Anda di halaman 1dari 4

BAB II

PEMBAHASAN
2.1 KARAKTERISTIK SISTEM PENGENDALIAN MANAJEMEN
2.1.1 Konsep-konsep Dasar
Sistem adalah sekelompok komponen yang masing-masing saling menunjang-saling
berhubungan maupun tidak yang keseluruhannya merupakan sebuah kesatuan.
Ada dua bentuk sistem yaitu:
1.Sistem formal
 Sistem ini memungkinkan pendelegasian wewenang yang akan memperjelas struktur,
kebijakan dan prosedur yang harus diikuti oleh anggota organisasi
2.Sistem informal
 System ini lebih berdimensi pada hubungan antar pribadi yang tidak ditunjukkan dalam
struktur formal.
a) Pengendalian
Pengendalian adalah proses untuk membuat sebuah organisasi mencapai tujuannya.
Elemen-elemen pengendalian yaitu:
1. Detector atau Sensor merupakan suatu perangkat yang mengukur apa yang sesungguhnya
terjadi dalam proses yang sedang di kendalikan.
2. Komunikator merupakan suatu perangkat yang menyampaikan:
 hasil observasi kepada pengambil keputusan dan
 keputusan kepada effector (pengubah).
3. Assessor (pembanding) merupakan suatu perangkat yang menjadi acuan untuk menilai
hasil observasi.
4. Effector (pengubah) merupakan suatu perangkat yang digunakan untuk mengubah
keadaan yang diperoleh dari assessor.
PENGENDALI

Hubungan antara berbagai elemen pengendalian

Sensor Pembanding Pengubah

Obyek yang Dikendalikan

Gambar 1.1. Hubungan antara berbagai elemen pengendalian

b) Manajemen
Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, kepemimpinan, dan
pengendalian pekerjaan anggota organisasi, serta pengendalian sumber daya organisasi
untuk mencapai tujuan organisasi.
Manajemenadalah seni untuk mengajak orang lain mencapai sebuah tujuan.
2.1.2 Batasan Pengendalian Manajemen
Pengendalian manajemen adalah semua usaha untuk menjamin bahwa sumber daya
perusahaan digunakan secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan perusahaan.
Pengendalian manajemen dapat didefinisikan sebagai proses untuk mempengaruhi oran lain
dalam sebuah perusahaan agar secara efektif dan efisien mencapai tujuan organisasi.
Penentuan tujuan organisasi dan strategi untuk mencapai tujuan organisasi dilakukan
dalam suatu proses yang dinamakan perencanaan strategis. Perencanaan strategis tidak dapat
lepas dari lingkungan organisasi, oleh karena itu perencanaan stategis dapat juga dikatakan
sebagai reaksi perusahaan terhadap lingkungan. Lingkungan perusahaan adalah karyawan,
pemegang saham, pesaing, pelanggan, pemasok, lembaga keuangan, pemerintah, dan
masyarakat. Selain memerlukan pengendalian manajemen, untuk mencapai tujuan organisasi
diperlukan pengendalian yang lain yaitu pengendalian tugas adalah proses untuk menjamin
bahwa sebuah pekerjaan dilakukan dengan cara yang efektif dan efisien.
2.1.3 Sistem Pengendalian Manajemen
Sistem pengendalian manajemen adalah sebuah sistem yang terdiri dari beberapa anak
sistem yang saling berkaitan, yaitu: pemrograman, penganggaran, akuntansi, pelaporan, dan
pertanggungjawaban untuk membantu manajemen mempengaruhi
orang lain dalam sebuah organisasi, agar mau mencapai tujuan perusahaan melalui strategi
tertentu secara efektif dan efisien.
Anak Sistem dari Sistem Pengendalian Manajemen, terdiri dari:
1. Proses pengendalian manajemen.
meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
a) Pemrograman adalah proses penentuan program-program utama yang akan dilaksanakan
organisasi dalam rangka mengimplementasikan strategi, dan memperkirakan jumlah
sumber daya yang akan dialokasikan untuk tiap-tiap program jangka panjang.
b) Penganggaranadalah proses pengoperasioanalan rencana dalam unit moneter untuk kurun
waktu tertentu.
c) Pelaksanaan adalah proses pelaksanaan program atau sebagian program yang telah
dioperasionalkan dalam anggaran oleh manajer yang bertanggunjawab. Manajer harus
membuat laporan pertanggungjawaban pelaksanaan program yang menginformasikan
tentang anggaran dan realisasinya.
d) Evaluasi kinerja adalah proses membandingkan antara anggaran dengan realisasi. Prestasi
kerja manajer yang bertanggungjawab dilihat dari efisien dan efektif tidaknya
pelaksanaan program yang menjadi tanggungjawabnya.
2. Pertanggungjawaban (termasuk di dalamnya akuntansi dan pelaporan) merupakan
struktur dari sistem pengendalian manajemen.
2.1.4 Teori Kontijensi Desain Organisasi
A. Teori Pengendalian Kontinjensi
Teori kontinjensi berargumen bahwa desain dan sistem pengendalian adalah
tergantung pada konteks organisasi di mana pengendalian tersebut dilaksanakan
(Fisher, 1998). Sedangkan Otley (1991) beragumen bahwa teori akuntansi
manajemen merupakan usaha untuk mengidentifikasi sistem pengendalian
berbasis akuntansi yang paling sesuai untuk semua kondisi. Dalam prinsip
akuntansi manajemen akan selalu berusaha mengadopsi sistemnya untuk lebih
berguna dalam kondisi tertentu. Oleh karena itu usaha untuk mengidentifikasi
variabel kontinjensi yang paling penting dan menduga efeknya terhadap desain
sistem pengendalian sangat diperlukan. Hubungan yang lebih baik antara sistem
pengendalian dengan variabel kontinjensi diduga akan meningkatkan kinerja
organisasiTeori kontinjensi dalam pengendalian manajemen muncul dari adanya
sebuah asumsi dasar peningkatan universal. Bahwasanya sebuah sistem
pengendalian manajemen dapat diterapkan pada seluruh perusahaan di berbagai
kondisi. Pendekatan universal ini muncul sebagai akibat dari adanya
perkembangan dalam pendekatan manajemen ilmiah, yang memiliki tujuan untuk
mencari formulasi terbaik dalam proses produksi suatu perusahaan. Sebuah sistem
pengendalian manajemen pada kenyataannya juga dapat diaplikasikan untuk
beberapa perusahaan yang mempunyai karakteristik dan skala usaha yang hampir
sama. Berangkat dari kenyataan itu, maka sebuah teori kontinjensi dalam
pengendalian manajemen terletak di antara dua ekstrim yaitu:
1. berdasarkan teori kontinjensi maka pengendalian manajemen akan bersifat
situation specific model atau sebuah model pengendalian yang tepat akan sangat
dipengaruhi oleh situasi yang dihadapi,
2. ekstrim kedua adalah adanya kenyataan bahwa sebuah sistem pengendalian
manajemen masih dapat digeneralisir untuk dapat diterapkan pada beberapa
perusahaan yang berbeda-beda.
……

Anda mungkin juga menyukai