, psikis dan menilai keadaan umum pasien untuk menentukan jenis tindakan operasi yang akan
dilakukan.
Penandaan lokasi operasi Adalah Prosedur penandaan lokasi sebelum pasien dilakukan
tindakan pembedahan termasuk insisi, multipel struktur, dan multipel level oleh operator yang akan
melakukan tindakan pembedahan.
Surgical safety checklist adalah suatu upaya untuk memverifikasi prosedur bedah agar berjalan
dengan benar. Sign In adalah suatu langkah – langkah penilaian kesiapan tindakan operasi yang
dilakukan sebelum induksi anestesi (Before induction of anesthesia). Time Out adalah suatu langkah –
langkah kegiatan melakukan penilaian tindakan pasien di kamar operasi sebelum insisi kulit (Before
skin incision). Sign Out adalah suatu langkah – langkah kegiatanmenilaikelengkapan tindakan operasi
sebelum pasien meninggalkan kamar operasi (Before patient leaves operating room). Lembar ini
berada di halaman kedua dari Lembar Verifikasi dan Penandaan Lokasi Prosedur Pasien Operasi dan
merupakan bagian dari rekam medis.
Diskrepansi diagnosis pre dan post operasi adalah perubahan diagnosa yang tidak diinginkan
sehingga penulisan diagnosa dilakukan oleh dokter operator atau seseorang yang berkompeten untuk
menulis diagnosa medis pasien sebelum operasi dan sesudah operasi pada laporan operasi.
Sehubungan dengan hal tersebut diatas maka perlu dilakukan monitoring dan evaluasi
terhadap kelengkapan pengisian general consent rawat inap terhadap penerapan standar akreditasi
pokja PAB ( Pelayanan Anestesi dan Bedah ).

B. Tujuan
1. Asesmen pra sedasi dan anestesi
a. Menentukan kondisi medis pasien termasuk status fisik ASA sebelum dilakukan tindakan
anestesi dan sedasi.
b. Merencanakan pengelolaan anestesi dan sedasi sesuai dengan kondisi pasien dan rencana
pembedahan.
c. Mempersiapkan pasien dalam kondisi optimal pada saat menjalani tindakan anestesi, sedasi
ataupun pembedahan.

2. Status Fisiologis Anestesi


a. Sebagai acuan langkah-langkah dalam melaksanakan pemantauan terhadap status fisiologis
pasien selama proses anestesi/sedasi.
b. Mempertahankan fungsi tanda-tanda vital dalam batas normal dan menghilangkan rasa nyeri
selama tindakan operasi atau invasif atau tindakan medis lainnya diberikan terhadap pasien.
c. Memberikan rasa nyaman kepada DPJP Bedah atau praktisi kesehatan lainnya dalam
melaksanakan tindakan terhadap pasien.
d. Untuk mempertahankan refleks protektif, saluran pernafasan yang patenindependen-
berkesinambungan
3. Proses pemulihan pasca anestesi dan sedasi
a. Mencegah komplikasi yang dapat terjadi selama proses pemulihan pasca anestesi dan sedasi.
b. Mendeteksi secara dini dan mengatasi komplikasi yang terjadi secara cepat.
c. Meningkatkan keselamatan sampai pasien dapat di transpor ke ruang rawat biasa, HCU atau
pulang
4. Konversi tindakan lokal / regional ke general anestesi
Menurunkan angka KTD, KNC atau kejadian sentinel yang menyebabkan kematian atau cidera
serius saat dilakukan tindakan anestesi / sedasi.
5. Pengkajian pra operasi
Agar operasi berjalan dengan lancar, meminimalkan dan mencegah hambatan atau hal-hal yang
tidak diinginkan selama tindakan operasi berlangsung.
6. Penandaan Lokasi Oprasi
Sebagai acuan penerapan langkah – langkah untuk melakukan tindakan penandaan lokasi operasi.
7. surgical safety checklist
a. Sebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk memverifikasi tepat pasien, tepat lokasi, dan
tepat prosedur bedah.
b. Untuk memastikan kesiapan operasi baik secara administrative maupun medis guna mencegah
terjadinya Kejadian Tidak Diinginkan (KTD).
c. Meningkatkan keselamatan pasien dan mutu pelayanan.
8. Diskrepansi diagnosis pre dan post operasi
Mencegah/menghindari kemungkinan terjadinya kesalahan tindakan dan kelengkapan dalam
catatan Rekam Medis

