Fitokimia 1
Fitokimia 1
1. Terlambat maksimal….
SILABI FITOKIMIA
Senyawa fitokimia tidak termasuk kedalam zat gizi karena bukan berupa
karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral maupun air.
Jadi apakah fitokimia itu? Setiap tumbuhan atau tanaman mengandung sejenis
zat yang disebut fito kimia, merupakan zat kimia alami yang terdapat di dalam
tumbuhan dan dapat memberikan rasa, aroma atau warna pada tumbuhan itu
Kandungan kimia dari tumbuhan atau fitokimia adalah merupakan senyawa-
senyawa metabolit sekunder karena merupakan hasil lanjutan dari proses
biosintesa pada suatu tumbuhan.
pada tahun terakhir ini fitokimia atau kimia tumbuhan telah berkembang
menjadi satu disiplin ilmu tersendiri, berada diantara kimia organik bahan
alam dan biokimia tumbuhan, serta berkaitan dengan keduanya.
Uji fitokimia yang sering dilakukan yaitu uji polifenol, kuinon, alkaloid, triterpenoid,
steroid, saponin dan flavonoid.
Menurut harbone (1987) fitokimia adalah suatu teknik analisa kandungan kimia
didalam tumbuhan. Analisis ini bersifat kualitatif sehingga data yang dihasilkan
adalah data kualitatif.
Oleh karena itu dengan metode fitokimia dapat diketahui secara kualitatif kandungan
kimia dalam suatu jenis tumbuhan atau sering disebut dengan istilah skrining
fitokimia
Metode Fitokimia
1. Metode ekstraksi
2. Metode pemisahan
3. Metode pemurnian
4. Metode identifikasi
5. Analisis hasil
Metode ekstraksi
Ekstraksi atau penyarian adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut dari
bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
Simplisia yang disari mengandung zat aktif yang dapat larut dan zat yang tidak
dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dll.
Faktor yang mempengaruhi kecepatan penyarian adalah kecepatan difusi zat
yang larut melalui lapisan-lapisan batas antara cairan penyari dengan bahan
yang mengandung zat tresebut.
Proses penyarian dapat dibagi menjadi :
1. Pembuatan serbuk
butir-butir halus dari serbuk akan membentuk suspensi yang sulit dipisahkan
dengan hasil penyarian.
Serbuk yang terlalu halus, dinding selnya mudah pecah sehingga semua zat
baik zat yang diinginkan maupun yang tidak diinginkan ikut terlarut semua ke dalam
penyarian.
2. Pembasahan
Dinding sel tumbuhan terdiri dari selulosa. Serabut selulosa pada simplisia
segar dikelilingi oleh air. Jika simplisia tersebut dikeringkan, lapisan air
menguap sehingga terjadi pengerutan dan terbentuk pori-pori udara.
Jika serbuk simplisia tersebut dibasahi dengan cairan penyari, maka ruang
pori-pori udara akan diisi oleh cairan penyari yang selanjutnya penyari akan
melarutkan zat-zat dalam simplisia tersebut.
3. Penyarian
Penguapan adalah proses terbentuknya uap dari permukaan cairan, sehingga sari
yang tadinya berupa cairan akan berubah kekentalannya.
Oleh karena itu, ekstrak awal perlu dipisahkan ke dalam fraksi yang memiliki polaritas
dan ukuran molekul yang sama.
Jumlah dan senyawa yang dapat dipisahkan menjadi fraksi berbeda beda
tergantung pada jenis tumbuhan.
Fraksinasi dapat dilakukan dengan metode ektraksi cair-cair atau dengan
kromatografi cair vakum (KCV), kromatografi kolom (KK), size-exclution
chromatography (SEC), solid-phase extraction (SPE)
Corong pemisah atau corong pisah adalah peralatan laboratorium yang digunakan
dalam ekstraksi cair-cair untuk memisahkan komponen-komponen dalam suatu
campuran antara dua fase pelarut dengan massa jenis berbeda yang tak tercampur.
Umumnya salah satu fase berupa larutan air dan yang lainnya berupa pelarut
organik lipofilik seperti eter, diklorometan, kloroform, etil asetat, heksan dll.
Kebanyakan pelarut organik berada di atas fase air keculai pelarut yang memiliki
atom dari unsur halogen
Gambar corong pisah
Gambar kromatografi kolom
Contoh skema fraksinasi
10 gram ekstrak
Fraksi kental n-
Heksan Fraksi kental etil Fraksi kental air
asetat
Pemisahan dan identifikasi kandungan kimia
tumbuhan
Pemisahan
Pemisahan merupakan suatu cara yang dilakukan untuk memisahkan atau memurnikan
suatu senyawa dari suatu bahan.
Pada prinsipnya pemisahan dilakukan untuk memisahkan dua zat atau lebih yang saling
bercampur.. Sedangkan pemurnian dilakukan untuk medapatkan zat murni dari suatu zat
yang tela tercemar ole zat lain.
Zat atau materi dapat dipisah dari campurannya karena campuran tersebut memiliki
perbedaan sifat itulah yang mendasari pemisahan campuran atau dasar pemisahan.
Isolasi atau pemisahan senyawa dalam simplisia dapat dilakukan dengan
menggunakan salah satu dari empat teknik kromatografi atau gabungan
dari teknik tersebut.
