25-49-1-SM
25-49-1-SM
INDONESIA
Oleh :
Yanti Sri Danarwati, SS., SE., MM.
Dosen STIA ASMI SOLO
ABSTRAK
I. Pendahuluan
Krisis yang terjadi sejak pertengahan tahun 1997 yang lalu telah
dilakukan pemerintah untuk meredam dampak negative dari krisis agar tidak
ke depan. Berbagai upaya ini perlu dipandang sebagai upaya bersama dari
seluruh rakyat Indonesia, termasuk didalamnya profesi yang ada, agar upaya
yang dijalankan dapat berhasil, dalam hubungan ini kita dapat sedikit
1
tingkat nilai tukar rupiah yang stabil, perkembangan suku bunga yang
krisis di Indonesia
saat ini.
sudah banyak pelajaran yang dapat kita peroleh baik itu dari perihal
pengalaman kita sendiri maupun pengalaman negara lain. Seperti juga yang
relative tingga dan kebijakan makro ekonomi yang berhati-hati pada 2 (dua)
perbankan. Dalam dua tahun yang lalu ketika krisis ekonomi terjadi, kita
2
melihat bahwa ekonomi Indonesia telah mengalami perubahan beberapa
hal :
kemampuan yang ada. Hal ini dapat diindikasikan antara lain oleh
dana luar negeri. Sebagai akibatnya, ketika nilai tukar rupiah terus
3
cenderung kurang efisien dan kurang memperhatikan prinsip-prinsip
asing ternyata memiliki eksposur yang besar dan hal ini rentan terhadap
4
mengakibatkan penurunan kualitas asset produktif dan peningkatan
(market discipline).
III. Pemulihan Perekonomian melalui Pemberdayaan Perbankan
sektor perbankan tetap berada dalam kesulitan yang parah. Untuk mengatasi
5
Dengan luasnya cakupan sasaran yang akan dicapai tersebut, strategi
penurunan atau depresiasi nilai mata uang lokal yang berlebihan yang
akan memiliki implikasi sangat luas, tidak hanya terhadap tingkat inflasi
lainnya.
datang.
juga bertumpu pada hal yang sama. Namun demikian upaya penyehatan dan
6
pemberdaysan sektor perbankan telah menyita perhatian yang jauh lebih
besar khususnya dalam dua tahun terakhir ini, tidak hanya dari segi waktu
dan tenaga yang dicurahkan tetapi juga dari segi biaya yang dikeluarkan.
Hal ini karena krisis yang dialami oleh sektor perbankan bagitu mendalam,
tidak hanya terjadi tingkat individual bank tetapi telah merupakan krisis
untuk mendorong pertumbuhan ekonomi dan penurunan laju inflasi. Hal ini
7
beberapa aspek :
dari tiga buah test yang sangat ketat meliputi kondisi keuangan,
integritas pemilik dan manajemen, serta rencana kerja untuk tiga tahun;
persyaratan sebagai pemilik dan pengurus yang baik (tidak fit and
proper);
direkapitalisasi.
8
restrukturisasi kredit bulan November 1998 dan berlaku bagi bank-bank
pemerintah yang ada waktu ini berlaku dan akan berakir pada bulan Januari
2000. Sarana lain adalah perkembangan bank syari’ah, yang pada dirinya
dapat diharapkan mempunyai daya tahan yang lebih baik menghadapi masa-
masa krisis, dan secara system dapat memperkuat system perbankan secara
pengalaman selama krisis ekonomi ini memberikan suatu pelajaran bagi kita
bahwa prinsip risk sharing (berbagai resiko) atau profit and loss sharing
hasil atau berbagi resiko antara pemilik dana dan pengguna dana sudah
diperjanjikan secara jelas dari awal, sehingga jika terjadi kesulitan usaha
9
otomatis ditanggung bersama oleh pemilik dana dan pengguna dana.
Dengan demikian kesulitan ekonomi akan relative lebih ringan terasa oleh
adalah mengubah cara kerja pengawasan bank yang selama ini bertindak
sebagai
pemeriksaan bank yang selama ini dilakukan 2 tahun sekali, akan menjadi
lebih sering dilaksanakan dengan melihat pada resiko yang dihadapi oleh
tersebut berjalan simultan, dan harus sudah selesai sekitar tahun 2001.
tinggi.
system perbankan kita saat ini tidak hanya menyangkut upaya mempercepat
10
bank (financial restructuring), tetapi juga perbaikan aspek operasional yang
struktur kelembagaan, exit dan entry, daya kompetisi dan pengawasan yang
individual bank pada kondisi yang lebih baik dan sekaligus dapat
‘bud assets’ kepada Aset Manajemen Unit (AMU) dan disisi liability,
11
penyehatan akan memberikan perhatian besar terhadap usaha meningkatkan
(cost of
fund).
jumlah besar. Dana tersebut dapat datang dari sektor swasta dan dari
pemodal domestik maupun pemodal asing. Yang paling baik adalah dari
krisis ekonomi, hal yang ideal ini sulit dicapai karena sektor swasta nasional
perbankan, baik melalui disisi aktiva maupun pasiva, perlu disertai dengan
sektor riil.
yaitu :
12
bank yang sustainable. Dengan laju inflasi yang rendah, disertai oleh
nilai tukar yang stabil, suku bunga dapat diharapkan untuk terus turun
bank
perbankan.
13
Hal ini dilakukan antara lain melalui penciptaan system insentif yang
V. Penutup
perbankan. Hal ini penting bukan hanya karena fungsi perbankan sebagai
media intermediasi atau penyalur dana dari pemilik dana kepada pemakai
fungsi lainya dari perbankan yang sangat fital artinya bagi kehidupan
modern, yaitu : (I) fungsinya sebagai bagian yang pokok dari system
14
perbankan, serta lingkungan ekternal yang mendukung keseluruahan
operasionalnya.
kelangsungan hidup dari bank yang solvable dan prifitabel sangatlah terkait
riil; (ii) lingkungan makroekonomi yang stabil; (iii) political will yang kuat
dan kompetisi sektor riil; serta professionalitas banker dan pengawasan dan
menjanjikan, dengan laju inflasi yang rendah, nilai tukar yang stabil, dan
suku bunga yang semakin turun. Dunia usaha pun sudah menampakkan
15
dan harus tetap bekerja keras sehingga ekonomi ini betul-betul keluar dari
DAFTAR PUSTAKA
Andrew Sheng : Bank Restrukturing Lessons from the 1980’s, hal 46-48
The Asian Crisis : Causes and Cures, Finance and Development, Volume 35,
No.2, June 1998
16