C. Bahan dan Metode Monitoring Evaluasi


1. Bahan :
Telusur RM
2. Metode :
Membuat check sheet ( lembar yang dirancang sederhana berisi daftar hal-hal yang perlukan
untuk tujuan perekaman data sehingga pengguna dapat mengumpulkan data dengan mudah,
sistematis, dan teratur) dilakukan dan dicatat setiap selesai operasi. 
BAB II

DATA DAN ANALISIS

A. Data
1. Bulan Januari

Tidak
No. ELEMEN PENILAIAN Dilakukan Total presentase
Dilakukan
Kelengkapan asesmen pra sedasi dan pra
1. 22 0 22/22 x 100% = 100%
anestesi
2. kepatuhan dalam mengisi status fisiologis 22 0 22/22 x 100% = 100%
kelengkapan proses pemulihan pasca anestesi
3. 22 0 22/22 x 100% = 100%
dan sedasi
4. konversi tindakan dari lokal/regional ke general 1 44 1/45 x 100% = 2,2 %
5. pelaksanaan asesmen pra bedah 15 7 15/22 x100% = 68, 2 %
6. pelaksanaan penandaan lokasi operasi 45 0 45/45 x 100% = 100 %
7. pelaksanaan surgical safety checklist 44 1 44/45 x 100% = 97,8 %
8. diskrepansi diagnosis pre dan post operasi 0 45 0/45 x 100% = 0 %

2. Bulan Februari

Tidak
No. ELEMEN PENILAIAN Dilakukan Total presentase
Dilakukan
Kelengkapan asesmen pra sedasi dan pra
1. 22 0 22/22 x 100% = 100%
anestesi
2. kepatuhan dalam mengisi status fisiologis 22 0 22/22 x 100% = 100%
kelengkapan proses pemulihan pasca anestesi
3. 22 0 22/22 x 100% = 100%
dan sedasi
4. konversi tindakan dari lokal/regional ke general 0 34 0/34 x 100% = 0 %
5. pelaksanaan asesmen pra bedah 24 10 24/34 x100% = 70,6 %
6. pelaksanaan penandaan lokasi operasi 32 2 32/34 x 100% = 94,1 %
7. pelaksanaan surgical safety checklist 31 3 31/34 x 100% = 91,2 %
8. diskrepansi diagnosis pre dan post operasi 0 34 0/34 x 100% = 0 %

3. Bulan Maret

Tidak
No. ELEMEN PENILAIAN Dilakukan Total presentase
Dilakukan
Kelengkapan asesmen pra sedasi dan pra
1. 18 0 18/18 x 100% = 100%
anestesi
2. kepatuhan dalam mengisi status fisiologis 18 0 18/18 x 100% = 100%
3. kelengkapan proses pemulihan pasca anestesi 18 0 18/18 x 100% = 100%
dan sedasi
4. konversi tindakan dari lokal/regional ke general 0 31 0/31 x 100% = 0 %
5. pelaksanaan asesmen pra bedah 30 1 30/31 x100% = 96,8 %
6. pelaksanaan penandaan lokasi operasi 30 1 30/31 x100% = 96,8 %
7. pelaksanaan surgical safety checklist 27 4 27/31 x 100% = 87,1 %
8. diskrepansi diagnosis pre dan post operasi 0 31 0/31 x 100% = 0 %

B. Analisis
 Dari tabel diatas didapatkan bahwa bulan Januari :
1. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra sedasi dan pra anestesi mencapai 100 %
2. kepatuhan pengisian formulir status fisiologis mencapai 100 %
3. kelengkapan pengisian formulir pasca anestesi dan sedasi mencapai 100 %
4. Terjadi Konversi tindakan dari lokal/regional ke general sebesar 2,2 %, dengan target
pencapaian <2%.
5. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra bedah sebesar 68, 2 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %. Dari seluruh jumlah pasien 45 orang, 6 opasien tidak diberikan
nama dokter di bagian tanda tangan form asesmen pra bedah oleh dr. Andy Sp. B dan 1 pasien
tidak di tanda tangan oleh dr. Shelly, Sp. OG.
6. Kelengkapan pengisian formulir penandaan lokasi operasi mencapai 100 %.
7. Kelengkapan pengisian formulir surgical safety checklist sebesar 97,8 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %. Dari seluruh jumlah pasien 45 orang, 1 pasien tidak dilakukan
tanda tangan di bagian surgical safety checklist dr. Shelly, Sp. OG
8. Diskrepansi diagnosa pre dan post operasi mencapai 0 % dengan target 0 %.