Keempat teknik kromatografi tersebut adalah :
Kromatografi kertas (KKt)
Kromatografi lapis tipis (KLT)
Kromatografi gas cair (KCG)
Kromatografi cair kinerja tinggi (KCKT)
Kromatografi kertas (KKt)
KKt dapat digunakan terutama bagi kandungan tumbuhan yang mudah larut
dalam air seperti karbohidrat, asam amino, basa asam nukleat, asam organik dan
senyawa fenolat
Keuntungan KKt : Mudah dan sederhana dalam pengerjaan hanya perlu kertas
saring sbg media pemisahan dan penyangga. Biasanya digunakan kertas saring
Whatman No.1
Untuk sekala besar dapat diberi lembaran kertas saring kromatografi yang tebal
(Whatman No 3) dan kerttas ini dapat menampung beberapa mg senyawa per
lembar .
Pada KKt senyawa biasanya dideteksi sebagai bercak berwarna atau bercak
berfluorosensi –UV setelah direaksikan dengan pereaksi
Kromatografi lapis tipis (KLT)
2. Kecepatan
Disebabkan oleh sifat penyerap yang lebih padat bila disaputkan pada pelat dan
merupakan keuntungan bila menelaah senyawa yang labil
3. Kepekaan
Dapat memisahkan bahan yang jumlahnya lebih sedikit dari ukuran µg
Pelat yang digunakan dalam KLT dapat mengandung indikator fluorosensi atau
tidak .
Pada saat akan melakukan KLT, bejana / chamber harus dijenuhkan lebih dulu
dengan eluen. Proses penjenuhan dibantu dengan kertas saring.
Fase diam berupa cairan dengan titik didih tinggi (tidak mudah menguap) yang
terikat pada zat padat penunjangnya
5. Pemakaian fase cair memungkinkan kita memilih dari sejumlah fase diam yang
sangat beragam yang akan memisahkan hampir segala macam campuran.
·
Kekurangan :
3. Fase gas dibandingkan sebagian besar fase cair tidak bersifat reaktif
terhadap fase diam dan zat terlarut.
Adapun pemurnian senyawa organik padat dapat
dilakukan dengan :
rekristalisasi dengan pelarut yang didasarkan pada prinsip kelarutan.
Zat-zat yang direkristalisasi dilarutkan dalam pelarut pada suhu tinggi,
dihilangkan pengotornya, disaring untuk menghilangkan residu yang tak
larut dan didinginkan. Kristal yang terbentuk kemudian disaring pada
tekanan rendah, dicuci dan dikeringkan (McKee, 1997). Pemilihan pelarut
merupakan hal yang penting dalam rekristalisasi. Kriteria pelarut yang baik
untuk rekristalisasi adalah mudah melarutkan senyawa yang
dimurnikan pada suhu tinggi dan sulit melarutkan pada suhu rendah,
menghasilkan kristal dengan baik dari senyawa yang dimurnikan, mudah
dipisahkan dari senyawa yang dimurnikan (memiliki titik didih yang relatif
rendah) dan tidak bereaksi dengan senyawa yang dimurnikan(Vogel, 1989).
Titik leleh merupakan salah satu sifat fisik padatan yang dapat digunakan
untuk menguji kemurniannya.Penentuan titik leleh ditentukan dari
pengamatan trayek lelehannya, dimulai saat terjadinya pelelehan,transisi
padat-cair, sampai seluruh padatan mencair. Senyawa organik murni
umumnya memiliki titik leleh yang tajam, yaitu
rentang titik leleh tidak melebihi sekitar 0,5oC (Vishnoi, 1996). Pengotor
dalam jumlah sedikit dapat memperlebar trayek titik leleh dan menyebabkan
suhu awal terjadinya pelelehan lebih rendah atau tinggi dari pada titik leleh
senyawa murninya (Sudjadi, 1988).
Kromatografi kolom merupakan metode kromatografi klasik yang masih
banyak digunakan.
Kromatografi kolom digunakan untuk memisahkan senyawa-senyawa dalam
jumlah yang banyak berdasarkan daya adsorpsi dan partisi.
Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel, alumina, selulosa dan
karbon aktif.
Fasa gerak (eluen) pada kromatografi kolommelalui fasa diam (adsorben)
yang berada dalam kolom, sehingga campuran akan terpisah membentuk
pita-pita karena perbedaan sifat kepolaran (Gritter, 1991).
Kromatografi lapis tipis (KLT) merupakan proses pemisahan dan
pemurnian yang didasarkan pada perbedaan adsorpsi dan daya partisi serta
kelarutan dari komponen-komponen kimia yang bergerak mengikuti
kepolaran eluen.
Adsorben yang umum digunakan adalah silika gel dan alumina. Sedangkan
partisi adalah kelarutan tiap-tiap komponen kimia dalam cairan pengelusi
(eluen) dimana arah gerakannya disebabkan oleh interaksi komponen
dengan eluen sehingga komponen kimia dapat bergerak dengan kecepatan
yang berbeda-beda dan menyebabkan terjadinya pemisahan
et al.
(Hostettmann , 1995).
Caranya :
2. Plat selanjutnya dielusi dalam suatu bejana yang berisi sistem pelarut yang
jenuh dengan uap eluen.
5. Kemurnian senyawa dapat diketahui dari bentuk noda pada plat, jika noda
yang tampak berupa noda tunggal, maka senyawa tersebut sudah tidak
bercampur dengan senyawa lainnya.
Uji kemurnian dengan metode ini harus dilakukan pada berbagai eluen yang
berbeda (Poole dan Salwa, 1991).
Identifikasi kandungan kimia tumbuhan
Pada identifikasi suatu kandungan kimia tumbuhan, Setelah kandungan
senyawa-senyawa kimia tumbuhan tsb diisolasi dan dimurnikan , pertama-
tama harus di tentukan dulu golongannya kemudian baru ditentukan jenis
senyawanya.
Tabel Ciri geser kimia resonansi megnet inti proton berbagai golongan senyawa tumbuhan