Anda di halaman 1dari 4

Kasus Luka Bakar

An. MN Laki–laki usia 1 tahun datang ke IGD pada 2 Agustus 2020 jam 16.00 setelah
mengalami luka bakar pada daerah muka dan dada. Ibu pasien menceritakan bahwa pada
saat memasak air di dapur, kemudian ditinggalkan ke kamar mandi untuk BAK. Pasien yang
rasa ingin tahunya tinggi, merangkak mencari ibunya di dapur. Kemudian pasien mencoba
menggapai tatakan kompor untuk berdiri, karena kompor tersenggol kemudian air di panci
tersiram ke muka dan dadanya. kemudian pasien menangis dengan keras, ibunya datang
dan mencoba memberikan pertolongan pertama dengan menyiramkan air di kamar mandi.
Setelah itu pasien dibawa ke IGD RSSA untuk mendapatkan pertolongan lebih lanjut. Pada
saat dilakukan pemerikaan pasien menangis karena nyeri pada daerah muka dan dada
(15%), luka bakar grade 2A, skala wong baker : 6 – 8. Pada saat dilakukan anamnesa lebih
lanjut Ibu pasien mengatakan pasien tidak memiliki riwayat alergi selama di rumah. Pasien
belum pernah mendapatkan/ mengkonsumsi obat-obatan. Pasien belum pernah mengalami
kejadian luka bakar sebelumnya. Pasien terakhir makan bubur dan sayur pada siang hari
jam 13.25 sebelum kejadian. Ibu pasien mengatakan anaknya tidak pernah mengalami
kejadian luka bakar seperti sekarang ini. Ibu pasien juga mengatakan anaknya pernah sakit
batuk pilek beberapa bulan yang lalu. Pada pemeriksaan fisik ditemukan data airway paten,
tidak ada sumbatan jalan nafas, nafas spontan, RR 16 – 18 x/mnt, akral hangat, nadi kuat,
HR 110 – 115 x/mnt, Tax 37’C. Sat O2 98 – 99%. Compusmentis, GCS 4/5/6. Terdapat
luka bakar superficial mid dermal e.c air panas pada regio : wajah 5%, Thoracoabdominal
7%, Back region 3%. kepala dan wajah terdapat luka bakar grade 2A 5%, persebaran
rambut merata. Mata simetris, terdapat luka bakar superfisial pada kelopak mata kiri, fungsi
penglihatan baik. Telinga simetris, bersih, tidak terdapat luka. Hidung. terdapat luka bakar
superfisial, terpasang NGT. Mulut terdapat luka bakar superfisial di sekitar area mulut. Leher
simetris, JVD (-), tidak terdapat luka. Dada terdapat luka bakar superficial thoracoabdominal
7% dan back region 3%. Jantung : simetris, reaksi dinding dada (-), ictus cordis tampak
cordis di ICS 5 midclavicula, Nadi 110 – 115 x/mnt. S1 terdengar tunggal regular di ICS 4
parasternal sinistra dan ICS 5 midclavicula sinistra, S2 terdengar tunggal regular di ICS 2
parasternal. Paru : simetris, tidak ada retraksi dada. RR 16 - 18 x/menit, palpasi : tidak ada
nyeri tekan pada lapang paru, perkusi: sonor, wheezing dan ronchi tidak ada disemua
lapang parru. Perut dan pinggangterdapat luka bakar superficial 7%. Pelvis dan perineum
tidak terdapat luka. Ekstremitas atas simetris, tidak terdapat luka, bawah simetris, tidak
terdapat luka. Posterior surface terdapat luka bakar superfisial 3% pada punggung atas
Therapi
1. Debridement
2. Pasang akses vena sentral : terpasang CVC pada paha kanan, IVFD RL ( hitungan
terlampir)
3. Injeksi Ranitidin 2 x 10 mg
Injeksi santagesic 3 x 200 mg
4. Pemasangan NGT
5. Resusitasi cairan
 BB 11 Kg
a) Kebutuhan faali
11 Kg = 10 Kg + 1 Kg
= 10 (100) + 1 (50)
= 1050 cc
b) Kebutuhan cairan
3 cc x LLB x BB + Keb faali
3 x 15% x 11 + 1050 = 1545 cc
c) EWL
LLB x 25 % x BSA = 15 % x 25 % x 0,5 = 240 cc