 Dari tabel diatas didapatkan bahwa bulan Februari :


1. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra sedasi dan pra anestesi mencapai 100 %
2. kepatuhan pengisian formulir status fisiologis mencapai 100 %
3. kelengkapan pengisian formulir pasca anestesi dan sedasi mencapai 100 %
4. konversi tindakan dari lokal/regional ke general sebesar 0 %, dengan target pencapaian < 2%.
5. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra bedah sebesar 70,6 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %.
6. Kelengkapan pengisian formulir penandaan lokasi operasi sebesar 94,1 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %. Dari seluruh jumlah pasien 34 orang, 1 pasien tidak diberikan
tanggal oleh dr. Shelly, Sp. OG dan 1 pasien tidak diberikan tanggal oleh dr. Andy, sp. B
7. Kelengkapan pengisian formulir surgical safety checklist sebesar 91,2 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %. Dari seluruh jumlah pasien 34 orang, 2 pasien tidak dilakukan
tanda tangan di bagian surgical safety checklist oleh dr. Shelly, Sp. OG dan 1 pasien tidak
dilakukan tanda tangan oleh dr. Andy, sp. B
8. Diskrepansi diagnosa pre dan post operasi mencapai 0 % dengan target 0 %.

 Dari tabel diatas didapatkan bahwa bulan Maret :


1. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra sedasi dan pra anestesi mencapai 100 %
2. kepatuhan pengisian formulir status fisiologis mencapai 100 %
3. kelengkapan pengisian formulir pasca anestesi dan sedasi mencapai 100 %
4. konversi tindakan dari lokal/regional ke general sebesar 0 %, dengan target pencapaian < 2%.
5. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra bedah sebesar 96,8 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %.
6. Kelengkapan pengisian formulir penandaan lokasi operasi sebesar 96,8 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %.
7. Kelengkapan pengisian formulir surgical safety checklist sebesar 87,1 % dengan target
kelengkapan mencapai 100 %.
8. Diskrepansi diagnosa pre dan post operasi mencapai 0 % dengan target 0 %.

Total Presentase
No. Elemen Penilaian
Januari Februari Maret
Kelengkapan asesmen pra sedasi dan pra 100% 100% 100%
1.
anestesi
2. kepatuhan dalam mengisi status fisiologis 100% 100% 100%

kelengkapan proses pemulihan pasca anestesi 100% 100% 100%


3.
dan sedasi
konversi tindakan dari lokal/regional ke 2,2 % 0% 0%
4.
general
5. pelaksanaan asesmen pra bedah 68, 2 % 70,6 % 96,8 %

6. pelaksanaan penandaan lokasi operasi 100 % 94,1 % 96,8 %

7. pelaksanaan surgical safety checklist 97,8 % 91,2 % 87,1 %

8. diskrepansi diagnosis pre dan post operasi 0% 0% 0%


BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra sedasi dan pra anestesi triwulan pertama bulan
januari-maret tercapai sesuai target.
2. Kepatuhan pengisian formulir status fisiologis triwulan pertama bulan januari-maret tercapai
sesuai target.
3. kelengkapan pengisian formulir pasca anestesi dan sedasi triwulan pertama bulan januari-maret
tercapai sesuai target.
4. Konversi tindakan dari lokal/regional ke general triwulan pertama bulan januari-maret mengalami
peningkatan dengan berkurangnya kejadian konversi.
5. Kelengkapan pengisian formulir asesmen pra bedah triwulan pertama bulan januari-maret
mengalami peningkatan.
6. Kelengkapan pengisian formulir penandaan lokasi operasi triwulan pertama bulan januari-maret
mengalami naik turun pencapaiannya.
7. Kelengkapan pengisian formulir surgical safety checklist triwulan pertama bulan januari-maret
mengalami penurunan. Elemen ini perlu adanya evaluasi agar mencapai target yang sudah
ditentukan.
8. diskrepansi diagnosis pre dan post operasi triwulan pertama bulan januari-maret tercapai sesuai
target.

B. Saran
Dilakukan monitoring setiap bulan untuk menilai kepatuhan dalam melengkapi pengisian
formulir penandaan lokasi operasi dan Kelengkapan pengisian formulir surgical safety checklist.
Ditemukan hasil capaian tidak mencapai 100% maka akan dilakukan resosialisasi kepada dokter
operator dan Ruang Perawatan dalam memberikan penjelasan mengenai pengisian form penandaan
lokasi operasi dan pengisian form surgical safety checklist.

Jakarta, 2020
Direktur Rumah Sakit Umum Daerah
Tamansari

dr. Herni Lestyaningsih, MARS


NIP. 197503162006042018

Anda mungkin juga menyukai