Jadi total kebutuhan cairan resusitasi  1545 + 240 = 1785 dibulatkan menjadi
1800 cc.
pada 24 jam I = 50% dalam 8 jam  1800 : 2 = 900 cc/ 8jam  112,5 cc/jam
= 50% dalam 16 jam  900 cc/16 jam  56,25 cc/jam
pada 24 jam II = diberikan cairan dengan jumlah (keb faali + EWL)
= 1050 + 240  1290 dibulatkan menjadi 1300 cc/24 jam

6. Pemeriksaan laboratorium
Lab darah :
R. Pemeriksaan Hasil Nilai Normal
Hb 12,80 g/dl 11,4 – 15,7
Eritrosit 4,94 106/ʮL 4,0 – 5,0
Leukosit 9,30 103/ ʮL 4,3 – 10,3
Hematokrit 40,10 % 38 – 42
Trombosit 247 103/ ʮL 142 – 424
MCV 81,30 fL 80 – 93
MCH 28,80 pg 27 – 31
MCHC 35,50 g/dL 32 – 36
RDW 12,70 % 11,5 – 14,5
PDW 8,0 9 – 13
MPV 8,4 7,2 – 11,1
P-LCR 24,8 15,0 – 25,0
PCT 0,23 0,150 – 0,400
Hitung Jenis
Eosinofil 0,0 % 0–4
Basofil 0,1 % 0–1
Neutrofil 74,9 % 51 – 67
Limfosit 5,2 % 25 – 33
Monosit 9,8 % 2–5
Immature Granu 0,30 103/ ʮL
Immature Granu % 0,05 %
Lain-lain
Serum elektrolit
Natrium 130 mmol/L 136-145
Kalium 3,98 mmol/L 3,5-5,0
Klorida 105 mmol/L 98-106
FAAL HATI
Albumin 3,3 g/dL 3,5-5,5
AST/SGOT 27 U/L 0-32
ALT/SGPT 25 U/L 0-33

Setelah dilakuakn tindakan didapatkan data :


S: Pasien masih menangis
Ibu pasien mengatakan anaknya sudah tidak demam
O:
- Luka bakar superfisial grade 2A 15%
- debridement (+)
- Skor Wong Baker 4 – 6
- Injeksi Moket continuous 1 cc/jam
- HR 110 - 115 x/mnt
- RR 16 - 18 x/mnt
- Tax 36.3’C
- Leukosit 9,3

A: Masalah teratasi sebagian


P:
- Memonitor tanda-tanda infeksi
- Melakukan perubahan posisi setiap 2 jam
- Melakukan tehnik steril dalam perawatan luka
- Mengidentifikasi respon nyeri non verbal
- Memonitor efek samping penggunaan analgetik
- Melibatkan ortu untuk bonding
- Menganjurkan ibu pasien untuk tetap memberikan ASI kepada
- Memonitor tanda dan gejala infeksi local sistemik
- Melakukan rawat luka dengan tehnik steril
- Mengajarkan ortu tentang hand hygiene
- Menganjurkan ibu pasien untuk tetap memberikan ASI kepada pasien

Selanjutnya pada tanggal 2 agustus 2020 jam 12.00 WIB pasien dirawat di burn care
dengan diagnosa medis Superficial mid dermal burn injury, dengan terapi melanjutkan
diatas.

Anjuran
Tetap berikan ASI ad lib
Ortu selalu menjaga kebersihan dan hand hygiene

Anda mungkin juga menyukai